Day 9 : Banff – Revelstoke
Hari ini ceritanya kami pagi2 mau langsung check-out saja dari hostel, jadi tinggal ke Lake Minnewanka yang berada agak di luar Banff dan langsung cabut ke arah Revelstoke. Seperti biasa, jam 7 pagi kami sudah berangkat. Kali ini petugas di hostel berjaga 24 jam, jadi pagi2 kami check-out dengan menyerahkan kunci pada resepsionis.
Dari Banff ke Lake Minnewanka nanti jalannya akan bercabang 2, tapi sebenarnya mau pilih mana saja sama, karena rutenya loop (lingkaran) dan pasti kedua2nya tiba di Minnewanka. Kami pilih yang ke kiri dulu, nanti pulangnya baru melewati Two Jack Lake.
Lake Minnewanka
Sampai di Lake Minnewanka memang masih sepi. Matahari bersinar menyilaukan mata tapi membuat danau berkilauan indah. Danau ini berbeda dari danau2 sebelumnya yang kami lihat di Canadian Rockies. Danau ini sangat besar, lebih mirip laut karena ujung2nya tidak terlihat dari dermaga. Makanya di sini disediakan cruise, saking besarnya danau ini.
Di sini ada tempat camping dan juga jalur hiking. Namun beberapa area terlihat ditutup karena baru2 ini ada penyerangan beruang terhadap satu orang hiker. Rupanya ada grizzly bear yang lagi punya anak, nah hiker ini kebetulan berpapasan dengan anak beruang ini. Sang induk biasanya memang sensitif kalo udah soal anaknya dan mungkin merasa nyawa anaknya terancam. Jadilah sang induk ini menyerang sang hiker yang memang jalan sendirian ini. Untung sang hiker membawa bear spray, jadinya walau sempat digigit dan dicakar, namun setelah disempot, beruang ini akhirnya pergi dan sang hiker pun selamat.
Oleh karena itu untuk mencegah insiden berikutnya, banyak tempelan peringatan terkait mama beruang dan anaknya ini. Kami pun hanya berjalan memutari area sekitar danau saja dan kemudian kembali ke mobil.
Seperti rencana awal, kami pulangnya dari Lake Minnewanka melewati jalur ke arah Two Jack Lake. Mendekati Two Jack Lake, kami melihat ada mobil yang berhenti di pinggir jalan dan ada beberapa binatang lagi nih. Ternyata big horn sheep yang sedang santai makan. Kami pun langsung parkir di pinggir jalan.
Kami mendekati kumpulan domba ini pelan2. Jika pelan, mereka tidak takut. Tapi jika kita rusuh, mereka akan menjauh. Ada juga domba yang malah jalan santai di tengah jalanan. Terpaksa pengemudi mobil menghentikan kendaraannya, ga bisa jalan takut nabrak hewan ini. Lucu juga ya moment2 begini. Ada juga yang lagi main kejar2an di tebing batu. Lincah banget mereka, naik turun tebing yang vertikal itu. Keren !
Jika diperhatikan, sepertinya ini domba betina dengan anak2nya. Terlihat dari tanduknya yang kecil dan banyak yang masih baru tumbuh tanduknya. Jika yang jantan tanduknya besar melingkar, makanya diberi nama big horn sheep. Senang sekali berada di tengah kawanan domba ini dan mengamati perilaku mereka.
Makanan mereka adalah mineral yang terdapat di batu2an gunung. Jadi mereka akan menjilati batuan itu untuk mendapatkan makanan mereka. Terlihat batu2 di pinggir jalan itu jadi basah setelah mereka menempelkan mulutnya ke situ. Jadi bukan merumput, tapi menjilati batu. Menarik ! Senang sekali kami melihat domba2 ini sambil menikmati keindahan Two Jack Lake dengan gunung es yang menjulang megah.
Setelah puas, kami pun melanjutkan perjalanan sambil bersyukur kepada Tuhan karena lagi2 kami bisa berjumpa dengan hewan2 ini. Rasanya lengkap sudah, berbagai jenis binatang sudah kami temukan di Canadian Rockies ini. Tapi baru juga kami nyetir sebentar, kami melihat di arah berlawanan (jalur kiri), ada satu mobil petugas national park berhenti di tengah jalan dan diikuti dengan 4 mobil biasa di belakangnya. Mereka semua membuka kaca dan melihat ke arah kiri mobil mereka (artinya ke arah kanan kami). Kami pun buru2 ikut menghentikan mobil di tengah jalan dan melihat ke arah kanan kami. Astaga !!
