Day 3 : Cruise
Hari ini, kami mau pergi melihat binatang komodo di Pulau Komodo, salah satu highlight yang tidak boleh dilewatkan saat berwisata ke Labuan Bajo. Soalnya habitat asli si komodo di seluruh dunia, ya hanya di sini. Komodo menjadi kadal terbesar di dunia yang masih hidup hingga sekarang.
Jumlah komodo yang ada di Labuan Bajo diperkirakan 3.000 – 3.500 ekor. Habitat mereka hidup dan tersebar di beberapa pulau seperti pulau Komodo, pulau Rinca, pulau Padar, pulau Motang, dan pulau Kode. Tapi populasi terbanyak dan yang sering menjadi objek wisata adalah di pulau Komodo dan pulau Rinca.
Komodo adalah hewan berdarah panas, di mana jika hari semakin siang dan cuaca semakin panas, mereka akan mencari tempat persembunyian yang teduh untuk mereka. Biasanya jauh masuk ke dalam hutan. Sebab itu, kami harus berangkat sepagi mungkin untuk memperbesar peluang kami menemukan komodo sebelum mereka masuk lebih dalam ke hutan. Jadi walaupun jumlah mereka cukup banyak, bisa menemukan 1 atau 2 ekor komodo saja, seperti bermain keberuntungan.
Selain itu, semakin pagi kami datang akan semakin mengurangi potensi keramaian / kepadatan wisatawan. Oh ya sebelum masuk pulau Komodo, kami wajib membayar tiket masuk Taman Nasional Komodo sebesar Rp. 250.000, – per orang yang dikumpulkan ke tour guide kami. Ini biaya yang memang sejak awal sudah diinfokan di luar biaya phinisi.
Tiba di desa Komodo, kami diberikan briefing mengenai rute perjalanan kami dalam mencari komodo dan juga tips saat menemukan dan berhadapan dengan komodo ini. Ada 3 orang ranger / pawang yang menemani perjalanan grup kami. Semuanya membawa tongkat kayu yang cukup panjang dan ujung tongkat kayunya dibuat seperti huruf V. Tongkat kayu ini digunakan untuk mengendalikan komodo ketika berhadapan dengan mereka agar mereka tidak menyerang kami atau manusia lainnya. Tiga (3) ranger ini ada yang memimpin di paling depan, ada di posisi tengah dan juga paling belakang rombongan.
Desa Komodo ini dihuni oleh penduduk yang beraktivitas seperti layaknya sebuah desa. Ada sekolah, ada yang berdagang, mesjid, tempat jual souvenir, dan lain2. Lokasi desa dan semua aktivitas penduduk ada di bagian bawah atau dekat pelabuhan. Sementara para komodo berkeliaran di area hutan dan perbukitan yang berada jauh di belakang desa. Jadi hampir tidak ada ceritanya si komodo jalan2 di tengah2 desa sendirian
Untuk menemukan komodo, kami harus berjalan ke arah perbukitan. Rutenya menanjak tapi tidak terlalu terjal. Yang pertama kali ketemu justru patung komodo yang menjadi icon pulau ini. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke arah perbukitan. Komodo pertama yang kami jumpai sedang berleha2 di bawah pohon sendirian. Wah ga nyangka bisa secepat ini menemukan komodo. Karena menurut ranger ada juga yang sudah berjam2 berjalan, tapi tidak menemukan komodo satupun.
Tidak jauh dari lokasi komodo pertama, kami sudah bisa melihat komodo kedua. Posisinya sama yaitu sedang berleha2 di bawah pohon. Yang menarik, tidak jauh dari lokasi komodo kedua ada sekolah yang saat ini sedang melakukan aktivitas belajarnya. Jadi sudah merupakan hal yang biasa bagi penduduk pulau Komodo hidup berdampingan dengan makhluk eksotis ini.
Untuk berfoto dan mendekati komodo, kami wajib mendengarkan arahan para ranger. Karena mereka sudah terbiasa dengan tingkah polah makhluk ini, jadi mereka biasanya membuat batasan yang cukup aman antara kami dan komodo.
Dari berkunjung ke pulau Komodo, kami kembali ke phinisi untuk makan pagi karena tadi pagi baru makan roti. Setelah sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke Pink Beach. Nah jika mendengar Pink Beach di Labuan Bajo, ternyata lokasinya bukan hanya di 1 tempat, tapi ada di beberapa tempat.
Pink Beach ini memiliki garis pantai yang pendek. Di sini kami bisa berfoto dari atas bukit dengan pemandangan Pink Beach di belakang kami. Setelah itu ada beberapa aktivitas lain seperti berenang, paddle dan sebagainya. Kalo lapar dan haus, ada warung2 yang menjual aneka makanan dan minuman termasuk kelapa muda. Dokumentasi dari hasil drone di Pink Beach, bisa di akun IG kami : jeffdandiana
Selesai bermain ke Pink Beach, kami kembali ke phinisi untuk makan siang. Setelah makan siang, kami menuju perairan dekat pulau Penga (tidak turun ke pulau Penga) untuk melakukan aktivitas snorkeling. Arus siang itu cukup kuat. Kami berpindah-pindah titik snorkeling karena memang di sini biota lautnya sangat bagus.
