Morocco (19-28 Desember 2024) part 1 : Jakarta – Doha – Madrid – Casablanca

Prolog

Setelah traveling ke Afrika Selatan pada bulan April 2024 dan memberikan kesan positif tentang benua Afrika, maka di akhir tahun ini kami traveling ke Morocco. Dalam bahasa Indonesia adalah Maroko tapi di blog ini kami pakai kata Morocco. Jika Afrika Selatan terletak di selatan benua Afrika, maka Morocco ada di ujung utara benua Afrika. Letak Morocco tepat berseberangan dengan benua Eropa, dalam hal ini dengan Spanyol yang dibatasi oleh selat Gilbraltar.

Sebenarnya Morocco tidak ada dalam bucket list rencana traveling kami, tapi karena ada sepupu Diana yang bilang bagus maka kami ingin tahu seindah apa Morocco tersebut. Setelah kami cari, ternyata Golden Rama, tour travel yang kami pakai saat ke South Africa, punya paket LIHAT (Liburan Hemat), di mana dengan min 2 pax saja bisa jalan. Paket ini tidak termasuk tiket pesawat pulang pergi. Selama di Morocco, kami akan ditemani guide lokal dari Rida International, rekanan Golden Rama di Morocco. Ok deh, ini itinerary nya :

Day 1 : Jakarta – Doha (transit)

Day 2 : Doha – Madrid (transit) – Casablanca

Day 3 : Casablanca – Marrakech

Day 4 : Marrakech – Atlas Mountain (via Tizi-n-Tichka pass) – Ait Ben Haddou – Quarzazate

Day 5 : Quarzazate – Todra Gorges – Merzouga

Day 6 : Merzouga – Ifrane – Fes

Day 7 : Fes – Chefchaouen – Tangier

Day 8 : Tangier – Casablanca

Day 9 : Casablanca – Doha

Day 10 : Doha – Jakarta

Untuk pesawat, kami beli sendiri tiket Qatar Airways. Sedangkan untuk transportasi, akomodasi dan asuransi perjalanan selama di Morocco sudah diurus oleh pihak Golden Rama. Untuk kali ini, kami tidak memerlukan visa karena Qatar dan Morocco bebas visa untuk Warga Negara Indonesia. Sementara saat transit di Madrid, kami tidak perlu visa Schengen karena kami tidak keluar airport (berada di transit area saja)

Day 1 : Jakarta – Doha (City Tour)

Walaupun kami ikut tour, ternyata hanya kami berdua yang berangkat dari Jakarta. Kami diinfokan bahwa nanti di Morocco akan join dengan group tour di sana. Ini pengalaman pertama kami naik Qatar Airways, yang saat ini merupakan maskapai penerbangan terbaik di dunia. Kami berangkat pagi hari dengan menggunakan pesawat Airbus 350-900 yang merupakan salah satu pesawat penumpang kategori besar di dunia saat ini. Sebelumnya kami pernah naik pesawat Airbus 380 (ini lebih besar) saat perjalanan pulang kami dari Tokyo ke Singapore Japan 2014 (part 5)

Hamad International Airport Qatar

Setelah penerbangan hampir 9 jam, akhirnya kami tiba di Hamad International Airport Qatar. Ini kali kedua kami menginjakkan kaki di Timur Tengah. Sebelumnya di 2012 kami pernah transit selama 6 jam di Dubai Airport dalam perjalanan kami menuju Jerman Europe 2012 (part 2). Saat itu kami menggunakan maskapai Emirates.

Kami masuk area transit yang suasananya mirip banget dengan Jewel Changi saat kami transit menuju South Africa 2024 part 1 Namun dalam skala yang lebih kecil. Kami tiba sekitar jam 1 siang di Doha (waktu Doha lebih lambat 4 jam daripada Jakarta). Kami punya waktu transit hampir 12 jam di Doha. Nah karena tiba masih siang hari, maka kami mau memanfaatkan waktu dengan Doha City Tour. Tour ini berbayar dan memiliki beberapa pilihan paket, yang tentu saja berbeda harga dan destinasinya. Kami sudah pesan dan bayar sebelumnya melalui https://www.discoverqatar.qa/transit-tours Namun bisa juga onsite selama masih ada seat.

