Day 4 : Arashiyama & Love Hotel
Pagi ini kami check-out hotel dan akan pindah ke Kyoto menggunakan bullet train Jepang, yaitu Shinkansen. Bye Osaka…
Sebetulnya karena kami pegang Kansai Thru Pass bisa ke Kyoto gratis (include harga pass) seperti kemarin pas ke Fushimi Inari. Tetapi karena ingin merasakan “sensasi” naik kereta api yang super cepat itu, makanya kami beli tiket lagi untuk Shinkansen ini. Pilih yang paling cepat, yaitu Nozomi. Bahkan pengguna JR pass saja tidak bisa naik kereta ini, mereka hanya bisa menggunakan Hikari yang no.2 tercepat.
Harga tiketnya 1380 yen/org untuk rute Osaka-Kyoto selama 13 menit saja.Kami coba rute ini karena inilah rute termurah untuk mencoba Shinkansen, hehe.. Ini adalah harga untuk kereta non-reserved seat, artinya tidak ada nomor tempat duduknya, jadi bebas mau duduk dimana tapi khusus gerbong nomor 1-3. Jangan di gerbong lain ya, itu untuk yang reserved seat.
Jangan bingung ketika melihat tujuan, semuanya ke Tokyo, tidak ada yang ke Kyoto. Karena memang kereta ini baru berhenti di Tokyo. Sedangkan kita yang ke Kyoto harus turun di tengah perjalanan.
Dalam kereta bagus, tapi tidak terlalu special. Toiletnya juga kecil. Betul saja kereta ini bergerak dengan cepat, tetapi di dalam sih tidak berasa cepat yah, biasa aja. Apalagi karena jarak tempuh yang sebentar. Kalo mau betul-betul terasa harus coba yang rute ke Tokyo kelihatannya. Kali ini kursi di dalam kereta masih banyak yang kosong.
Tiba di Kyoto Station. Ini train station paling spektakuler yang pernah kami lihat. Modern sekali dan besar sekali. Begitu tiba, kami sempatkan dulu sarapan. Beli onigiri deh, khas Jepang nih. Bentuknya ada yang segitiga (dibungkus sea-weed) dan ada yang bundar. Harganya sekitar 130 yen/pcs. Karena tidak mengerti isinya apa, coba saja beberapa deh. Ada yang nasinya seperti nasi goreng. Ada juga yang seperti lemper, isinya daging cincang.
Kami coba naik ke lt.2 menuju Kyoto Tourism Information. Di situ ada free wifi dan bisa minta cap souvenir Kyoto loh. Selain itu banyak brosur & peta tersedia, sayangnya banyakan yang bahasa Jepang.
Habis itu kami mau drop bagasi dulu deh di hotel, repot nih kalo dibawa-bawa terus. Naik train dan tibalah kami di pinggiran Kyoto, yaitu Takeda station. Hotel ini letaknya ga terlalu dekat dengan station, jalan kaki sekitar 15 menit. Kenapa kami pilih hotel yang lumayan jauh dari pusat kota ini ? Karena mau mencoba yang namanya “love hotel”.
Yup.. kami dengar2 soal love hotel sebagai hotel yang khas di Jepang. Baik dari segi exterior maupun interior nya. Cuma kebanyakan love hotel itu harus datang langsung alias ga bisa booking. Selain itu kalo untuk menginap harus datangnya malam jam 11 dan kebanyakan pakai mesin bahasa Jepang. Wadow… repot dah.
Senangnya.. ketika lagi browsing cari hotel di bookpanorama.com/booking.com dan menemukan ada love hotel yang bisa di-booking secara online. Bravo ! Biarpun agak jauh, biarin deh.. demi sensasi merasakan yang namanya love hotel. Mau tau lebih jauh soal love hotel ? Nanti yah, kan sekarang belum bisa check-in. Jadi hanya sampai receptionist saja dulu ceritanya.
Hotel yang kami tuju namanya Hotel Fine Garden Minami. Kami masuk hotel dengan agak bingung dan ragu. Di luar ada sih tulisan Fine Garden berbentuk poster, tetapi masuknya langsung ke garasi gitu.. banyak mobil.. hm.. dimana pintu nya yah ? Itu dia.. ada pintu seperti gambar yang pernah dilihat di internet.
Masuk ke dalam.. ada meja receptionist. Nah..lo.. kosong, ga ada orang. Udah disapa “hallo” beberapa kali, tetap saja ga ada orang yang keluar. Aneh juga nih. Setelah tunggu beberapa lama, eh.. ada pasangan muda yang keluar dari lift. Langsung saja dihampiri dan tanya apakah ini Hotel Fine Garden Minami. Dengan muka bingung mereka mengangguk. Terus pake bahasa isyarat (karena mereka ga bisa bahasa Inggris) tunjuk2 ke meja receptionist yang kosong. Mereka pun menuju meja tersebut dan mengangkat telpon yang ada di meja itu.
Astaga !! Rupanya harus begitu caranya. Oke, langsung saja ada petugas yang keluar dari dalam. Bahasa Inggris petugas ini cukup minim, tapi komunikasi dengan bahasa isyarat memang paling tokcer. Haha.. Kami pun lalu menitipkan koper kami dan melenggang pergi dengan lega.
Sedikit informasi, love hotel ini bukanlah seperti hotel transit atau hotel murah sebagai tempat prostitusi. Di Jepang, love hotel berfungsi sebagai tempat pasangan memadu kasih, karena rumah mereka yang sempit (seringkali serumah dengan keluarga besar). Mereka pun membutuhkan privacy dan tempat yang menyenangkan untuk berduaan. Jadi ketika masuk, di sebrang receptionist sebetulnya ada panel (pic atas kiri) yang melambangkan kamar hotel. Bisa lihat gambar interiornya di situ. Kamar yang masih kosong akan menyala lampunya dan tinggal ditekan kalo kita mau pilih. Kamar yang sudah isi lampunya padam. Jadi ga perlu receptionist manusia lagi.
Harga hotel ini saat kami booking sedang promo, yaitu 7080 yen/malam. Tetapi harga sebenarnya sekitar 15.000 yen/malam. Nah.. bukan hotel murahan kan..
Okey, cukup dulu soal love hotel. Kembali ke Kyoto. Dari hotel, kami pun kembali ke Takeda station. Perjalanan melewati pemukiman warga Kyoto. Rumah2nya sempit sekali. Tingkat 3 dan lebarnya hanya selebar garasi 1 mobil. Jadi tingkat 1 untuk garasi dan rumah tinggalnya di tingkat 2 & 3. Seperti apartment yah. Pantas saja butuh love hotel, hehe..
Banyak mobil kotak2 kecil yang diparkir di luar rumah. Ada juga taman yang luas.. di situ ada orang2 tua sedang bermain seperti hoki di lapangan. Bisa menikmati hidup ya mereka, hehe..
Hari ini kami mau jalan2 ke Arashiyama, pinggiran kota Kyoto (berlawanan dengan lokasi hotel) jadi cukup jauh. Walau jauh, tetapi dengan Kansai Thru Pass tidak ada lagi biaya tambahan. Beda dengan Kyoto bus pass yang tidak mencakup area Arashiyama ini sehingga harus tambah biaya lagi.
Begitu sampai, kami pun langsung mencari area taman terdekat dengan station untuk duduk-duduk. Ada taman yang pasti bakal bagus banget saat sakura berbunga. Sayang, sekarang masih gundul. Tapi ada sih 1-2 pohon yang sudah berbunga. Pemandangan di sini memang cantik karena di kaki bukit. Waktu autumn juga pasti indah karena gunungnya akan berwarna-warni sesuai warna daun pohon.
Buka bekal deh di sini. Lunch yang menyenangkan, sambil melihat sungai, gunung, aaah… adeeeem rasanya !
Setelah makan dan bersantai sejenak, kami melanjutkan perjalanan menyusur jembatan dan tibalah di sebrang sungai.
Di sini ada hamparan jalan berkerikil yang lebar sekali dan putih bersih. Banyak orang duduk dan melukis di pinggiran danau. Jadi setelah sungai ada semacam danau yang lebih tenang airnya. Pemandangan di sini memang indah dan tenang. Ah.. sudah ada sakura merah yang mulai berkembang, cantik !
Di pinggir jalan raya juga banyak yang menjajakan jasa naik rickshaw. Harganya lumayan mahal, tapi kalo memang mau menikmati yah lebih baik di sini daripada di kota Kyoto naik rickshaw nya. Pemandangan lebih asri dan menarik. Penarik rickshaw juga berfungsi sebagai guide. Jadi dia sambil narik, sambil ngobrol dengan penumpang. Canggih deh.. ga kehabisan tenaga dia.
Kami sih memilih cara tradisional, jalan kaki, hehe.. Tujuan kami ke Arashiyama adalah mau melihat bamboo groove. Apa itu ? Di gambar2 internet keren banget, jadi mau membuktikan ceritanya.
Itu adalah jalan setapak di tengah hutan bambu. Memang suasananya kereeeen… apalagi pas mendung2 gitu, jadi adem dan terkesan hutan banget. Cantik banget karena kanan kiri pohon bambu nya tinggi2 banget. Banyak sekali orang yang foto2 di sini dengan berbagai gaya dan berbagai angle.
Kami pun mencoba beberapa angle untuk berfoto. Mungkin kami ga terlalu canggih untuk ambil foto, tapi semoga bisa menggambarkan kecantikan bamboo groove ini yah.
Banyak juga pengunjung yang pakai kimono di sini, lucu yah. Pasti repot tuh jalan pakai kain kimono + sendal kayu. Di ujung dari bamboo groove ini ada toko yang jual makanan/snack. Ramai juga, coba beli deh.. habis aroma nya menggoda. Beef kroket nya enak. Terus Jeff penasaran beli ice cream green tea, karena sepanjang jalan (dan di seluruh Jepang ternyata) banyak banget orang-orang antre buat beli ice cream green tea. Jeff beli seharga 200 yen, di tempat lain banyak yang harganya 300 yen, lumayan murah jadinya, hehe.. Mantap !
Sepanjang jalan raya di Arashiyama ini berjajar toko-toko souvenir. Baik berupa barang khas Jepang maupun kue2/snack Jepang. Untuk toko yang menjual kue, silakan saja mampir dan cicipi testernya. Mirip seperti di Higashiyama, kita bisa puas menikmati enaknya tester kue2 dengan gratis 🙂
Banyak juga restoran di sini dan biasanya sih penuh terisi orang. Enakan juga bekal deh seperti kami tadi, hehe.. bisa piknik di udara terbuka.
Ada juga hiasan lampu2 yang menarik di station kereta khusus turis (scenic romantic train). Kami ga naik train ini karena keterbatasan waktu.
Sesudah puas menikmati Arashiyama, kami pun kembali ke hotel. Perjalanan cukup jauh, tapi rasanya senang karena akan bisa bersantai di hotel yang mewah, hehe.. Memang kami jadwalkan sore hingga malam ini untuk menikmati love hotel.
Kali ini kami bisa langsung masuk kamar. Begitu receptionist memberikan kunci pintu kamar, maka kami langsung dipersilakan naik lift. Dalam lift tombol lantai otomatis sudah menyala. Begitu lift terbuka, kami sudah langsung bisa melihat nomor kamar kami menyala (warna hijau) di plastik akrilik penunjuk arah lantai hotel. Keren ! Ga bakal nyasar deh…
Ini dia yang ditunggu2… bagaimanakah bentuk dan rupa kamar love hotel di Fine Garden ini ? Mari kita lihat !
Mulai dari ruang utama, yaitu kamar tidur. Waaaah… betul2 luas sekali… lega… Belum pernah ada kamar hotel seluas ini yang pernah kami tempati. Luar biasa. Kira2 luasnya sekitar 30 m2 lebih. Wow banget ! Itu baru kamar tidurnya saja loh. Tidak termasuk kamar mandi. Interiornya juga cozy banget, warna kayu gitu.
Di ruang utama ini ada tempat tidur king size, meja, sofa, meja rias, TV, dvd player. Itu sih masih standard yah. Tapi coba kita lihat tambahannya : Slot machine, kursi pijat, play station, karaoke. Wuiiih….
Ternyata juga ada tombol pengatur lampu di head board bed nya. Ada 5 tombol, masing2 akan mengeluarkan kombinasi cahaya lampu yang berbeda. Lalu setiap lampu bisa diatur intensitas cahaya nya, seperti volume radio. Wow ! Habis waktu 10 menit untuk meng-explore fungsi tombol lampu2 ini. Selain itu ada tombol musik sampai 30 channel. Buset !
Diana sedang membayangkan enaknya pakai kursi pijat setelah beberapa hari backpack di Jepang, eh… Jeff sudah berteriak memanggil dari kamar mandi. Ternyata ini lebih spektakuler lagi.
Dari kamar utama kita akan melewati ruang wastafel dengan cermin yang sangat besar. Di sini kami sudah tercengang-cengang melihat betapa lengkapnya segala toiletries dan personal care (perlengkapan kecantikan) baik untuk pria dan wanita. Ada sekitar 15 botol yang berisi : lotion, penyegar, penghapus make-up, gel & foam buat rambut, dsb. Belum lagi segala masker dan lotion yang berupa sachet. Hairdryer sih udah biasa, tapi buat nge-blow rambut dan catokan rambut ? Luar biasa !
Wuiiih… sebagai backpacker yang kurang peduli toiletries dan tidak biasa menggunakan segala personal care itu, kami sampai bingung itu fungsinya apa saja. Busyet dah ! Merknya pun cukup terkenal seperti Shiseido dan Margaret Josefin. Semua dibuat khusus untuk Fine Garden Hotel.
Masuk ke kamar mandinya membuat kami speechless. Bath tub ukuran besar dengan berbagai tombol. Ada yg untuk jacuzzi sembur depan belakang, jacuzzi sembur segala arah, dan lampu berbagai warna (bayangin di dasar bath tub dikasi lampu). Belum lagi fasilitas TV di kamar mandi sehingga kita bisa berendam sambil nonton TV.
Di dalam kamar mandi, selain bath tub ada juga shower di sampingnya. Jadi fungsinya seperti onsen di Jepang. Kita harus mandi dengan shower dulu sampai bersih, baru bisa berendam. Jadi berendam itu bukan untuk membersihkan badan, tetapi hanya untuk relaksasi. Ukuran kamar mandinya hampir sama dengan ukuran kamar hotel pada umumnya, yaitu sekitar 12 m2. Ada lagi 1 ruang khusus untuk toilet duduk, berdekatan dengan kamar mandi dan wastafel. Fantastis !
Okey… kesimpulan kami, ini lebih cocok disebut dengan “honeymoon” hotel yang mewah daripada love hotel yang konotasinya negatif. Kalo di Indonesia ada hotel seperti ini, pasti deh laku keras ! Bayangin aja, dengan harga setara hotel biasa di Jakarta bisa mendapat kamar dan fasilitas begini ? Puas banget !! Ga rugi deh kami menghabiskan waktu dari sore hari hingga malam untuk menikmati kamar “honeymoon” ini, hehe..
Harap diperhatikan bahwa di “Love Hotel” ini banyak tersedia material khusus dewasa yah. Jadi tidak direkomendasikan untuk keluarga dengan anak kecil.
Day 5 : Imperial Palace – Nijo Castle – Kinkakuji
Di kamar hotel Jepang, selalu tersedia fasilitas untuk menyeduh greentea. Ini selalu kami manfaatkan, hehe… enak, hangat dan original banget rasanya.
Kami juga belum cerita, bahwa di dalam kulkas tidak tersedia mini bar seperti di hotel pada umumnya. Tetapi vending machine yang berisi berbagai botol minuman. Mulai dari juice hingga beer. Cara cerdas dan praktis, hotel ga usah takut mini bar nya diambil oleh tamu hotel tanpa bayar. Hmm… patut diterapkan di Indonesia nih.
Pagi-pagi buka jendela kamar… weits… hujan ! Yah, kami lalai melihat ramalan cuaca, jadi ga tau hari ini bakal hujan. Oke deh.. terpaksa siap2 payung. Sebelum keluar hotel, pose dulu di depan lift. Yah, liat deh.. keren kan interior hotelnya. Bukan cuma di kamar, tapi di selasar saja ada meja kayu dan lukisan yang elegan.
Di depan train station Takeda, kami melihat antrian orang menunggu taxi dengan tertib sambil berpayung. Tidak ada tali pembatas, semuanya antri dengan sabar di tengah hujan. Hebat !
Supaya tidak bolak-balik, maka kami sudah check-out dan membawa koper kami ke Kyoto Station. Di situ kami taro koper kami di loker untuk diambil lagi nanti malam, untuk langsung menuju Tokyo. Harga loker tergantung besarnya dan lokasinya. Kami menggunakan loker yang harganya 500 yen untuk satu hari. Untuk ukuran yang sama, ada loker yang harganya sampai 700 yen. Lokasi yang letaknya agak keluar dari station harganya lebih murah daripada yang ada di dalam bangunan station.
Jadwal hari ini ceritanya explore icon2 yang ada di kota Kyoto, selain Higashiyama yang sudah kami kunjungi day trip dari Osaka. Diawali dengan berkunjung ke Imperial Palace, tempat Kaisar / Raja tinggal. Sekarang karena ibukota Jepang pindah ke Tokyo, maka Raja tinggalnya di Imperial Palace Tokyo. Tapi dahulu saat ibukota di Kyoto, maka Raja tinggal di Imperial Palace Kyoto ini.
Untuk bisa masuk dan melihat Imperial Palace, pengunjung tidak bisa sembarangan masuk. Jadi kami harus mendaftar dan minta ijin dahulu lewat internet untuk mengikuti tour khusus Imperial Palace. Kami pilih yang bahasa Inggris pukul 10 pagi. Jangan kuatir, tour ini gratis !
Cuaca hujan membuat kami sulit untuk bisa menikmati tour Imperial Palace ini. Tour guide dan bangunan2 banyak terhalang oleh payung para pengunjung. Oya, satu sesi tour ini diikuti oleh lebih dari 50 orang. Bayangkan saja betapa crowded nya. Suara tour guide pun terdengar sangat kecil sehingga kurang efektif.
Jangan bayangkan kita bisa masuk ke dalam bangunan yah. Tour ini hanya memperlihatkan bangunan2 dari luarnya saja, tetapi kita jadi bisa berkeliling di dalam kompleks istana yang luas ini. Kami sangat menikmati saat melewati taman2 di dalam kompleks Palace ini. Cantik sekali dengan mulai munculnya sakura di musim semi ini.
Persis yang di lukisan2 deh. Taman dengan danau dan ada jembatan nya. Di sekelilingnya ada batu2 yang disusun sangat indah. Sayang hari ini hujan. Kalau saja matahari bersinar cerah, pasti kami sudah duduk2 menikmati taman indah ini. Kali ini kami hanya bisa memandang sambil berpayung ria dan kedinginan.
Tour ini berlangsung sekitar 1,5 jam karena hujan. Biasanya 1 jam sudah selesai. Hujan memang jadi menghambat pergerakan yah.
Selesai tour kami menuju tempat berteduh yang ada. Nah, masih di dalam kompleks istana tersedia bangunan yang berisi toko souvenir dan restaurant. Oke, kita masuk sini saja. Bisa duduk, istirahat sambil menghangatkan diri dari dinginnya hujan di luar.
Pesan udon pakai tahu saja deh. Cukup murah dan kelihatannya menarik. Hmm.. tahunya enak, tipis, kaya telor dadar gitu bentuknya. Udon nya juga enak, walaupun lebih enak yang di Fushimi Inari sih, hehe.. Harganya 580 yen.
Trus kami juga beli minuman di vending machine, pilih juice yang mengandung vitamin C untuk menjaga kondisi tubuh kami. Harganya 130 yen. Sip deh.
Dari Imperial Palace, kami harus melanjutkan perjalanan ke Nijo Castle. Kalo lihat di peta sih kayanya dekat, jadi bisa jalan kaki nih. Walau hujan, tapi pemandangan di jalan sangat cantik. Banyak pohon sakura beraneka jenis yang mulai bermekaran di sisi jalan.
Setelah berjalan lumayan jauh (sekitar 20 menit di tengah hujan), tibalah kami di Nijo-jo atau Nijo castle. Tempat dahulu para Samurai tinggal. Tiket masuknya 600 yen/org.
Jangan bayangkan castle seperti istana cinderella yah atau kastil batu yang ada di Eropa. Castle di sini berupa benteng dan di dalamnya ada bangunan kuno seperti bangunan kerajaan yang terbuat dari kayu. Di sini pengunjung harus melepaskan sepatu untuk bisa masuk ke dalam castle. Maksudnya supaya lantai kayu yang ada terpelihara kualitasnya (tidak rusak kena air).
Jeff senang sekali di sini. Ada sejarah samurai dan juga patung2 di dalam castle untuk menjelaskan fungsi dari tiap2 ruangan. Sayang sekali audio yang ada di tiap ruangan hanya berbahasa Jepang, jadi kami tidak paham. Ada sih audio guide berbahasa Inggris yang bisa disewa, tapi cukup mahal sekitar 600 yen (di luar tiket masuk).
Seperti biasanya, selain bangunan, di dalam kompleks castle ini terdapat taman yang cantik. Betul2 seperti lukisan deh. Di sini jembatannya terbuat dari susunan batu. Betul2 alamiah dan menawan hati. Pengen rasanya bermain2 di taman ini. Sayang ga boleh ya… cuma bisa dilihat.. hiks..
Ternyata selain bisa melihat bangunan tempat tinggal para samurai dahulu, taman, ada juga semacam pelataran yang letaknya di atas. Jadi mesti naik tangga, wah… kalo hujan hati2 sebab cukup terjal dan licin. Sampai di atas pun banyak area yang becek.
Tapi dari sini kita bisa melihat bangunan utama Nijo castle tadi dari atas. Juga keseluruhan kompleks castle maupun pemandangan kota di sekitar castle. Sudut pandang yang menarik. Kami pun lalu keluar dari castle sambil melewati gerbang yang ada di atas air. Ya, lagi2 benteng pertahanan yang dikelilingi oleh danau seperti Osaka castle, supaya tidak mudah diserang musuh.
Dari Nijo Castle kami melanjutkan perjalanan ke Kinkakuji atau Golden Temple. Untuk menuju Kinkakuji, kami harus naik bus karena lokasinya jauh. Paling gampang bagi turis adalah naik Raku Bus. Ini bus yang singgah di tempat2 wisata turis, termasuk di antaranya Kinkakuji.
Ada 3 rute Raku Bus. Nomor 100, 101 dan 102. Dari Nijo-jo ke Kinkaku-ji kami naik bus 101. Perjalanan sekitar 20 menit. Kami pun turun mengikuti banyak penumpang lain yang turun dan terus berjalan memasuki kompleks temple.
Tiket masuknya 400 yen/org. Di sini objek wisata yang dilihat yah cuma 1, yaitu golden temple itu sendiri. Ga bisa masuk ke dalam. Jadi ya pengunjung hanya foto2 dan mengagumi temple yang 2 tingkat teratasnya terbuat dari emas asli itu.
Kami pun berjalan mengitari danau sekeliling temple dan memotret temple dari berbagai sudut pandang. Wong udah masuk dan bayar, ga mau rugi dong.
Walau tidak bisa masuk, tetapi ada foto yang kami potret, yang memperlihatkan isi dari temple ini. Semuanya ada 3 lantai. Sambil berjalan keluar, kami sempat melihat ada vending machine untuk ice cream haagen dazs yang cup kecil itu. Pengen sih, ga mahal juga, tapi dalam kondisi hujan dan dingin begini, hm…. skip dulu deh.
Sudah beres semua eksplorasi yang kami jadwalkan hari ini. Jadi kami pun kembali menuju ke Kyoto Station naik bus. Kali ini kami ga naik Raku Bus, naik bus biasa yang di bus stop rutenya melewati Kyoto Station. Oke.. karena sok pinter, alhasil kami salah turun. Hahaha… Kalo mau aman, mending naik Raku Bus aja deh. Stopnya sedikit jadi lebih jelas.
Karena salah turun dan kami ga tau posisi, akhirnya kami pun memutuskan masuk ke train station dan melihat peta. Astaga… kami turun cukup jauh dari Kyoto Station. Wah, ga bisa jalan kaki nih. Kalo gitu daripada salah lagi lebih aman naik train aja deh. Udah pasti langsung sampe di Kyoto Station. Ya, niat mau hemat dengan naik bus, akhirnya terpaksa beli tiket train lagi deh. Apa boleh buat, daripada ga sampe tujuan.
Tiba di Kyoto Station hari masih terang. Jadi kami bisa menikmati roof top nya atau disebut Observation Deck. Menarik sekali. Ada taman buatan di situ, tapi karena habis hujan jadinya ga bisa duduk2 karena becek dan basah. Selain itu kita juga bisa melihat pemandangan kota Kyoto dari atas, termasuk Kyoto Tower.
Perjalanan jauh dan cuaca yang dingin membuat kami kelaparan. Oke.. harus cari makan di station ini. Kami pun cari restoran yang harganya bersahabat. Hmm.. susah ya, tapi ada 1 lantai yang isinya restoran semua, turun sedikit dari Observation Deck.
Lihat2 restoran di situ kok penuh dan antri semua yah. Waduh, udah lapar masih disuru ngantri. Gawat. Pilih yang kosong aja deh… Nah, yang lumayan kosong dan menu nya menarik ada nih. Tapi harus pake mesin pesannya. Haha..
Jadi rata2 restoran di sini memiliki semacam vending machine di depan restonya. Kita bisa memilih menu yang diinginkan dengan memasukkan uang dan menekan tombol. Nanti akan keluar semacam tiket yang bisa ditukarkan dengan makanan di dalam restoran. Begitu mekanisme nya.
Masalahnya, tombol vending machine itu semuanya berbahasa Jepang dan tidak ada gambarnya. Haiya ! Untung saja ada pelayan yang siap membantu. Kami pun menunjuk gambar yang ada di poster, lalu pelayan tersebut akan menunjukkan tombol yang bertuliskan menu tersebut. Biasanya untuk setiap menu ada 3 pilihan, small-medium-large.
Kali ini Jeff pesan seafood noodle yang large (900 yen) dan Diana pesan pork rice yang sangat murah (350 yen). Ceritanya Diana lagi pengen makan nasi dan kami takut porsi nya Diana kecil sekali (karena murah), jadi pesan mie yang besar untuk sharing. Ternyata porsi pork rice nya cukup mengenyangkan untuk 1 orang dan enak banget ! Jadi buat yang tidak masalah untuk makan pork, sangat direkomendasikan mencoba menu ini. Daging pork asap nya betul2 yummy !!
Porsi noodle Jeff juga luar biasa banyak. Bisa buat makan 2 orang tuh. Ya sudah, kami habiskan saja semuanya deh… biar kenyang dan tahan sampai makan lagi besok di Tokyo. Nama restoran nya ada di foto bawah ya.
Inilah suasana Kyoto station saat malam hari. Terlihat Kyoto Tower yang menjulang sperti monas. Yang menarik adalah tangga yang mengarah ke observation deck dari pusat Kyoto Station. Tangga itu bisa diduduki dan ternyata saat malam bisa menjadi latar dari lampu-lampu yang menyala dan membentuk animasi tertentu. Kita tinggal berdiri di bawah tangga dan menikmati lampu2 itu diatur sedemikian rupa dan membentuk gambar yang bergerak-gerak seperti film animasi, disertai musik instrumental mendayu-dayu dari speaker. Wah… sangat romantis !!
Animasinya banyak sekali dan terus berganti2. Ada yang berupa sakura berkembang, ada yang berupa lampion, ada yang berupa tulisan, warnanya pun bermacam-macam. Duuuh… rasanya ga mau pindah deh, mau di sini terus menikmati alunan musik dan gambar yang fantastis ini.
Malam ini kami menunggu night bus yang akan membawa kami ke Tokyo.Bus berangkat pk.23.10 dari samping Kyoto Station (depan Hotel Ibis). Kami sudah book Willer Express dengan harga di bawah 5000 yen per orang. Bandingkan dengan naik shinkansen Kyoto-Tokyo yang harganya sekitar 14.000 yen. Wuiih…
Dengan night bus, kami hemat penginapan 1 malam dan hemat waktu. Besok pagi sudah tiba di Tokyo. Sambil menunggu jadi punya waktu mengamati counter Mc Donald yang unik, kursinya hanya utk 1 orang per space. Kaya warnet aja. Kami pun sempat duduk2 menunggu di cafe dengan memesan hot chocolate dan croissant. Nikmat !
Waktunya mengambil koper di loker dan naik ke bus. Bus nya sangat nyaman. Bahkan ada tutupan kepalanya (seperti keranjang bayi ya) supaya menjaga privacy dan enak buat tidur 🙂 Oke.. sudah ngantuk, kami bobo dulu ya. Bye Kyoto !
Day 6 : Tokyo – gagal ke Kawaguchiko
Pagi-pagi kami bangun dan masih berada di perjalanan menuju Tokyo. Terlihat lewat jendela hujan turun cukup deras. Wah, masih hujan saja nih tema nya. Suasana hati jadi kurang ceria karena terbayang bakal mengalami kebasahan untuk jalan2 selanjutnya. Apalagi siang ini rencananya kami mau ke Kawaguchiko untuk melihat Gunung Fuji.
Karena hujan dan mungkin lalu lintas yang padat di Tokyo saat pagi hari, maka bus kami terlambat lebih dari 1 jam. Harusnya jam 8.20 sudah tiba, ini baru tiba jam 9.30. Dengan berpayungan, kami pun segera berjalan dari tempat parkir bus ke dalam Tokyo station sambil menggeret koper. Wah, lumayan jauh juga nih kalo sambil melewati genangan air dan hujan angin. Sekitar 10 menit deh.
Bagi yang naik night bus, mohon diperhatikan kemungkinan bus terlambat sampai di tujuan karena faktor jalanan macet. Berangkat sih pasti on time, tapi tibanya tidak bisa dipastikan, tidak seperti train yang on time.
Dari Tokyo Station kami mau taro koper dulu di ryokan tempat kami menginap nanti malam. Kimi Ryokan letaknya di Ikebukuro, tidak jauh dari Shinjuku, tempat kami nanti akan naik bus ke Kawaguchiko. Ternyata untuk naik train ke Ikebukuro, kami harus menuju sisi Tokyo station yang cukup jauh dari tempat kami tiba. Station ini sangat luas dan padat, jadi untuk bisa naik train yang dimaksud butuh waktu sekitar 20 menit sendiri. Haiya…
Sampai di Ikebukuro station, kami lanjut berpayung ria sambil geret koper ke Ryokan. Beres dari situ kami menuju Shinjuku dan ternyata lokasi terminal bus yang ke Kawaguchiko cukup jauh dan membingungkan dari train station Shinjuku. Alhasil untuk mencari-cari terminal bus tersebut di tengah hujan membutuhkan waktu lebih dari 20 menit lagi dari Shinjuku station. Tiba di Shinjuku station sudah jam 11. Padahal bus yang kami sudah book lewat online berangkat pk.10.40
TERLAMBAT ! Ketinggalan deh bus yang kami booking. Untung saja belum bayar, aturannya memang kami harus membayar dengan cash ke kondektur bus langsung sambil membawa bukti booking. Oke, tidak menyerah, kami pun menanykan jadwal bus selanjutnya ke Kawaguchiko. Ternyata sudah full book, baru ada nanti sore. Petugas pun tidak menyarankan pergi karena dengan cuaca hujan seperti ini, dari Kawaguchiko tidak mungkin bisa melihat Gunung Fuji.
Kami hanya punya waktu 3 hari lagi di Tokyo. Apakah bisa kami ke Kawaguchiko di hari lain ya ? Hmm… Jumat besok dipakai ke Disney seharian dan sudah bayar tiketnya lewat online. Tidak mungkin di-cancel. Sabtu akan digunakan untuk explore Tokyo seharian dan sudah janjian dengan Machiko. Paling hari Minggu, tapi resiko banget kalo sampe bus nya terlambat atau ada masalah di jalan, nanti kami ketinggalan pesawat balik ke Jakarta. Wah, lebih repot deh.
Hiks… akhirnya dengan sedih hati kami pun terpaksa membatalkan rencana ke Kawaguchiko yang sudah ada dalam planning. Hari yang buruk. Rencana kami berantakan karena bus yang terlambat dan hujan. Tapi dipikir-pikir lagi, mungkin lebih baik begitu. Toh belum bayar tiket bus ke Kawaguchikonya. Lagipula kalo keburu ke Kawaguchiko dan ternyata di sana ga bisa ngapa-ngapain karena hujan kan bete juga yah. Udah bayar lumayan mahal (harga bus pp 3400 yen/org) eh, ga menikmati juga. Ya sudahlah, memang dalam suatu perjalanan, pasti ada hal yang tidak mulus berjalan seperti rencana awal.
Jadi sekarang ngapain nih ? Mau naik ke observatory deck di Shinjuku yang gratis itu juga rasanya percuma karena hari hujan. Ya sudah, balik saja dulu ke Kimi Ryokan, beristirahat dan menghangatkan diri. Baru sore nanti jika hujan sudah mulai reda, baru kami lanjut jalan2 di Tokyo. Sambil jalan ke arah ryokan, kami cari2 makan dan menemukan restoran unik ini jalan menuju ryokan.
Awalnya kami hanya masuk karena melihat harga makanan yang cukup oke. Menunya hotplate dan agak barat seperti steak, sosis, kentang, dsb. Ternyata pas pesan makan, pelayan nya nanya, mau minum ga ? Kami lihat harga minumnya lumayan mahal, sekitar 250 yen. Kami bilang saja tidak. Kan biasanya dikasih air putih gratis. Tau-tau pelayan nya bilang, di sini minuman itu all you can drink. Jadi boleh minum apa saja dan sebanyak-banyaknya. Ada berbagai jenis teh, berbagai jenis kopi, berbagai jus, dan soft drink.
Wah.. menarik juga nih. Kami tanya “boleh pesan satu saja ?” dia bilang boleh. Deal ! Kami pesan minum 1 saja. Maksudnya nanti kan bisa minumnya dibagi berdua, hehe.. Betul saja. Kami lihat orang-orang di sekitar kami semua mengambil minuman sebanyak-banyaknya. Satu orang bisa ambil 3-5 gelas di mejanya. Ada cangkir isi kopi, cangkir isi teh, terus gelas isi juice, gelas isi soft drink, dsb. Bisa bolak-balik ambil juga. Wah, kalo di Indonesia ada begini pastinya ga boleh hanya pesan minum 1 kalo orangnya ada 2 seperti kami. Jadi, kalo yang pas jalan2 daerah Ikebukuro, coba deh mampir ke sini. Pengalaman menarik dan sangat hemat !
Puas makan dan minum, kami langsung menuju hotel. Kimi Ryokan ini sangat recommended. Banyak para backpacker asing yang menginap di sini. Kamarnya unik, khas Jepang. Wastafel dan kamar mandi nya ada di tiap lantai dan bersih. Toiletries nya juga lengkap seperti hotel.
Setiap tamu hotel diberikan baju tidur khas Jepang ( seperti yukata) dan handuk. Aaah… akhirnya bisa tiduran dulu sambil menghangatkan diri yang tadi sudah kebasahan karena hujan. Oya, stay di sini semalam harganya 6825 yen/kamar. Bookingnya langsung ke website resmi Kimi Ryokan.
Sore-sore keliatannya sudah reda nih hujannya. Kami coba naik ke rooftopnya. Kecil sih, tapi cukup unik dengan adanya bunga2 yang cantik di pot dan view melihat kota dari atas. Puas menikmati view dari rooftop, kami mau memanfaatkan fasilitas lain, yaitu onsen.
Di Kimi Ryokan, mereka punya fasilitas bath tub kayu, disebutnya Japannese bath. Jadi kita bisa berendam kaya onsen gitu. Tapi karena hanya ada 1 di hotel ini, jadinya harus booking dulu sebelumnya, karena harus gantian kan pakenya. Oke.. bath tub ini siap digunakan jam 4 sore. Sip. Enak juga nih bakal berendam air panas sebelum lanjut jalan2 di Tokyo.
Sistemnya sama seperti onsen lain di Jepang, kita harus basuh2 dengan shower dulu, baru bisa berendam di bath tub kayu ini. Nanti air bath-tub nya tidak dibuang, tetapi dibiarkan saja untuk seharian sampai jam 12 malam. Uups… beruntungnya kami yang pakai bath tub nya duluan jam 4 sore. Kebayang yang nanti malam bakal pakai air bekas kita dong, hihi..
Sore ini kami cuaca sudah cerah. Kami pun langsung menuju Shibuya untuk foto dengan patung Hachiko, anjing yang sangat loyal dengan majikannya. Sangat mudah mencarinya, tiba di Shibuya station langsung cari hachiko exit. Keluar dan cari kerumunan orang di sebelah kiri. Nah, itu pasti kerumunan orang yang mengitari patung Hachiko.
Betul saja, itu dia patung nya. Biasa aja sih patung nya, tapi memang yang menarik itu.adalah cerita di balik patung itu. Buat yang belum nonton film Hachiko, sangat direkomendasikan untuk dilihat dulu sebelum ber-foto dengan patungnya.
Perempatan Shibuya memang luar biasa ramai dengan orang yang ber-jas hitam. Pakaian wajib orang kerja di Jepang kelihatannya ya bagitu. Hati2 hilang yah di tengah kerumunan orang yang banyak begitu, hehe..
Sempat mencoba makan KFC di Shibuya, pengen tau bedanya KFC di berbagai negara, hehe.. Ternyata terlalu kering dan kurang enak ya rasanya dibandingkan di Indonesia, hehe..
Kami lihat sih Shibuya seperti area penuh department store dan keramaian orang. Kami berjalan terus ke arah Harajuku. Ternyata melewati daerah sepi yang cukup gelap. Walaupun aman, tapi tetap was-was juga, takut nyasar juga, walau akhirnya sampai di keramaian Harajuku.
Sebaiknya setelah puas di keramaian Shibuya, naik train saja lagi ke Harajuku. Keramaian Harajuku tepat di depan train station Harajuku.
Takeshita Dori merupakan jalanan pusat keramaian Harajuku. Di situlah anak muda berkumpul dan di sepanjang jalan terdapat toko2 yang menarik. Mulai dari yang jual kostum aneh2 (lucu, serem, fantasi, dsb), daiso, sampai jajanan ice cream, macem2 deh.
Toko mulai tutup sekitar jam 8-9 malam. Anak muda yang berkeliaran di sini rata-rata anak SMA yang masih memakai seragam sekolah khas Jepang (jas gelap, rok lipit pendek warna gelap, dan kaos kaki panjang selutut warna gelap juga). Biarpun anak SMA, tapi dandanannya sudah seperti orang dewasa. Wuiih…
Malam ini kami pun harus segera pulang untuk istirahat. Besok kami harus bangun pagi2 karena mau tiba di Disney sebelum jam buka. Sampai bertemu besok ya !
Bersambung ke part 4
Lihat trip sebelumnya di part 2
Hallo.
Sy ingin bepergian dgn tujuan yg sm dgn anda.
Dari osaka kyoto tokyo.
1.tiket shinkansen nozomi itu beli di online apa beli langsung disana saja?
2. Apakah semua bus bisa memuat koper besar? Krn sy ada baca artikel yg tdk bs semua.
Mohon dibantu thanks ko
1. Beli langsung saja
2. Koper besar bisa ditaro di bagasi bus yang ada di bagian samping bus. Jadi jangan dibawa masuk ke dalam. Tapi memang tiap bus ada aturannya, silakan dibaca saja aturannya masing2.
Selamat jalan2 😉
Really enjoy reading your story…. Sangat membantu pula utk saya menyusun itin…kebetulan rencana ke jepang januari besok dengan rute sama (start osaka, end tokyo) mau nanya ke mba diana atau mas jeff, kl airbnb recommeded ga di jepang?denger2 katanya sempet jd masalah ya…terus pas booking hotel semua harga sdh include 2 person pas booking atau mesti booking 2x utk 1 hotel kl nginepnya berdua?
Kami belum pernah pakai airbnb, selama ini prefer CouchSurfing atau hotel sekalian. Waktu booking hotel Jepang kami book yang harga per kamar (isi 2 orang). Perhatikan saja harga per orang atau per kamar. Selamat jalan2 ke Jepang ya !
Thank you mba diana, mas jeff…banyak referensi yg saya dpt dari blognya…saya tertarik dengan hotel kimi ryokan yg ada di tokyo, pas saya cek website nya tertulis kalau pembayaran lgsg nanti di front desk pd saat datang, bener gitu ya mba? Soalnya takut kena scam hehe..
Betul sekali, bayar saat datang. Enak kan ?!
mba aku mau travelling ke jepun..tapi internity nya dari TOKYO ke OSAKA/Kansai
untuk perjalanan nya jauh ga ya?
dan enak naik apa untuk alternatif dari TOKYO ke OSAKA nya?
thanks ya mba Diana
bukan internity kali, itinerary, hehe..
Rutenya tinggal dibalik saja dari yang kami, kalo kami Osaka-Kyoto-Tokyo. Malah kami memang menyarankan rutenya dari Tokyo ke Osaka. Coba baca lagi deh.
mba Diana tolong tanya, midnight bus dari Kyoto ke Tokyo itu ada Toilet nya ga?
booking nya lewat mana? Apakah bisa langsung pesan ditempat? thanks
Hi, Dedi, kami tidak ingat apakah ada toiletnya. Seharusnya ada karena bis jalan non stop. Untuk informasi lengkap termasuk bookingnya, anda bisa cek selengkapnya di http://willerexpress.com/en
halo diana, sy mau tanya cara ke kyoto dari osaka menggunakan kansai pass. dari stasiun mana di osaka nya? dan sampai mana di kyotonya.thx
Halo Meidy,
Dari stasiun mana ke mana saja bisa kok, selama tidak menggunakan JR train. Cek saja di http://www.hyperdia.com untuk detilnya. Atau bisa juga download peta kansai thru pass dari website supaya lebih jelas.