Iceland (21-29 Jan 2025) part 2 : Reykjavik – Thingvellir – Gulfoss

Lanjutan Day 2 : Reykjavik

Keluar dari airport menuju bus, kami harus geret koper masing2 di tengah terpaan angin kencang. Beneran angin kencang ya ini, mau maju aja rasanya susah, apalagi sambil bawa koper. Welcome to Iceland nih betulan. Karena winter, maka sore hari jam 5 sudah mulai gelap. Kami menginap di 101 Guesthouse, posisinya sangat strategis, kamar dan kamar mandinya juga bersih.

Setelah beres-beres di kamar, masing-masing peserta bisa mengeksplor kota sesuai selera masing-masing. Mau makan bekal atau masak di hostel, bisa. Mau cari dinner di luar juga silakan. Diana dan beberapa teman mau mencoba makanan khas Islandia, salah satunya olahan daging domba.

Pilihan jatuh pada satu restoran yang bernama Hereford Steikhus. Ini restoran fine dining, harga pasti mahal tapi harusnya enak dan sudah sampai Reykjavik kita mau cobain lah. Silakan klik saja di link resto nya jika mau tau menu dan harganya. Macem2 loh menunya, sampai ada steak daging kuda segala. Harga lamb steak di sini ISK.6500 setara 850 ribu rupiah per porsi. What ?! Mahal sih mahal, tapi ga kebayang segini mahal. Awalnya sempat maju mundur sampai akhirnya gas deh. Setelah ini akhirnya mulai terbiasa dan tidak shock lagi dengan harga2 makanan di Iceland yang muahaaal.

Bayangin saja, harga sekali makan fast food (fish n chips, pizza) sekitar ISK.3000-4000 yang artinya setara 400-500 ribu. Nah, harga steak tadi jadi normal kan jika dibandingkan harga fast food nya. So, kombinasi antara mencoba makanan khas lokal dan bekal/masak sangat direkomendasikan supaya kantong ga bolong ! Bisa juga sharing dengan teman, karena biasanya porsi cukup besar dan kita kan cuma mau coba/nyicip ya. Kalo kurang kenyang ya makan bekal saja.

Reykjavik

Pembayaran di Iceland semuanya cashless. Jadi siapkan credit card, terutama yang sudah ada fitur contactless. Umumnya mereka hanya akan tap kartu dan beres. Yang masih pakai pin kadang bisa kadang tidak, tergantung mesin EDC nya.

Jam 9 malam ada pemberitahuan bahwa kita bisa melakukan aurora hunting. Yang berminat kumpul di hostel dan akan sama2 jalan ke arah laut. Jalan kaki sekitar 5 menit dan setelah sampai ternyata mba auroranya sudah nongol di langit. Wuiiih…. baru hari pertama di Iceland dan kami sudah diijinkan melihat aurora. Seneng banget ! Sayang kp index nya hanya 1 (kp index aurora berkisar dari 0-9). Kp index 1 adalah penampakan aurora yang terlemah pancarannya. Di langit hanya terlihat warna yang agak berbeda dengan langit, seperti abu-abu. Tapi ketika menggunakan kamera, maka akan terlihat warna hijaunya.

Dari awal trip, kami sudah diingatkan untuk menaruh harapan melihat aurora ini pada level yang standar saja. Not too high, not too low. Jika terlalu tinggi harapannya, ketika tidak dapat maka akan kecewa, padahal trip ke Iceland bukan cuma soal aurora kan. Diana sendiri dari awal sudah menempatkan aurora sebagai bonus. Kalo bisa lihat sangat senang, kalo tidak karena memang ini adalah kondisi alam yang tidak bisa diatur manusia juga tidak masalah. Just enjoy the trip !

