Day 2
Sebelum jam 6 pagi, kami sudah bersiap mencari sunrise. Keluar kamar saja sudah keliatan semburat fajar dari antara awan.
Kami pun ke jetty belakang tempat liat hiu. Di situ ada satu tamu bule yang memberi tahu kami bahwa kami terlambat jika ingin melihat shark feeding. Harus datang lebih pagi, sebelum jam 5.30 dan kita bisa melihat sekitar 10 hiu yang berkumpul di permukaan laut. Ok, kalo begitu, besok pagi di hari terakhir, kami akan mengikuti saran dia.
Walau begitu, kami masih bisa melihat sekitar 1-3 hiu dan beragam ikan2 cantik yang berenang di situ. Karena airnya bening dan lautnya dangkal, maka kami bisa melihat semua ikan tadi dengan mata telanjang. Tinggal nongkrong saja dari dermaga, dan kita bisa melihat apa yang terjadi di bawah permukaan air. Sangat menyenangkan !
Kami menyusuri pantai resort untuk menikmati suasana sepi pagi ini. Boleh lah kami bermain2 di pantai yang berpasir putih dan sangat lembut itu.
Pagi hari memang cocok buat foto2 karena rata2 tamu belum bangun dan aktivitas resort juga belum dimulai. Kami pun berjalan kaki mengitari pulau, dari jetty belakang ke jetty depan dekat front office dan restaurant.
Dari situ kami terus jalan ke arah cocktail bar. Semua kursi dalam keadaan tertumpuk, jadi dermaga nya kosong.
Kembali ke kamar untuk menikmati pagi hari di water villa. Kan sudah minta diantar breakfastnya pagi ini, jadi kami tidak perlu pergi ke restaurant. Betul saja, seorang waiter mengantarkan baki pertamanya dan kami harus menunggu sekitar 15 menit lagi untuk baki kedua. Ga muat rupanya pesanan kami di 1 baki. Padahal jumlah dan macamnya tidak banyak, bakinya berarti yang kekecilan 🙂
Untuk breakfast yang di kamar, tidak bisa all you can eat seperti di restaurant. Menu breakfastnya adalah American breakfast. Isinya roti, sosis, ham, telur, kopi, hot chocolate, dan juice buah asli (nanas, semangka, jeruk). Aduh, ini salah satu breakfast terbaik kami. Soalnya dinikmati dengan memandang laut lepas. Moment ini mengingatkan kami pada moment breakfast kami di Gili Nanggu, Lombok. Bisa baca ceritanya di trip Lombok.
Sambil menikmati breakfast, boleh juga nih Jeff sambil nyemplung2 snorkeling di sekitar water villa. Mumpung airnya tenang di pagi hari dan cuaca cerah. Warna air lautnya tuh hijau menggoda sekali… bening banget lagi. Wah, ketemu ikan2 lucu dan cantik… Diana juga ikutan nyemplung deh jadinya.
Oke, kagok lah. Ayo kita sekarang snorkeling ke area jetty belakang yang katanya bagus banget buat snorkeling. Selain kami, banyak juga tamu lain yang snorkeling di area ini. Adaaran Club Rannalhi memang memiliki lokasi snorkeling yang bagus berdasarkan review resort2 yang ada di Maldives. Walau begitu, ga semua tamu pada snorkeling. Ada yang jemuran, jemuran sambil baca buku, ngobrol dan apapun yang bikin mereka bisa menikmati liburan mereka. Di sepanjang pantai resort, disediakan banyak kursi malas panjang sehingga orang bisa bersantai2. Ada juga net voli pantai dan gawang untuk main bola di pantai.
Oya, pihak resort sudah menyediakan free life jacket untuk semua tamu nya. Jadi kami selalu pakai life jacket selama snorkeling. Di sepanjang garis pantai banyak papan peringatan bertuliskan : “swim at your own risk” alias tanggung jawab sendiri jika hanyut, karena tidak ada life guard di sini.
Jam 9 pagi, air lautnya masih tenang dan sinar matahari menembus permukaan air. Jadi visibility nya bagus. Ga perlu jauh2 dari pantai sudah banyak sekali ikan yang berenang dengan senangnya di sekitar kami. Macamnya ? Puluhan sampai kami juga pusing sendiri mana yang sudah kami lihat dan mana yang belum.