Kami memilih paket Transit Exclusive – Discover Doha. Durasi tour ini sekitar 3 jam dan diperuntukkan untuk yang punya waktu transit sekitar 6 jam. Di bawah 6 jam, akan ditolak karena terlalu beresiko seperti ketinggalan pesawat berikutnya. Tips lainnya adalah pilihlah waktu tour dengan jeda waktu sekitar 2 jam dari waktu landing dengan waktu tour karena ternyata harus melaluia antrian imigrasi pada umumnya. Kami tiba di Doha jam 13.15 dan kami pilih tour yang jam 16.00.

Kami menuju booth Discover Qatar di area transit. Di sana pemesanan kami diverifikasi dan kami masing2 diberikan kertas tanda keikutsertaan. Di sini kami harus tunggu sampai sekitar jam 14.30. Setelah itu, kami dipandu oleh petugas menuju jalur imigrasi. Ternyata cukup jauh jalannya. Antrian imigrasi sebenarnya tidak terlalu banyak tapi banyak yang lama proses di counternya. Di counter imigrasi, kami menunjukkan kertas tanda keikusertaan. Setelah itu kami keluar gate airport. Kemudian kami diarahkan untuk menuju booth Discover Qatar yang ada di di depan pintu keluar. Ternyata di sini, bagi yang mau ikut tour Discover Doha masih bisa mendaftar. Kami disuruh menunggu di sekitaran booth tersebut

Sekitar jam 15.45 kami dipandu untuk keluar airport dan naik bis wisata besar. Jumlah peserta tour sekitar 11 orang dari berbagai kewarganegaraan dan dipandu oleh 1 lokal guide. Tour 3 jam ini akan meliputi : Doha Corniche, Katara Cultural Village dan terakhir ke Souq Waqif.

Atas : stadion yang dipakai World Cup 2022
Bawah : Doha Corniche

Dari airport ke kota Doha sekitar 15 menit. Jalanan kota Doha lebar dan tidak macet. Kami baru tahu ternyata sehari sebelumnya, Qatar baru saja merayakan National Day mereka sehingga di sepanjang jalan banyak dikibarkan bendera Qatar. Suasana kota Doha rapi dan bersih. Perhentian pertama adalah Doha Corniche. Dari sini kami bisa melihat gedung2 pencakar langit yang ada di SCBD Doha yang dipisahkan oleh Teluk Arab. Nantinya, dari sini kami akan melewati SCBD tersebut saat menuju Katara Cultural Village.

Katara Cultural Village

Perhentian berikutnya adalah Katara Cultural Village yang merupakan salah satu tempat yang menunjukkan kebudayaan Qatar. Di sini ada rumah tradisional, Blue Mosque, Golden Mosque, toko2 bahkan ada amphitheater seperti di Eropa. Ada juga bagian pantai yang bisa dikunjungi dan dinikmati.

Atas : Amphitheater di Kaltara Cultural Village
Kiri bawah : Abdullah Bin Zaid Al Mahmoud Islamic Cultural Center (Fanar Masjid) seberang Souq Waqif
Kanan bawah : Golden Thumb Statue di Souq Waqif

Perjalanan city tour ini berakhir di Souq Waqif, pasar terbesar dan tertua di Qatar. Souq sendiri memang artinya pasar. Souq Waqif memadukan pasar tradisional dan pasar modern. Banyak pedagang yang berjualan di dalam gedung pasar yang sudah dibagi dalam bagian seperti tekstil, bumbu masak dll. Ada juga pedagang yang menjual makanan ringan khas Qatar. Di sisi lain ada resto dan cafe modern yang menjual aneka makanan dan minuman, sehingga pengunjung bisa menikmati suasana pasar ini. Sebenarnya ada pedagang makanan yang menarik perhatian kami tetapi mereka hanya bisa terima cash Riyal Qatar. Sementara kami tidak punya cash Riyal Qatar karena berpikir semua bisa terima credit card.

Kiri : kios-kios di dalam Souq Waqif
Kanan atas : dekorasi Oreo menyambut ulang tahun ke 10 Hamad International Airport
Kanan bawah : Lamp Bear (ikon Hamad International Airport)

Selesai city tour Doha, kami kembali ke airport untuk mencari makan. Kebetulan di food court ada KFC, dan kami mau coba perbedaan rasa dengan yang di Indonesia. Rasanya lebih asin daripada yg di Indonesia, mirip yg di South Africa dan USA. Memang dalam setiap kesempatan ke luar negeri, kami senang mencoba KFC di negara tersebut.

