Danau Toba-Medan : 1 – 5 Juni 2023 (part 1)

Setelah perjalanan kami Trip USA (Seattle & Alaska Cruise) bulan April kemarin, kami kembali jalan2 domestik bersama keluarga. Kami memanfaatkan libur panjang karena hari Kamis tanggal 1 Juni adalah hari libur nasional jadi menambah cuti di tanggal 2 dan tanggal 5. Destinasi yang kami pilih adalah danau Toba dan kota Medan di Sumatera Utara. Danau Toba merupakan 1 dari 5 Destinasi Super Prioritas yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreaktif (Kemenparekraf) Republik Indonesia. Empat lainnya adalah Borobudur, Likupang, Mandalika dan Labuan Bajo.

Sebenarnya jalan2 kali ini adalah inisiatif dari orang tuanya Diana yang pernah bekerja dan tinggal di Medan. Mereka ingin bernostalgia sekaligus mengajak Jeff yang belum pernah sama sekali ke Medan. Rute kami kali ini adalah masuk dari Silangit yang memiliki airport internasional yang terdekat dengan danau Toba. Kemudian kami akan menginap di beberapa tempat yang ada di pinggir danau Toba dan kemudian kami pulang ke Jakarta dari Medan. Hal ini kami pilih mengingat jarak dari Medan ke danau Toba bisa menempuh waktu 5 jam. Sementara jika dari Silangit, hanya sekitar 30 menit kita sudah bisa melihat danau Toba.

Day 1 : Silangit, Huta Ginjang, Kaldera, Parapat

Kami berangkat dari terminal 2 bandara Soetta menuju Silangit International Airport dengan menggunakan maskapai Air Asia. Pesawat pagi ini full penumpangnya. Tiba di Silangit, begitu turun dari pesawat, kami disambut sinar matahari yang terik tapi hawa yang sangat sejuk cenderung dingin. Walaupun namanya international airport, jangan bayangkan seperti di Soetta. Gate kedatangannya hanya 1. Persis seperti waktu kami jalan2 ke Belitung tahun 2015.

Begitu masuk gedung terminal, hanya ada satu conveyor pendek untuk memasukkan bagasi penumpang dari luar masuk ke dalam terminal. Akibatnya terjadi tumpukan bagasi di conveyor. Beruntungnya ada beberapa penumpang yang sudah biasa mengetahui situasi ini, membantu menyusun dan merapikan bagasi yang belum diambil pemiliknya, dibantu petugas airport

Mendarat di Bandara Silangit

Di luar airport, kami sudah dijemput oleh driver dari Aurora Wisata yang akan menemani perjalanan kami kali ini. Jadi kami mempercayakan perjalanan kali ini ke pihak travel agent lokal di Medan, namun berupa private tour. Dimana 1 mobil hanya untuk keluarga kami dan tempat wisata, tempat makan maupun hotel semua bisa disesuaikan dengan keinginan kami.

Tujuan pertama kali adalah spot wisata geosite Huta Ginjang. Hanya berkendara 30 menit dari Silangit Airport. Dalam bahasa setempat, Huta berarti desa dan Ginjang berarti atas. Terletak di 1.555 meter di atas permukaan laut. Pemandangan dari spot ini sangat spektakuler ! Kami bisa melihat danau Toba dari sisi ini dengan bentangan yang sangat luas. Sangat rekomen untuk mengunjungi tempat ini ! Videonya ada di IG: jeffdandiana ya.

Huta Ginjang

Dari Huta Ginjang, kami mampir makan siang di Fly Over Cafe and Resto di daerah Laguboti. Di sini ada menu makanan khas Batak seperti Babi (B2) panggang, saksang, ikan mas arsik, dll. Ada juga makanan standar lainnya seperti baso, sate, capcay, dsb.

Snack di Lumban Binanga

Setelah lunch, kami melanjutkan perjalanan ke Binanga Dolok Food Court yang ada di daerah Lumban Binanga. Food court ini menarik terdiri dari beberapa cafe tenda yang berada di atas sungai kecil yang airnya mengalir jernih. Pilih saja salah satu di antaranya. Makanan dan minuman yang ditawarkan cukup simple, seperti nasi goreng, kelapa muda, kopi, pisang goreng, dll.

Ini pengalaman yang sangat seru dan menyenangkan. Mesti coba deh. Makan sambil kaki terendam dinginnya air mengalir dan menyentuh batu2an dasar sungai. Di Jakarta ga ada yang seperti ini.

