Setelah sarapan pagi, kami langsung check out dan dijemput oleh driver dan lokal guide kami selama ada di Fes. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Royal Palace of Fes. Istana ini merupakan salah satu dari beberapa istana di seantero Morocco yang masih secara aktif dihuni oleh raja Morocco dan keluarganya. Jadi kami hanya bisa berfoto2 di depan istana serta alun2 di depannya.
Pagi ini kami setelah breakfast, kami meninggalkan Quarzazate menuju Todra Gorges, sebuah tempat di sisi timur Atlas Mountains seperti yang 2 hari lalu yang pernah kami lalui Morocco part 2 Perjalanan ke sana sekitar 3 jam, cukup jauh namun jalanan lancar dan tidak ada kemacetan sama sekali. Pemandangan sepanjang perjalanan melewati daerah pegunungan dan kota2 kecil yang merupakan kota perlintasan.
Setelah breakfast di hotel, jam 08.30 driver menjemput kami untuk perjalanan ke kota Marrakech. Naah, ternyata memang betul hanya kami berdua saja nih di mobil ini dan di perjalanan ini. Wacana group tour berubah jadi private tour nih. Asyiiik ! Marrakech merupakan salah satu kota terbesar di Morocco dan menjadi salah satu wisata utama para turis karena ada beberapa tempat yang menarik di sana. Perjalanan menuju Marrakech hampir 2,5 jam. Kami sempat istirahat sejenak di rest area dan sudah bisa melihat keindahan landscape Morocco.
Atas : rest area di rute Casablanca – Marrakech Bawah : Koutobia Mosque
Setelah traveling ke Afrika Selatan pada bulan April 2024 dan memberikan kesan positif tentang benua Afrika, maka di akhir tahun ini kami traveling ke Morocco. Dalam bahasa Indonesia adalah Maroko tapi di blog ini kami pakai kata Morocco. Jika Afrika Selatan terletak di selatan benua Afrika, maka Morocco ada di ujung utara benua Afrika. Letak Morocco tepat berseberangan dengan benua Eropa, dalam hal ini dengan Spanyol yang dibatasi oleh selat Gilbraltar.
Sebenarnya Morocco tidak ada dalam bucket list rencana traveling kami, tapi karena ada sepupu Diana yang bilang bagus maka kami ingin tahu seindah apa Morocco tersebut. Setelah kami cari, ternyata Golden Rama, tour travel yang kami pakai saat ke South Africa, punya paket LIHAT (Liburan Hemat), di mana dengan min 2 pax saja bisa jalan. Paket ini tidak termasuk tiket pesawat pulang pergi. Selama di Morocco, kami akan ditemani guide lokal dari Rida International, rekanan Golden Rama di Morocco. Ok deh, ini itinerary nya :
Hari ini, kami melakukan perjalanan jauh dari Knysna dengan tujuan akhir kota Cape Town.
Pagi terakhir di Knysna
Di tengah-tengah perjalanan, kami mampir di kota Mossel Bay untuk wisata sejarah dan lunch. Kota Mossel Bay merupakan pintu masuk Garden Route dari arah barat dan berakhir di Storms River. Perjalanan dari Knysna ke Mossel Bay ditempuh sekitar 2 jam.
Hari ini kami harus bangun subuh karena jam 5 pagi kami harus berangkat ke O.R Tambo Intrernational Airport. Oleh sebab itu, kami tidak bisa menikmati buffet breakfast di hotel. Pihak hotel menyediakan take away breakfast dalam paper bag yang kami bawa dan bisa dimakan di jalan.
Kami naik penerbangan domestik selama 2 jam menuju kota George. Maskapai yang digunakan adalah Fly Safair. Pesawatnya penuh penumpang. Seperti dari Jakarta ke Denpasar. George Airport merupakan airport kecil di pinggiran kota George. Di luar George Airport, sudah menunggu lokal guide dan driver bis yang baru.
Atas : Fly Safair, kiri bawah : George Airport, kanan bawah : kota George
Kami tiba di Sapporo Station sore hari. Hari ini tgl 31 Desember alias malam tahun baru. Di Sapporo Station banyak toko dan restoran yang sudah tutup. Hanya beberapa yang masih buka dan itupun sebentar lagi akan tutup. Jadi kami pilih resto fast food yang masih buka untuk makan sore dan membeli bekal di minimarket untuk snack malam hari.
