Tanjung Lesung : 30 Juli-1 Agustus 2020 (part 2)

Day 2

Breakfast

Jam 7 pagi kami menuju restoran untuk sarapan. Cuaca cerah, angin segar sepoi2, pemandangan pun bagus banget, dari restoran bisa lihat gunung krakatau di kejauhan. Baru kami saja nih di restoran, betul2 tidak ada orang. Bahkan petugas restoran pun tidak ada. Padahal untuk teh, kopi dan jus nya semua sudah ready di meja buffet. Sampai akhirnya kami coba telpon ke front office lewat telpon di restoran, barulah 10 menit kemudian ada petugas yang datang.

Sarapan di sini menu nya ala carte, jadi memilih antara : nasi goreng (dengan ayam goreng+telur mata sapi), bubur ayam, mie goreng, mie kuah atau american breakfast (telur/omlet, 2 sosis, kentang, dan toast). Silakan pilih dan pesan ke petugas. Nanti diantar ke meja. Untuk minum tadi sudah ada di meja buffet, bisa ambil sendiri.

Kami pesan nasi goreng dan american breakfast. Nasi gorengnya cukup pedas ya walau pas tanya dibilangnya ga pedas. Rasanya standar saja untuk sarapan. Setelah selesai makan, akan diberikan buah potong. Oke, sudah kenyang sekarang. Saatnya memulai aktivitas.

Kami menuju pantai Lalassa naik mobil. Di tempat parkir banyak sekali angsa yang memang sepertinya dipelihara oleh petugas pantai. Lucu2 deh tingkahnya, ada yang berjemur, ada yang kejar-kejaran, macem2.  Kami pun lalu masuk ke area pantainya. Betul saja, kali ini pantai masih sepi, hanya ada 1 keluarga yang bermain di pantai. Bagus deh !

Lalassa Beach

Saatnya menikmati pantai yang memang jauh lebih luas daripada di hotel. Karangnya juga tidak sebanyak di pantai hotel, jadi lebih nyaman untuk bermain dan berenang di sini. Namun begitu, tetap disarankan menggunakan sepatu pantai ya supaya kaki tidak sakit, karena banyak terumbu karang mati yang ada di pantai dan dasar laut.

Yuk basah-basahan

Air laut di dekat pantai ini cukup bening. Pantainya juga bersih dari sampah, itu penting banget. Kita bisa berjalan sampai agak tengah pun lautnya tidak dalam, cukup landai. Jadi aman ya, bisa berenang2 dengan kaki tetap berpijak ke dasar laut.

Dulu tempat ini namanya Beach Club dan ada dermaga nya. Di sini juga dulu katanya bagus untuk snorkeling. Tapi sejak tsunami di akhir 2018, underwaternya rusak. Jadinya untuk terumbu karang masih baru tumbuh dan belum terlalu bagus jadinya. Kami sendiri tadinya bimbang, mau snorkeling atau tidak. Alatnya sih sudah bawa sendiri dari rumah, karena kami ga mau pakai yang dioper2 bekas orang lain. Ternyata pas hari ini, Diana pas berhalangan alias menstruasi. Jadilah kami tidak jadi snorkeling dan memilih kayaking saja.

Transparant kayak

Di sini ada pilihan kayak transparant, harganya Rp.150.000 per jam. Kalo kayak yang biasa (tidak transparant) harganya Rp.100.000 per jam. Kami sudah beberapa kali main canoe/kayak, yaitu : saat di Pulau Sepa, Kepulauan Seribu (2009), di Phuket, Thailand (2016), di Emerald Lake, Canada (2018), dan di Halong Bay, Vietnam (2018). Semua perahu nya tidak ada yang transparant, makanya tertarik banget nih coba yang transparant supaya bisa liat underwaternya sekalian.

Memang istilah canoe dan kayak seringkali tertukar-tukar, padahal sebetulnya beda loh. Canoe itu yang ujung pengayuhnya cuma 1 dan posisi pantat lebih tinggi dari telapak kaki. Sedangkan kayak itu yang ujung pengayuhnya ada 2 dan kita duduk di dasar kayak lalu kaki kitanya selonjoran ke depan (posisi pantat dan telapak kaki sejajar). Ada kayak yang khusus 1 orang dan ada juga yang untuk 2 orang. Yang di Tanjung Lesung ini betul kayak.