The Kaldera Toba Nomadic Escape

Perjalanan kami selanjutnya menuju The Kaldera Nomadic Escape yang merupakan salah satu kawasan wisata dengan pemandangan danau Toba yang indah. Salah satu spot favorit wisatawan di sini adalah Jokowi Point, yaitu titik di mana pak Jokowi dan bu Iriana berfoto. Ada meja, kursi, dan latar belakang yang memang cakep banget.

View kota Parapat dan Hotel Niagara Parapat

Dalam perjalanan menuju Parapat, kami sempat berhenti di pinggir jalan, melihat kota Parapat di bawah sana dan ambil foto. Ini enaknya kalo pake mobil sendiri. Malam ini kami akan bermalam di hotel Niagara, hotel terbesar yang terletak di kota Parapat. Lokasinya ada di atas bukit, jadi bukan di pinggir danau Toba seperti banyak hotel2 lain di Parapat.

Sebelum ke hotel, kami mampir ke kantor terminal ferry pelabuhan Ajibata untuk membeli tiket menyeberang ke pulau Samosir besok. Pembelian tiket ferry dilakukan oleh driver karena sudah include harga paket tournya. Dari terminal ferry ke hotel tidak sampai 10 menit.

Hotel Niagara, Prapat

Hotel Niagara merupakan hotel yang besar dengan area outdoor yang sangat luas. Di sini ada kamar yang menggunakan AC dan tidak, jadi silakan pilih yang pakai AC ya. Saat kami datang, kolam renang dewasa masih direnovasi, jadi tidak bisa dipakai. Lokasi hotel dan restoran menghadap danau Toba, jadi betul2 puas deh hari ini memandang keindahan danau Toba dari berbagai sudut.

Sunset danau Toba dari hotel Niagara, Prapat

Sore hari, kami menikmati suasana sunset dari berbagai spot di hotel. Cantik. Puas deh melihat dari matahari terik, temaram sampai akhirnya betul2 gelap.

Malam harinya, kami makan malam di luar hotel, yaitu di restaurant Sehat yang ada di tengah kota Parapat. Ke sana tidak sampai 10 menit karena Parapat adalah kota kecil. Restaurant Sehat menyajikan Chinese Food (non halal) dan seafood. Rasa dan harganya oke menurut kami, porsinya juga besar. Walau namanya sama, tapi restoran ini tidak ada hubungannya dengan Rumah Makan Sehat yang ada di Pematangsiantar ya.

Day 2 : Pulau Samosir

Pagi hari ini, kami mengawali breakfast di hotel dan duduk di meja yang langsung menghadap kolam renang dan danau Toba membentang. Keindahan danau Toba pagi ini berbeda dengan suasana sunset kemarin sore. Menu buffet cukup beragam dan rasanya enak. Ditambah suasana pagi hari yang sejuk dan pemandangan indah, wow… komplit !

Breakfast dg background Danau Toba

Masih ada waktu, kami jalan2 keliling area hotel. Melihat area taman yang luas, yang bisa digunakan untuk kegiatan outing, ada taman bermain anak dan berbagai aktivitas outing yang disediakan untuk semua usia. Area ini juga suka dipakai untuk foto pre-wedding. Jadi memang di area mana pun di hotel ini, bisa melihat view Danau Toba dan perbukitannya.

Keindahan danau Toba dari hotel Niagara Parapat

Jam 09.30 kami check out dari hotel menuju ke terminal ferry Ajibata untuk bersiap menyeberang ke pulau Samosir. Kami masuk antrian kendaraan yang akan masuk ke ferry KMP Ihan. Mobil2 mulai masuk ke dalam tempat parkir di dalam ferry. Setelah itu, mesin mobil dimatikan dan para penumpangnya harus keluar dari mobil.

Penyeberangan ferry ke pulau Samosir

Kami naik ke dalam ferry, ada 2 tingkat. Ada banyak sekali tempat duduk baik di dalam maupun luar ferry, ada yang model sofa, ada juga yang besi. Pilih sendiri saja, mau hadap depan atau belakang, mau kena angin atau tidak. Di dalam ferry ada kantin kecil yang menyediakan snack, kopi dan minuman ringan lainnya untuk para penumpang.

ada tarian Batak di ferry dan akhirnya tiba di Samosir

Di pertengahan perjalanan, ada atraksi tarian tradisional Batak di dek ferry. Suasana jadi meriah, beberapa penumpang ikut menari bersama, Karena perjalanannya di danau, tidak ada ombak yang menggoncang ferry. Setelah sekitar 1 jam, akhirnya kami sampai di terminal ferry Ambarita di pulau Samosir.

Tujuan pertama kami yaitu desa wisata Huta Siallagan, yang merupakan cagar budaya, dan baru saja direvitalisasi dan diresmikan oleh presiden kita pak Jokowi pada bulan Februari 2022.

