Prolog
Apa yang dibayangkan orang jika kami bilang mau jalan-jalan ke Afrika Selatan ? Kebanyakan bingung karena mau lihat apa dan ngapain di sana. Bayangannya kayak negara2 Afrika yang panas, ada kemelut politik, penduduknya kelaparan dan lain sebagainya.
Kebetulan kami punya beberapa family yang sudah pernah ke sana dan semua bilang bagus. Wajib ke sana. Nah kan hal-hal ini membuat kami bersemangat karena percaya pasti bagus. Terus gimana caranya ke sana ? Apakah sama seperti traveling2 kami sebelumnya, yang mana kami bikin itinerary sendiri dan jalan sendiri ? Setelah mempertimbangkan aspek transportasi, akomodasi dan yang paling kritikal yaitu keamanan kami selama di sana, maka kami memutuskan untuk ikut tour dari Jakarta saja. Afrika Selatan memiliki tingkat kriminalitas yang cukup tinggi sehingga sangat beresiko untuk kami jalan sendiri.
Setelah melakukan survey terhadap beberapa itinerary yang ditawarkan oleh beberapa travel agent, akhirnya kami memutuskan untuk membeli paket dari Golden Rama. Dan setelah dicek lebih lanjut, tour ke Afrika Selatan oleh Golden Rama ini selalu jalan setiap tahunnya. Sementara dari travel agent lain belum tentu jalan. Paket tournya : Amazing South Africa Garden Route + Safari Game Drive & Palace of The Lost City. Itinerarynya sebagai berikut :
Day 1 : Jakarta – Singapore
Day 2 : Singapore – Johannesburg – Sun City
Day 3 : Sun City (Safari Game Drive)
Day 4 : Sun City – Pretoria – Johannesburg
Day 5 : Johannesburg – George – Kynsna
Day 6 : Kysna – Oudtshoorn – Knysna
Day 7 : Kysna – Mossel Bay – Cape Town
Day 8 : Cape Town (Cape Peninsula Tour)
Day 9 : Cape Town – Singapore
Day 10 : Singapore – Jakarta
Untuk tiket pesawat (Singapore Airlines), akomodasi dan visa Afrika Selatan, semuanya diurus oleh Golden Rama. Untuk visa Afrika Selatan bentuknya masih stiker dan data2 di dalamnya masih ditulis tangan petugas embassy. Unik ya. Oke, semangat… ini akan jadi petualangan kami di benua yang baru, benua kelima bagi kami !
Di hari keberangkatan, kami diminta oleh Nelson, tour leader kami dari Golden Rama untuk kumpul di terminal 3 bandara Soetta jam 10 pagi. Di sana kami bertemu dan berkenalan dengan teman segrup kami yang jumlahnya 9 orang. Jadi total peserta tour 11 org tambah tour leader 1 org. Ada yang dari Jakarta, Surabaya, Bali dan Bandung. Rata2 sudah punya pengalaman traveling yang luar biasa. Jadi bisa banyak dengar cerita mereka ke negara2 yang belum pernah kami kunjungi.
Kami tiba jam 5 sore di Changi dan punya waktu transit 6 jam lebih menunggu keberangkan pesawat kami ke Johannesburg. Sambil mengisi waktu, kami mau jalan2 ke Jewel, tempat yang belum pernah kami kunjungi. Tahun 2022 waktu kami transit dalam perjalanan ke USA April 2022, kami sempat mau ke Jewel. Jewel berlokasi di area public (bukan di dalam Changi Airport) sehingga harus ke luar dan karena saat itu masih ada pandemi covid, kami sebagai penumpang transit tidak diperbolehkan ke area public.
Lokasi terdekat ke Jewel adalah Terminal 1 Changi. Kami harus melewati imigrasi terlebih dahulu sebelum ke Jewel. Ternyata di Changi pun sekarang sudah auto gates sehingga kami hanya perlu menscan paspor kami di gate. Ini kami pakai paspor biasa ya, bukan e-paspor. Lancar. Sebelumnya, Jeff sudah mengisi juga form imigrasi Singapore melalui apps MyICA Mobile dari Jakarta. Tapi ternyata tidak diperiksa sama sekali.