Lumayan nih, waktu 1 jam sangat cukup untuk mengayuh ke arah dermaga, santai2 liat ikan di bawah permukaan air, muter2 dan kembali lagi. Puas deh. Bisa lihat juga memang terumbu karangnya ga terlalu bagus, banyak yang mati. Kalo ikan sih cukup banyak, bisa liat school fish yang kecil2 banget sampai yang agak besar. Alternatif buat yang mau liat ikan tapi ga mau masuk laut seperti snorkeling, seperti glass bottom boat lah. Walau tetap beda ya sensasi nya, kami sih tetap lebih suka snorkeling kalo betulan mau menikmati view underwater. Bisa lihat foto2 underwater snorkeling kami di trip Bunaken (2016) dan trip Maldives (2015). Itu 2 pengalaman snorkeling terbaik kami.

Dari sini kami balik lagi ke hotel untuk makan siang. Sebetulnya di pantai ini juga ada restoran, tapi siang ini pantai sudah cukup ramai. Kami rasanya lebih sreg makan di cottage saja, nanti pesan room service. Begitu sampai hotel ternyata parkiran mobil sudah sangat penuh. Rupanya tamu2 sudah berdatangan untuk check-in, maklum ini long weekend. Buru2 saja kami menyepi di cottage.

Enjoy lunch

Siang ini kami makan santai di teras cottage. Pesan cumi goreng tepung (yang ternyata dikasi saos mayonaise) dan gado-gado. Yummy banget nih ! Habis makan, istirahat dulu sebentar untuk kemudian jalan-jalan lagi. Di area hotel sudah terlihat penuh orang lalu lalang, beda banget dengan suasana kemarin. Banyak sekali rombongan keluarga yang memanfaatkan waktu untuk berlibur. Jadi kami memilih jalan2 pakai mobil ke area di luar hotel.

Sakura & driving range

Katanya di jalanan sekitar hotel ada sakura ? Nah, coba kita amati deh. Pohon2 besar di pinggir jalan besar ini memang memiliki bunga2 pink yang banyak. Jadi ceritanya seperti bunga sakura. Ya boleh lah, hehe.. Walau sebetulnya pas kami lihat musim sakura di Jepang (2014) justru lebih banyak sakura asli warna putih di sana daripada yang warnanya pink. Lalu kami jalan2 juga ke tempat driving range golf, ada yang main loh. Lokasinya asri khas lapangan golf dengan rumput hijau dan danau nya.

Ijo royo royo

Tidak lupa main2 juga ke area sawah hijau yang sebagian sudah menguning. Jadi ingat moment pas kami foto pre-wedding di persawahan. Hasilnya waktu itu Diana sempat terkilir kakinya, hadeuh.. Yang mau liat foto2 pre wedding kami bisa buka trip Tanjung Lesung (2004).

Sudah muter2, balik lagi ke hotel deh sore ini. Kali ini jalan kaki dari hotel yang bisa tembus ke Lalassa beach. Jadi pantainya ini memang nyambung semua. Pengen tau sore ini beach nya seperti apa. Lumayan rame deh ya, makanya kami cuma liat2 aja dari kejauhan dan balik lagi ke hotel.

Di hotel sendiri tamu2 numplek di restoran, swimming pool dan duduk2 di area taman pinggir laut. Jadi sebetulnya yang di pantainya ga terlalu banyak. Masih bisa cari area kosong sih. Yang berenang di laut apalagi, cuma 1-2 orang saja. Jadilah kami bersantai di pantai hotel yang berada di depan Vila Kalicaa. Untung banget kemarin kami sudah menikmati kolam renang VIP, hehe.. Jeff coba menerbangkan layangan nih, tapi sore ini anginnya hampir tidak ada. Beda banget sama kemarin sore. Jadi layang2nya banyakan jatoh.

Setelah puas main di pantai dan lautnya, kami kembali ke cottage. Ga liat sunset deh, pasti ramai orang2. Sudah puas kemarin liatnya. Makan juga pilih room service aja, ga berani makan di restoran hotel. Kali ini pesan spaghetti carbonara (yang rasanya standar banget) dan soto baduy (soto sapi/ayam biasa aja sih sebetulnya, tapi enak). Ditambah fresh juice semangka. Pas untuk malam ini kembali bersantai di teras cottage.

Day 3

Hari terakhir di Tanjung Lesung perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pagi2 jam 6.30 kami sudah jalan2 ke pantai hotel depan Villa Kalicaa. Masih sepi nih, jadi bisa bermain sampai puas. Horeee….. Jadi kalo long weekend begini memang strateginya adalah bangun pagi2 dan menikmati pantai saat tamu lain masih tidur, hehe..