Setelah dinner, kami explore Hamad airport ini karena tadi siang belum sempat jalan2. Airport ini sangat besar. Di dalamnya ada train di lantai 2 yang menghubungkan 2 ujung airport yang sangat jauh ini. Trainnya mirip yang di Changi Airport Singapore. Lumayan hemat kaki. Toko2 dan cafe/resto buka 24 jam.

Kami explore Hamad airport sambil menunggu pesawat kami menuju transit berikutnya di Barajas Airport, Madrid (Spain). Rencananya jam 00.50 kami akan take off. Kami memilih tidak tidur untuk meminimalkan efek jetlag saat nanti tiba di Morocco.

Day 2 : Doha – Madrid (Spain) – Casablanca (Morocco)

Yang menarik dari penerbangan kami dari Doha ke Madrid, ternyata kami naik maskapai Iberia yang berkantor pusat di Madrid, Spain. Jadi walaupun kami pesan melalui website resmi Qatar Airways, perjalanan selama 8 jam ini menggunakan pesawat Iberia dengan formasi kursi 2-4-2. Wah seru nambah pengalaman baru dengan naik maskapai yang kami belum pernah naiki sebelumnya. Iberia Airways ternyata sudah berdiri sejak Juni 1927 !

Kami tiba di Barajas Airport Madrid jam 7 pagi waktu setempat. Ini juga pertama kali kami menginjakkan kaki di negara Spanyol. Waktu transit kami 4 jam sebelum terbang ke Casablanca. Turun pesawat kami menuju transit area. Ada beberapa toko dan restoran yang sudah buka. Tapi yang lainnya masih tutup. Seperti biasa kami explore airport ini sambil beli snack di salah satu resto.

Atas : snack kami di Barajas Airport Madrid
Bawah : pesawat CRJ 1000 rute Madrid-Casablanca

Jam 11.10 waktu Madrid, kami terbang ke Casablanca dengan maskapai Iberia. Waktu tempuh sekitar 2 jam. Yang menarik, kami tidak naik pesawat Airbus seperti 2 penerbangan sebelumnya tetapi pesawat tipe CRJ 1000 buatan Bombardier Aviation Canada. Formasi kursinya 2-2, pesawatnya panjang dan pipih gitu, kaya peluru. Tidak ada garbarata, jadi kami naik bis mendekati pesawat dan antri naik tangga pesawat. Bagasi para penumpang dimasukkan di bagian bawah pesawat secara manual satu per satu oleh petugas, mirip memasukkan bagasi penumpang bis antar kota antar propinsi di Indonesia. Haha..

Kami tiba tepat waktu di Casablanca Mohamed V Airport. Waktu di Morocco lebih lambat 6 jam dibandingkan Jakarta. Sebagai WNI, kita masuk Morocco tanpa visa. Walau antrian imigrasi tidak terlalu panjang, tapi prosesnya cukup lama. Lebih dari 30 menit. Selesai imigrasi, kami ambil bagasi di bagian kedatangan yang ternyata tidak terlalu besar. Setelah itu, kami tukar sejumlah USD kami dengan dirham Morocco di money changer yang terletak tepat di depan pengambilan bagasi. Dirham Morocco tidak diperjualbelikan di luar negara Morocco. Uang cash Dirham Morocco kami butuhkan jika ada pembelian yang hanya bisa menggunakan cash dan juga untuk memberikan tips.

Hotel Campanile di Casablanca

Selesai urusan imigrasi, ambil bagasi dan tukar uang, kami keluar airport dan bertemu dengan Abdel, staf Rida Interantional yang sudah menunggu kami. Nama2 pria Morocco banyak yang mirip seperti di Indonesia seperti Hasan, Abdullah dll. Kami kaget ketika Abdel ternyata tidak berbahasa Inggris, dia hanya bisa bahasa Arab dan Perancis. Dialah yang akan menemani perjalanan kami selama di Morocco sampai akhir sebagai driver. Ok, kita liat nanti gimana interaksinya, karena kami tidak bisa saling berkomunikasi nih. Beda bahasa. Kami naik mobil van besar Ford.

Note : Perancis pernah menguasai Morocco sehingga tidak heran bahasa Perancis serta produk dan budaya Perancis sangat mewarnai kehidupan orang2 Morocco. Roti croissant sangat mudah ditemukan di mana2. Mobil merk Perancis seperti Peugeot, Citroen, dan Renault berseliweran di jalanan kota Casablanca. Selain itu ada juga mobil Dacia, mobil asal Rumania yang salah satu pabriknya berlokasi di Morroco. Merk Dacia ini banyak dipakai di Petit Taxi (bahasa Perancis untuk taksi kecil). Petit Taxi dan taksi (ukuran yang lebih besar) di Casablanca semuanya berwarna merah. Jika nanti pindah kota, warna taksinya akan berbeda.