Yang khas di sini adalah Ruma Bolon (rumah adat) dan adanya Batu Persidangan yang pada masanya digunakan untuk mengadili dan menghukum penjahat. Saat hendak meninggalkan Huta Siallagan, kami menyusuri kios2 pedagang souvenir seperti kaos, topi, gantungan kunci dll.

Kemudian kami berkunjung ke desa wisata Tomok yang lebih ramai pengunjungnya. Ada rumah adat, patung Sigale Gale yang sangat terkenal itu. Di sini kita bisa mengenakan kain ulos dan tutup kepala adat Batak. Tinggal pilih dan ambil saja sendiri dari sekian banyak yang diletakkan di satu pojok. Bisa dipakai foto2 dan nanti dikembalikan sambil memasukkan sejumlah uang secara sukarela ke dalam kotak.

Desa wisata Tomok

Di bagian belakang desa, ada makam raja Sidabutar dan keluarganya. Di sini semua pengunjung dipinjamkan ulos lagi, lalu mendengarkan kisah sejarah mereka yang diceritakan oleh pemandu di sana. Selesai bercerita, ulos dikembalikan dan kembali bisa memasukkan uang sukarela di kotak.

Bawah : makam raja Sidabutar dan keluarga di desa Tomok

Selesai mengunjungi 2 desa tradisional Batak, kami makan siang di restoran Orari View dengan menu seafood. Selain restaurant ada homestay nya juga nih. Pemandangan di sini memang bagus. Jadi sambil makan siang, kami bisa melihat ferry dari daratan utama Sumatera ke pulau Samosir ini. Makanan di sini walau simple tapi rasanya cukup enak.

Makan siang di Orari View

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke dataran lebih tinggi, tepatnya kami menuju air terjun Sigarantung yang lokasinya ada di tepi jalan. Hal ini mengingatkan kami kepada air terjun Lembah Anai di Sumatera Barat. Bisa baca2 di trip Minangkabau (2013) Namun saat kami datang, debit air terjunnya sedang kecil nih. Menurut kami ini ga terlalu worth dibandingkan dengan lama perjalanan. Better skip saja.

Air Terjun Sigarantung & Panatapan View Point

Dari situ kami turun lagi dan mampir di warung makan Parhallow, Panatapan View Point. Sambil makan snack dan minum, kami bisa menikmati kembali keindahan pemandangan danau Toba dari sisi yang berbeda lagi.

Di pulau Samosir ini, kami akan menginap 1 malam di Samosir Villa Resort. Resortnya cukup luas dan memiliki banyak kamar dengan balkon menghadap danau Toba. Harusnya kami pesan kamar Deluxe (paling standar) untuk 2 orang. Namun di upgrade oleh pihak hotel menjadi kamar luas dengan tempat tidur untuk 3 orang (1 double bed + 1 single bed). Thank you !

Samosir Villa Resort

Di perbatasan resort dengan danau, ada warga lokal yang menawarkan jasa perahu untuk keliling danau Toba, jetski, dan wahana air lainnya. Menarik, tapi kami memilih berenang saja. Ada 2 pool di resort ini, kami berenang di kolam renang yang terletak paling dekat danau. Di sini ga bisa berenang langsung di danau nya ya.

Makan malam di Sekapur Sirih

Malam hari kami makan di restoran Sekapur Sirih, hanya 3 menit berkendara dari resort kami. Mereka sedia makanan khas Batak di sini tapi menu nya tidak banyak. Salah satu yang kami coba adalah menu lobster air tawar dari danau Toba. Jangan bayangkan bentuk dan ukuran lobster yang biasa kita tahu di resto seafood Jakarta ya.

Lobster Danau Toba ini ukurannya kecil kecil. Kayak udang biasa, tapi cangkangnya keras seperti kepiting. Dijual per kg dg harga Rp. 240.000,- dan bisa mendapatkan 12-13 lobster. Rasanya manis, boleh lah buat experience. Jika makan di sini, harap perhatikan bon nya dengan seksama. Pengalaman kami sampai berkali-kali mereka salah hitung dan salah memasukkan pesanan. Maklum semuanya manual.

Oke, malam ini tidur dulu ya. Besok kami akan meninggalkan Pulau Samosir dan menjelajah tempat baru lagi.

Bersambung ke Danau Toba (part 2)

Categories: 2020-2024, ASIA, INDONESIA, Sumatera | Tags: , , , , , , , , , | Leave a comment

Post navigation

We love your feedback !

Create a free website or blog at WordPress.com.