My first northern lights

Walau hanya aurora kp 1, tapi Diana sudah bersyukur banget berkesempatan melihat fenomena alam yg ga mungkin terlihat dari indonesia ini. Banyak orang berburu aurora kedinginan sampai ke pelosok dan tetap tidak bisa melihatnya. Kami walau kedinginan, tapi bisa melihat aurora dari pusat kota Reykjavik, betapa mudahnya. Sempat menunggu sekitar 30 menit, berharap aurora makin kuat intensitasnya, namun ternyata masih tetap sama. Akhirnya kami pun memutuskan kembali ke hostel. Berharap di hari2 mendatang, dimana kami akan mulai menginap di pelosok, aurora bisa terlihat lebih kuat.

Day 3

Di hari ketiga ini, kami sudah mulai mengeluarkan perlengkapan winter hiking kami, yaitu crampon/spike dan hiking pole.

Thingvellir National Park
Ini adalah area tempat pertemuan 2 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Eurasia dan lempeng North America. Jadi unik sekali secara geologis.

Hiking di antara 2 lempeng bumi

Awalnya kami hiking jalan agak menanjak melewati kedua lempeng tersebut, lalu mulai ada beberapa jalur bercabang. Kami mengarah ke oxarafoss, ini rute hiking terdekat yang menuju air terjun. Ada rute2 ke tempat lain dengan jarak yang lebih jauh ternyata bagi yang berminat. Oxarafoss ini adalah salah satu air terjun terkenal di Iceland, tingginya 20 meter, mengalir dari sungai Oxara ke jurang Thingvellir yang terbentuk oleh pergeseran lempeng tektonik.

Oxarafoss dan view yang cantik sepanjang rute hiking

Hiking di sini cukup mudah, bagi yang baru merasakan berjalan di atas es, ini tempat yang cocok. Diana sendiri sudah pernah ke Harbin (2018), Alaska-USA & Yukon-Canada (2023) dan Hokkaido-Japan (2023) dan sudah merasakan serunya berjalan di atas salju maupun es. Apa bedanya ? Bisa baca di sini ya.

Geysir Center

Selanjutnya kami menuju Geysir Center untuk melihat letupan mata air panas geotermal. Kalo di Indonesia kita kenal dengan sebutan geiser. Di sini ada aliran air panas berbentuk seperti sungai kecil dan ada beberapa yang berbentuk seperti kolam. Ga boleh dipegang ya airnya, bahaya banget. Baunya juga mirip seperti bau belerang di kawah di Indonesia.

Fenomena letupan geysir yang keren

Salah satu yang paling besar dan terkenal namanya Strokkur. Kolam ini bisa menyemburkan air panas dan uap panas ke udara setiap beberapa menit. Jadilah semua pengunjung akan menunggu saat2 semburan itu sambil standby kamera. Selama belum menyembur, kolam akan bergejolak seperti air mendidih. Tinggi semburan katanya bisa mencapai 20 meter, tetapi ya tidak bisa diprediksi. Saat kami berada di lokasi, sempat ada beberapa semburan, ada yang kecil hanya 1-2 meter dan ada yang tinggi mungkin sekitar 8-10 meter.

Nah, di Geysir Center ini kita bisa makan siang, ada fish n chips yang enak dan ada juga toko souvenir. Di sini juga ada jual beer iceland yang enak, dipajang di rak pendingin. Namanya icelandic white ale merk Einstok. Yang awalnya mau beli itu .Juliana. Dia mau beli beberapa untuk dibawa pulang ke Indonesia, tapi ternyata di sini hanya boleh beli untuk dikonsumsi di tempat. Ya sudah, jadilah Juliana beli 1 dan Diana beli 1. Yang Diana punya langsung dibuka, diminum barengan sama Justi. Yang Juli ceritanya mau diminum juga, tapi akhirnya nyicip punya Diana dikit dan karena belum dibuka jadinya dibawa pulang, hehe..

Beer enak khas Iceland

Beer ini ternyata ga ketemu di tempat lain, bahkan di supermarket besar. Susah ternyata, ketemunya malah di airport nanti pas balik, dalam box isi 12 pcs. Sempat ketemu di supermarket yg mirip, merknya sama, tapi warna kalengnya biru muda, kirain sama enaknya, taunya ga enak, hiks. Jadi pilih yang white ale kaleng putih ya kalo mau cobain.

Di tengah jalan sebelum ke Gulfoss, kami berhenti di satu tempat namanya Brú, dimana ada 4 kuda iceland yang gondrong dan lucu menyambut kami. Kudanya memang unik, khas iceland. Mirip kuda poni, ukurannya lebih kecil dari kuda biasa dan jika winter bulunya akan jadi gondrong. Bisa kasih makan juga, modelnya kayak pellet gitu beli di tempat.

Icelandic horse

Gulfoss

Sore hari kami tiba di Gulfoss. Gulfoss adalah air terjun yang terkenal karena bentangan yang luas dan memiliki 2 tingkat. Saat tiba di sana angin bertiup amat sangat super duper kencang. Ini ga lebay ya, beneran parah, terutama yang berat badannya di bawah 60 kg. Diana sampai susah buat jalan maju, bahkan harus pegangan supaya tidak terbang/jatuh ke belakang. Agak lumayan ketika kita bisa berjalan di balik badan orang yang lumayan besar dan berat, bisa jadi tameng angin ceritanya, hehe..

Ketika jalan balik, justru jadi terdorong2 maju, jadi lebih serem jatuh terjerembab ke depan kan. Akhirnya harus bergandengan tangan lah beberapa orang (minimal berdua) supaya bisa menahan kekuatan angin tersebut. Berhasil ! Betul2 pengalaman yang seru sih ini.

Sore hari di Gulfoss dan di perjalanan pulang

Di tengah perjalanan menuju penginapan ternyata turun salju. Bagi teman2 yang belum pernah lihat salju, ini jadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Akan tetapi di sisi lain, ini jadi pertanda kurang baik untuk aurora hunting. Karena aurora bisa terlihat dengan 2 syarat. Pertama langit cerah (artinya tidak ada awan dan pastinya tidak ada salju), tanda paling mudah adalah jika kita bisa lihat bintang di langit artinya langit cerah. Syarat kedua adanya kp index yang kuat, biasanya kemungkinan aurora akan terlihat sangat baik jika kp index 3 ke atas. Bahkan jika kp index semakin tinggi, warnanya tidak hanya hijau tapi bisa merah, ungu, biru bahkan kuning dan pink.

Bus stop di tempat dimana ada KFC dan supermarket. Bagi yang mau beli makanan atau bahan makanan dipersilakan. Diana akhirnya coba beli KFC saja, seperti biasa ingin coba KFC di berbagai negara nih. Rasanya cenderung asin dan ukurannya besar, agak mirip yang di USA nih.

Malam ini kami menginap di Eyrarbakki Hostel. Bentuknya cottage yang di dalamnya ada 2 kamar. Namun sofanya berupa sofa bed, jadi bisa dipakai untuk tidur juga di ruang tengah. 1 Cottage bisa diisi sekitar 6 orang. Kondisi cottage sangat baik, bersih, ada perabotan lengkap untuk memasak, kaya show room ikea deh suasananya, hehe..

Di sini juga kami pertama kali harus mulai menggeret koper di tengah salju yang sudah cukup tebal. Dulu saat di Hokkaido-Japan sudah merasakan susahnya geret koper di salju nih, tapi kan ada Jeff ya, jadi Diana cuma geret koper yang kecil aja. Kali ini Diana geret koper medium nih (untung ga bawa koper large), lumayan banget rasanya, apalagi cottage nya dapat yang paling jauh dari posisi bus, hiks.

Oke, karena salju masih terus turun tentu tidak ada aurora hunting. Sayang banget ya, padahal penginapan kita sudah ada di tengah alam bebas yang lebih memungkinkan kita melihat aurora. Ya sudah, nikmati saja hujan salju malam ini dan waktunya istirahat.

Bersambung ke part 3

Cerita sebelumnya di part 1

Categories: 2025-2029, EUROPE, Iceland | Tags: , , , , , , , , , , , | Leave a comment

Post navigation

We love your feedback !

Blog at WordPress.com.