Perjalanan dari airport ke hotel kami di Casablanca hampir 1 jam. Ternyata Casablanca kota besar. Kemacetan ada di mana2, bahkan lalu lintasnya cenderung lebih semrawut dibandingkan Jakarta. Penyeberang jalan bisa menyeberang di zebra cross saat lampu hijau menyala untuk mobil. Hampir di setiap persimpangan besar, selalu ada bundaran mirip bundaran HI Jakarta yang memperparah kemacetan. Menurut Abdel, Casablanca kota dengan lalu lintas paling semrawut di Morocco. Wow !

Tiba di hotel Campanile, tempat kami menginap malam ini di Casablanca, Abdel menemani kami sampai proses check-in kami selesai. Dia akan kembali esok pagi untuk membawa kami ke tujuan kami selanjutnya yaitu Marrakech.

Karena masih sore, kami mau jalan2 di kota Casablanca ini. Tujuan kami adalah Morocco Mall, yang merupakan mall terbesar di benua Afrika ! Untuk ke sana, kami menggunakan taksi dengan pemesanan melalui aplikasi. Tidak ada Uber di Morocco, yang ada adalah Careem https://www.careem.com/ Kami install Careem sebelum ke Morocco dan memesan petit taxi untuk ke Morocco Mall. Tarif petit taxi paling murah bila dibandingkan taksi dengan ukuran lebih besar. Petit taxi rata2 berupa city car, tidak pasang AC dan berupa mobil lama yang terlihat tidak terurus (bentuknya kaya president taksi di Jakarta jaman dulu deh).

Dalam perjalanan menuju Morocco Mall, di tengah jalan tiba2 taksi kami berhenti dan naiklah seorang penumpang wanita yang duduk di samping driver. Ah ternyata di Casablanca dan kota2 lainnya di Morocco, hal ini merupakan hal yang lumrah. Seperti ride sharing tapi pakai taksi. Tarif penumpang wanita ditentukan oleh jarak dan negosiasi dengan driver. Jadi konsepnya taksi tapi prakteknya seperti angkutan kota di sini yang menaikkan dan menurunkan penumpang sesuai permintaan.

Suasana Natal di Mall of Morocco

Morocco Mall menghadap samudera Atlantik. Sebelum masuk mall, kami sempat main ke pantai di sampingnya. Namun karena gerimis, dingin dan sangat berangin, kami cepat2 masuk ke dalam mall. Walaupun Morocco adalah negara dengan jumlah penduduk muslim mencapai 99%, namun dekorasi Natal ada di mana2 termasuk mall ini. Malah di setiap hotel yang kami inapi, selalu ada pohon Natal dengan ukuran beragam di dekat receptionist.

Stand makanan di Morocco Mall

Morocco Mall berisi toko dan butik2 dengan merk international, sama seperti yang ada di mall2 kelas atas di Jakarta. Di bagian luar mall ada bazaar yang menjual produk dan makanan dalam rangka Christmas. Salah satu yang menarik adalah stand yang menjual makanan bulu babi seperti yang Diana makan dalam gambar di atas.

Selesai jalan2 di Morocco Mall, untuk kembali hotel kami kembali naik Petit Taxi dari seberang mall. Namun drivernya tidak mau aplikasi dan argometer. Alhasil terjadilah negosiasi. Tarif mereka tentukan berdasarkan tarif kami tadi dari hotel ke mall ditambah beberapa puluh dirham Morocco dengan alasan kemacetan di jam pulang kantor ini. Setelah deal, kami pulang ke arah hotel di tengah2 kemacetan kota Casablanca.

Tiba di hotel, kami sudah disediakan makan malam di hotel berbentuk buffet, karena sudah termasuk dalam paket wisata yang kami ambil ini. Ternyata memang adalah hal yg umum di hotel2 Marocco menyediakan dinner untuk tamu2nya selain breakfast.

Bersambung ke part 2

Categories: 2020-2024, AFRICA, Doha, Morocco, North Africa, Qatar | Tags: , , , , , , , , | Leave a comment

Post navigation

We love your feedback !

Create a free website or blog at WordPress.com.