Prolog
Sebetulnya kami belum ada rencana ke Jepang, tetapi gara2 ada promo SQ (Singapore Airlines) yang notabene pesawat mahal dan biasanya tidak terjangkau kantong, jadilah kami tergoda untuk mengubah destinasi. Dari beberapa destinasi promo SQ ini, Jepang adalah yang cukup menarik dan belum pernah kami kunjungi. Untuk rute Jakarta-Osaka dan Tokyo-Jakarta, saat high season (musim sakura), pesawat kualitas SQ, bisa didapatkan dengan harga USD.575/pax (nett). Jika visa tidak approve, maka uang bisa dikembalikan. Wow… penawaran yang amat sangat menarik !! Memang bukan harga promo budget airlines, tetapi dengan semua fasilitas yang didapatkan… hm.. kami ingin juga dong menikmati penerbangan mewah dengan harga yang reasonable 😛
Akhirnya tanpa survey dan persiapan terlebih dahulu, langsung kami sikat saja tiket itu. Belum mikir budget juga. Tapi rasanya sih bisa diatur lah nanti. Oke, tiket sudah dibeli Oktober 2013 untuk pergi akhir Maret 2014. Masih ada waktu sekitar 5 bulan untuk mulai merancang itinerary dan menyusun budget. Mari kita mulai !
Start dengan meminjam buku “jalan-jalan hemat ke Jepang” nya Claudia Kaunang dari teman yang juga pernah ke Jepang (thanks to Ms. Patricia), sehingga bisa sekalian tanya2 tentang destinasi Jepang. Lalu mulai mengumpulkan info dari berbagai sumber di internet, mailing list, baca2 lonely planet, tanya2 teman backpacker yang pernah jalan beberapa kali Jepang dan dikasi peta2 Jepang yang masih dia simpan (thanks to Ms. Putri). Juga tanya2 sepupu yang pernah tinggal di Jepang selama beberapa tahun.
Akhirnya jadilah itinerary sebagai berikut :
Saturday, 22 March : Jakarta – Bandara Kansai (KIX) Osaka. Menginap di airport.
Sunday, 23 March : Osaka Castle, lanjut ke Kyoto lihat Fushimi Inari lalu Higashiyama area karena ingin merasakan festival Hanatoro (flower & light) yang hari ini merupakan hari terakhir, balik Osaka.
Monday, 24 March : trip to Nara, balik Osaka : Shinsaibashi-Namba
Tuesday, 25 March : naik shinkansen ke Kyoto lalu explore Arashiyama
Wednesday, 26 March : Imperial Palace, Nijo Castle, Kinkakuji, naik bus malam ke Tokyo
Thursday, 27 March : trip to Kawaguchiko Lake, balik Tokyo explore Shinjuku, Shibuya, Harajuku
Friday, 28 March : Disney sea
Saturday, 29 March : explore Asakusa, Ueno, Akihabara, Odaiba
Sunday, 30 March : go to church, go Narita airport.
Monday, 31 March : transit Changi, tiba di Jakarta
Setelah itinerary siap, step berikutnya adalah booking hotel. Karena kami berdua, alternatif kamar hotel (dihitung per kamar) ternyata lebih murah daripada dormitory yang dihitung per orang. Cuma memang harus cari hotel yang murah atau jadi murah karena ada promo. Situs booking.com sangat membantu kami mencari hotel yang cocok dan kami bisa book tanpa perlu bayar DP. Cancel pun bisa dilakukan beberapa hari sebelum hari H tanpa ada biaya apapun. Mantap deh. Target kami adalah akomodasi yang unik di Jepang dan itu adalah : Ryokan, Capsule Hotel dan Love Hotel.
Setelah itu semua fix, selanjutnya adalah apply visa. Nah, ini kami lakukan sendiri dengan cara langsung datang ke kedutaan. Walau sempat deg2an, tapi ternyata proses visa berjalan lancar selama menyiapkan dokumen sesuai yang dicantumkan dalam web resmi mereka. Biaya visa Rp.350.000 / orang baru dibayarkan setelah visa menempel pada passport. Jadi jika tidak dapat visa maka anda tidak perlu membayar. Okay, visa beres. Ini yang paling melegakan, hehe..
Per 1 Desember 2014 sudah berlaku aturan baru, yaitu bebas visa bagi pemegang passport elektronik dengan pendaftaram terlebih dahulu di kedutaan Jepang. Info selengkapnya bisa dilihat di http://www.id.emb-japan.go.jp/news14_30.html
Seperti biasa kalau jalan2 tapi di tempat tujuan ga ada yang dikenal atau diajak berkenalan rasanya kurang mantap. Dari Couchsurfing kami kenalan dengan 1 orang yang tinggal di Osaka namanya Ms.Maki. Kami janjian untuk bertemu di Kyoto karena timing nya lebih cocok daripada ketemu pas di Osaka. Kami juga janjian bertemu di Tokyo dengan 1 orang Jepang namanya Ms.Machiko yang pernah stay di rumah kami saat ada youth camp se-asia. Senangnya bisa bertemu lagi…
Selain orang Jepang, kami pun janjian bertemu orang Indonesia (Mr.Ivan) yang tinggal di Tokyo gara2 berkenalan melalui websitenya saat browsing tentang jepang. Kebetulan Ivan tinggal dekat Narita, jadi bisa ketemuan di hari terakhir sekalian kami pulang lewat Narita.
Walau pun jatah bagasi kami dari SQ adalah 2 koper dengan total berat 40 kg untuk kami berdua, namun yang kami gunakan hanya 1 koper dengan berat 18 kg. Rugi ya ? Hmm.. tergantung sih, karena kami tetap traveling di Jepang dengan gaya backpack, maka kalo bawa koper banyak atau berat akan menyulitkan kami sendiri juga. Paling tidak, ada jatah bagasi lebih, siapa tau nanti mau belanja banyak di Jepang, haha…
Okey, Siap berangkat !!
============================================================================
Day 1 : Changi Intl. Airport, Singapore & Kansai Intl. Airport, Osaka
Hari pertama akan dihabiskan untuk perjalanan dari Jakarta menuju Osaka, Jepang. Berangkat pk.06.00 pagi dari rumah, setengah jam kemudian kami sudah tiba di airport. Berhubung hari Sabtu pagi, maka jalanan cukup sepi, lancar deh.. Kami langsung menuju counter check-in SQ. Boarding pass sudah dapat 2, yaitu untuk pesawat Jakarta-Singapore dan Singapore-Osaka. Koper kami pun langsung diterbangkan ke final destination yaitu Osaka. Jadi di Singapore sudah tidak perlu ribet urus koper dan check-in. Tinggal transfer saja ke pesawat selanjutnya.
Pesawat berangkat agak terlambat sedikit dari jadwal seharusnya pk.09.20 sehingga tiba di Changi pun agak terlambat. Tapi masih punya sekitar 1,5 jam untuk jalan2 sebentar di Changi. Kali ini kami mau menikmati open- air nya changi ah, alias garden nya.
Wah, sunflower garden nya bagus banget ! Diana itu penggemar bunga matahari. Jadi langsung lah berpose dan minta dipotret di mini garden ini 🙂 Menarik sekali berfoto dengan bunga matahari dan background nya pesawat SQ, haha.. Puas menikmati sun flower garden, kami pun mencari butterfly garden.
Wow… ini lebih seru lagi. Kami masuk di ruangan 2 lantai yang berisi kupu2 banyak sekali ! Mereka terbang dan hinggap di bunga2, tanaman dan nanas potong yang disediakan di sana. Ada juga tempat pembiakan dari kepompong hingga jadi kupu-kupu. Cantik sekali kupu2nya, aneka warna. Sangat mudah melihat kupu2 di sini beterbangan dekat sekali dengan badan kita. Bisa disentuh juga, mereka jinak. Ada air terjun buatan juga di sini. Menarik sekali !
Okey, sudah waktunya boarding dan menuju Osaka. Waktu tempuh sekitar 6 jam. Pesawat rute Singapore-Osaka ternyata cukup kecil. Konfigurasi tempat duduknya 2-4-2. Walau begitu tempat duduk kami cukup lega dan nyaman. Makanan nya cukup oke dengan pilihan international food atau Japannese food. Untuk minuman kami sempat coba Singapore Sling (yang terkenal di Singapore)… Ternyata Diana ga doyan sementara Jeff lumayan doyan 🙂 Oya… yang unik adalah setelah makan para penumpang pesawat dibagikan ice cream Magnum, yang pake gagang itu loh. Enak sih, cuma kayanya banyak yang jadi belepotan yah makan nya, trus jatuh2 lapisan coklatnya ke karpet pesawat. Hmm..
Tiba di Kansai Intl. Airport sudah malam hari. Beda waktunya 2 jam lebih dulu dari Jakarta. Counter Tourist Information yang dilayani petugas sudah tutup, tetapi di depannya ada berbagai brosur informasi wisata di Jepang dengan berbagai bahasa yang bisa diambil.
Selain itu yang langsung menarik perhatian kami adalah vending machine. Dimana-mana ada vending machine. Untuk minuman, kami bisa menemukan lebih dari 5 vending machine berjajar di area yang sama loh.. minumannya beda2 semua, busyeeet…
Ada juga vending machine berisi ice cream. Haha.. unik juga. Bahkan kantong belanja bertuliskan Kansai Airport pun bisa dibeli menggunakan vending machine. Memang Jepang terkenal dengan berbagai vending machine nya !
Selain vending machine, yang terkenal juga sebagai salah satu keunikan di Jepang adalah toiletnya. Yuk kita intip seperti apa toiletnya.
Secara umum ada 2 toilet di Jepang. Japannese style (kloset jongkok) dan Western style (kloset duduk). Yang jongkok itu seperti di Indonesia, hanya saja ada bagian yang seperti tutupnya, nah.. kita jongkok menghadap ke tutupnya tersebut. Tutup itu berfungsi supaya air seni nya tidak muncrat ke mana2, hehe.. Sementara yang duduk juga sama seperti di Indonesia, hanya saja dengan teknologi tombol2 yang lumayan banyak. Kalo di Jepang carilah toilet dengan western style, sangat nyaman. Ada juga toilet duduk yang kering alias tidak pakai air untuk membasuh tapi pakai tissue. Kalau mau yang nyaman, bertombol dan mengeluarkan air, carilah di department store !
Ini dia toilet di Bandara International Kansai. Rasanya ini cukup mewakili toilet2 yang ada di seluruh Jepang. Di bagian pinggir kloset ada berbagai tombol. Ada yang bahasa Jepang saja, ada yang ditambah bahasa Inggris.
Fungsi tombol2 itu adalah : menyemburkan air ke depan (bidet untuk wanita), menyemburkan air ke belakang (untuk buang air besar), mengatur kekuatan tekanan air yang menyembur, tombol suara air flush (untuk menyamarkan bunyi kita pipis atau buang air besar), volume untuk mengatur seberapa nyaring tombol suara air flush tadi, dan tombol stop.
Sementara untuk flush sendiri ada yang berupa tombol atau pun sensor, biasanya berada di bagian lain menempel pada dinding toilet, bukan pada rangkaian tombol2 ini. Haha… pusing yah… Yang pasti saat udara dingin, toilet ini sangat nyaman. Dudukannya hangat dan air yang menyembur pun air hangat.
Cukup sudah kita berkenalan dengan toilet Jepang. Malam ini kami menyempatkan diri untuk membeli Kansai Thru Pass. Ini adalah tiket transportasi unlimited untuk train dan bus di seluruh area Kansai (Osaka-Kyoto-Nara-Kobe-Wakayama). Karena berencana bolak balik Osaka-Kyoto-Nara, maka yang paling efisien adalah membeli kartu Kansai Thru Pass ini. Pass untuk 2 hari harganya 3800 yen, sedangkan yang 3 hari 5000 yen. Kami membeli pass untuk 3 hari karena akan berada di wilayah Kansai selama 4 hari. Yang 1 hari terpaksa beli tiket manual saja, daripada beli yang 2 hari kali 2 kan rugi.
Bagi yang traveling dari/ ke Bandara International Kansai dan hendak explore Osaka-Kyoto-Nara-Kobe, sangat disarankan membeli pass ini. Sangat mudah (ga repot beli2 tiket lagi-tinggal masukin aja ke slot yang ada) dan sangat murah (karena unlimited dan termasuk train dari/ke airport). Perhitungan harinya juga tidak harus berturut2 kok, jadi bisa dipakai untuk hari yang dikehendaki saja. Catatannya adalah : ini hanya berlaku untuk train non JR, jadi tidak termasuk shinkansen. Selain transport, bisa juga dapat diskon untuk tempat2 wisata tertentu.
Untuk membeli kartu Kansai Thru Pass ini, kami harus menyeberang ke gedung train station di samping airport. Gedung ini tersambung dengan jembatan dari main airport, tetapi udara yang berhembus bebas membuat kami menggigil kedinginan. Kira2 sekitar 5-8 derajat celcius. Brrr….
DI gedung train station ini ada 2 loket besar yaitu loket JR (milik pemerintah) dan loket Nankai (milik swasta). Di hadapan 2 loket itu terdapat pintu masuk train yang juga bersebelahan antara JR dan Nankai.
Oke, sudah beres beli tiketnya. Sudah beres orientasinya. Kami pun kembali ke gedung airport untuk mencari tempat untuk tidur malam ini. Yup, malam ini kami bakal stay di airport karena terlalu malam untuk ke pusat kota Osaka dan lumayan juga hemat biaya hotel semalam, hehe..
KIX (Kansai International Airport) terkenal sebagai airport yang sangat nyaman untuk tempat menginap, bahkan katanya lebih nyaman daripada Changi. Mari kita buktikan. Pertama, carilah kursi yang kosong dan memungkinkan untuk rebahan. Wow… ternyata semua kursi di KIX ini memenuhi criteria. Empuk, panjang, tidak ada sandaran tangan dan tidak ada celah di tengah2 kursi. Bahkan bisa digeser sehingga 2 kursi disatukan akan menjadi 1 ranjang kecil. Sempurna !
Silakan mencari sudut mana yang disukai, haha.. Ternyata banyak pengunjung yang juga bermalam di KIX dan mulai berburu “kavling”. Dari yang awalnya kosong, makin malam makin terisi penuh. Bagi yang kedinginan, disediakan peminjaman selimut gratis. Tinggal minta di counter information. Kami yang tadinya merasa cukup hangat ternyata mulai kedinginan saat subuh dan agak menyesal karena tidak pinjam selimut pada malamnya.
Secara umum tidur di KIX sangat nyaman dan aman. Ada petugas yang beroperasi untuk berkeliling menjaga keamanan para pengunjung yang tidur bergelimpangan di kursi2 airport. Di beberapa sudut tampak orang men-charge alat2 elektroniknya. Kami pun menyempatkan diri menghubungi keluarga via bbm dengan mengandalkan Free Wifi di airport.
Colokan listrik di Jepang itu yang kaki 2 pipih. Jadi dari indonesia mesti bawa colokan yang cocok ya. Free Wifi tersedia di airport & hotel. Untuk handphone selama ada fasilitas 3G bisa digunakan kok di Jepang, apa pun operatornya. Cuma mahal aja, hehe.. jadi manfaatkan saja Free Wifi.
Okey, sudah ngantuk nih. Kami tidur dulu yaaa…
Bersambung ke part 2 : Osaka-Kyoto-Nara-Kobe
Selamat Malam Admin..
Bisa Minta saran itinerary gak min…
rencana berangkat dari Jakarta Tibanya ke Narita …
Trus Pulangnya Dari Osaka…
Rencananya 3 hari di Tokyo dan sekitarnya, trus 3 hari juga di Osaka…
Makasih min…
Halo, Rutenya sudah enak tuh, Masuk dari Tokyo pulang dari Osaka.
DAripada 3 hari di Osaka, lebih baik 2 hari di Kyoto dan 1 hari di Osaka. Kyoto sangat menarik loh. Coba saja baca di trip kami.
Reblogged this on Sharing and Traveling.
kak visanya sudah dpt berkat informasi kaka.. kak sebaiknya beli jr passs di indo apa gk usah kak?
Mantap deh.. sudah siap2 pergi dong ya sekarang ? Memang Winny mau pake JR pass ? mahal loh, lebih murah beli sesuai kebutuhan. Tapi kalo memang mau beli JR pass ya harus di indonesia, di sana malah ga dijual.
Itu dia kak 3,5jt buset.. Pdhal ke osaka, kyoto, fuji ama tokyo balik ke osaka doang kak
Sip sip… Semoga sukses jalan2 ke Jepang nya. Kapan nih ?
Thank you Bu for the insights! Kita jg lg planning and research utk ke Jepang.