Prolog
Liburan akhir tahun kali ini kami memutuskan untuk pergi yang dekat-dekat saja. Pilihan jatuh pada Cirebon, kota yang bisa dijangkau dengan perjalanan kereta api (terakhir kami naik KA adalah saat kuliah-lebih dari 10 tahun lalu) dan sudah sangat lama kami tidak mengunjungi Cirebon. Jeff & Diana sama2 pernah ke Cirebon, tapi saat kami masih kecil, jadi memory nya hampir tidak ada. Kebetulan juga ada family dari masing2 kami yang tinggal di sana. Jadi sekalian family visit deh ceritanya. Liburan ke Cirebon ini dilakukan di tengah2 liburan kami ke Bandung. Jadi pp ke Cirebonnya dari Bandung. KA Bandung-Cirebon menempuh perjalanan yang lebih lama daripada Jakarta-Cirebon, tetapi biayanya lebih murah π
Kami naik KA Ciremai Ekspress. Tiket sudah dibeli 2 bulan lalu melalui website resmi PT.KAI. Hebat loh sekarang, pembelian nya sudah seperti membeli tiket pesawat atau train di luar negeri. Online dan semakin cepat belinya, harganya semakin murah. Untuk perjalanan Ciremai Ekspress ini tersedia harga antara Rp.105.000,- hingga Rp.350.000,- Untuk pergi kami dapat di harga Rp.125.000,- kalah cepat dengan pembeli yang lain, sehingga harga murah sudah habis. Tapi pulangnya masih bisa dapat di harga Rp.115.000,- lumayan lah. Semua harga itu di-diskon lagi sekitar 7.500 rupiah. Bisa langsung pilih tempat duduk juga loh. Setelah bayar kami langsung dapat e-ticket nya melalui email. Nanti e-ticket ini harus ditukarkan dengan tiket asli di stasiun kereta (mana saja) paling lambat 1 jam sebelum jadwal berangkat. Caranya mudah sekali, cukup ketik kode yang ada di e-ticket pada mesin printer yang disedikan di stasiun, nanti otomatis akan keluar tiket aslinya. Self service. Canggih !
Day 1
Sekarang naik KA sudah seperti naik pesawat. Kita bisa boarding (masuk ke stasiun) 1 jam sebelumnya dengan cara memperlihatkan tiket asli dan KTP. Nama harus sama. Jadi tidak ada lagi tuh praktek percaloan. Orang yang tidak berkepentingan juga ga bisa masuk ke dalam peron stasiun. Bagus ! Kereta berangkat pk.09.50 tepat, bahkan kalo jam tangan kami sih masih kurang 1 menit udah jalan KA nya.
Dari Bandung KA bergerak ke arah Cikampek-Jakarta. Iya, karena tidak ada rel KA langsung dari Bandung ke Cirebon. Makanya harus menuju Jakarta dulu, nanti di tengah jalan baru berbalik arah dan menuju Cirebon. Akibatnya saat KA tiba dan berhenti di Cikampek, maka seluruh penumpang harus membalikkan arah kursinya jika mau terus menghadap depan. Menarik juga. Keliatan mana yang sudah biasa dan mana yang kurang paham dan bingung seperti kami, hehe..
Setelah 4 jam perjalanan, kami pun tiba di Cirebon disambut hujan deras. Ada keluarga dari Diana yang sudah menjemput di Stasiun. Thanks to oma Jenny dan Mr.Budi sekeluarga. Kami langsung menuju Amaris Hotel yang letaknya amat sangat dekat dari stasiun. Hotel ini sudah kami book sebelumnya melalui situs booking.com dengan harga 780 ribu untuk 2 malam, sudah termasuk breakfast. Murah ya ?! Tapi fasilitasnya pun standard minimalis.
Setelah chek-in dan taro ransel di hotel, maka kami dibawa ke rumah oma Jenny. Selain ngobrol2 kami pun punya mainan baru di sini. Pudel abu2 milik oma Jenny. Aduuuh… lucu2 banget !
Namanya Ruby – Bella – Abel. Bukan hanya lucu, tetapi mereka itu adalah keluarga besar alias 3 generasi. Jadi Ruby adalah mamanya Bella dan omanya Abel. Haha… keren yah. Nah, kami di rumah punya 1 pudel putih, namanya Mickey. Mickey itu adalah saudaranya Abel. Jadi ceritanya kami bertemu dengan keluarga besar Mickey. Mulai dari nenek, oma dan saudaranya. Wow !
Di foto samping, yang paling kiri dan agak hitam kepalanya itu adalah Abel. Di tengah2 adalah Bella dan paling kanan adalah Ruby. Posisinya sama antara foto atas dan bawah, hehe…
Sekarang hayo tebak.. yang dipangku Diana itu namanya siapa ? Hehe…
Selama 3 hari di Cirebon, kami tiap hari mampir ke rumah oma Jenny untuk main bersama pudel2 ini. Lucu dan menggemaskan. Apalagi mereka langsung nurut dan manja terhadap kami.
Sore ini ceritanya kami mau makan Empal Gentong. Kami dibawa ke RM Amarta yang ada di jalan arah ke Batik Trusmi. Ternyata pas kami sampai jam 17.50 WIB pas habis dan mereka mau tutup. Bergeser sedikit dari situ ada RM Apud. Masih buka, tapi cari parkir susah. Akhirnya diputuskan kita makan nasi jamblang saja.
Yang terkenal katanya Nasi Jamblang Mang Dul. Adanya di sebrang Grage Mal. Nasi Jamblang itu seperti wartegg, lauk nya pilih sendiri dari sekian banyak yang disediakan. Yang membedakan hanyalah penggunaan daun jati sebagai alas di atas piring. Kalo nasi timbel pakai daun pisang, nah.. ini daun jati gitu.
Setelah pilih lauk, silakan makan di meja panjang yang tersedia. Jadi semua makan berdampingan. Selesai makan, barulah kita ke kasir dan menyebutkan apa saja yang tadi kita makan. Nah, buat orang luar kota jika tidak tahu nama lauk yang dimakan dan sudah lupa makan apa saja, silakan difoto sebelum makan. Jadi tinggal kasi liat pas di kasir, hehe..
Harganya relatif murah dan rasanya enak, terutama untuk menu tahu semur dan sate kentangnya. Untuk nasi, porsinya sangat kecil, kira2 sekepal tangan. Jadi rata2 orang pesan 2 porsi. itupun menurut kami masih sedikit, mungkin cocoknya 3 atau 4 porsi nasi baru pas.
Day 2
Pagi ini kami breakfast di hotel. Ternyata salah satu menu breakfast nya adalah Docang, makanan khas Cirebon yang tadinya kami mau beli di sebrang hotel. Tapi karena sudah ada di hotel ya coba yang sudah ada saja lah.
Docang itu terdiri dari lontong yang diberi kuah seperti kari, ada tauge, oncom serta daun pepaya (bisa juga daun singkong kalo di tempat lain). Sebagai pelengkap ada krupuk yang unik tuh. Krupuk nya enak.
Setelah breakfast, kami bersama oma Jenny dan Mr.Budi pergi ke gereja. Ini kan hari Minggu. Kami beribadah di GKI Pengampon pk.09.30. Setelah ibadah, siangnya kami dibawa makan siang ke Sangkanurip, daerah Kuningan. Lumayan jauh, ada di luar kota Cirebon. Tapi tidak sampai 1 jam sih sudah sampai.
Makan siang kali ini di RM. Laksana Kami makan menu ikan, karedok, kangkung. Semuanya enak2. Retoran ini penuhnya bukan main. Kami harus menunggu beberapa saat untuk bisa mendapatkan tempat duduk.
Setelah bersama-sama dengan keluarga Diana di hari Sabtu dan Minggu siang, maka giliran keluarga Jeff nih sekarang. Minggu sore kami dijemput oleh Mr.Yudi untuk menuju rumah oma Liang Bwe. Beliau masih aktif membuat kue basah yang enak dan dijual di pasar Kanoman. Setelah ngobrol, malamnya kami ditemani Mr.Yudi dan istrinya menuju Empal Gentong Krucuk (Mang Darma).
Lokasinya di ujung jalan Siliwangi. Tepatnya Jl. Slamet Riyadi no.1. Kalo dari stasiun KA sih bisa lah naik becak. Malam itu pk.19.00 dan kami hanya tinggal kebagian 2 porsi empal gentong (sudah habis). Kami juga memesan 2 porsi empal asem dan 1 porsi sate sapi. Di sini tidak jual sate ayam atau kambing. Berbeda dengan Amarta atau Apud yang justru menjual sate ayam dan kambing, bukan sate sapi.
Makanan di Empal Gentong Krucuk ini enak. Sate sapi nya empuk. Empal asem adalah empal gentong tanpa santan, jadi kuahnya ditambah belimbing wuluh sehingga rasanya asam segar. Enak loh… dan jarang ada di luar Cirebon. Jadi kalo ke Cirebon, harus coba empal asem nya ! Tidak ketinggalan krupuk kulit sapinya yah.. Yummy !
Day 3
Hari ini hari terakhir kami di Cirebon. Nanti siang kami akan kembali ke Bandung naik KA jam 14.55. Jadi masih punya waktu yang cukup untuk menikmati Cirebon. Pagi setelah breakfast kami menuju toko oleh-oleh Sinta. Enak juga ke sini pagi-pagi dan hari biasa, lumayan sepi.
Toko Sinta ini menjual macam2 manisan mangga. Ada yang pake gula, ada yang tidak pake gula, ada yang pedas, ada yang pinggiran mangga, dsb. Jangan sampai salah ya, dicoba saja semua biar ga salah dan puas, hehe..
Di toko Sinta belum bisa menggunakan credit card. Jadi silakan siapkan uang tunai atau bisa menggunakan debit BCA.
Di depan toko Sinta ada penjual tahu gejrot. Di sebrang jalan juga ada penjual tahu gejrot. Silakan saja pilih salah satu, katanya mereka berdua bersaudara. Kami memilih yang di sebrang jalan, karena katanya lebih enak dan lebih sepi. Asiknya makan tahu gejrot langsung di tempat, menggunakan cobek mini. Bisa pilih mau pake cabe (pedas) atau tidak. Seporsi isi 10 tahu, harganya Rp.7.500. Tapi kalo hanya mau 5 tahu juga bisa, bayar separo nya saja.
Sekarang giliran ke batik Trusmi yang terkenal itu. Lokasinya agak jauh dan begitu tiba areanya betul-betul padat cenderung macet.
Ada 1 gedung besar pusat grosir batik Trusmi. Di sekelilingnya banyak sekali toko2 batik. Silakan saja disesuaikan dengan selera yah. Kami sih langsung menuju gedung besar itu supaya efisien dan praktis.
Betul saja, begitu masuk kami disambut dengan gerai batik yang luar biasa besaaar… Batik beraneka ragam semua ada. Kain nya, kemeja, kaos, daster, piyama, celana panjang, celana pendek, rok, tas, sepatu, dsb. Wow.. semua batik ! Harga pun macam2, yang murah sampai mahal semua ada. Dipilih… Dipilih…
Kami yang tidak suka shopping pun akhirnya menyerah dan membeli beberapa batik setelah berkeliling sekitar 1 jam. Di sini banyak ukuran all size. Jangan segan mencoba, karena walaupun all size, tetapi ukuran antara 1 item dengan item lainnya bisa berbeda walau jenisnya sama.
Di sini pun pembayaran dengan credit card akan kena charge. Jadi siapkan uang tunai atau debit BCA/Mandiri.
Sudah siang, mau makan siang dimana ini ? Yang dekat adalah Empal Gentong Amarta atau Apud yang waktu itu kami mau makan tapi sudah tutup karena habis, Tapi kemaren malam kan sudah makan Empal Gentong ya. Cari yang lain saja kalo begitu. Ada tawaran makan swike yang katanya enak. Boleh juga deh.
Lokasinya ada di jalan raya Mundu. Namanya Swike Ciledug. Tempatnya berbentuk rumahan, seperti swike jatiwangi puncak tapi lebih kecil. Katanya sih hari Senin RM ini tutup. Tapi pas kami datang buka tuh.. Menunya ada yang kuah, goreng kecap, goreng tepung dan goreng saos.
Yang kuah sih mantap tuh, isinya juga banyak. Yang kecap agak pedas, lebih mahal dari yang kuah dan isi lebih sedikit. Yang goreng tepung ini enak. harga sama dengan yang kecap tapi isinya cuma 4 potong. Besar-besar sih soalnya.
Oke, petualangan kami di Cirebon diakhiri dengan perut yang kekenyangan dan tambahan 1 box bagasi berisi manisan dan batik, haha..
Epilog
– Cirebon itu kota kecil. Jadi siapkan uang tunai, kami hanya bisa menggunakan credit card di hotel. Selebihnya semua tunai atau kadang bisa menggunakan debit card BCA.
– RM di Cirebon menggunakan prinsip kalo sudah habis maka tutup. Jadi siap2 kecewa jika datang pada jam operasional, tetapi sudah tutup karena menunya habis. Lebih baik mencari makanan khas Cirebon pada siang hari.
– Cirebon merayakan hari Raya Maulud Nabi mulai dari beberapa minggu sebelumnya. Jadi seperti kami yang datang 1 minggu sebelum Maulud, maka banyak jalan ditutup karena banyak perayaan di sekitar Kraton.
– Hampir tidak ada taksi di Cirebon. Transportasi umum yang mudah adalah becak dan angkot. Untuk becak jika naik dari jalan Siliwangi, apalagi dari sekitar hotel, maka harganya melonjak naik. Dari yang biasanya sekitar 5000 rupiah, menjadi 20 rb rupiah. Watch out !
Perjalanan kali ini akhirnya lebih banyak ditujukan untuk bersilahturahmi dengan keluarga jauh yang sangat jarang bisa bertemu dan menikmati kuliner khas Cirebon. Lumayan buat refreshing sejenak sebelum kami merayakan tahun baru di Bandung.
Selamat Tahun Baru 2015 bagi para pembaca travelogue Pasangan Traveling. Semoga di tahun yang baru ini Pasangan Traveling bisa lebih banyak berbagi cerita yaaa…
Gak ada fotonya yah mbak?
Foto apa ? Di catper ini ada banyak foto2 makanan π
aku kesana juga kak pas tgl 2 januarinya hehe