Day 7 : Fes – Chefcahouen – Tangier
Setelah sarapan pagi, kami langsung check out dan dijemput oleh driver dan lokal guide kami selama ada di Fes. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Royal Palace of Fes. Istana ini merupakan salah satu dari beberapa istana di seantero Morocco yang masih secara aktif dihuni oleh raja Morocco dan keluarganya. Jadi kami hanya bisa berfoto2 di depan istana serta alun2 di depannya.
Dari Royal Palace of Fes, kami diajak keliling kota Fes sambil menuju salah satu bukit tertinggi untuk menyaksikan keindahan kota Fes. Setelah itu, sambil menunggu waktu jam buka Old Medina, kami diajak mengunjungi salah satu pabrik keramik di Fes yaitu Art de Poterie
Di Art de Poterie ini, kami mendapatkan penjelasan dari pemiliknya terkait apa yang ada di dalamnya. Bahan bakunya yang berupa tanah liat putih, bukan tanah liat merah/coklat seperti yang biasa kita tahu atau juga bukan semen putih walau mirip banget ini kalo dilihat sekilas. Di sini kami melihat workshop dan proses pembuatan produk2 keramiknya hingga show room yang berisi aneka produk yang bisa dibeli untuk souvenir. Mereka juga bisa mengirimkan produk2 mereka ke berbagai belahan dunia dengan kurir international.
Dari pabrik keramik, kami diajak ke tempat pencelupan dan produksi kulit di Fes. Proses pencelupannya masih tradisional (menggunakan tenaga manusia). Untuk warnanya mereka menggunakan pewarna alami agar tidak mencemari lingkungan. Sebelum masuk ke toko dan workshopnya, kami diberi daun mint untuk menetralisir bau kulit yang bisa saja membuat pengunjung mual.
Tokonya sempit dan memiliki beberapa lantai show room. Tiap lantai dijual aneka produk kulit yang berbeda2 seperti sepatu, jaket, tas dan lain2. Yang menarik banyak warna cerah yang ditampilkan dalam produk2 mereka. Di lantai paling atas ada tempat di mana para pengunjung bisa mendapatkan penjelasan mengenai produksi dan produk kulit di sini. Tempat produksi kulit ini hanya salah satu dari beberapa tempat sejenis yang ada di kota Fes ini.
Dari show room produksi kulit, kami mulai diajak berkeliling jalan kaki memasuki Old Medina nya Fes. Situasinya mirip seperti Old Medina di Marrakech Morocco part 2 Saat kami tiba, banyak toko yang masih tutup padahal sudah jam 11 siang. Jadi tidak banyak yang bisa kami lihat. Salah satu highlight di Old Medina ini adalah The University of al-Qarawiyyin yang diyakini menjadi universitas tertua di dunia.
Setelah makan siang, kami beranjak ke kota Chefchaouen, sebuah kota kecil di pegunungan Rif. Kota ini dikenal dengan sebutan Blue City atau Kota Biru. Dari kejauhan, kami sudah bisa melihat warna biru yang ada di kota ini.
Kami tiba di pusat kota Chefchaouen dan bertemu dengan lokal guide kami. Kami langsung diajak berjalan kaki ke Chefchaouen Medina. Karena kota ini terletak di pegunungan, Medina berkontur naik turun. Berbeda dengan Medina yang ada di Marrakech maupun Fes tadi pagi. Untungnya lokal guide kami pandai memilih jalanan yang tidak terlalu terjal.
Situasinya sama saja seperti Medina pada umumnya. Di kanan kiri ada berbagai toko yang menjual aneka produk termasuk makanan, hotel2 kecil dan juga rumah penduduk. Lokal guide kami sempat membelikan kue kering yang baru keluar dari panggangan untuk kami. Wanginya harum dan rasanya enak. Di sini terdapat juga komunitas orang Yahudi seperti pada Medina di kota2 lain.
Yang paling menarik dan membuat mata ini berdecak kagum adalah karena warna cat dinding gedung2 di sini dan bahkan beberapa jalanannya, didominasi oleh cat warna biru. Inilah yang membuat Chefchaouen disebut dengan Blue City atau Kota Biru. Menariknya lagi, warna biru yang digunakan berbeda2, ada yang tua dan muda. Itupun ada variasinya lagi.
Objek yang berwarna biru bukan hanya dinding gedung tapi juga pintu, jendela, tangga, tirai dan hampir semua eksterior. Tidak ada satu teori yang pasti tentang asal muasal kenapa kota ini didominasi oleh warna biru. Ada beberapa versi sejarahnya. Itu yang diterangkan oleh lokal guide kami.
Saking menariknya kota ini, banyak tempat yang menjadi spot foto yang menarik bagi para turis. Beberapa di antaranya malah ramai dan harus antri saat berfoto. Bahkan lokal guide kami membuatkan video untuk kami, persis deh kayak videografer prewedding.
Di Chefchaouen ini ada juga beberapa tempat penting seperti Kasbah of Chefchaouen dan juga Grand Mosque of Chefchaouen. Di alun2 pusat kota, ada beberapa kafe dan para turis bisa bersantai menikmati suasana Medina Chefchaouen.