Kami kembali check in di hotel Hokke Club Sapporo. Hotel yang sama seperti waktu kami pertama kali datang ke Sapporo Hokkaido part 1: Sapporo Sudah ada satu koper besar kami di sana yang menunggu dijemput, hehe.. Kali ini kami pilih kamar yang lebih kecil daripada saat pertama datang, namun include breakfast. Karena sudah persiapan, katanya di malam dan hari tahun baru hampir semua toko restoran tutup di Sapporo. Kita coba cek ya, apakah hal itu benar.
Kiri dan kanan atas : Sapporo Clock Tower, Kanan bawah : bir Sapporo
Malam ini, kami mau menikmati malam pergantian tahun di Odori Park, di mana sebelumnya ada Christmas Market dan Sapporo White Illumination saat kami datang di malam Natal.
Untuk menuju Niseko dari Hakodate, tidak ada kereta langsung. Kami harus turun dan transit di kota kecil Oshamambe. Rata2 calon penumpang menunggu di dalam station yang kecil dan sederhana. Tidak banyak yang jalan-jalan di kota kecil ini. Di sini harus turun naik pakai tangga. Jadi buat yg bawaan kopernya besar, siap2 saja ya, hehe..
Kami tiba malam hari di Hakodate setelah 2 jam perjalanan dari Lake Toya. Ditambah dengan delay 40 menit karena ada insiden di jalur JR. Kami langsung menuju tempat menginap selama 2 malam ke depan, yaitu di Flexstay Inn Hakodate. Letaknya tepat di seberang Hakodate JR Station. Gedungnya sudah terlihat dari kami ke luar station.
Beres check-in dan taro koper, kami cari makan ke luar hotel dan berjalan ke arah belakang hotel. Jalanan di Hakodate lumayan gelap dan sepi. Ada beberapa restoran seafood atau chinese food yang buka namun terlihat sepi, sehingga kami mencoba mencari tempat lain yang lebih ramai pengunjungnya. Tidak lama kemudian, kami ketemu dengan beberapa kedai tempat makan dan minum khas warga lokal Jepang. Ternyata nama kedai2 seperti itu adalah izakaya. Rata-rata pemilik dan pelayannya tidak bisa berbahasa Inggris.
Atas : lapangan depan Hakodate JR Station, bawah : dinner di izakaya (snow crab fried rice dan snow crab gratin)
Hari ini kami akan meninggalkan kota Sapporo untuk menuju Lake Toya. Koper besar kami tinggalkan di hotel karena nanti kami akan menginap kembali di hotel ini saat hari terakhir. Jadi kami hanya bawa 1 koper medium. Perjalanan ke Lake Toya sekitar 2 jam menggunakan JR Hokuto. Kereta kami berangkat tidak tepat waktu dan meleset dari jadwal tiba di Lake Toya. Jadi kereta di Jepang bisa terlambat juga ya, tidak selalu on time. Akibatnya kami tidak bisa mengejar jadwal Donan Bus yang melewati depan hotel kami. Kami harus naik Donan Bus berikutnya yang tiba di kantor mereka.
Keluar station, kami bersama penumpang lain bergegas ke bus stop yang terletak di sebelah kanan pintu keluar station. Hujan salju cukup deras dan semua penumpang mesti berdiri cukup lama di tengah dingin dan hujan salju untuk menunggu bus datang. Ada penumpang yang dijemput oleh pihak hotel di Lake Toya, tapi mayoritas seperti kami harus naik Donan Bus. Per orang biayanya 340 Yen.
Atas : JR Hokuto, bawah : tiba di Lake Toya
Perjalanan bus sekitar 25 menit dan sepanjang perjalanan hujan salju turun terus. Hal ini membuat pemandangan kami sangat terbatas. Kami tidak bisa melihat arah jalan namun drivernya sudah pengalaman sehingga kami tiba dengan selamat di Donan Bus Toya Office. Perjalanan berakhir di Donan Bus Toya Office. Jarak dari kantor bus ke hotel kami lumayan juga, sekitar 1 km dan ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 15 menit.
Dari Donan Bus Toya Office ke hotel, kami berjalan kaki di tengah hujan salju yang masih turun dengan cukup deras. Lumayan seru juga karena harus menggeret koper di jalanan bersalju. Pengalaman tak terlupakan. Untung koper kami kuat dan tidak jebol.