Hari ini diakhiri dengan menyaksikan fenomena alam yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain, yaitu terbangnya ribuan kelelawar / kalong dari habitat mereka di pulau Kalong. Fenomena alam ini akan dimulai sekitar jam 6 sore / sunset. Sebelum jam tersebut, semua phinisi mendekati pulau Kalong. Jadi ada ratusan phinisi lain yang ada di sekitar kami saat itu. Kemudian semua penumpang naik ke deck paling atas untuk menyaksikan fenomena alam ini.
Dan benar saja, sesuai dengan waktu perkiraan yaitu jam 6 sore secara perlahan mulai keluar dan beterbangan kelelawar / kalong dari pulau Kalong itu. Jumlahnya makin lama makin banyak dan terbang di atas kami. Keindahan fenomena ini memang paling asyik kalo dinikmati langsung dengan mata kepala sendiri. Mereka terbang untuk mencari makan di pulau lain. Menjelang subuh, mereka akan kembali ke habitat mereka di pulau Kalong untuk beristirahat. Demikianlah fenomena ini berlangsung setiap harinya.
Day 4 : cruise dan kembali ke Jakarta
Hari terakhir kami di Labuan Bajo sebelum pulang ke Jakarta. Ternyata di hari terakhir ini pun, kami masih snorkeling, yaitu di sekitaran pulau Manjarite (tidak turun ke pulau Manjarite). Ini snorkeling terakhir kami di Labuan Bajo. Karena masih pagi, arusnya tidak terlalu kuat sehingga kami bisa cukup tenang bersnokeling dan diabadikan oleh photographer phinisi kami.
Setelah snorkeling, kami semua mengembalikan semua peralatan snorkeling kami ke tour guide sambil dicek kondisinya. Karena jika ada cacat atau kerusakan, bisa dikenai fee. Kami lanjut dengan sarapan dan bersih2 alias mandi serta merapikan barang-barang bawaan untuk persiapan pulang.
Tujuan terakhir kami adalah ke pulau Kelor sebelum mengakhiri perjalanan ini. Perjalanan ke pulau Kelor sekaligus perjalanan pulang ke arah Marina Labuan Bajo. Dalam perjalanan, banyak phinisi di sekitar kami mengembangkan seluruh layarnya sehingga tampak lebih anggun dan indah.
Di pulau Kelor ini ada atraksi menarik yaitu baby sharks yang berkeliaran di sekitaran pulau ini, Jumlahnya sangat banyak. Dan menariknya mereka berenang di permukaan dangkal. Jadi kami tinggal jalan sedikit dari pinggir pantai, masuk ke dalam air dan di situ sudah banyak baby shark berenang ke sana ke mari. Mereka sangat jinak. Wah, ga heran banyak sekali wisatawan yang betah berlama2 di tempat ini.
Kami kembali ke Marina Labuan Bajo dan berpisah dengan teman2 satu phinisi kami. Ada yang langsung terbang siang hari atau malam harinya tapi ada juga yang menginap beberapa malam lagi di beberapa hotel di Labuan Bajo. Kami akan kembali ke Jakarta dengan pesawat jam 7 malam. Karena hari masih siang dan panjang, kami minta diantarkan ke Ayana Komodo Waecicu Beach, salah satu hotel termewah dan terbesar di Labuan Bajo. Kami mau santai2 di sana sambil menunggu waktu check in di airport. Di Ayana kami jalan2 keliling hotel dan juga menikmati makanan dan minuman ringah di sana.
Jam 16.30 dengan sewa mobil, kami berangkat ke bandar udara Komodo. Tidak sampai 10 menit, kami sudah tiba di sana, Biayanya Rp. 100.000,- per sekali jalan. Setelah kami check in dan memasukkan bagasi kami, kami mau makan sore terlebih dahulu di Kado Bajo, toko souvenir sekaligus restoran yang letaknya tepat di seberang bandar udara Komodo, tempat yang kami kunjungi pertama kali saat datang Labuan Bajo part 1
Kalo souvenir terletak di lantai 1 dan 2, restoran Kado Bajo ini terletak di lantai 3. Kami memilih duduk di pinggir yang bisa melihat langsung bandar udara Komodo. Setelah makan, kami kembali ke airport untuk boarding dan kembali ke Jakarta.
Demikianlah pengalaman kami traveling ke Labuan Bajo, Tunggu kisah traveling domestik kami selanjutnya ya
Kisah sebelumnya di Labuan Bajo part 2










Labuan Bajo trip looks epic! Can’t wait for Part 3—more Komodo dragons, pink beaches, and stunning sunsets. Perfect mix of adventure and relaxation. Counting down to June 2025!