Setelah puas main di pantai dan laut untuk terakhir kalinya, kami pun mampir ke restoran untuk minta sarapan diantar ke cottage. Feeling kami pasti restoran penuh hari ini, makanya kami mau sarapan di cottage saja. Betul saja, di resto sudah ada beberapa keluarga yang sarapan. Pas kami pesan, ga lama di belakang kami sudah antri lagi beberapa keluarga mau sarapan.

Pagi ini kami pilih menu mie kuah dan bubur ayam. Mie kuahnya pedas, lumayan enak nih. Bubur ayam nya dilengkapi dengan isian yang cukup lengkap, termasuk ada kecap manis dan kuah kaldu. Jadi silakan dicampur sendiri sesuai selera supaya enak. Sepertinya pagi ini petugas resto cukup kewalahan, karena pesanan makanan kami diantar tapi tanpa sendok. Akhirnya Jeff datang ke resto untuk ambil sendiri sendoknya. Pas kami sudah makan hampir habis, baru ada petugas yang mampir dan mengantar sendok, sepertinya dia baru sadar tadi kelupaan sendok. Telat banget deh.

Mumpung ada petugasnya datang, kami pun mengingatkan bahwa buah potong nya belum diantar. Oke katanya, nanti diantar. Setelah menunggu 10 menit dan tetap belum diantar buah potongnya, Jeff pun kembali lagi jalan ke resto untuk ambil buah potongnya. Dan memang sampai siang pun ga pernah ada yang ngantar buah ke cottage, hehe.. Self service namanya nih, untung saja jarak cottage ke resto ga jauh2 amat.

Untungnya kami kemarin sudah tau bahwa menu sarapan itu termasuk buah potong, kalo engga bisa2 kan tamu yang room service ga tau bahwa ada buah potongnya. Memang drastis sih, kemarin yang sarapan paling cuma beberapa tamu, eh hari ini sampai puluhan tamu. Kebayang repotnya.

Setelah bersantai lagi di cottage dan beres2 koper, kami pun keluar lagi untuk menikmati alam, tapi kali ini hanya mau jalan2 saja, ga mau basah-basahan lagi. Jadi mulailah berjalan kaki menyusuri pantai dari ujung Vila Kalicaa yang penuh karang dan ada sisa-sisa lantai restoran yang habis diterjang tsunami sampai ujung Lalassa Beach.

Lalu kami duduk2 di gazebo untuk menikmati laut dan Jeff pun mencoba menerbangkan layangan lagi karena kali ini anginnya cukup kencang. Horeee… kali ini berhasil, layangan terbang dengan cantik di langit biru yang luas dan bersih. Bahkan Jeff bisa main layangan sambil duduk2 di gazebo, haha..

Kami juga sekalian pesan makan siang di resto dan minta diantar ke gazebo. Kali ini menunya seafood semua : udang goreng tepung dan ikan kakap bakar. Udangnya manis, kerasa fresh nya. Ikan kakap nya juga enak. Minumnya pesan 1 kelapa muda. Pas diantar, eh ternyata kelapa mudanya dikasi 2 butir. Katanya yang 1 gratis dari mereka, wuiih… terima kasih banyak. Anggap saja bonus mau check-out nih.

Lunch time

Kami tadi minta late check-out, tapi cuma dikasi waktu sampai jam 12 karena katanya habis kami sudah ada tamu yang mau masuk lagi. Oke deh. Kami pun pas jam 12 selesai makan siang. Balik cottage ambil barang2 dan menuju front office untuk bayar tagihan, hehe… Iya, kan semua pesanan makanan di resto belum dibayar dari hari pertama.

Semua beres dan kami pun pulang melewati rute Carita-Anyer yang ternyata hari ini cukup ramai. Rupanya karena long weekend, banyak orang Jakarta yang memanfaatkan waktu untuk refreshing sejenak ke area pantai Anyer dan Carita. Sekitar 4,5 jam perjalanan melalui rute ini, kami sudah sampai di rumah.

