NORWAY IN A NUTSHELL – ALA PASANGAN TRAVELING
day 3 continued…
Tibalah saatnya memulai perjalanan Norway in a Nutshell (NiN) “do it yourself” dari Oslo ke Bergen. Artinya, semua rute sama percis dengan tour NiN, hanya saja kami book sendiri semuanya secara terpisah dengan jadwal disesuaikan kebutuhan kami. Kenapa begitu ? Bisa baca alasan rincinya di persiapan trip (part 1)
Buat yang pesan NiN, kami lihat mereka membawa satu booklet berisi tiket2 perjalanan mereka. Nanti tiap satu sesi perjalanan, tiket tersebut akan disobek dan diberikan kepada petugas yang memeriksa tiket.
Rute 1 : Oslo-Myrdal (by train)
Kami book train Oslo-Myrdal paling pagi dari website nsb train milik Norway di https://www.nsb.no/en/ jika cepat, bisa dapat tiket minipris (harga promo) seharga NOK.299 per orang dan akan terus tambah mahal harganya seiring waktu dan banyaknya orang yang booking.
Perjalanan Oslo-Myrdal ditempuh dalam waktu 5 jam lebih. Namun jangan khawatir, perjalanannya tidak akan terasa membosankan karena pemandangannya spektakuler.
Tips : untuk pemandangan terbaik, duduklah di kursi kereta sebelah kiri untuk rute Oslo-Myrdal
Kereta memang berhenti di beberapa titik untuk naik-turun penumpang, tetapi jangan turun sembarangan karena kereta berhenti tidak lama. Penumpang bisa turun di 2 titik (karena berhenti nya agak lama), yaitu Haugastol (stop sekitar 10 menit) dan Finse (stop sekitar 20 menit).
Perjalanan dari Haugastol ke Finse sangat menarik karena mulai terlihat salju di gunung2 sekitar kita. Dari pemandangan yang hijau makin lama makin putih.
Nama station nya juga unik, Finse 1222. Rupanya Finse terletak 1.222 meter di atas permukaan laut, ini merupakan titik tertinggi dari seluruh perjalanan NiN. Mau tau berapa dinginnya ? 5 derajat Celcius. Jangan lupa, ini musim panas dan kami datang pada jam 11.30 siang !! Kebayang ga kalo musim dingin trus malem2 kaya apa ? Brrr…
Menariknya, di sini ternyata saat summer adalah lokasi orang cross country dengan menggunakan sepeda gunung ! Ada yang bawa sepeda sendiri dan ditaro di dalam kereta, tapi ada juga yang rental. Sepeda yang terlihat di sini ratusan. Astaga, luar biasa sekali orang2 ini, bersepeda dalam kedinginan.
Kami sendiri ga sanggup lama2 di luar. Apalagi ditambah banyak orang yang merokok mengatasi kedinginan.
Dari Finse kereta melanjutkan perjalanan ke Myrdal. Di Myrdal hanya ada station kereta kecil yang berisi toko souvenir dan cafe. Tidak bisa jalan2 kemana pun. Sebagian besar penumpang yang bersama2 dengan kami, tidak berapa lama langsung naik kereta ke arah Flam. Station dari yang sangat ramai menjadi sangat sepi.
Kami dan sebagian kecil penumpang lain, sesuai dengan itinerary yang sudah dibuat, santai2 dulu di sini sambil menikmati dinginnya Myrdal. Menunggu kereta selanjutnya yang masih sekitar 1 jam, kami duduk2 di cafe saja. Interiornya menarik. Sebetulnya hanya duduk dan tidak beli apa pun tidak masalah. Di cafe ini hanya jual snack ya, jadi tidak ada makanan berat. Kami beli hot chocolate seharga NOK.30 dan grilled hot dog seharga NOK.40. Enak banget rasanya pas dingin2 dan lumayan lapar.
Ketika kereta yang akan membawa kami ke Flam belum datang, sudah tiba lagi penumpang yang datang dari arah Oslo. Station kembali menjadi hiruk pikuk dan terasa sesak. Apalagi mayoritas dari mereka pasti akan pergi satu kereta bersama kami ke Flam.
Rute 2 : Myrdal-Flam (by train)
Kereta rute Myrdal-Flam adalah kereta khusus yang disebut Flamsbana. Kereta kuno yang eksteriornya khas. Di dinding keretanya ada tulisan : One of the world’s most beautiful train journeys. Kami book dari website nsb train Norway juga. Namun untuk rute ini tidak ada harga promo, jadi harganya standard NOK.340. Di kereta ini tidak ada nomor seatnya alias siapa cepat dia dapat. Namun hati2 dengan rombongan tour yang bisa me-reserved seat. Akan ada tulisan reserved ditempel di jendela.
Kami sendiri mengalami buru2 naik, dan ketika sudah duduk disuruh pergi dan pindah ke seat lain. Di sini tidak ada petugas yang mengarahkan penumpang harus duduk di mana. Agak kurang nyaman bagi kami karena jadi susah sekali mencari seat kosong. Rute kereta ini adalah Flam-Myrdal-Flam. Jadi banyak penumpang dari Flam yang tidak keluar saat di Myrdal dan kembali lagi ke Flam. Jadinya saat penumpang naik dari Myrdal kereta sudah dalam keadaan setengah penuh.
Tips : jika memungkinkan sebaiknya nikmati kereta ini dengan rute Flam-Myrdal. Sehingga ketika berangkat kereta dalam keadaan kosong, lebih leluasa mencari seat. Atau coba pilih jadwal sore/malam dari Myrdal, mungkin sudah lebih sepi. Untuk melihat pemandangan fjord terbaik, duduklah di kursi sebelah kiri (rute Myrdal-Flam) atau kanan (rute Flam-Myrdal).
Di setiap gerbong kereta disajikan layar berisi video dan informasi mengenai perjalanan ini. Sayangnya di gerbong kami diputar yang berbahasa China. Pusing deh kaga ngerti. Sayang sekali, harusnya ya bahasa Inggris saja dong yang International. Apa karena ada rombongan turis China yang pesan ? Tidak paham.
Tidak lama kemudian, kereta berhenti di Kjosfossen, air terjun besar sekali dan penumpang bisa turun sekitar 10 menit. Ada wanita bergaun merah, cukup menyolok warnanya walaupun tetap terlihat sangat kecil bila dibandingkan dengan air terjun di belakangnya. Lihat yang lingkaran merah di foto samping.
Wanita itu muncul dari arah kanan air terjun dan menari. Ada suara nyanyian yang diperdengarkan lewat speaker, namun kurang jelas karena tertimpa bunyi gemuruh air terjun.
Semua penumpang kereta umumnya turun dan kembali berebutan untuk foto2 di depan air terjun. Akan sangat sulit mendapatkan spot dimana bisa berfoto dengan leluasa. Kami memilih untuk menikmati dulu air terjun nya dan foto di menit2 terakhir saat semua penumpang sudah naik kereta dan kereta sudah mau jalan kembali. Awas tapinya, jangan sampai ketinggalan kereta yah !
Perjalanan selanjutnya langsung non stop menuju Flam. Pemandangan yang indah dan hijau menemani perjalanan kami ini. Namun secara umum, kami kurang menikmati perjalanan kereta ini karena terlalu touristic dan sangat padat dengan rombongan tour. Maklum ini summer sih, apa boleh buat.
Akhirnya kami tiba di Flam, kota kecil yang sangat cantik. Di sinilah kami akan menginap. Peserta NiN yang satu kereta dengan kami, mayoritas langsung antri buat masuk ferry. Antriannya puanjaaaang banget, betul2 melelahkan jika mengikuti tour NiN ini seharian penuh. Apalagi sekarang mulai turun hujan, mereka terpaksa antri sambil hujan2an deh. Walau ada waktu jeda sekitar 2 jam di Flam, mana mungkin mereka bisa menikmati Flam ?
Stay @ Flam
Suasana sore ini sangat ramai. Ada kapal pesiar Costa yang super besar yang berlabuh. Ada juga banyak rombongan bis dan penumpangnya yang akan naik Flamsbana ke Myrdal (berbalikan arah dengan kami). Di Flam, ada visitor centre juga (www.visitflam.com). Silakan ambil peta wisatanya sehingga bisa eksplore lebih jauh. Karena hujan, kami berteduh di visitor centre, di sini ada free wifi.
Masih gerimis, tapi mendingan. Kami pun berjalan ke Flamsbana Museum. Museum ini bolehlah dikunjungi karena ada sejarah yang menarik untuk disimak dan gratis pula. Ada souvenir shop nya juga di sini.
Hujan sudah reda, saatnya menuju ke tempat kami menginap. Untuk menginap di Flam, jumlah hotel/hostel cukup terbatas, karena memang ini area pedesaan yang dikhususkan untuk turis. Waktu mencari di booking.com, kami hanya melihat mana yang paling murah dan referensinya oke. Ada 2 pilihan, Flam camping & youth hostel serta Brekke Gard hostel. Semua modelnya hostel yang sharing bathroom, harganya mirip. Kami waktu itu putuskan Brekke Gard saja. Tempat tidur kami pilih yang sekamar berdua.
Dari train station ke Brekke Gard ternyata jauh ! Kami harus berjalan kaki sekitar 2 km menjauhi pusat kota ke arah perbukitan, sambil menggeret koper kami masing2 di jalanan aspal. Tidak ada public transportation menuju ke sana. Kami sudah sedikit putus asa membayangkan kalo harus jalan kaki 2 km lagi nanti dari hostel untuk jalan2 ke pusat kota Flam dan jalan kaki 2 km lagi balik ke hostel malam harinya. Tapi ya mau gimana lagi. Kami bahkan melewati lokasi Flam camping yang ternyata ga jauh dari train station sambil agak menyesal kenapa ga pilih yang ini aja.
Sampai di receptionist hostel, yang lokasinya terpencil sendiri di pegunungan itu, kami mulai berpikir positif. Ya, view nya keren banget memang. Ini yang awalnya menarik hati kami, lingkungan sekitar hostel itu di bawah gunung dan dekat air terjun. Kami pun check-in dan ternyata petugasnya bilang bahwa kamar kami bukan yang di sini, tapi yang dekat pusat kota. What ? Suru kami jalan kaki balik lagi 2 km ke kota untuk sampai ke kamar ? Bukan marah, tapi udah memelas ini.. udah gempor..
Ternyata tidak demikian ceritanya. Petugasnya minta kami untuk menaruh koper kami di mobil dia. Nanti dia akan antarkan kami naik mobil ke lokasi kamar. Wuiiih… legaaaaa… Dia tanya kami perlu linen (seprai) dan handuk ga ? Karena semuanya ada di kantor receptionist ini. Kami hanya minta seprai (sesuai request kami saat booking), karena handuk sudah bawa sendiri. Ok. Setelah kami melunasi pembayaran pakai credit card, kami diantar kembali ke pusat kota naik mobil sang petugas.
Tips : Hati-hati, di Scandinavia hampir semua hostel memberlakukan extra charge untuk penggunaan seprai dan handuk. Jadi pastikan dulu apakah hostel yang dipilih bersedia menyediakannya secara gratis atau harus bayar tambahan. Untuk Brekke Gard kami sudah meminta linen (seprai) sejak booking dan mereka bisa menyediakannya secara gratis. Great !
“Ini rumahnya”, kata sang petugas. Wow, dekat sekali dengan station kereta dan pusat keramaian Flam. Asiiik.. Rumahnya… bagus sekali, seperti villa, tidak seperti hostel ! Letaknya agak di dataran tinggi, jadi view nya bagus !
Satu rumah ada 2 pintu masuk, depan dan belakang. Pintu depan untuk lantai dasar, sedangkan pintu belakang untuk lantai 1 dan lantai atas. Jadi ini 2 area yang terpisah, tidak menyambung, split level dengan pintu yang berbeda tapi 1 bangunan. Menarik yah, ini karena bangunan memang berada di dataran yang tidak rata dan peruntukannya untuk hostel. Pas.
Pintu masuk kami dari belakang rumah. Begitu masuk, belok kiri ada dapur lengkap dengan peralatan makan bahkan bahan untuk memasak seperti olive oil (untuk minyak goreng), bumbu masak, beberapa dressing, berbagai selai (buah dan coklat), kopi dan gula. Bahkan mereka menyediakan biskuit yang renyah tanpa rasa, yang umumnya digunakan oleh penduduk lokal Norway untuk makan (pengganti roti). Namanya ‘Knekkebrød’ atau ‘crispbread’. Jadi penghuni hostel bisa sarapan gratis, keren banget.
Di tengah ada ruang duduk2 yang luas dengan sofa yang empuk. Tidak ada TV di sini. Ada juga 1 kamar di situ yang ternyata dihuni pasangan dari Australia yang usianya cukup senior. Kami sempat beberapa kali ngobrol dengan mereka. Sama2 dari negara bumi selatan nih.. Di lantai ini juga ada kamar mandi yang lengkap dengan shower dan mesin cuci. Keren juga nih, bisa cuci baju kalo perlu.
Naik tangga, maka akan menemukan lorong dengan 3 pintu. Pintu kamar kami, pintu kamar tamu lainnya dan pintu toilet. Toiletnya cukup luas, ada wastafel serta meja dan laci2. Toilet ini menggunakan heater, jadi hangat sekali di sini. Tamu lain yang menginap satu lantai dengan kami menurut pasangan Australia itu adalah pasangan Spanyol yang masih muda. Mereka sempat ngobrol karena sudah tiba di hostel ini sehari sebelum kami. Kami sendiri tidak pernah bertemu dengan pasangan Spanyol ini selama di hostel.
Kamar kami sangat unik karena berada di bagian atap, jadi langit2nya berbentuk segitiga seperti bentuk atap. Jendela kami menghadap ke pusat kota Flam, wah… mantap ! Oya, di sini juga wifi nya lancar, kami bahkan menggunakan wa call untuk ngobrol dengan keluarga di Indonesia.
Setelah beres2 di kamar, kami melihat-lihat ke arah ruang duduk. Di situ ada balkon nya. Kecil, namun dari sini terhampar pemandangan indah Flam yang sangat spektakuler !
Kami berpikir, mungkin untuk tamu2 yang tidak membawa kendaraan sendiri, alias dari negara yang jauh, kamarnya berada di pusat kota agar memudahkan akses. Kasian kan kalau harus jalan kaki jarak jauh untuk ke puast kota.
Receptionist tadi sudah berpesan, nanti saat check-out kami hanya perlu meningalkan kunci di kamar. Tidak perlu kembali ke receptionist lagi yang jaraknya ajubile jauh itu. Jadi benar2 serasa rumah/villa pribadi nih, ga ada petugas sama sekali. Hanya 3 pasang tamu saja.
Namun kelemahannya adalah di sini, tidak ada telepon. Jadi jika ada masalah, tidak bisa menghubungi receptionist. Jika mau harus menggunakan telpon pribadi, halah. Jadi pastikan segalanya terpenuhi. Jika tidak, selamat jalan kaki 2 km menuju lokasi receptionist berada, he..he..
Malam ini kami mulai mengeksplore Flam. Iya, sekarang jam 7 malam tapi memang langit masih sangat terang. Ternyata, Flam punya pantai berpasir loh ! Walaupun garis pantainya pendek, tetapi tetap saja menjadi pemandangan yang menarik dengan background gunung di kejauhan. Bahkan di sini bisa berenang kalo tahan dingin. Airnya bening dan sangat tenang.
Di taman dekat pantai, ada kursi dan meja piknik, lengkap dengan panggangan barbeque yang boleh dipakai siapa saja. Tak jauh dari situ, ada parkiran caravan. Banyak sekali caravannya. Namun ternyata mereka tidak boleh tinggal di parkiran itu. Sore hari, mereka harus cari lokasi lain di sekitaran Flam yang memang khusus sudah disediakan bagi mereka yang membawa caravan.
Kami sempat ketemu sesuatu di tanah berbatu yang mirip kotoran hewan, tapi kok bergerak. Ternyata itu mirip lintah tapi bukan lintah. Namanya “spanish slug”, seperti siput tanpa cangkang, umum dijumpai di Scandinavia (karena kami belum pernah ke Spain nih) dan diangap sebagai hama tanaman. Warnanya hitam mengkilap. Nanti di Bergen dan Copenhagen, kami juga menemukan binatang ini tapi yang warnanya coklat.
Kapal cruise sudah pergi meninggalkan Flam. Bis2 turis juga pergi semua. Visitor centre sudah tutup. Hanya ada toko souvenir yang masih buka. Flam menjadi sepi kembali. Kami hanya lihat beberapa turis yang hiking di perbukitan Flam.
Banyak food truck yang harga makanan nya membuat kami geleng2 kepala. Tidak masuk budget nih. Di atas NOK.50 hanya untuk 1 porsi. Mendingan beli makanan di COOP market saja, swalayan kecil yang cukup lengkap di Flam. Apa yang murah dan mengenyangkan ya ? Hm.. kami beli french fries dan roti gandum saja. Hanya NOK.43 bisa untuk kami berdua makan malam dan sarapan besok.
Kami pun kembali ke hostel. Goreng kentang di dapur, bikin susu hangat dan menikmati makan malam kami di balkon hostel dengan pemandangan menakjubkan ! Saat kami makan di tengah dinginnya malam, kami bisa menyaksikan keindahan pelangi yang membusur dengan indahnya. Luar biasa ! Terima kasih Tuhan untuk anugerah dan kesetiaanMu dalam kehidupan kami. Tak habis-habisnya kami bersyukur atas berkatMu yang tak terduga bagi kami.

Balkon favorit !
Day 4 – Explore Flam
Hari ini kami akan naik fjord cruise pukul 9 pagi. Artinya masih punya waktu sekitar 2 jam di pagi hari untuk jalan2 di Flam. Bangun jam 6 dan kami sarapan roti dengan mencoba berbagai selai yang ada di dapur hostel. Ada selai nanas, selai strawberry, selai blueberry dan selai coklat. Yummy ! Lagi2 sambil memandangi kota cantik Flam.
Oke, sudah siap. Pagi ini kami hendak hiking dengan mendaki bukit di belakang Fretheim hotel. Ini satu2nya hotel bagus yang ada di Flam. Berbekal peta petunjuk dan beberapa rute yang dapat dipilih, lengkap dengan jarak tempuhnya, maka dimulailah olahraga kami pagi itu.
Pertama kami harus berjalan dulu melintasi jembatan, menyebrang sungai, ke arah pusat kota Flam. Wah, udara segar sekali. Matahari bersinar cerah. Pusat kota Flam sepi sekali, hampir tidak ada orang.
Kami langsung menuju area perbukitan di belakang Fretheim hotel. Targetnya adalah mengikuti jalur yang paling pendek selama 30-40 menit, kemudian kembali lagi. Maklum, masih ada jadwal naik boat nih. Jangan sampai ketinggalan.
Jalurnya sangat mudah dan jelas, ga bakal nyasar. Kami tidak bertemu siapa2 di jalur pendakian kami. Asik juga, apalagi kami menikmati keindahan pagi yang luar biasa. Di beberapa titik sudah disediakan kursi tempat untuk bersantai menikmati pemandangan kota Flam di bawah dan Fjord di kejauhan. Betul2 kami merasa kecil di tengah gunung2 yang ada di Flam ini.
Perjalanan mendaki ini sangat menyenangkan. Jika ada waktu lebih lama, pasti kami sudah meneruskan rute pendakian ini hingga akhir. Tapi tidak masalah, ini pun kami sudah sangat puas ! Turun dari pendakian, kami mampir ke Fretheim hotel dan mengakui bahwa hotel ini sangat nyaman dari sisi interior serta cantik eksteriornya. Cuma memang ini adalah hotel termahal di Flam.
Kami menikmati perjalanan terakhir kami di pusat kota Flam dan menyempatkan diri untuk mampir sekali lagi ke pantai. Kali ini tidak ada seorang pun di pantai. Rupanya orang lebih suka menikmati Flam di malam hari daripad di pagi hari seperti sekarang.
Sudah puas ! Waktunya melanjutkan perjalanan. Kami pulang ke hostel untuk mengambil ransel dan bagasi, serta kembali lagi ke pelabuhan tempat kami menunggu keberangkatan kapal kami. Saat tiba di pelabuhan Flam, sudah mulai terlihat antrian orang yang mau naik ferry. Ada 3 jalur antrian, jalur pemegang ticket NiN, jalur individu dan jalur group. Jika kemaren sore yang panjang itu antrian NiN (yang 2 lainnya kosong), kali ini yang antri justru jalur individu (2 lainnya kosong). Kami pun antri di situ, tapi antriannya bisa dibilang sangat sedikit, jauuuuuh dibanding antrian kemaren sore.
Di sisi berlainan, yaitu di stasiun kereta, ternyata banyak juga turis yang antri naik Flamsbana menuju Myrdal. Ternyata para turis ini baru saja datang dengan menggunakan bis2 pariwisata. Jika pagi hari, baik kapal maupun kereta terlihat jauh lebih sepi penumpangnya. Enak sekali !
Rute 3 : Flam – Gudvangen / Fjord Cruise (by ferry)
Fjord adalah bahasa Norway, semacam perairan sempit yang panjang, di antara gunung2 yang curam dan tinggi. Air tersebut berasal dari lelehan gletser (tumpukan es) di gunung2 tersebut. Fjord cruise adalah salah satu hal yang harus dilakukan ketika di Norway. Banyak sekali sebetulnya Fjord yang terkenal di Norway, namun jika mengikuti rute NiN, maka yang ditawarkan adalah NÆRØYFJORD ini. Susah ya tulisan dan bacanya. Ini adalah fjord tersempit di dunia dan merupakan cabang dari Sognefjord yang adalah fjord terpanjang kedua di dunia. Fjord ini juga termasuk dalam World Heritage UNESCO.
Untuk fjord cruise ini kami book dari https://www.visitflam.com/en/se-og-gjore/aktiviteter/fjordcruise-on-the-naroyfjord-2016/ dan pilih 1 way saja dari Flam ke Gudvangan. Ada 2 model boat, yang clasic (lama) dan premium (baru). Tentunya beda harga. Tau dong kami pilih yg mana ? Yang murah, yang harganya NOK.280 per orang. Harga tergantung jadwal yang dipilih dan banyaknya orang yang booking. Jadi cepat2 saja booknya supaya dapat murah seperti kami.
Di dalam kapal, lantai paling bawah ada toilet dan pallet2 kayu di mana kita bisa meletakkan barang bawaan kita (koper2 besar). Jadi ga usah bawa koper cape2 naik tangga ke atas ya. Dijamin aman kok.
Para penumpang tentu saja langsung berebutan naik dan menuju deck2 open air. Mereka ‘menguasai’ pinggiran ferry beserta kursi2nya. Kami pun berusaha mencari tempat yang masih kosong di situ. Masih cukup lega sih, karena pagi ini penumpang kapal jauuuuuh lebih sedikit dibandingkan kemaren sore. Ga kebayang kalo pas penuh penumpangnya, bisa2 ga bisa menikmati fjord dengan leluasa. Padahal ini adalah “highlight” nya Norway menurut kami.
Akhirnya setelah survey kondisi ferry, kami menemukan tempat yang sangat istimewa. Lokasinya sangat strategis, dan ini dijamin tidak akan kedinginan ! Yup, kami duduk di tengah2 area café, kursi paling depan menghadap pemandangan yang cantik banget ! The best spot for us. Sambil menikmati pemandangan, kami membeli hot chocolate seharga NOK.39.
Area deck open air terletak di bagian belakang dan samping dari ferry. Sedangkan bagian depan hanya bisa dilihat dari ruang kemudi dan dari cafe ini !! Memang pemandangan nya berada di balik kaca, tapi kacanya sangat bersih sehingga pemandangannya tetap spektakuler ! Nih.. coba lihat..
Seperti kursi VIP saja nih. Asik banget. Lama kelamaan, para penumpang di luar mulai kedinginan dan memasuki area cafe. Namun kami sudah berada di kursi VIP, paling depan dan paling tengah. Jadi, silakan mengikuti cara kami dan membuat banyak penumpang lain sirik 😉
Ada faktor lain yang juga mempengaruhi cantiknya pemandangan fjord ii, yaitu cuaca. Kami bersyukur karena perjalanan kami diiringi cuaca cerah, alias tidak hujan. Walau tidak hujan, coba perhatikan perbedaan pemandangan di bawah ini
Saat kami berangkat, langit betul2 biru dengan awan putih yang berarak. Pemandangan di langit ini terpantul sempurna di air yang tenang. Cantik sekali ! Namun di tengah perjalanan langit diliputi awan, sehingga warna air menjadi putih dan suasana yang tercipta menjadi agak kelabu dan mistis, haha..
Ferry sempat berhenti di beberapa desa kecil yang cantik seperti di Aurland, Undredal, dan Dyrdal untuk menaikkan penumpang. Walau cuma ada 2 penumpang yang akan naik, kapal tetap berhenti loh. Pemandangan desa2 kecil ini juga cantik, karena berwarna warni dan terletak di tengah gunung2 yang menjulang tinggi megah.
Melewati setengah perjalanan, cafe sudah mulai sesak. Gantian deh, kami sekarang jalan2 ke deck di luar yang sepi. Merasakan hembusan angin segar dan pemandangan lepas tanpa kaca.
Di deck luar, ternyata ada penumpang yang membawa anjing besar. Anjingnya duduk rapi di kursi. Haha.. keren ! Kami pun menikmati pindah2 tempat duduk, karena sangat sepi. Mulai dari duduk di deck belakang, deck atas, deck samping. Wuiih.. enak sekali perjalanan ini. Kami bisa menikmatinya. Tidak seperti saat duduk di kereta Flamsbana yang penuh sesak.
Sepanjang perjalanan kita juga bisa melihat air terjun yang tercipta karena lelehan gletser di puncak gunung. Ini juga pemandangan khas Fjord. Umumnya sangat panjang dan berliku2 dari atas ke bawah. Karena summer, air terjun nya lebih kecil2 dan sedikit, es nya sudah banyak yang cair. Namun di musim yang berbeda, ketika es masih banyak, maka air terjun yang ada akan lebih banyak dan lebih deras airnya.
Akhirnya setelah 2 jam lebih perjalanan by boat, kami pun tiba di Gudvangen. Area pelabuhan ini ramai dengan turis. rata2 menikmati makan siang di satu2nya restoran besar di situ. Bangunan2 di sini cukup unik, termasuk restorannya, karena atapnya ditumbuhi rumput.
Rute 4 : Gudvangen-Voss (by bus)
Kami tidak menghabiskan waktu di Gudvangen, melainkan langsung saja lanjut naik bus ke Voss. Untuk bus ini tidak bisa booking sebelumnya, jadi go show saja. Hati-hati, ada 2 macam bis untuk menuju Voss, yang bisa dibooking bukanlah bus yang kami naiki. Rutenya pun berbeda. Untuk turis, sebaiknya naik bus yang kami naiki karena rutenya yahud dan memang disediakan untuk turis yang membeli tour NiN. Turis perorangan tetap boleh naik kok, jangan kuatir. Bus ini terminalnya percis di depan pelabuhan dan bertuliskan “norway in a nutshell”.
Jadwal bus bisa dilihat di https://www.skyss.no/en. Busnya banyak. Ada nomor bus dan tertulis tujuan Voss. Penumpang ferry yang bersama2 kami, banyak yang langsung baris antri di depan pintu bus yang tertutup. Yup. Supirnya lagi santai2 dulu ngopi2. Sekitar 15 menit sebelum berangkat, barulah dia membuka pintu bus dan ruang bagasi agar kita bisa memasukkan bagasi kita.
Harga tiket bus ini adalah NOK.112 per orang dan ini yang paling penting dicatat : CASH ONLY ! Ada calon penumpang yang sampai harus lari2 ke dalam toko souvenir cari ATM untuk mendapatkan cash. Bus terisi hampir penuh dan berangkat tepat waktu. Supir busnya merangkap guide. Di beberapa tempat, sang supir menceritakan nama daerah yang dilalui. Ini bedanya dengan bus biasa yang tidak dikhususkan untuk turis.
Dari pelabuhan, bus sempat berhenti di hotel Stalheim, kelihatannya ini satu2nya hotel besar di Gudvangen. Ternyata tidak ada yang naik. Bus pun lanjut melewati terowongan dan ini dia… kelokan yang menjadi “highlight” dari bus ini. Namanya “Stalheimskleiva-hair-pin-bends”. Jalanan berkelok menukik turun sepanjang 1,5 km dan dikenal sebagai salah satu jalan paling curam yang ada di Eropa Utara dengan pemandangan yang sangat cantik.
Ingat kelok 44 di Maninjau, Sumatera ? Bisa baca soal ini di trip kami saat ke Bukittinggi. Nah, mirip deh. Lumayan seru nih, apalagi ukuran busnya cukup besar dan lebar. Perjalanan menurun ini dahulu merupakan satu2nya jalur menuju Voss. Sekarang sudah ada jalan lain yang tidak terjal seperti ini. Jadi bus2 lain umumnya melewati jalan lain tersebut. Hanya bus turis ini yang lewat kelokan ini karena pemandanganya memang indah dan pengalamannya seru. Supir bus nya juga sudah terlatih. Jagoan !
Pemandangan sepanjang perjalanan, di luar kelokan tadi juga menakjubkan. Siapa yang tidak terpikat melihat gunung es, lembah hijau dan perpaduannya silih berganti di kaca bus ?
Kami juga melewati air terjun besar, sungai, dan sapi2 yang merumput. Perjalanan selama 1 jam lebih ini tidak terasa membosankan sama sekali. Mungkin karena kami baru berangkat dari Flam tadi pagi. Namun jika membayangkan peserta tour NiN yang perjalanan nya non-stop alias dikebut seharian dari Oslo ke Bergen, rasanya sih bakal ketiduran di bus karena terlalu letih. Rugi banget ya ga lihat pemandangan keren ini.
Tips : Usahakan duduk di bagian kiri bus, agak di depan, sehingga bisa mendapat space yang bagus untuk memotret pemandangan selama di bus.
Ketika bus melewati dan menyusuri sungai, banyak orang yang melakukan aktivitas olahraga dengan kayak. Di Norway kayak itu sepertinya olahraga umum yang digemari semua orang saat musim panas. Mendekati Voss, bus berhenti beberapa kali di beberapa halte kecil mungil. Rupanya ada penumpang yang mau naik bus ke Voss. Ooh, bus ini walau untuk turis, namun masih berfungsi juga untuk transportasi warga lokal sehari-hari.
Bus berhenti tepat di depan stasiun kereta Voss. Tiket kereta belum kami beli, jadi santai dulu deh jalan2. Pemandangan danau cantik ada di depan stasiun. Tidak jauh dari stasiun ada hotel yang sangat besar. Kami sempat jalan ke arah pusat kota. Namun karena harus menggeret2 koper dan ga tahu apa yang menarik di Voss, maka kami hanya berjalan sampai ke sebuah gedung gereja di tengah jalan. Sayang, gereja ini pintunya tertutup, tidak bisa masuk. Di halaman ada pemakaman yang tertata rapi.
Kami putuskan kembali ke station agar bisa segera naik kereta ke Bergen, kota kedua terbesar di Norwegia yang terkenal sangat cantik itu. Ada beberapa jenis kereta yang menuju Bergen. Sama saja harganya, jadi kami membeli tiket di mesin untuk jadwal terdekat menggunakan credit card.
