Day 8 : Oshamambe – Niseko
Untuk menuju Niseko dari Hakodate, tidak ada kereta langsung. Kami harus turun dan transit di kota kecil Oshamambe. Rata2 calon penumpang menunggu di dalam station yang kecil dan sederhana. Tidak banyak yang jalan-jalan di kota kecil ini. Di sini harus turun naik pakai tangga. Jadi buat yg bawaan kopernya besar, siap2 saja ya, hehe..
Yang bikin kami surprise, dari Oshamambe ke Niseko hanya ada 1 gerbong kereta. Jadi bukan rangkaian train dengan beberapa gerbong seperti umumnya yg kami tau selama ini. Betul2 hanya 1 gerbong pendek, sudah termasuk lokomotif. Padahal penumpangnya banyak dengan bawaan yg banyak, termasuk peralatan ski yg besar dan panjang itu. Semua penumpang pun harus berdesakan di dalamnya dengan posisi berdiri. Hanya sedikit yang bisa duduk. Mayoritas penumpang adalah bule yang mau ski, baik di Niseko maupun area sekitarnya.
Hampir semua penumpang turun di Kutchan station, tujuan akhir dari kereta ini. Sedangkan kami turun di Niseko station. Pintu train yang dibuka hanya 1 di depan, sehingga kami harus jalan menerobos kepadatan manusia di dalam train karena posisi kami paling belakang. Saat masuk tadi, ada 2 pintu yang dibuka, depan dan belakang, kami masuk lewat pintu belakang. Next, jika ada pambaca yang turun di Niseko, sebaiknya masuk dari pintu depan saja biar lebih mudah.
Selain itu, ternyata pemeriksaan tiket dilakukan di atas train. Jadi bukan di station seperti yang biasa kami alami di Jepang. Alhasil kami sibuk cari2 tiket karena belum disiapkan. Kami pikir kan kami keluarkan tiket nanti di station seperti biasa. Mana banyak bawaan dan kami lupa taro tiket dimana. Lumayan deh, cari2 tiket diliatin seluruh penumpang kereta, karena tanpa tiket kami ga boleh turun kereta dan kereta ga bisa lanjut jalan lagi. Untung saja akhirnya ketemu.
Tiba di Niseko Station, kami dijemput oleh Mr. Dave yang merupakan pemilik Resort Inn Niseko. Kami naik van nya dan berkendara sekitar 15 menit di jalanan bersalju. Beliau orang Jepang yang lumayan bisa bahasa Inggris dan sangat helpful. Jadi sejak awal kami booking hotelnya pun, beliau banyak membantu kami untuk melakukan reservasi aktivitas salju di website Jepang dan menjelaskan mengenai apa saja yang bisa dilakukan di Niseko.
Resort Inn Niseko ini berbentuk rumah tinggal yang kamar-kamarnya diubah menjadi kamar tamu hotel. Tetangganya salju tebal semua nih, betul-betul alami dan menyenangkan untuk kami yang berasal dari negara tropis. Jadi seperti di film-film, dimana pemandangan dari rumah itu putih semua. Di belakang Resort Inn Niseko terdapat Mt. Yotei yang berdiri megah (miniaturnya Mt. Fuji). Karena cuaca cerah jadi gunungnya terlihat cukup jelas. Bagus ya !
Di resort, sebenarnya disediakan beberapa menu dinner berbayar yang dimasak oleh istri Mr. Dave. Tapi kami mau makan malam sekaligus jalan-jalan saja. Mr. Dave info keramaian adanya di Niseko Village dan dia bisa antarkan kami. Di sini ada beberapa toko perlengkapan ski dan beberapa resto. Walaupun sudah malam dan gelap, masih ada beberapa aktivitas yang masih berlangsung seperti night ski maupun snowboarding dari atas bukit.
Di Niseko Village ini terdapat hotel Hilton di pintu utamanya. Jadi biasanya pengunjung seperti kami akan di drop di depan hotel Hilton dan nanti dijemput lagi di tempat yang sama. Kami pun masuk ke lobby Hilton yang luas dan mewah saat menunggu dijemput. Hotelnya penuh dengan turis, baik yang menginap maupun yang sekedar transit beristirahat dari dinginnya udara luar.