Icon utama di Jewel ini tentu saja The HSBC Rain Vortex, yang merupakan central dari Jewel ini. Lainnya adalah toko2 retail, restaurant hingga food court. Tempatnya sangat luas dan lumayan untuk isi waktu luang.
Di Jewel ini, tiap penumpang yang transit bisa mendapatkan voucher senilai 5 Singapore Dollar secara gratis hanya dengan menunjukkan passport dan boarding pass di concierge. Namun ternyata tidak semua tenant mau menerima voucher ini ya. Jadi perlu tanya terlebih dahulu kepada orang tenantnya. Akhirnya kami sendiri tidak menggunakan voucher kami karena tidak ada yang cocok dengan kebutuhan kami.
Day 2 : Singapore – Johannesburg – Sun City
Penerbangan dari Changi ke Johannesburg sekitar 10 jam. Kami tiba sekitar jam 6 pagi di O.R Tambo International Airport. O.R Tambo merupakan nama salah satu pejuang anti apartheid yang terkenal pada masanya sehingga namanya diabadikan jadi nama airport di Johannesburg. O.R Tambo juga disebut salah satu mentornya Nelson Mandela, presiden berkulit hitam pertama di Afrika Selatan.
Kami melewati imigrasi dengan mudah dan tanpa pertanyaan. Kemudian kami mencari money changer untuk menukarkan USD dengan Rand yang merupakan mata uang resmi Afrika Selatan. Ada 1 money changer di dalam terminal dan 2 money changer di luar. Nilai tukarnya tidak berbeda jauh karena ada komisi juga yang harus dibayarkan.
Keluar terminal, kami naik bis yang disediakan tour lokal (partner Golden Rama). Kapasitas busnya untuk 32 penumpang, namun karena kami hanya berdua belas (12), jadi bebas pilih kursi termasuk duduk sendiri2. Karena masih pagi, kami keliling sambil singgah di beberapa tempat seperti : Sanctuary Mandela, Constitutional Court of South Africa, Old Fort Prison dan keliling kota Johannesburg. Termasuk melewati Nelson Mandela Bridge. Di itinerary sebenarnya ada Newton Market, tapi karena alasan keamanan kami hanya melewatinya.
Secara umum Johannesburg ini kotanya modern, rapi bahkan tidak kalah dengan kota2 besar di dunia. Para pengemudi kendaraan bermotor juga tertib sama seperti kalo kami berkunjung ke Canada atau USA. Yang menarik ketika melewati area perumahan penduduk, semua rumah dipagari oleh tembok tinggi dan di atasnya ada kawat listrik. Ternyata tingkat pengangguran di Afrika Selatan mencapai 30% lebih sehingga tidak heran banyak terjadi kriminalitas. Diperparah juga dengan tingkat korupsi yang tinggi.
Menjelang siang akhirnya kami tiba di Nelson Mandela Square Sandton, sebuah tempat perbelanjaan di pusat kota. Tempatnya mewah dan banyak sekali boutique ternama dunia di dalamnya. Seperti ZARA, Bvlgari, Calvin Klein dll. Tidak kalah dengan mall yang ada di Jakarta atau Singapore. Yang menariknya, di dalam mall tampak beberapa security bersenjata laras panjang sebagai bagian dari pengamanan di sini. Wow !
