Lanjutan Day 5…
Setelah berjerih lelah mendaki gunung glacier, kami menuju Jokullsarlon. Stop dulu buat makan di jejeran food truck yang menjual macam2 makanan. Salah satu yang terkenal dan menjadi tujuan kami namanya Heimahumar. Ini food truck yang menjual local langoustine alias lobster versi Norway. Langoustine ini lebih langka dari lobster dan bentuknya lebih kecil dari lobster biasa, tapi rasanya manis dan enak seperti lobster biasa.
Menu favoritnya adalah langoustine soup (sup lobster) dan langoustine roll (hot dog tapi bukan pakai sosis melainkan suwiran daging lobster). Silakan dipilih sesuai selera. Diana pesan yang soup, karena sudah dingin2an setengah hari kan, pengennya makan yang hangat2. Tidak salah pilih, ini soup nya enaaaaak banget ! Daging nya ga pelit dan selain sup tetap dikasi roti juga sebagai karbohidrat nya.
Setelah mengisi perut, kami lanjut ke Jokullsarlon Glacier Lagoon. Ini tempat keren banget, bisa melihat glacier mengambang di perairan. Jadi pemandangannya akan dinamis karena bentuk dan posisi glacier bisa berubah-ubah. Kalo di psikologi, kita banyak bicara mengenai alam bawah sadar dan alam sadar manusia yang seperti iceberg (gunung es atau bongkahan es di perairan). Ini sebagai ilustrasi dimana bagian es yang terlihat di permukaan (alam sadar) hanya sebagian kecil dari keseluruhan bongkahan es yang lebih banyak ada di bawah permukaan air sehingga tidak terlihat (alam bawah sadar). Nah, sekarang baru deh Diana melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Jadi lengkaplah pengalaman hari ini, tadi pagi melihat glacier di atas gunung, sekarang melihat glacier yang berada di air. Betul2 pengalaman yang berkesan. Inilah alam arctic yang menakjubkan yang tidak bisa ditemukan di negara2 tropis, haha.. Sewaktu2 kita bisa melihat seal yang juga berada di lagoon ini. Saat kami di sana sempat beberapa orang melihat seal yang melompat di kejauhan. Diana sih sudah beberapa kali melihat seal dari jarak dekat, saat di Santa Cruz Beach & Pebble Beach USA (2002) serta Seal Island Hout Bay, South Africa (2024).
Dari sini kami bergeser sedikit (tetap naik bus) menuju Diamond Beach. Pantai ini terkenal karena sebaran bongkahan es yang relatif lebih kecil2 dan mengkilap di pasir pantai yang hitam. Itulah kenapa dianggap seperti berlian dan dinamakan diamond beach. Bongkahan es ini adalah pecahan dari glacier yang mengalir ke laut. Di sini kami bisa mencari sendiri diamond yang disukai dan berfoto dengan pemandangan yang unik dan tidak ada di tempat lain.
Malam ini adalah malam terakhir kami berada di cottage di tengah alam bebas. Besok kami akan kembali menuju kota Reykjavik. Jadi ini adalah harapan terakhir kami menemukan aurora yang bersinar cerah di tengah kegelapan. Namun sayang sekali, kami kembali mendapatkan kabar bahwa langit berawan sehingga tidak memungkinkan untuk melihat aurora.
Day 6
Pagi ini kami berangkat agak siang, sekitar jam 10 am. Sehingga akhirnya bisa menikmati sunrise di penginapan. Jadi ketika winter begini, sunrise itu sekitar jam 9.30 am. Karena setiap hari kita akan berkegiatan mulai sebelum jam 9, maka selalu pergi dalam keadaan gelap. Tidak buang waktu, langsung kami mengabadikan moment cantiknya sunrise menyembul di area cottage kami. Juga akhirnya bisa foto2 cottage kami yang cantik dalam keadaan terang.
Pagi ini salju masih tebal, namun sudah tidak turun salju. Oke, selamat tinggal Horgsland.. kami mau melanjutkan perjalanan mengarah kembali ke Reykjavik. Tentunya masih mengunjungi tempat2 wisata di sepanjang perjalanan.
Tujuan pertama hari ini adalah Eldhraun Lava Field. Ini adalah salah satu ladang lava terbesar di dunia. Terbentuk dari letusan dashyat gunung berapi Laki pada tahun 1783-1784. Luasnya 565 km2, sangat luas, berada di tempat ini seperti merasakan mendarat di bulan. Tidak ada tanaman apa pun, betul2 hanya batuan hitam sepanjang mata memandang. Tidak heran tempat ini menjadi tempat bagi NASA untuk melatih team Apollo 11 sebelum betul2 mendarat di bulan. Informasi lebih lanjut mengenai lava field ini bisa dibaca di sini.