Selesai berwisata di Chefchaouen, kota kami selanjutnya adalah kota pelabuhan Tangier. Waktu yang ditempuh sekitar 2,5 jam. Kami tiba di kota ini sudah malam hari. Tangier merupakan kota besar yang ramai oleh kehidupan masyarakatnya hingga malam hari.
Di Tangier, kami menginap di sebuah hotel tua, yaitu Hotel Chellah. Letaknya di tengah kota. Hotel ini sudah ada sejak tahun 1964 ! Pintu kamar hotel kami terbuat dari kayu yang berat dan berukuran lebih besar daripada ukuran pintu normal pada umumnya. Dari semua hotel yang kami inapi di Morocco, hotel Chellah ini memiliki luas kamar yang paling besar. Namun begitu, justru amenities di hotel ini yang paling minim.
Kami makan malam di restoran hotel ini dan dilayani oleh pelayan yang memakai jas seperti layaknya pelayan restoran Eropa. Setelah makan malam, kami sempat jalan2 sebentar ke luar hotel. Ternyata di samping hotel, ada beberapa klub malam. Ada juga beberapa toko gelato. Ok malam ini kami istirahat dulu dan baru eksplore kota Tangier besok pagi.
Day 8 : Tangier
Selesai sarapan dan check out, kami dijemput oleh driver dan lokal guide kami selama di Tangier hingga siang nanti. Penampilan lokal guide kami cukup perlente, seperti pekerja kantoran.

Bawah : pertemuan Samudra Atlantik dan laut Mediterania
Karena masih pagi dan Tangier Casbah (semacam Old Medina) masih tutup, kami diajak naik ke daerah perbukitan. Di kanan kiri banyak rumah mewah dengan taman yang terawat. Kami dibawa ke satu titik yang merupakan titik pertemuan antara samudra Atlantik dan laut Mediterania. Hal ini seperti saat kami mengunjungi Cape Town di South Africa part 3 yang merupakan titik pertemuan antara samudra Atlantik dan samudra Hindia
Di dekat titik pertemuan 2 lautan ini, ada Cap Spartel yaitu mercu suar untuk panduan para pelaut yang berlayar di area laut Mediterania. Di sinilah titik terdekat benua Afrika dan benua Eropa. Dari sini jika cuaca cerah, kita bisa melihat daratan negara Spanyol (Spain) di kejauhan.
Dari Cap Spartel, kami melanjutkan perjalanan menuju Hercules Cave. Hanya berkendara sekitar 5 menit saja. Awalnya kami sempat heran mendengar ada gua ini di Morocco. Karena sepanjang sepengetahuan kami, Hercules merupakan mitologi dari Yunani. Tapi ternyata di Morocco juga ada mitologi Hercules ini.
Tiba di lokasi Hercules Cave, dari pintu gerbang sudah ada informasi terkait ttg gua ini. Dan ini ternyata adalah Hercules yang sama dengan yang ada dalam mitologi Yunani. Dari gerbang kami melewati lapangan yang luas untuk selanjutnya berjalan memasuki Hercules Cave. Jangan bayangkan gua seperti waktu kami ke Cango Cave di South Africa part 2 yang jalanan di dalamnya masih berupa tanah dan bebatuan. Di Hercules Cave ini, jalanannya terbuat dari paving block yang rata dan rapi ! Tidak perlu usaha dan sangat aman
Hercules Cave ini ternyata sangat kecil. Pintu masuk dan pintu keluar gua ini sama. Tidak perlu takut nyasar dan tidak memerlukan guide. Di dalam gua tampak ada beberapa titik cahaya lampu. Ada diorama ttg si Hercules. Nah, di gua ini ada 1 titik lubang gua yang memperlihatkan samudra Atlantik. Lubang ini unik karena berbentuk seperti benua Afrika yang terlihat di peta. Hercules sendiri dipercaya pernah tinggal di dalam gua ini.
Dari Hercules Cave, kami turun ke pusat kota Tangier yang hari itu sangat cerah dan cukup panas. Kami menuju Tangier Casbah yang merupakan pusat perdagangan dan ekonomi masyarakat lokal di sini.
Tangier merupakan kota pelabuhan. Lokasinya berseberangan langsung dengan benua Eropa, dalam hal ini Spanyol. Dipisahkan oleh selat Gibraltar. Karena cuaca sedang cerah saat itu, kami berkesempatan melihat daratan Spanyol di kejauhan dari Tangier Casbah.
Keluar sedikit dari Tangier Casbah, terdapat alun2 dan juga gedung2 pemerintahan di kota Tangier ini. Semuanya tertata dengan rapi layaknya kota di Eropa.
Di dalam Tangier Casbah sendiri, layaknya pasar, banyak terdapat toko dan pusat usaha masyarakat lokal. Sama seperti Old Medina di Marrakech dan Fes. Baik yang berupa produk pangan maupun tekstil dan toko2 souvenir
Sama seperti di kota2 Morocco lainnya, bersantai sambil menikmati kopi atau mint tea serta menikmati snack, juga ada di Tangier ini. Kami diajak bersantai oleh lokal guide kami karena dia ingin kami bisa merasakan atmosphere budaya lokal dari kota Tangier ini. Selesai bersantai dan ngopi, kami melanjutkan perjalanan kami kembali ke Casablanca.
Bersambung ke Morocco part 5
Cerita sebelumnya ada di Morocco part 3




















