Tragedi Ataturk Airport Istanbul : 15-16 Juli 2016

KRONOLOGIS PENGALAMAN PASANGAN TRAVELING DI ISTANBUL

SAAT KUDETA MILITER TERJADI

  

Jumat, 15 Juli 2016

Pk.10.00

Mendarat di Istanbul dari Helsinki, untuk transit sekitar 16 jam, sebelum pulang ke Jakarta hari Sabtu, 16 Juli pk.02.00

Pk.12.00 – 16.30

Ikut free city tour (touristanbul) yang diadakan oleh Turkish Airlines. Semua berjalan menyenangkan.

Pk.16.30 – 20.00

Memisahkan diri dari grup city tour yang pulang ke airport dan melanjutkan jalan2 sendiri di area Sultan Ahmed hingga Grand Bazaar, Istanbul. Situasi aman, tidak ada masalah. Kami kembali ke airport menggunakan metro.

Pk. 21.30 – 22.30

Berjalan2 di airport, makan, beli souvenir, bandara dalam keadaan ramai dan tidak ada masalah. Pesawat kami ke Jakarta sudah ada di layar informasi dan sudah dicantumkan gate keberangkatan yaitu 302, namun belum waktunya boarding.

Pk. 22.30 -24.00

Diana mendapat msg di facebook dari host Couchsurfing kami di Helsinki (yang tau kami ada di Istanbul) menanyakan kabar karena mereka melihat berita kekacauan di Turki. Bingung dengan msg itu, kami langsung googling dan ternyata benar, ada berita kudeta militer di Turki, baku tembak di Ankara, jembatan Bosphorus ditutup. Bandara Istanbul juga ditutup, dinyatakan semua penerbangan dicancel. Kami masih bisa konek dengan Wifi, masih berfungsi. Masih bingung dengan berita itu karena di bandara tidak ada info apa pun, kami pun melihat kembali layar informasi. Ternyata benar, layar seketika berubah. Semua penerbangan tiba2 berstatus delayed dan semua penumpang di airport langsung heboh.

Counter informasi dan turkish airline mendadak dikerubungi ratusan penumpang. Petugas yang hanya 1 org di tiap counter tidak bisa memberi keterangan apa pun. Orang2 mulai sibuk menelpon dan mencari berita. Handphone kami sudah tidak bisa terhubung dengan wifi, jadi tidak bisa ada koneksi ke mana pun dan tidak bisa memberi info apa pun kepada keluarga di Indonesia melalui whatsapp (tidak terkirim). Area imigrasi yang biasanya antri sangat panjang, kali ini kosong melompong, tidak ada petugas yang terlihat.

Siaran TV berbahasa Turki tentang Kudeta

Siaran TV berbahasa Turki tentang Kudeta

Kami menuju gate 302, tempat seharusnya kami boarding. Area gate itu sangat padat dengan penumpang. Tidak ada kursi tersisa, banyak penumpang duduk di lantai. Sempat bertemu dengan orang Indonesia yang juga hendak terbang dengan pesawat yang sama dan kami hanya bisa menunggu adanya informasi yang lebih jelas, karena tidak ada satu pun petugas bandara di area gate itu. Kami sudah pasrah bahwa penerbangan pasti tertunda sampai waktu yang cukup lama. Semua orang sibuk telpon dan cari berita.

Kami coba keluar dari area gate. Ada orang berkumpul di satu cafe yang ada TV nya. Orang2 nonton TV dan beli makan-minum di situ. Karena TV bahasa Turki, kami mencari orang yang bisa menterjemahkan apa yang terjadi namun tidak mudah. Ternyata berita di TV mengenai kudeta yang terjadi. Kami mencoba melihat gambar2 yang ditampilkan, memang terlihat situasi Turki yang seperti perang karena kudeta yang dilakukan oleh militer Turki. Terlihat orang mulai banyak membeli berbotol2 minuman melalui cafe atau vending machine.

Kami kembali lagi ke gate 302. Terlihat dari kaca gate (arah dalam bandara) tidak ada petugas yang standby. Barang2 di ground ditelantarkan (ada koper, dsb). Ada mobil2 petugas yang berseliweran cepat dengan sirene. Karena masih belum bisa konek dengan wifi dan tidak bisa tahu perkembangan berita, maka Diana keluar dari gate ke arah cafe ber-TV. Ceritanya mencoba mencari koneksi wifi di tempat yang lebih sepi, karena area lantai gate 302 sudah sangat padat dengan orang. Jeff tetap di gate.