Kembali ke resort, kami langsung memanfaatkan hot tub yang ada di lantai atas. Konsepnya mirip private onsen. Jadi tamu hotel bisa booking mau pakai jam berapa. Ada beberapa slot yang ditawarkan. Sebenarnya kalo kami melakukannya di siang hari, pasti bagus sekali karena sambil berendam bisa melihat view salju dan Mt. Yotei. Sayang karena keterbatasan waktu, kami hanya bisa melakukannya saat malam hari ini. Jadilah tidak ada view, gelap semua. Ya sudahlah, enjoy onsen nya saja !
Day 9 : Niseko – Sapporo
Pagi ini, sarapan disediakan oleh istri sang pemilik resort. Waktu sarapan, disesuaikan dengan waktu yang sudah kami minta di hari sebelumnya. Kami mau melakukan aktivitas di Niseko Village hari ini. Sama seperti di hotel2 sebelumnya, setelah sarapan kami langsung check out. Barang bawaan kami titipkan di resort. Nanti siang setelah selesai aktivitas, Mr.Dave akan bawakan koper kami dengan mobilnya, jemput kami dan langsung antar ke train station. Jadi ga balik lagi ke hotel.
Aktivitas pertama kami adalah mengendarai snowmobile. Biayanya 26.000 Yen per kendaraan (utk 2 org tandem). Harus booking dahulu sebelumnya melalui website. Ini yang dibantu Mr.Dave karena harus masukkan nama Jepang (kanji) dan nomor telpon Jepang yang kami ga punya. Include 1 snowmobile, helm dan google (kacamata ski) untuk kami berdua. Waktunya sekitar 1 jam termasuk sekitar 15 menit briefing dan training singkat cara mengendarai snowmobile.
Ternyata kami tidak boleh mengendarai snowmobile sendirian karena bisa nyasar dan berbahaya ketika melintasi salju baru. Bersama kami, ada satu instruktur yang mengajari dan memimpin kami di depan alias membuka jalan. Di samping itu, ada juga 1 pasang dari Malaysia yang bersama kami. Enak banget ini, semi private jatuhnya, very small group. Jadi betul2 puas !
Walaupun kami naik satu snowmobile tandem, tapi kami diperbolehkan untuk tukar posisi driver. Jadi baik Jeff maupun Diana sama2 bisa merasakan pengalaman menjadi driver snowmobile. Sangat mudah mengendarainya. Safetynya sangat aman karena ada beberapa safety tools jika ada keadaan darurat. Mirip2 jetski deh, tapi ini bukan di air melainkan di salju. Lintasannya berkelok2 naik dan turun. Kadang melewati bawah pohon. Tapi ada juga jalur lurus di mana kami bisa memacu snowmobile dengan kecepatan maksimal. Sangat seru !
Setelah puas mengendarai snowmobile, kami beli pass 1/2 days yang berlaku hingga jam 13.00. Pass ini sebenarnya untuk naik gondola dan chair lift sebagai sarana transportasi di dalam Niseko Village ini. Harga pass nya 6.700 Yen per orang. Namun ternyata kami tidak diperbolehkan naik chair lift (terbuka) karena dikhususkan untuk mereka yang pakai sepatu ski. Jadi kami hanya bisa menaiki gondola (tertutup). Sayang banget kami baru tau hal ini setelah antri panjang dan begitu tiba giliran naik kami pun diusir. Hiks… Padahal pengen banget merasakan sensasi naik chair lift yang terbuka itu, seperti waktu kami di Swiss tahun 2012 dan di Western Canada tahun 2018
Di Niseko Village, banyak rute yang dilalui gondola. Kami naik turun di beberapa station, terus turun menjelajah area sekitar station. Kami main salju dan membuat boneka salju pertama kami. Ternyata tidak mudah juga ya membuat bola salju itu. Perlu betul2 padat kemudian digulingkan terus hingga semakin besar. Puas bermain, kami makan siang di salah satu resto. Lalu menunggu waktu dijemput oleh Mr. Dave dan selanjutnya diantar ke Niseko Station.
Sore ini kami akan kembali ke Sapporo. Perjalanan ke Sapporo memakan waktu 2,5 jam naik JR train.
Cerita sebelumnya ada di : Hokkaido Japan part 4: Hakodate
Bersambung di Hokkaido part 6 : Sapporo (finished)