Kami makan siang di Bull Run, tidak jauh dari Nelson Mandela Square. Kemudian kami melanjutkan perjalan kami ke Sun City di mana malam ini kami akan menginap selama 2 malam. Perjalanan hampir 3 jam. Sun City merupakan kawasan wisata terpadu yang terdiri dari 5 hotel dan beberapa fasilitas wisata lainnya seperti danau, wisata air dsb yang terletak di berbagai lokasi yang berbeda. Ada shuttle yang beroperasi secara terjadwal yang menghubungkan antar hotel dan fasilitas wisata tersebut. Jadi buat yang tidak bawa mobil, tidak perlu khawatir ya
Rombongan kami menginap di The Palace of The Lost City Hotel, merupakan hotel termewah di Sun City. Arsitektur dan interior hotelnya bernuansa Afrika didominasi dengan gambar, patung, ukiran atau dekorasi hewan yang ada di benua Afrika ini.
Masuk ke dalam kamarnya pun, nuansa Afrika khususnya satwa2nya sangat berasa. Kursi tamunya dialasi kulit zebra. Patung , lukisan dan aksesoris di dalam kamar tidur dan kamar mandi pun penuh dengan nuansa satwa. Pintu ke luar balkon sebenarnya dilarang dibuka karena saat sebelum covid, banyak babon atau monyet yang berkeliaran. Namun saat kami datang, tidak ada babon. Yang ada malah burung2 cantik yang berkicau di depan kamar kami.
Malam ini kami dinner di Hard Rock Cafe Sun City. Lokasinya menyatu di dalam gedung samping Casino Sun City. Casinonya tidak terlalu besar, berbeda dengan waktu kami ke Macau atau Las Vegas Cukup untuk para tamu resort bermain santai di sini.
Day 3 : Sun City
Pagi ini, kami akan melakukan Safari Game Drive yang merupakan salah satu highlight dalam tour ini. Sun City ini bersebelahan dengan Pilanesberg National Park, salah satu dari beberapa national park besar di Afrika Selatan ini.
Safari game drive dimulai dari jam 7 pagi. Oleh sebab itu, kami akan breakfast sekembalinya dari safari game drive. Durasi game drive ini sekitar 3 jam, untuk memperbesar kemungkinan bertemu dengan hewan-hewan yang ada di sini. Kami dijemput oleh mobil yang sudah dimodifikasi untuk game drive. Disediakan juga selimut karena angin yang bertiup cukup dingin di mobil yang serba terbuka ini. Drivernya merangkap ranger yang nantinya akan membantu kami mencari hewan2 yang ada di dalam Pilanesberg National Park ini.
Target utamanya tentu saja menemukan dan melihat dengan mata kepala sendiri Big Five Africa yang terkenal itu, yaitu singa (lion), macan tutul (leopard), gajah (elephant), banteng (buffalo) dan badak (rhino). Ini adalah 5 binatang terkuat yang ada di alam bebas. Kita lihat hewan apa saja yang kita bisa jumpai di sini ya.
Mobil berjalan memasuki Pilanesberg National Park dan menyusuri jalan tanah dan berdebu yang muat dilalui 2 kendaraan. Selain kami, ada banyak kendaraan safari game drive yang lain. Berbeda bentuk, berbeda operator dan dengan tamu dari hotel yang berbeda2 di Sun City. Selama berkendara, baik driver maupun kami memasang mata kami baik2 ke kanan dan kiri jalan. Siapa tau ada hewan yang bisa kami lihat, baik dari jarak dekat maupun jauh. Video hewan saat safari ini dapat dilihat di IG : jeffdandiana ya.
Seru juga safari game drive ini. Kadang2 driver kami berkomunikasi dengan driver lain di lokasi yang berbeda. Mereka biasanya saling menginformasikan jika bertemu dengan binatang tertentu. Seperti kami ketemu macan tutul dari jarak dekat, yang kata orang2 merupakan kesempatan langka karena binatang ini yang paling jarang muncul dibandingkan 4 lainnya. Yang banyak kelihatan adalah wildebeest, zebra, dan impala. Sampai akhir game drive, kami malah ga ketemu sama sekali singa dan banteng. Tapi ya itulah namanya binatang di alam bebas, suka2 mereka mau sembunyi di mana, hanya kitanya aja yang penasaran kan hahaha…
Selesai safari game drive, kami kembali ke hotel untuk breakfast. Setelah breakfast, acara bebas hingga malam nanti. Jadi kami boleh jalan-jalan sendiri di kawasan Sun City ini.