Sambil menunggu, pingin ke toilet nih. Jadi Diana menuju toilet yang ada di lantai bawah stasiun. Ternyata pintu terkunci dan bisa dibuka otomatis menggunakan kartu kredit. Iya, credit card only ! Canggih amat sih, mau pipis aja musti punya credit card, haha..
Harganya NOK.10 Gimana cara bayarnya yah ? Diana mencoba memasukkan kartu kredit di bagian bawah mesin kuning dekat pintu toilet itu. Terus coba buka pintu toiletnya. Kok ga bisa ? Mesinnya juga ga ada tanda apa2. Waduh, ga lucu nih kalo kartu terdebet tapi pintu toilet ga terbuka. Coba tarik dulu card nya. Terus coba buka lagi pintu toiletnya. Tetap ga terbuka.
Eh.. pas lagi bingung, tiba2 pintu toiletnya terbuka. Rupanya dibuka dari dalam oleh pemakai toilet. Sebentar, digambarkan dulu ya kondisi toiletnya. Jadi pintu yang terkunci itu adalah pintu “luar” untuk masuk ke area wastafel. Di area wastafel itu ada 3 bilik kloset dengan pintu masing2 yang tidak bayar lagi. Jelas ya ? Jadi percis seperti toilet pada umumnya di Indonesia. Hanya buka pintu “luar”nya yang harus bayar. Jadi pintu bukan tidak terbuka karena ada orang di dalam, tetapi memang ada masalah dengan mesin kartunya.
Untuk kasus Diana, rupanya karena beberapa kali mencoba buka pintu tidak bisa, maka ada orang di wastafel yang berinisiatif membukakan pintu, karena pintu bisa dibuka dari dalam dengan mudah. Dia sendiri belum selesai dan tidak keluar area wastafel saat Diana masuk.
Nah, pas Diana sudah selesai dan sedang cuci tangan di wastafel, terdengar lagi2 orang yang berusaha membuka pintu “luar” toilet dan tidak berhasil juga. Kali ini Diana membuka pintu dari dalam untuk ke luar toilet dan masuklah sekitar 4-5 orang berduyun2 ke dalam toilet. Kelihatannya ada masalah dengan mesin toiletnya, jadi akhirnya semua tidak ada yang bayar toilet (termasuk Diana), tetapi harus ada orang di dalam yang membukakan pintunya.
Tips : Toilet di setiap stasiun kereta pasti bayar, kebanyakan dengan credit card. Jadi sebaiknya gunakan toilet di kereta yang gratis. Jeff menggunakan toilet di kereta menuju Bergen. Toiletnya canggih dan bersih. Gambarnya yang di kanan bawah itu.
Rute 5 : Voss-Bergen (by train)
Train rute ini banyak sekali dan bisa dibeli secara langsung tanpa harus booking dahulu. Untuk jadwalnya bisa dilihat di https://wwwskyss.no/en Tapi hampir setiap jam ada, ga usah kuatir, go show aja. Kami akhirnya naik kereta jam 13.46 dari Voss dan dijadwalkan tiba di Bergen jam 14.09. Wah, bisa tiba di Bergen lebih cepat dari rencana nih, kirain sore baru sampai. Tiketnya NOK.199 per orang.
Tips : Duduk di sebelah kanan kereta untuk pemandangan yang lebih bagus. Dari stasion, kereta bergerak dari kanan ke kiri. Pemandangan melalui kaca jendela ini sulit dipotret, jadi harus dinikmati saja dengan mata langsung.
Rute ini mengakhiri perjalanan NiN ala Pasangan Traveling yang sangat menyenangkan dan menakjubkan. Sangat direkomendasikan untuk siapa pun yang pergi ke Norway untuk pertama kalinya seperti kami.
Bersambung ke Europe Scandinavia trip part 4 : Bergen
Kisah sebelumnya di Europe Scandinavia trip part 2 : Oslo
Terima kasih banyak info perjalanannya sangat bermanfaat. Tapi apakah benar harga-harganya jauh beda dgn yg tertulis….dibanding ketika sekarang dikunjungi link situs terkait ?
Oh ya mohon info tipsnya bagaimana dapat promo tiket cuma 299 NOK dari Oslo ke Myrdal ?
Halo Tommy. Kami hanya menuliskan pengalaman kami waktu ke Scandinavia tahun 2016. Mungkin harga sudah banyak yg berubah karena skrg tahun 2022. Untuk tiket promo biasanya didapat saat buka web site reservasi 2-3 bulan sebelumnya.