Under water camera kami pun segera membantu mengabadikan moment berharga ini. Awal2 kami sempat kesulitan jadi asal ceprat-cepret saja dulu. Maklum baru pertama kali nih motret di dalam laut. Repot juga nih ternyata snorkeling sambil bawa camera. Mesti hati-hati, jangan sampai cameranya terlepas dari tangan.
Ada ikan yang senang difoto sehingga dia berenang dengan santainya di depan kamera kami, tapi ada juga ikan yang harus kami kejar2 dulu. Keren2 memang ikannya, baik dari segi bentuk dan warna. Belum lagi karang2nya yang cantik. Hati-hati ya, jangan sampai kita memegang/merusak koralnya. Karena ada koral yang tumbuh tidak lebih dalam dari 1 meter dari permukaan air laut. Makanya ikan-ikan juga banyak yang berenang di permukaan air.
Ternyata dari dataran yang dangkal ini tiba-tiba sejajar dengan ujung jetty adalah dataran yang mendadak sangat dalam. Seperti palung laut. Hal ini juga terlihat dari atas dengan airnya yang berwarna lebih gelap. Makanya kita akan merasakan percampuran air dingin (laut dalam) dan hangat (laut dangkal) serta perbedaan ikan laut dalam serta laut dangkal. Ikan laut dalam lebih besar-besar dan warnanya tidak semenarik yang laut dangkal.
Duh senangnya bisa menikmari dunia bawah laut dengan ikan2 yang cantik2 ini. Bahkan Diana sempat melihat morray (belut laut) dan Jeff sempat melihat stingray. Tidak terlihat bulu babi maupun bintang laut yang biasanya terdapat di laut Indonesia.
Di sini ada ikan yang harus diwaspadai, salah satunya trigger fish. Kalo pas musim bertelur dan dia merasa terancam, dia bisa menyerang manusia. Di front office hal itu sudah dipasang di papan pengumuman. Jadi kami bisa langsung waspada kalo melihat ikan tersebut.
Justru hiu yang biasa ada di sini termasuk yang tidak ganas dan tidak menyerang manusia. Mereka tidak terlihat di siang hari, karena mereka berenang ke laut yang lebih dalam. Tapi kalau pun ketemu, ga papa juga sih, asal kita jaga jarak saja.
Setelah bersenang2 snorkeling, kami sempat duduk2 selonjor di pasir pinggir pantai. Setengah badan kami ada di dalam air. Ternyata banyak ikan-ikan kecil menghampiri kami dan mendekati kaki kami. Lucu ya.. dikira ada benda baru apa kali nih.
Tak terasa hampir 3 jam kami snorkeling dan main air di sekitar jetty belakang. Seru banget. Ya, kami sangat menikmati kebersamaan di antara kami berdua. Liburan itu ya melepas segala kepenatan dan kembali jadi anak kecil yang suka bermain dan tertawa, hahaha… Kelewat deh jam snack pagi. Ya udah biarin, ntar langsung lunch saja deh.
Sampe kamar, tergoda lagi dong buat terusin snorkeling. Ikannya udah beda lagi nih kayanya sama yang tadi pagi. Lucunya saat snorkeling, kami bisa berenang melintasi bawah glass floor kamar lain. Jadi kalo tiba-tiba di kamar itu ada tamu yang liat kami di bawah glass floor nya disangka ada ikan raksasa lewat, hihi..
Terumbu karang di sekitar water villa cukup menyedihkan. Banyak yang hancur karena terinjak2. Oleh karenanya, tidak terlalu banyak ikan yang berenang dibandingkan di jetty belakang. Tapi ada yang senang di sini dan spesiesnya tidak ada di jetty belakang. Seru juga jadinya.
Kami sempat melihat 2 hiu nyasar di dekat water villa kami. Itupun karena ‘tetangga’ sebelah yang teriak. Diana juga sempat ketemu sejenis ikan bulat pipih besar sendirian. Yang ada Diana dan ikan itu sama2 saling menatap bingung. Rupanya ikan itu nyasar juga tuh, haha..
Siang ini kami lunch di restaurant. Ternyata tamu yang lunch tidak sebanyak kalo dinner. Mungkin mereka punya aktivitas lain. Justru yang bergabung adalah tamu2 yang baru saja check in. Terus terang, lidah kami kurang cocok dengan rasa makanan di sini terutama makanan asli mereka. Makanan asli Maldives mirip2 India, penuh dengan spice and herb. Bahkan ada beberapa macam sambal juga loh.
Setelah beberapa kali makan di resort ini, kami pun jadi selektif dan tau dengan sendirinya makanan mana yang cocok dengan lidah kami, yaitu western food dan pasta. Kue2nya menurut kami tidak ada yang enak. Lumayan ada buah2 tropis seperti pepaya, semangka dan pisang ! Sebenarnya siang itu, ada juga fresh sea food seperti lobster, tapi tidak termasuk all inclusive, jadi harus bayar tambahan lagi.
Karena kepanasan, kami segera kembali ke kamar buat mendinginkan kepala. AC cuma ada di kamar. Di restaurant, front office dan bar semua open air. Iyalah, di pulau ya begitu. Tapi panasnya lebih karena sinar matahari, kalo hawanya sendiri sih lumayan sejuk, ga berkeringat.
Arus laut di sekitar area water villa sekarang sangat kencang. Namun hal itu ternyata membuat banyak ikan berenang di sekitar area ini. Banyak dan besar2. Beberapa tetangga kami sempat snorkeling di area ini, berharap bisa berinteraksi dengan ikan2 itu.
Sore hari, ada staf hotel yang menyisipkan surat informasi mengenai rencana kepulangan kami besok ke bandara. Di situ ada detailnya, jam berapa tas kami akan diambil dari kamar, jam berapa kami harus breakfast dan jam berapa kami harus siap naik speed boat. Yaaa… besok pagi sudah harus pulang nih. Pesawat jam 12 siang, tapi kami sudah harus kumpul di front office jam 8 pagi.
Selain binatang laut, di sini juga kami bertemu dengan beberapa binatang lainnya. Ayo tebak, binatang apa saja ini ?
Menjelang sore, kami mau snorkeling lagi di area jetty belakang seperti tadi pagi. Lumayan juga nih, ketemu ikan yang macem2 lagi. Namun ternyata air lautnya sudah semakin kencang dan tidak sejernih pagi hari. Tenaga juga lumayan terkuras karena sudah seharian snorkeling terus nih, hehe. Walau masih sempat menikmati, tapi kali ini snorkeling nya tidak lama-lama deh.
Akhirnya daripada snack sore, kami lebih memilih untuk bersantai dan menikmati suasana sunset di kamar saja.
Pihak resort sebenarnya menyediakan beberapa paket “romantic dinner on the beach”. Keren sih, tapi harganya antara USD.60-90 per orang dengan menu standard yang sudah ditentukan. Yaaiiks… cukup bikin kantong bolong buat ukuran kami. Tadinya kami pengen coba, mumpung anniversary, kapan lagi bisa romantic dinner di pantai Maldives. Tetapi setelah mempertimbangkan harga yang mahal, rasa makanan yang tidak istimewa, dan angin kencang di beach, akhirnya kami memutuskan untuk dinner biasa saja bersama tamu lain di restaurant.
Malam ini, Jeff dapat makanan favorit yaitu es krim coklat dan Diana juga dapat lasagna yang enak. Sama-sama puas ! Untung ga beli paket dinner yang menu nya sudah ditentukan. Bisa-bisa ga seenak yang sekarang kami nikmati ini.
Day 3
Bangun pagi2, kami sudah bergegas ke arah jetty belakang. Rencananya mau lihat acara shark feeding. Ternyata sudah ada semburat matahari walau tertutup awan. Tapinya jadi keren… sinarnya terpecah ke beberapa bagian.
Berhubung belum ada petugas hotel di area dermaga, kami foto2 dulu ah di pantai dekat jetty. Pakai self timer, camera ditaro di kursi pantai. Tenyata ada staf hotel yang memperhatikan dan akhirnya menyodorkan bantuannya untuk mengabadikan gaya kami berdua. Ini inisatif dadakan, jadi baju tidak dipersiapkan alias baju santai ala kadarnya saja, hehe..
Ternyata yg namanya shark feeding itu melemparkan roti ke kerumunan ikan besar di laut (non-shark). Otomatis karena ikan2 itu bergerak berkerumun (walau sebetulnya ga terlalu suka roti) maka shark nya akan ikutan juga muncul ke permukaan dan berputar di area itu. Oooh… gitu doang toh.
Kami dan beberapa tamu berusaha mengambil foto2 hiu yang berseliweran dari atas jetty. Jumlahnya sekitar 10 ekor dewasa dan puluhan baby shark. Hanya 1 pasangan dari Eropa yang berhasil membuat foto shark di bawah laut. Yang cowo membuat video pergerakan hiu2 tsb dari atas jetty dengan cara memasang kamera videonya pada tongsis dan dimasukkan ke dalam air. Sementara itu, yang cewenya snorkeling sambil membawa handycam mendekati kumpulan hiu tsb. Keren juga lihatnya. Hiu2nya tidak agresif, malah cenderung menjauh jika didekati manusia. Tapi tetap saja perlu waspada sih.
Selesai wisata hiu, kami bergegas kembali ke kamar. Jam 07.15 pintu kamar kami sudah diketuk oleh porter yang akan membawakan tas kami ke jetty depan, sesuai pemberitahuan semalam. Seperti di hari pertama, porter tidak beranjak pergi sebelum kami memberi tips… Jadi memberi tips untuk porter di sini “is a must“. Setelah si porter pergi, kami masih menyempatkan diri untuk menikmati saat2 terakhir di area water villa kami. Bye water villa…
Setelah itu, kami menuju restaurant untuk breakfast terakhir kali. Restaurant sangat sepi karena masih pagi. Kami bergegas makan. Cuma punya waktu 30 menit, tapi cukup sih karena sudah tau mau pilih makanan apa saja.
Dari restaurant, kami ke receptionist untuk mengembalikan kunci kamar sekaligus final checking untuk naik speed boat. Ternyata masih diminta menunggu sekitar 15 menit, speed boat sedang dalam perjalanan. Oke, kami foto2 lagi untuk yang terakhir kalinya di area jetty depan.
Akhirnya speedboat datang juga. Bersama kami, ada sekitar 10 tamu lain yang juga akan ke bandara. Karena bagian depan sudah penuh, kami duduk di kursi paling belakang. Bye Rannalhi… Terima kasih untuk moment yang tak terlupakan selama 3 hari ini.
Dalam perjalanan ke bandara, kami sempat melihat pelangi. Terima kasih Tuhan, atas janji setiaMu dan berkatMu yang luar biasa bagi kami. Kami pun melintasi beberapa resort lain yang juga menarik, beberapa di antaranya terlihat memiliki water villa. Menjelang pulau Hulhule di mana airport international Maldives berada, kami sempat melintasi pulau kota Male, yang merupakan ibukota Maldives. Pulaunya kecil, tidak ada gedung pencakar langit, yang mencolok adalah 2 kubah mesjid emas.
Sampailah kami di bandara. Di area luar sebelum check-in, terdapat tempat makan seperti Burger King, Thai Express, coffee shop, Swensen dan 1 restaurant noodle. Hanya itu saja, maklum bandara kecil. Semua transaksi di sini menggunakan USD. Selain itu ada juga kantor pos, kantor polisi, apotek, musholla, toilet, dan tempat penitipan bagasi.
Setelah mengurus check in dan imigrasi, kami masuk ke area duty free shops. Oya, sebelum masuk duty free shop ini semua air minum sudah tidak boleh dibawa masuk. Tempat ini benar2 kecil banget. Hanya ada beberapa toko, 1 toko souvenir yang kecil dan 1 airport lounge. Untuk makan ada Burger King dan coffee shop. Itu saja. Sekali lagi, semua transaksi menggunakan USD.
Harga2nya lumayan mahal. Air mineral atau coke harganya 3 dolar, burger harganya 6 dolar, souvenir magnet sekitar 5 dolar, kaos sekitar 20-25 dolar. Di sini sebetulnya ada tap water tapi rusak (tidak bisa dipakai). Cobalah turun ke area gate, di situ ada ruang tunggu yang besar dan sepi, swensens serta tap water yang berfungsi. Ada juga free wifi di sini. Jadi daripada muter2 ga jelas di area duty free, lebih baik segera turun ke gate dan bersantai di area ini.
Kebanyakan penumpang tidak tahu hal ini. Kami sudah bertanya dimana tap water yang berfungsi, mereka hanya menggelengkan kepala. Ternyata pas terakhir kami turun ke gate baru tau dan sudah terlambat karena sudah keburu beli minum di atas. Payah.
Di Ibrahim Nasir International Airport Maldives ini, untuk menuju pesawat calon penumpang harus naik bis airport dulu dari gate, baru naik tangga ke pesawatnya. Lucu juga.
Perjalanan dari Maldives kembali ke Singapore, diwarnai dengan getaran dan turbulence yang sangat keras dan panjang. Haduh, jantung rasanya deg2an dan perut mulai neg.… Kalo pesawat tiba2 jatuh ke samudera wuaaaa… ga kebayang deh. Gleg. Langsung doa kenceng2 deh supaya pilotnya diberi kepandaian melewati ini semua.
Syukurlah akhirnya kami tiba di Singapore dengan selamat. Sudah malam hari dan kami langsung menuju reastoran Tai Hing lagi (favorit nih) di mana kami bisa mempergunakan voucher SGD.20 kami yang kedua. Kali ini kami mau makan nasi yang enak. Jadinya pesan roasted duck rice + charsiu rice yang terkenal di Tai Hing. Ternyata hanya perlu menambah 5,2 dolar saja setelah dipotong voucher. Terima kasih Tiger !
Malam ini kami kembali pergi ke Oasis untuk cari tempat tidur. Sayang sudah penuh semua kursi tidurnya. Ya sudah, kami cari sofa yang nyaman dan tidur di situ. Nyenyak juga karena cape. ZZzzzz….
After Day 3
Subuh, kami sudah keluar dari area transit terminal 2 menuju imigrasi. Iya, saat check-in di Maldives, kami hanya mendapat boarding pass rute Maldives-Singapore. Sementara untuk Singapore-Jakarta, kami harus check-in lagi di Changi. Artinya, harus keluar imigrasi dulu karena area check-in adanya di area public bukan di area transit.
Kami pun check in di counter Tiger. Walaupun hari masih gelap, ternyata antrian calon penumpang Tiger sudah panjang karena counter ini buka untuk semua jalur penerbangan. Setelah urusan check in selesai, kami kembali melewati imigrasi agar bisa masuk area transit. Jadilah ada 2 cap imigrasi Singapore keluar masuk hanya dalam jeda waktu 2 jam. Hihi…
Perjalanan dengan Tiger lancar dan on time. Sayangnya pas mau mendarat di Cengkareng, ternyata pesawat belum diberi ijin landing. Hah ? Iya, karena antrian yang panjang di bandara, maka pesawat kami harus berputar2 dahulu selama 40-50 menit di udara untuk menunggu giliran mendarat. Astaga, gawat sekali Bandara International Soekarno Hatta ini.
Baru kali ini kami mengalami pesawat sudah tiba tapi ga bisa landing karena kepadatan traffic di runway. Hmm.. pantas saja udara Jakarta semakin panas. Wong banyak pesawat yang buang bahan bakar di udara karena tidak bisa langsung mendarat di Cengkareng sih…
Epilog
Penasaran berapa pengeluaran kami untuk menikmati wedding anniversary kali ini di salah satu resort Maldives ? Biaya over water bungalow sekitar 5 juta per malam (diskon dari harga 8 juta per malam). Lalu ditambah biaya speed boat pp 1,5 juta/org. Jadi totalnya sekitar 13 juta untuk akomodasi 2 malam dengan paket all inclusive.
Mahal ? Murah ? Relative sih… buat kami lumayan mahal, tapi untuk berlibur di water bungalow Maldives, inilah harga termurah yang bisa kami dapatkan !
Hati-hati dengan harga water bungalow yang murah di Maldives, biasanya lokasinya cukup jauh sehingga biaya transportasi menuju resort menjadi mahal. Usahakan yang menggunakan speedboat dari bandara. Jika pakai sea-plane, bisa sekitar 5 juta pp/org loh. Lalu jika bukan full board atau all inclusive, hitunglah harga makan-minum nya.
Jadi untuk menginap di Maldives selalu hitunglah TOTAL BIAYA dari 3 komponen : akomodasi, makan-minum, transport menuju hotel dari bandara.
Untuk akomodasi berupa kamar sederhana, bisa didapatkan dengan harga 1 juta per malam. Di Adaaran Club Rannalhi, kamar biasa harganya sekitar 3 juta per malam. Jadi silakan dipilih, mau menikmati Maldives dengan cara bagaimana.
Beberapa tips :
- Jika (hanya) mau menikmati pantai pasir putih yang keren, ga usah jauh2 ke Maldives. Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Belitung dan Lombok pun ga kalah cantiknya. Tapi kalo mau menikmati water villa yang ada di atas Indian Ocean (Samudera Hindia), ada glass floor di kamar dimana kita bisa lihat ikan berseliweran di bawah water villa, melihat laut yang jernih dan berwarna hijau turquoise, berjumpa black tip reef shark dengan beragam ikan laut yang bermain hanya sekitar 3-10 meter dari lepas pantai, kami sangat merekomendasikan pulau Rannalhi yang ada di Maldives !
- Bawalah uang saku dalam bentuk pecahan USD dan tidak perlu menukarkan dengan mata uang Maldives yang namanya Rufiyah. Pengeluaran di Resort yang membutuhkan cash hanyalah tips (untuk porter dan waiter). Selebihnya bisa menggunakan credit card, karena kan kita sudah membayar semua biaya (all inclusive) sebelumnya melalui online langsung ke resort.
- Jika ingin menikmati Maldives dengan lebih murah dan berbaur dengan penduduk Maldives, maka bisa simak pengalaman Adam & Susan di http://www.pergidulu.com/traveling-hemat-maldives
- Bagi yang suka snorkeling sebaiknya membawa alat snorkeling sendiri. Beli saja di Gramedia, ga mahal dan bagus kok kualitasnya. Jika membawa peralatan ini di dalam cabin, maka saat pemeriksaan X-ray masuk boarding di bandara Changi, pasti petugas akan memeriksa tas anda. Karena ujung alat nafas itu terlihat sebagai plastik liquid/gel di X-ray 🙂
- Musim di Maldives berkebalikan dengan Indonesia. Jadi musim panas (high season) adalah November hingga April dan musim hujan (low season) adalah May sampai October. Saat low season banyak tawaran discount dari berbagai resort di Maldives. Soal hujan ? Kami pun mengalami hujan angin saat datang, tapi sebentar saja… 30 menit sesudahnya langit kembali cerah. Karena Maldives adalah kepulauan, maka awan cepat sekali bergerak. Sebentar hujan, sebentar cerah, ga usah kuatir deh. Santai dan nikmati ajaaaa….
baca kisah sebelumnya di Maldives trip part 1
* Informasi dan panduan lebih detil tentang trip Maldives terdapat pada
buku Pasangan Traveling, bersama dengan 21 destinasi lainnya.*
makasih atas infonya ko, rencana habis lebaran mau kesana tapi mau kumpulin info mengenai transportasi. apakah naik speedboat ini disediakan dr adaaran atau transport umum yang disediakan ke tujuan adaaran? soalnya kl reservasi via web lsg ada masuk biaya speedboat PP. tq ko atas jawabannya
Speedboat itu khusus untuk airport-adaaran pp. Selamat berlibur di Maldives !
selalu terpukau kalo baca blog ini (OAO)
beneran pengen ke maldives deh hehe
mbak, maaf banget kalo kepo, tapi kalo boleh tau, cara beli paket all inclusive di resort yang mbak datangi ini harus ke mana ya? (link atau website maybe?) bener2 tertarik untuk ke sana sekitar bulan 12 taun depan huhuhu
Wah… baca travel blog aja udah terpukau ya.. apalagi kalo traveling langsung 😉
Untuk paket all inclusive ini langsung aja ke web nya adaaran http://www.adaaran.com/clubrannalhi/
Semoga terwujud ya holiday di Maldives nya. Have fun !
Hi cc masih agak binun kalo soal maldives ini
Sebenar na kalo atol mali utara dan selatan itu beda na gimana?
Misal na kalo ak pgn cb di resort yg ada di atol mali utara 2 malam
Truz mau pindah lg ke tmpt lain yg ternyata di atol mali selatan, itu jau2?
Apakah hrs pake transportasi lg?
Sama ak liat kalo org suka ikt city tour
Sep ke pulau guilhi, sandbank, itu maksud na gmn ya c
Thx
Untuk maldives itu bisa coba lihat di peta. Negara kepulauan yang terdiri dari banyak gugusan pulau (Atol). Mali itu ibu kotanya, ada di satu pulau dekat airport. Kalo mali utara ya gugusan kepulauan di utara dari Mali. Pindah pulau aja lumayan ya, musti pake boat. Pindah atol lebih jauh lagi. Apalagi pindah dari atol mali utara ke selatan, itu jauh buangeeet ! Harus pake sea-plane, pesawat khusus yang mendarat di air. Mahal banget !
Sandbank itu artinya pulau tidak berpenghuni, jadi biasanya piknik untuk bersantai. City tour cuma ke Mali, kurang worth ya.. mending jalan aja sendiri kalo mau, kecil kok kotanya.
Haiiii Jeff, kalau di adaran ada wifi???
Ada tapi bayar. Better nikmati holiday dgn damai.. ga usah terdistraksi gadget lah sekali2, hehe..