Salah satu objek wisata yang paling terkenal di Sun City ini, adalah kawasan Valley of Waves. Lokasinya ada di Sun Central. Sun Central adalah pusat aktivitas di Sun City ini. Dari hotel, kami bisa naik shuttle ke Sun Central atau jalan kaki dari belakang hotel. Di dalam Sun Central ada counter2 aktivitas outdoor yang disediakan oleh beberapa operator. Ada juga toko-toko souvenir serta sejumlah tempat makan.
Tiket masuk ke Valley of Waves ini gratis untuk para tamu resort Sun City. Di sini ada kolam ombak, lazy river, The Royal Bath – mengingatkan kami saat di Bath,UK, dan aktivitas water sport mulai dari anak hingga dewasa. Ada body slides dan tube rides buat yang mau suka menantang adrenalin. Ada pantai buatan lengkap dengan pasirnya. Highlight utama di sini adalah kolam ombaknya. Sebenarnya ini lebih tepat dinamakan kolam ombak ketimbang kolam renang. Tinggi kolamnya terlalu dangkal untuk dibuat berenang. Yang ada nanti malah kepentok dasar kolam.
Di kolam ombak ini, highlightnya adalah ombak buatan yang secara berkala muncul dari tembok di ujung kolam. Biasanya orang-orang akan berdiri (karena kolamnya tidak dalam) menghadapi dan ‘menantang’ si ombak itu. Sensasinya adalah ketika ombak tersebut menghempaskan kita di kolam. Banyak orang yang berulang kali bermain ombak buatan ini sampai puas. Gayanya pun macam2 saat ombak datang menerjang. Seru sih !
Selain Valley of Wave, ada juga The Maze, semacam labyrinth outdoor dengan perjalanan ke sana lewat jembatan yg cukup panjang. Silakan saja jalan2 explore sendiri ya. Dari Sun Central, kami naik shuttle ke The Cabanas, hotel bintang 3 di Sun City yang memiliki danau di depannya. Danaunya lumayan luas dan di sini tersedia beberapa aktivitas water sport seperti jet ski dan juga perahu mengelilingi danau.
Pulangnya, Jeff masih sempat berenang di kolam renang hotel yang sepi banget, alias berenang sendirian di pool besar itu. Karena dingin sih pastinya, haha.. tapi puas deh.
Malam harinya, kami harus cari makan sendiri lagi. Kami mau makan di foodcourt yang ada di Sun Central. Seperti biasa, untuk ke sana, kami harus naik shuttle. Kami antri untuk naik shuttle seperti biasa di depan hotel. Selain yang berupa minibus atau van, ada yang berupa mobil mewah seperti BMW atau Porsche. Gratis loh, disupirin lagi. Merupakan kerja sama antara hotel dan agen pemegang merk tsb.
Nah depan kami ada shuttle BMW ix3 yang merupakan mobil listrik. Entah kenapa, keluarga yang seharusnya naik BMW tsb, tiba2 batal dan turun dari mobil itu. Terus kami dipanggil buat naik BMW tersebut, cihuy ! Walaupun ga boleh nyetir, tapi puas deh bisa menikmati mobil BMW ix3 ini walau hanya beberapa menit saja.
Pulang makan dari Sun Central, kami tunggu shuttle lagi di terminal shuttle. Ditunggu2 ga datang2, akhirnya, kami minta tolong Nelson tour leader kami untuk info ke pihak hotel agar menjemput kami. Yang datang menjemput kami ternyata mobil BMX ix3 lagi dong, cuman beda warna aja.