Epilog

Kami senang bisa kembali ke Tanjung Lesung Resort ini setelah 16 tahun. Tidak banyak yang berubah dari segi bangunan. Resortnya tertata rapi dan rimbun dengan pohon2 besar. Malah ada beberapa karyawan yang loyal bekerja di sini dari sejak Tanjung Lesung Beach Hotel awal2 berdiri. Mereka senang jika diajak ngomong bahasa Sunda oleh Jeff dan kita bilang pernah ke sini 16 tahun yang lalu. Resort ini hebat juga loh, pernah melewati krisis seperti tsunami di akhir tahun 2018 dan ketika wisata mulai pulih lagi eeeh… datang pandemi COVID, tapi tetap survive dan terpelihara. Semoga maju terus ya Tanjung Lesung, supaya kami bisa kembali lagi ke sini kapan2 dan rencananya mau coba nginep di villa aaah.

Tanjung Lesung Resort bisa menjadi alternatif liburan keluarga di saat pandemi seperti sekarang. Hanya saja memang akan lebih baik bila kita berlibur saat weekdays, dimana tempatnya betul-betul sepi. Untuk pertanyaan apakah aman dari penularan COVID ? Hm.. kami ga bisa jawab. Karena untuk cara membersihkan cottage sih tidak ada perlakuan istimewa yang dilakukan di resort. Malah saat kami minta kamar dibersihkan di pagi hari saat kami ke Lalassa sampai siang hari pulang dari pantai tetap belum dibersihkan. Cara penyajian makanan pun tidak ada yang spesial, apalagi yang diantar ke cottage, ya terbuka begitu saja biasa, baik makanan maupun utensil nya. Walaupun di tiket.com termasuk akomodasi yang menjaga protokol kesehatan dan masuk kategori “tiket clean”.

Dari segi petugas pun yang disiplin bermasker hanya di front office dan bell boy nya. Housekeeping dan petugas di swimming pool selama kami menginap tidak pernah pakai masker. Petugas di restoran tidak konsisten, kadang pake kadang engga, lebih sering dilepas dari hidung dan mulut walau menggantung di dagu. Dari segi tamu sendiri sudah pasti ga pernah pakai masker di lingkungan resort. Awal check-in sampai kamar sih semua tamu bermasker. Tapi setelah itu ya sudah tidak lagi, walau ada aturan wajib masker yang terpasang di papan.

Bagaimana mau pakai masker coba, wong wisatanya alam. Masa mau pakai masker di pantai ? Kan kita justru mau menghirup udara segar di sini. Berenang di laut dan kolam renang sudah pasti ga pake masker. Di restoran apalagi, masa makan pake masker ? Nah, jadi saat tamu semua tidak bermasker, petugas tidak bermasker, yang bisa dilakukan adalah menjauh dari keramaian. Jika housekeeping atau room service datang tidak bermasker, ya kita saja deh yang bermasker.

Jika kita berasal dari Jakarta/Tangerang dan terbiasa dengan protokol kesehatan yang ketat di mal atau restoran atau hotel di Jakarta/Tangerang, dimana semua utensil makan dibungkus plastik, petugas resto memakai face shield, meja makan khusus dilap dengan desinfektan di depan tamu, ada akrilik pembatas di meja makan dan kasir, naah.. di sini semua itu ga ada ! Ya, karena kan memang kita mau liburan ya. Suasana yang dibangun ya suasana liburan. Memang juga area Tanjung Lesung dianggap zona hijau sih ya. Beda dengan Jakarta/Tangerang yang zona merah. Walaupun tamunya datang dari Jakarta area semua sepertinya, haha..

Kami sih belum tau bagaimana kondisi tempat wisata lainnya, karena sejak COVID merebak kami baru traveling ke sini saja. Namun dugaan kami sih selama wisata alam, pastinya akan sangat sulit untuk bisa menjaga protokol kesehatan yang bagian masker. Paling kita bisa melakukan yang bagian cuci tangan dan jaga jarak saja. Makanya penting sekali mencari tempat wisata yang sepi dan tidak padat pengunjung. Atau jika memang belum yakin betul, sebaiknya memang menunda dulu liburannya sampai situasi lebih kondusif.

Sekian cerita pengalaman liburan kami kali ini. Sampai jumpa lagi di liburan berikutnya yang belum tau kapan dan entah kemana, hehe..

Kisah sebelumnya trip Tanjung Lesung (part 1)

 

Advertisement
Categories: 2020-2024, ASIA, Banten, INDONESIA, Java | Tags: , , , , , , , , , , , , | 1 Comment

Post navigation

One thought on “Tanjung Lesung : 30 Juli-1 Agustus 2020 (part 2)

  1. Hello mate great bloog

We love your feedback !

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a free website or blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: