Day 12 : 24 April 2023 (Tulip, Boeing)
Hari ini, kami mau jalan2 melihat Skagit Valley Tulip Festival. Lokasinya agak ke luar dari kota Seattle, tapi masih di negara bagian Washington. Ini pengalaman ketiga kami jalan2 melihat taman tulip. Pertama waktu kami ke perkebunan tulip di Dandenong, bisa baca di Australia 2010 (part 3-Melbourne) dan kedua waktu kami ke Keukenhoff di Belanda, bisa baca di Europe 2012 (part 2).
Di wilayah Skagit ini ada 4 perkebunan tulip, yaitu RoozenGaarde, Garden Rosalyn, Tulip Valley Farms dan TulipTown. Kita memang harus pilih mau ke perkebunan tulip yang mana, karena ownernya beda2 dan harga tiket masuknya juga beda2, walau ada di area yang berdekatan semua. Jadi bukan seperti Dandenong atau Keukenhoff yang cuma ada 1 tempat dengan 1 harga. Yang terbesar dan terkenal adalah RoozenGaarde, jadi kami pilih pergi ke sini saja.
Setelah membeli tiket masuk, kami berfoto2 dulu di taman yang penuh dengan aneka bunga tulip. Tamannya tidak terlalu besar tapi bisa bikin betah setiap pengunjung yang mau berfoto. Ini mirip seperti di Keukenhoff, dimana bunga tulip ditanam dalam susunan tertentu sehingga membentuk gambar atau pola tertentu jika dilihat dari atas. Ada tulip yang punya 2 warna, gradasi, macem2 deh. Dari segi jenis tulip dan luasnya, tentu kalah jauh dibanding keukenhoff.
Di sini juga ternyata ada alpaca, hewan seperti llama cuma lebih jinak dan bisa dijadikan hewan peliharaan. Kami pertama kenal hewan alpaca ini waktu ke festival tulip di Dandenong Australia. Waktu itu dijual alpaca nya sebagai hewan peliharaan. Kalo yg kali ini kami tidak melihat ada tanda2 dijual, sepertinya lebih ke hewan ternaknya yang punya ladang tulip ini. Lucu juga ya, apa hubungan tulip dan alpaca ? Kenapa kami lihat alpaca selalu di ladang tulip ? Entahlah.
Yang paling menarik dan spektakuler buat kami adalah ladang bunga tulipnya. Luasnya berhektar2 dan dibuat per baris sesuai warnanya. Sangat cantik ! Sejauh mata memandang tulip semua. Apalagi di belakangnya ada view gunung dan cuaca cerah sehingga langit nya biru. Bagus sekali jadinya ! Kami belum pernah nih, liat ladang tulip seluas ini dengan bunga sebanyak ini. Dulu di Dandenong Australia, ladangnya kecil dan tulipnya kebetulan belum pada mekar semua. Kali ini sudah full bloom, jadi betul2 bagus.
Pengunjung silakan berjalan melalui jalan yang ditentukan di sekitar ladang tulip ini. Jangan melintas di tengah2 ladang yang berarti menginjak tanah lumpur di antara barisan tulip. Selain kita bisa jatuh terpeleset, juga tulipnya bisa putus/mati karena terinjak atau tersenggol.
Kalo mau betul2 mengitari semuanya siap2 jalan jauh banget ya. Bisa berjam2 loh ini untuk berjalan plus foto2nya. Kami menghabiskan waktu sekitar 3 jam di sini dan puas banget ! Ada ratusan foto yang kami ambil di tempat ini, tapi kami share beberapa saja ya di blog ini, yang kami anggap cukup mewakili.
Dari Roozengaarde, kami mampir di Seattle Premium Outlet untuk makan siang dan melihat2 outlet brand2 terkenal yang ada di sana. Saat kami datang bukan musim sale sehingga kebanyakan masih harga normal.
Dari outlet, kami berkunjung ke museum Boeing Future of Flight. Di seberangnya ada pabrik Boeing, tempat produksi pesawat Boeing. Di dunia ada 2 pabrikan raksasa yang memproduksi pesawat, yaitu Airbus yang berada di Toulouse, Perancis dan pesaingnya Boeing yang berlokasi di Seattle Amerika ini. Dulu sebelum pandemi covid, ada tour keliling pabrik Boeing. Seru nih. Sayangnya sejak pandemi tour ini ditiadakan, jadi kami hanya bisa berkunjung ke museum nya saja.
Sebagai pelipur lara, di bagian atas museum ada open deck yang luas, namanya Sky Deck. Dari sini kita bisa melihat pabrik Boeing yang terdiri dari beberapa hanggar. Lumayan lah. Kita juga bisa melihat pemandangan pegunungan yang mengitari kota Seattle, karena museum ini memang terletak agak di luar kota Seattle.
Di lantai dasar ada ticket box, toko souvenir dan cafe. Sementara di lantai bawah, ada beberapa koleksi Boeing dan display2 terkait pembuatan dan fungsi pesawat. Ada 2 aktivitas interaktif yang bisa dilakukan di sini yaitu belajar menerbangkan drone dan melakukan simulasi program robotik yang digunakan dalam proses perakitan pesawat Boeing. Menarik juga melihat bagaimana suatu pesawat diproduksi.
Day 13 : 25 April 2023 (Seattle City)
Hari ini adalah hari terakhir kami di Seattle sebelum kembali pulang ke Jakarta. Jadi kami mau balik jalan2 lagi ke Seattle, melihat apa yang belum sempat kami lihat. Pertama kami ke Capitol Hill di Seattle, mau ke Starbucks Reserve Roastery Seattle yang merupakan outlet reserve roastery pertama dari 6 yang ada di seluruh dunia. Lambang di bangunannya pun menggunakan lambang yang sama dengan Original Starbukcs di Pike Place, yaitu putri duyung yang lebih vulgar itu, hehe… Kami ke Original Starbucks di Pike Place Seattle 3 hari lalu, bisa baca di sini.
Gedungnya sangat megah, beda jauh dari outlet Starbucks biasa yang kita ketahui. Logo dari Starbucks Reserve Roastery ini berbeda dengan Starbucks yaitu ada gambar bintang di bagian atas dan huruf R di bagian bawah. Tidak ada warna hijau atau pun gambar logo Starbucks berupa perempuan berambut panjang yang biasa kita kenal.
Starbucks Reserve Roastery memberikan pengalaman yang berbeda dengan Starbucks pada umumnya. Di sini kita bisa melihat berbagai biji kopi dari berbagai belahan dunia, cara pengolahannya menggunakan mesin2 yang ada, sampai menikmati kopi2 unik (juga yang beralkohol) yang tidak ada di tempat lain. Jadi mereka memang mengolah biji2an kopinya di tempat ini, juga melakukan uji coba rasa dan berbagai menu kopi di sini. Baru didistribusikan ke outlet2 starbucks.
Jangan lupa memesan aneka kue/snack yang ada di sini. Semuanya enak2 dan disajikan dalam keadaan fresh. Jadi selain jual kopi, di sini juga ada bagian bar nya dan ada bagian bakery nya. Kami beli kopi Oleato Iced Cortado dan Dark Chocolate Mocha (tapi ini espresso ya). Lalu cobain princina, ini ganache coklat yang enaaaak banget, signaturenya mereka. Lalu ada beli juga pizza (ini juga enak) dan Choco Chip Cookie (ini standard aja).
Sekarang kami mau ke kantor pusat Amazon yang juga disebut Spheres karena bentuk bangunanya seperti bola kaca raksasa. Keren ya Seattle ini, banyak brand besar yang diawali atau berpusat di sini. Siapa yang tidak kenal Starbucks, Boeing dan Amazon coba ? Dalam perjalanan, kami melewati gedung United States Courthouse jadi foto2 dulu.
Spheres ini adalah kantor aktif ya, jadi yang boleh masuk hanya karyawan Amazon saja. Di weekend tertentu sebenarnya ada tour untuk pengunjung bisa keliling di dalamnya, namun harus mendaftar terlebih dahulu secara online. Jadi kami hanya foto2 saja di luarnya. Bisa kelihatan sih (karena kaca) bahwa di dalam kantor ini banyak tanaman, jadi hijau asri gitu. Supaya terkesan seperti hutan amazon kali ya, hehe..
Sekalian mampir ke Amazon Go yang terletak tidak jauh dari Spheres ini. Amazon Go adalah minimarket dengan konsep tidak ada orang yang melayani kita, bahkan tidak ada kasir ! Canggih ya. Jadi orang tinggal masuk, ambil barang dan keluar, begitu saja. Mari kita coba. Untuk masuk ke dalam, kita harus punya akun amazon atau kartu kredit yang ditap di gate masuk. Kami tap pakai kartu kredit dan berhasil, gerbang terbuka.
Minimarket ini isinya makanan dan minuman ringan, juga ada berbagai jenis wine. Tinggal diambil dan terus kita keluar tanpa perlu scan apapun. Ceritanya, Amazon dapat mendeteksi barang apa saja yang kita ambil dan nanti akan dicharge ke akun Amazon atau kartu kredit kita. Canggih banget ! Kok bisa begitu ? Yang penasaran silakan browsing saja di sini dan di sini, yang pasti teknologi yang digunakan memang canggih. Kalo di Indonesia bisa diakalin dan habis kali ya barang2nya dijarah kalo ga ada kasirnya, haha..
Kami melanjutkan perjalanan ke ChinaTown dan JapanTown nya Seattle yang kebetulan letaknya bersebelahan di International District. Di 2 lokasi ini, suasananya sangat sepi dan seperti kurang terawat. Banyak toko dan restaurant tapi mayoritas tutup. Tidak jelas apakah tutup permanen, tutup sejak pandemi atau tutup sementara. Jika ada yang buka, kondisinya sepi tanpa pengunjung. Kurang menarik sih jalan2 di sini menurut kami.
Malam hari, kami berkumpul dengan seluruh family. Pas juga ada perayaan ulang tahun dari family Diana. Senang bisa mengakhiri perjalanan di Seattle dengan sangat baik dan berdoa bersama.
PENUTUP
Secara umum, perjalanan Alaska Cruise sangat cocok digabungkan dengan trip ke Seattle. Jadi sekalian, karena port berangkat ke Alaska bisa dari Seattle USA atau Vancouver Canada. Vancouver Canada waktu itu kami gabung dengan trip ke Canadian Rockies menggunakan mobil, bisa baca di trip Western Canada (2018).
Untuk Seattle sendiri memang cukup kecil, sehingga 2-3 hari sudah cukup untuk bisa menikmati kota Seattle. Tetapi banyak area di sekitar Seattle atau tepatnya di negara bagian Washington yang menarik untuk dikunjungi terutama bagi yang suka alam. Ada beberapa national park di sini, juga ada trip untuk melihat whale dan binatang2 laut lainnya.
Sempatkan untuk mencoba berbagai fast food yang ada di Seattle (dan tidak ada di Indonesia) seperti : Dicks, Jack in The Box, dan Five Guys. Kan negeri asal fast food dan burger2 gitu ya dari Amerika, hehe..
Oke…. akhirnya perjalanan kami harus berakhir. Besok pagi kami sudah harus ke ariport untuk perjalanan kembali ke Indonesia. Bersyukur semua perjalanan kami baik Alaska Cruise maupun di Seattle dan sekitarnya semua berjalan dengan lancar dan diberikan cuaca yang sangat baik oleh Tuhan. Bersyukur juga kami bisa bertemu, bermain dan jalan2 bersama2 dengan keluarga besar Diana di Seattle. Moment2 berharga yang sangat menyenangkan. Semoga kapan2 kita bisa kumpul2 lagi ya !
Bye Seattle… Bye Alaska.. Bye USA !
Perjalanan kembali ke Indonesia : Pengalaman naik JAL
Cerita sebelumnya di : Seattle Part-2
Perjalanan Alaska Cruise : NCL Bliss by Norwegian Cruise Line