Day 4 : Pretoria – Johannesburg
Setelah sarapan dan check out dari hotel, perjalanan kami hari ini dimulai dengan menuju kota Pretoria. Pretoria merupakan ibukota administratif negara Afrika Selatan. Perjalanan dari Sun City sekitar 2 jam. Perjalanan melalui jalur arteri dan jalan tol. Di sini jalan tolnya juga sudah bagus seperti di Indonesia.
Tiba di Pretoria, kami diajak mengunjungi Vootrekker Monument. Monument ini secara umum menggambarkan kisah perjalanan dan sejarah terjadinya negara Afrika Selatan ini. Sejarah tersebut diabadikan dalam bentuk diorama yang ada di bagian dalam gedung monument ini. Sementara di bagian luar monument ada beberapa patung tokoh yang ada di dalam diorama tersebut.
Voortrekker Monument ini letaknya di atas bukit sehingga kami bisa melihat pusat kota Pretoria dari kejauhan. Selesai dari Voortrekker Monument, kami makan siang terlebih dahulu sebelum lanjut jalan2 di pusat kota Pretoria.
Karena alasan dan kondisi keamanan di Pretoria, kami hanya berkeliling kota di dalam bis saja. Dari dalam bis, kami bisa melihat pusat bisnis, pusat ekonomi dan aktivitas sehari2 penduduk kota Pretoria. Kotanya ramai namun memang terlihat agak kurang rapi dan teratur. Kami mengitari Church Square yang merupakan area gedung-gedung pemerintahan. Sebenarnya gedung-gedungnya bagus, seperti di Eropa. Namun karena alasan rawan kriminalitas, kami tidak bisa turun dari bis dan hanya diceritakan secara singkat history ttg gedung-gedung tersebut.
Satu2nya tempat di mana kami bisa turun adalah di Union Building. Di sini ada patung berukuran raksasa dari Nelson Mandela. Situasi di sini cukup kondusif. Ada beberapa petugas kepolisian yang berjaga. Union Building ini berarsitektur layaknya yang di negara-negara Eropa.
Dari Union Building, kami diajak ke toko souvenir. Toko souvenir di Afrika Selatan rata2 menjual kerajinan tangan seperti patung hewan yang ada di benua Afrika, kaos dan souvenir lainnya yang bergambar atau berbentuk hewan lainnya. Kami juga di sini membeli Amarula, liquor (minuman beralkohol) yang berasal dari proses fermentasi buah marula yang ada di Afrika Selatan.
Selesai berbelanja, aktivitas hari ini diakhiri dengan makan malam yang disebut “Africa’s Greatest Eating Experience” di Carnivore Restaurant. Restaurant ini menyajikan aneka macam daging buruan Afrika yang akan dipanggang dan disajikan langsung di meja tamu. Jenis dagingnya tergantung hasil buruan hari tersebut.
Aneka daging ini digrill di panggangan besar. Kemudian nanti akan ada pelayan yang membawakan dan menyajikan aneka daging tsb di piring kita langsung. Daging ditusuk di tusukan besi yang panjang dan nanti akan disayat sesuai dengan keinginan tamu langsung di piring. Cara penyajiannya sama seperti kalo kita makan di restaurant Brazillian BBQ.
Untuk malam ini, kami berkesempatan untuk menikmati daging : zebra, impala, babi hutan, buaya, kudu, hati ayam, dll. Cobanya sedikit-sedikit aja. Ada yang alot dan ada yang lebih empuk dagingnya. Banyak minum air putih juga biar ga panas dalam makan aneka daging ini.
Malam sudah larut, kami sudah lelah dan harus segera tidur. Besok harus bangun subuh, karena akan lanjut perjalanan dengan naik pesawat pagi ke kota George. Jadi kami hanya merasakan kamar hotel Hilton sekitar 7 jam saja dan tidak sempat lagi untuk keliling hotel. Good night !
Bersambung ke Part 2

























Pingback: South Africa (9 – 18 April 2024) part 3 : Mossel Bay – Cape Town | Pasangan Traveling