Diana

Sambil mengarah ke cafe ber-TV, ternyata kaca di selasar itu mengarah ke luar bandara. Diana dan penumpang lain berusaha melihat ke luar melalui kaca, telihat ada kerumunan orang-orang di luar bandara, juga ada tank baja. Tiba2 banyak orang berlarian menghindari satu area dan berteriak “shooting..shooting..” Diana dan semua orang pun ikut berlari ke arah yang sama, menjauhi jalan masuk utama bandara. Sampai di depan, ada petugas bandara yang mengangkat tangan dan meminta supaya kami berhenti berlari. Akhirnya semua berhenti berlari dan mulai bingung serta panik karena tidak tahu sebetulnya ada apa.

Diana sadar bahwa ia berlari menjauhi gate 302 tempat Jeff berada. Karena itu Diana segera berusaha kembali ke gate 302, melawan arah orang2 berjalan. Sampai di gate, di lantai berserakan barang2 tapi tidak ada orang. Orang2 rupanya menjauh makin ke sudut ruangan dan bersembunyi di balik tiang2. Diana segera bisa menemukan Jeff di tempat semula, karena memang berada di balik tiang dan menceritakan apa yang terjadi.

Jeff

panik

Kerumunan penumpang dalam kebingungan dan kepanikan

Sambil ngobrol dengan orang Indonesia yang ditemui, tiba2 terdengar suara tembakan dan orang berhamburan lari masuk ke dalam WC,  maupun berlindung di balik tembok2 . Banyak orang berteriak2 dan menangis. Semua meninggalkan kursi dan tiarap di lantai. Tank baja lalu lalang terlihat dari kaca jendela. Karena posisi yang berdekatan juga dengan grup tour Indonesia, salah satu tour guide mengingatkan untuk selalu bersama, jangan berpencar, jauhi kaca jendela dan jika ada apa2 segera tiarap.

Diana kembali dan bercerita bahwa di luar gate ada orang2 berkerumun beserta tembakan dan situasi ini cukup berbahaya. Jeff juga melihat bahwa gate 302 yang berada di pojokan membuat ruang gerak kami sangat terbatas, apalagi jika orang2 terus berhamburan masuk.

 

Sabtu, 16 Juli 2016

Pk.00.00-02.00

Dalam situasi tegang, kami melihat keluarga2 di sekitar kami berpelukan, mencoba menenangkan anggota keluarga terutama anak2 yang menangis. Jeff mencoba mencari colokan listrik yang kosong (karena dari tadi penuh dan sesaat setelah tembakan colokan jadi kosong). Ternyata setelah dicoba oleh kami dan beberapa orang, colokan tidak berfungsi, entah mengapa padahal tadinya berfungsi.

Suasana panik di gate

Suasana padat di gate sesudah suara tembakan

Jeff masuk ke WC yang berada di pojokan gate, dan saat itu kembali terdengar teriakan. Orang2 berhamburan kembali masuk ke WC, tidak peduli perempuan atau laki2. Jeff cepat2 kembali menuju Diana yang sedang tiarap. Kami berdua berjanji tidak akan memisahkan diri lagi. Walau ke WC pun akan bersama2, setidaknya dalam jarak tidak lebih dari 1 meter supaya tidak terpisah jika ada kekacauan lagi.

Setelah itu mulai tampak rombongan2 orang “bule” yang keluar dari gate. Kami bertanya, ada apa ? Rupanya mereka hendak mencari tempat lain yang lebih sepi. Karena jika terlalu padat, malah membahayakan. Bukannya terluka karena tembakan, tapi orang bisa terluka karena terinjak2 orang yang berlarian panik. Sangat masuk akal.

Kami pun memutuskan untuk keluar dari gate pojokan itu, karena Diana yang tadi sempat keluar melihat banyak area gate yang lebih sepi dan lebih nyaman. Ruang gerak akan lebih leluasa dan kami bisa melihat ke arah luar bandara dari kaca di selasar tersebut. Kami meninggalkan rombongan orang Indonesia untuk mencari tempat lain yang lebih leluasa.

Sampai di tempat cafe, kami mencoba mengetahui perkembangan melalui TV. Ada orang Turki yang menjelaskan bahwa Erdogan (presiden Turki) akan menuju Ataturk dan militer yang kudeta sudah berhasil ditangani. Melihat ke luar bandara melalui kaca, ternyata rombongan orang2 berkumpul bertambah banyak termasuk di area parkir pesawat dan terus masuk ke dalam terminal melalui pintu airport.  Rupanya itu warga Turki yang ke luar rumah, bersatu hendak mendukung pemerintah dan melawan kudeta. Mereka mengibarkan bendera Turki dan berteriak2 seperti demo.

Rakyat Turki berdatangan ke bandara

Rakyat Turki berdatangan ke bandara

Pk.02.00-03.30

Karena tetap tidak bisa koneksi wifi dan tidak berhasil kirim sms, maka Jeff mencoba untuk telpon keluarga yang bisa dihubungi. Akhirnya berhasil menghubungi papa Jeff di Bandung. Jeff menjelaskan kami terjebak di bandara karena ada kudeta militer, namun dalam kondisi baik. Kami pun meminta dukungan doa agar bisa pulang ke Indonesia dengan selamat.

Ratusan warga Istanbul berbaris beriringan masuk ke dalam terminal bandara dengan menyanyi dan bersorak2, sambil mengacungkan jempol dan bertepuk tangan. Para penumpang di bandara pun ikut bertepuk tangan. Paling tidak kami tahu bahwa situasi sudah aman. Mereka sebagian membawakan air minum untuk penumpang dan berusaha menenangkan para penumpang.

Parade warga TTurki masuk bandara, sebagian membagikan air minum

Parade warga Turki masuk bandara, sebagian membagikan air minum

Setelah itu kerumunan orang di luar sekitar bandara bertambah banyak dan menyemut. Menonton kerumunan orang di luar bandara ini sungguh menakjubkan. Rakyat kota Istanbul memenuhi jalanan di seputar bandara. Mereka menaiki tank baja dan melambaikan bendera Turki. Ramai sekali, jumlahnya ribuan. Rupanya mereka pasang badan dan melindungi kami yang ada di bandara. Mereka merayakan kemenangan atas gagalnya kudeta tentara militer dan hendak menyambut presiden yang datang ke Ataturk.

Ribuan massa berkumpul di sekitar bandara, menaiki tank baja

Ribuan massa berkumpul di sekitar bandara, orator naik ke atas tank baja

TV di cafe kemudian mati, entah mengapa. Lalu terdengar ada suara orang di speaker bandara dalam bahasa Turki yang terputus-putus. Ia menyerukan sesuatu dengan berteriak. Cukup lama.. sekitar 1-2 menit. Saat kami bertanya apa artinya kepada orang Turki, mereka tidak ada yang mau menjelaskan. Mungkin itu tentara militer kudeta yang berhasil menduduki airport, karena raut muka penumpang Turki tidak begitu senang. Jika itu berita gembira pasti mereka akan acungkan jempol dengan gembira bukan ?

Kami kembali gelisah. Berada di tengah situasi yang tidak jelas, dengan informasi yang sangat minim betul2 membuat perasaan berkecamuk. Orang2 dan beberapa petugas bandara sibuk bertelpon dan sibuk dengan urusan masing2. Mereka pun tidak bisa menjelaskan situasi yang terjadi. Atau mereka takut dianggap memihak salah satu pihak yang bertikai.

Bendera Turki disematkan di dalam bandara

Bendera Turki disematkan di dalam bandara

Setelah beberapa saat, tidak ada kejadian apa pun. Kelihatannya situasi mulai terkendali. Karena itu kami pun masuk ke salah satu gate yang sepi (201) dan mencari kursi yang lapang untuk tempat kami tidur. Ternyata di tempat ini colokan berfungsi, maka kami juga langsung men-charge hp kami. WC dalam keadaan cukup kacau, walau ada air namun toilet paper nya habis. Banyak sampah berserakan di WC dan juga di selasar. Sebagian orang merokok walau di dalam bandara, ada juga yang minum2. Masing2 mencari stress release nya sendiri2.

Pk.03.30-06.00

Saat sudah merasa lebih lega dan mulai tidur2an menunggu pagi, tiba2 terdengar suara pesawat tempur militer terbang rendah dan disusul suara ledakan yang menyebabkan bandara berguncang hebat seperti gempa bumi. Sesaat kami pikir bandara akan rubuh, tapi ternyata tidak. Orang2 di gate kami pun berlarian menjauhi kaca dan tiarap. Ada apa lagi ini ? Kami kembali tegang. Apakah ada bom ? Tapi mau lari kemana lagi ?

Ketika kami mulai mencoba berdiri dan mencari tahu apa yang terjadi, terdengar lagi pesawat terbang rendah dan kembali disusul suara ledakan dan getaran hebat di bandara. Semua orang tiarap lagi. Namun jika ini bom dari udara, maka kami tiarap pun tidak ada gunanya, karena bom jatuh dari atas kan. Ada yang menjelaskan bahwa ini patroli keamanan tentara Turki, jadi ini pesawat tempur. Mungkin ada tembak2an di udara ? Kami tidak tahu.

Kali ini kami hanya bisa berpelukan dan berdoa bersama. Apa pun yang terjadi kami menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan. Rasanya tidak habis2 jantung ini dipompa sangat cepat. Betul2 sport jantung. Tegang-lega-tegang-lega-tegang lagi.. haduuuh… mau sampai kapan ini. Rasanya malam berlalu sangat lambat !! Kami ingin cepat2 pagi, ingin segera meninggalkan tempat ini, ingin bangun dari mimpi buruk ini. Tapi ternyata kami masih harus bertahan dengan semua ketegangan ini.

Kami pun tidur di lantai dalam posisi tiarap, memejamkan mata, berusaha menenangkan diri dan pasrah. Percuma berlari-larian. Yang penting kami berdua bisa bersama2, itu sudah cukup. Perkara mati atau hidup itu urusan Tuhan, kami sudah pasrah. Beberapa kali masih terdengar suara pesawat tempur namun tidak diikuti suara ledakan. Di luar bandara sudah tidak ada orang, rakyat Turki sudah membubarkan diri rupanya.

Pk.06.00-09.00

Langit mulai terang, rasanya senang sekali karena gelap itu membuat suasana betul2 mencekam. Kelihatannya situasi sudah tenang dan normal kembali. Kami mencoba melihat keluar dan sekitar airport sangat sepi. Tidak ada orang. Di bandara sendiri mulai terlihat security yang mengontrol bandara dengan membawa anjing pelacak. Petugas kebersihan mulai bekerja, sehingga sampah mulai dibersihkan dan toilet paper di WC mulai diisi.

Kami berjalan2 keliling bandara dan menemukan bekas2 peluru di kaca dan kaca yang hancur kena tembakan, dekat dengan gate kami. Orang2 kebanyakan tidur karena semalam sudah sangat tegang. Anak2 mulai ceria kembali tanpa sadar apa yang sebetulnya terjadi semalam. Kami melihat TV, rupanya tentara militer pelaku kudeta sudah berhasil dilumpuhkan.

Bekas2 peluru, kaca yang pecah

Bekas2 peluru, kaca yang pecah

Mulai ada kehidupan di bandara. Petugas bandara sudah ada yang standby di tempat masing2. Layar informasi flight mulai ada perubahan, dari yang tadinya semua berstatus cancelled, sekarang mulai tampak ada informasi gate dan waktu keberangkatan.

Pagi hari, suasana sekitar bandara sepi, bandara mulai beroperasi

Pagi hari, suasana sekitar bandara sepi, bandara mulai beroperasi

Terlihat orang mulai sibuk mencari informasi mengenai status pesawat mereka masing2. Untuk pesawat kami menuju Jakarta informasinya tidak ada di layar. Makin siang makin banyak status pesawat yang lebih jelas, apakah akan berangkat segera atau dibatalkan. Pengumuman juga disampaikan melalui speaker bandara. Banyak sekali pesawat yang dibatalkan, namun tujuan Jakarta tidak terdengar dibatalkan.

Pk.09.00-11.00

Tidak banyak yang bisa dilakukan selain jalan2 keliling airport dan menunggu informasi mengenai flight kami ke Jakarta. Ada waktu dimana kami tidur karena memang mengantuk sekali karena semalaman tidak tidur ditambah ketegangan yang ada.

Pk.11.00

Ketika kami hendak mencari makan siang dan mencoba mengupdate layar informasi, ternyata di layar sudah muncul status penerbangan kami tujuan Jakarta, dijadwalkan terbang pk.13.00 dan statusnya sekarang boarding ! Kami pun segera berlari2 menuju gate dengan senang. Sampai di gate, kami langsung diarahkan naik ke bus. Bus sudah penuh orang. Wah, senang sekali. Jeff pun mengirim sms ke adiknya mengabarkan kami sudah bisa pulang. Ternyata entah mengapa bus berhenti di depan pesawat lama sekali tapi pintu bus tidak terbuka juga. Setelah menunggu sekitar 10 menit, ternyata bus kemudian bergerak mengarah kembali ke gate. Kami pun jadi bingung lagi. Ada apa lagi ?

Sampai di gate, kami diminta keluar dari bus dan naik kembali ke terminal. Katanya mereka perlu koordinasi sebentar dan belum bisa menjelaskan kenapa. Ya sudahlah, kami nurut saja. Yang penting sekarang sudah ada petugas bandara yang mengawal kami. Setelah menunggu sekitar 10 menit, kami pun diminta untuk kembali naik ke bus. Kali ini kami diantar ke pesawat yang tadi dan pintu bus dibuka sehingga kami bisa langsung naik ke pesawat. Sampai di pesawat ternyata sudah banyak penumpang yang duduk di dalam. Termasuk rombongan tour Indonesia. Mereka bilang sudah lama ada di pesawat dan sempat bingung kenapa ada bus yang berhenti lama tapi tidak menurunkan penumpang.

Tidak tahu lah apa yang sebenarnya terjadi, yang penting kami sudah ada di dalam pesawat tujuan Jakarta dengan selamat. Rasanya sangat melegakan, bisa keluar dari situasi mencekam dan menuju tanah air. Ternyata sejak kami masuk pesawat dan tertidur dan bangun lagi, pesawat belum juga berangkat. Kelihatannya mereka masih berusaha mengumpulkan penumpang yang mungkin tercecer di bandara dan menunggu crew pesawat tiba. Maklum lah, jadwal jadi kacau kan, pasti mereka kerja keras sekali pagi ini untuk mengatur semua jadwal penerbangan.

Akhirnya pk.13.30 barulah pesawat lepas landas dan kami tiba di Jakarta hari Minggu, 17 Juli sekitar pk.06.00 pagi. Salut kepada tim Turkish Airline yang bisa segera beroperasi dan segera menjadwalkan pesawat kami TK-056, sehingga “hanya” delayed 12 jam dan bagasi kami dari Helsinki pun tiba dengan baik di Jakarta.

 

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah menyertai kami

dan masih memberi anugerah kehidupan bagi kami. 

 

Categories: 2015-2019, ASIA, EUROPE, Turkey | Tags: , , , , , | 14 Comments

Post navigation

14 thoughts on “Tragedi Ataturk Airport Istanbul : 15-16 Juli 2016

Comment navigation

  1. Selvie

    Pengalaman yang luar biasa..
    Pas buka blog ini lagi sebenarnya lagi cari info mengenai tempat wisata di turki.. Saya ingin mengajak ibu dan bapak saya kesana.. Jadi kebayang kalo kejadian ini menimpa kami pastilah mamak ku menangis sepanjang masa berpelukan qtau bisa juga mengomel krna aku membawanya ke situasi seperti ini.. Tetapi disela sela adegan mengenaskan ada juga cerita lucunya sehingga membaca pun mengangis sambil tertawa membayangkan jika saya yg mengalaminya pasti paniknya bukan kepalang 😊 but Glory to the God masih di diperkenankan menikmati kehidupan selanjutnya 😊 ditunggu cerita selanjutnya mas/mbak.. Keep travelling and be bless u 😇

  2. Membacanya dalam rasa cemas ikutan pasrah. Luar biasa berkat Tuhan, tak lambat pertolonganNya. Salam wisata

  3. bacanya bikin tegang tapi senyum juga pas ada bagian romantisnya diselepin :P.
    Syukurlah semuanya selamat sentosa sampai Indonesia.

Comment navigation

Leave a reply to omnduut Cancel reply

Blog at WordPress.com.