Wilayah ini sebetulnya ditutupi lumut hijau tebal yang menjadikannya unik. Namun ketika winter, tentu saja yang terlihat adalah padang lava ini ditutupi putihnya salju. Di sini pun kami kembali bisa merasakan cantiknya sunrise di tengah pemandangan alam yang unik.
Next destination adalah Myrdal Church di Vik. Salah satu landmark yang populer di Iceland. Dibangun tahun 1930, gereja ini menghadap ke Samudera Atlantik dan pantai pasir hitam. Untuk bisa mendapatkan view yang cantik, kita perlu agak mendaki bukit, sehingga berada di bagian atas dan memandang gereja serta samudera di bagian bawah.
Ternyata pendakian ke atas sangat tidak mudah. Angin amat sangat kencang, sehingga butiran salju beterbangan bagai debu dan sampai menimbulkan suara mendesis. Kami pun harus mendaki di tengah terpaan angin model begini. Walau matahari bersinar, tapi dinginnya betul2 menusuk. Dari atas terlihat batuan basalat yang runcing menonjol di tengah samudera, seperti gigi hiu. Ini namanya Reynisdrangar (Sea Stacks). Menurut legenda, ini adalah troll (mahluk mistis menurut legenda Norway) yang berubah menjadi batu karena terkena sinar matahari. Selengkapnya bisa baca di sini.
Diana sempat mendekati gerejanya dan berusaha masuk karena sebetulnya ini hari Minggu. Namun ternyata pintu terkunci dan tidak ada jadwal ibadah. Artinya gereja ini sepertinya sudah tidak aktif digunakan. Mungkin juga karena winter ? Entahlah.
Siang ini di Vik, Diana dan beberapa teman memutuskan untuk lunch di Black Crust Pizza. Pizza ini termasuk salah satu rekomendasi makanan yang sepertinya menarik untuk dicoba. Ada menu pizza yang hitam ada juga yang biasa. Kami pilih yang hitam dong ya, kan speciality nya. Juga pilih menu favorit nomor 1 di sana, yaitu langoustine black pizza. Sudah tau langoustine dong ? yes, lobster. Kapan lagi makan lobster pizza nih… dan tidak salah pilih, rasanya seru ! Beda daripada rasa pizza umumnya di Indonesia. Ini agak gurih2 gimana gitu, unik. Sempat sharing juga dgn menu dari teman yang lain dan over all semuanya enak !
Setelah makan, kami menuju Reynisfjara Black Sand Beach. Ini adalah pantai yang unik karena bukan terdiri dari pasir hitam seperti bayangan kita. Melainkan pantainya terdiri dari batu2 kerikil berwarna hitam. Jadi besar2 gitu ya batunya seperti batu kali/kerikil bulat buat dekorasi teman gitu, bukan pasir yang seperti debu. Aneh dan unik banget sih ini. Harusnya namanya bukan Black Sand Beach melainkan Black Stone Beach, hehe..
Di sini ada gua yang terbentuk dari batu basalt hitam. Bentuk di bagian luar gua adalah bentuk yang menjadi inspirasi eksterior gereja Hallgrimskirkja di Reykjavik. Ombak di sini sangat ganas. Harus extra hati2, karena sewaktu2 ombak bisa sangat tinggi dan menghempas sampai jauh ke pantai. Oleh karena itu ada kepercayaan bahwa di pantai ini tidak boleh menghadap membelakangi laut. Make sense sih, karena posisi itu orang menjadi tidak waspada jika ada ombak datang dan bisa tergulung ombak.
Kami dan para pengunjung yang sedang berfoto2 di pantai pun berkali2 teriak sambil lari2 menjauhi lautan karena ombak yang ganas tersebut. Dari sini juga akan terlihat Reynisdrangar (sea stacks) di kejauhan dan menjadi background foto yang unik karena posisinya cukup dekat dari bibir pantai.
Dari sini kami meneruskan perjalanan ke Reykjavik dan berhenti di Eyjafjallajokull viewpoint. Baca namanya aja susah ya, haha.. Ternyata spelling nya : eya-fyakla-yokul. Ini adalah glacier volcano yang meletus pada tahun 2010 dan merupakan suatu bencana alam yang dahsyat. Ada beberapa foto kondisi2 saat letusan terjadi dipajang di sini dan menjadi memorial terhadap peristiwa tersebut.
Ini adalah stop terakhir sebelum kami akhirnya kembali tiba di Reykjavik. Diana dan beberapa teman pun memutuskan untuk jalan2 dulu malam hari ini di Reykjavik. Ceritanya ada yang mau cari es krim nih, hayu lah !
Bersambung ke part 5
Kisah sebelumnya di part 3