Ternyata ada seekor beruang yang sedang berjalan santai di situ. Jadilah kami buka kaca dan langsung foto2 beruang ini. Ga boleh turun dari mobil ya kalo ada beruang seperti ini, bahaya. Beruntung sekali kami justru pada posisi yang paling dekat dengan beruang ini sehingga foto bisa diambil dengan jelas. Jarak mobil dengan beruang mungkin sekitar 10 meter. Kami pun bisa mengamati beruang ini dengan lebih detail, tidak seperti waktu di Lake Louise Gondola. Tapi kami bisa memastikan bahwa grizzly bear yang kami lihat terdahulu, jauh lebih besar ukurannya daripada yang ini. Padahal yang ini juga besar ya.
Jenis beruang ini bukan grizzly karena tidak memiliki punuk, jadi termasuk jenis black bear. Namun jangan salah, black bear warnanya bisa macam2, tidak selalu berwarna hitam, bisa juga berwarna coklat seperti yang ini. Moment luar biasa ini sangat kami nikmati. Memperhatikan black bear langsung di habitatnya. Cukup lama kami berhenti di tengah jalan, jadi bikin antrian mobil nih di belakang kami, haha.. Biarin aja, di sisi berlawanan juga begitu kok. Rasanya, Tuhan begitu baik sama kami. Memberikan lebih daripada apa yang kami harapkan. Melihat grizzly bear dari kejauhan saja kami sudah sangat senang. Apalagi ini, bisa lihat beruang jenis lain lagi, di pinggir jalan dekat kami, lebih dari 5 menit. Mau ga mau kami harus terus melanjutkan perjalanan walau beruangnya masih santai di situ. Bye beruang !
Tadinya kami mau langsung ke Revelstoke, namun akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke pusat kota Banff dan menaiki Banff Gondola. Ini tujuan wisata yang awalnya kami tidak pilih, karena mahal dan gondolanya model tertutup. Namun ini adalah hari terakhir kami di Banff dan kami akan segera pulang. Daripada menyesal, marilah kita coba Banff gondola ini. Ada tujuan lain juga, yaitu ingin menjadi “mata” bagi orangtua Diana. Jadi ceritanya 8 tahun lalu, ortu nya Diana naik Banff gondola ini. Cuma waktu itu berkabut, jadi mereka ga bisa lihat apa pun dari gondola. Mirip trip kami saat naik Cableway di Blue Mountain, Sydney. Waktu itu juga kabut tebal sehingga sekeliling kami putih, ga bisa liat pemandangan apa pun.
Ya, memang cuaca tidak bisa dikontrol manusia. Jadi papa nya Diana sepertinya agak menyesal tidak bisa melihat pemandangan dari atas kota Banff yang katanya spektakuler itu. Kalo hari ini sih cuaca cerah sekali, jadi pasti pemandangan jelas dari atas gunung. Nanti kami bisa ambil foto2 dan video untuk diperlihatkan kepada ortu nya Diana. Agak mahal ga papa lah, tapi kami jadi ga penasaran juga. Nanti bisa membandingkan antara Banff Gondola dengan Lake Louise Gondola.
Banff Gondola
Banff Gondola sebetulnya merupakan wisata paling utama di Banff yang pasti dikunjungi oleh para turis yang mengikuti paket wisata. Makanya terkenal sangat ramai. Lokasinya di samping Banff Hot Springs yang kemarin kami kunjungi. Karena masih pagi, maka turisnya belum terlalu banyak walau tetap antri untuk beli tiket seharga CAD.64 per orang. Sebetulnya jika sudah terencana dan mau lebih murah, bisa beli combo Ultimate Explorer Pass meliputi Banff Gondola, Glacier Adventure, Glacier Skywalk dan Lake Minnewanka Cruise. Silakan cek www.ultimate-explorer.com
Karena Banff Gondola banyak sekali turisnya, maka di tiket akan tertera jam berapa kami bisa naik ke atas dan jam berapa kami harus turun. Intinya waktu kunjungan dibatasi. Kami kebagian naik jam 09.20 (10 menit sebelumnya sudah masuk antrian) dan turun dari atas jam 11.00 (itupun hasil nego dengan petugas penjual tiket). Gondola Ride ini panjangnya sekitar 698 meter dengan waktu tempuh 8 menit, lebih singkat 6 menit dibandingan Lake Louise Gondola. Satu gondola muat 4 orang, tapi karena kami hanya berdua ya satu gondola diisi berdua saja. Tiba di atas, ada gedung dengan nama Gondola Summit. Di sini ada toko souvenir, restoran dan juga Interpretive Centre dan Theatre. Yang di sini jauh lebih lengkap dan bagus fasilitasnya daripada yang Lake Louise. Kami banyak belajar tentang Banff National Park di sini.
Di luarnya ada Rooftop Observation Deck dengan pemandangan 360 derajat, termasuk melihat kota Banff yang dikelilingi Bow River di kejauhan. Selain itu kami juga bisa melihat puncak2 gunung yang mengelilingi Banff. Dari situ, kami menjalani Sulphur Mountain Boardwalk, jalanan yang terbuat dari kayu, menuju Sanson’s Peak. Nama Sanson’s Peak diabadikan untuk seorang pengamat cuaca bernama Norman Sanson yang setiap minggunya naik ke puncak ini selama 30 tahun hingga tahun 1945 saat dia sudah berumur 84 tahun.
Saat turun dari gondola, kami diperlihatkan foto yang diambil saat kami masuk gondola. Biasa, jualan souvenir foto. Kami tidak terlalu tertarik awalnya. Namun ketika diinfokan bahwa foto itu bisa dicetak menjadi magnet, naaah… Jeff langsung tertarik. Haha.. Jadilah kami membeli magnet besar yang memuat foto kami di Banff gondola, buat kenang2an. Harganya CAD.30 Dari situ kami mampir di Starbucks untuk beli kopi supaya Jeff ga ngantuk nanti nyetir di jalan. Starbucks nya ada di dalam area Banff Gondola dan menyatakan diri sebagai “the highest starbucks in Canada”. Keren !
Sudah selesai ya wisata di kota Banff. Saatnya kembali pulang meninggalkan Canadian Rockies ini. Kami punya batas waktu berada di area National Park sampai jam 4 sore hari ini (sesuai tiket yang kami beli). Perjalanan kembali ke Revelstoke tetap menarik, membuat hati agak sedih harus berpisah dengan alam cantik ini.
Kami sempat mampir untuk makan siang di kota Field. Masuk dari samping Visitor Centre di tepi Kicking Horse River. Ternyata di situ ada rel kereta api dan keretanya mau lewat. Ini kereta barang yang ternyata bisa membawa ratusan container. Jadi kami berhenti di situ ada sekitar 15 menit, sampe mobil2 sudah pada matikan mesin dan pengemudinya jalan2. Parah juga nih, bukan cuma 1-2 menit berhenti seperti di Indonesia.
Tiba di Revelstoke sudah hampir jam 6 sore. Kali ini mau coba makan malam di tempat yang direkomendasikan oleh Poppi, host guesthouse kami saat kami datang pertama kali di tempat ini. Namanya The Village Idiot Bar & Grill, lokasinya bersebelahan dengan Manning chinese resto yang sudah pernah kami coba.
Selain nama tempatnya nyentrik, interior dalam nya juga nyentrik. Banyak pajangan baju, bendera, dan berbagai atribut model pub gitu. Ada pilihan bisa makan indoor atau outdoor. Pas lagi terik banget, jadi kami pilih ngadem dong di dalam ruangan ber-AC. Kami pilih 2 menu, poutine (kentang goreng + keju putih goreng dengan saus coklat gurih) serta pasta dengan cream carbonara & cheese. Menu pastanya benar2 uenaaaak banget. Creamy dan cheese nya kerasa banget. Yang poutine juga enak, cuma keju putih nya kami ga gitu doyan. Kami pernah makan keju putih dimasak model ini di Helsinki-Finland (dibuatin host) dan saat cruise Singapore-Malaysia. Porsinya juga besar sehingga membuat kami berdua kekenyangan berat. Harusnya pesan 1 porsi berdua cukup nih.
Day 10 : Revelstoke – Richmond
Hari ini kami melanjutkan perjalanan ke Richmond, pinggiran Vancouver dimana airport Vancouver berada. Jadi malam ini kami mau nginap di Richmond supaya besok pagi2 bisa langsung ke airport untuk mengembalikan mobil sekaligus terbang pulang. Karena itu kami mengarahkan mobil tidak lagi masuk melalui kota Vancouver namun dari Highway langsung ke arah airport.
Di Kamloops, kami sempat berhenti sebentar di BC Wildlife Park. Ini semacam zoo yang terdapat juga satwa liar yang biasa ditemui di Canada. Kalo mau masuk ke area zoo harus bayar. Kami sempat tertarik untuk masuk, namun sepertinya bakal menghabiskan waktu berjam2 nih karena area nya luas. Akhirnya kami hanya melihat2 di bagian edukasi dan giftshop nya saja. Lumayan lah, di bagian edukasi juga bisa lihat beberapa hewan kecil, bisa belajar banyak hal dan bisa ngintip2 ke area zoo yang luas.
Perjalanan ditempuh dalam waktu cukup lama, hampir 8 jam. Bedanya dengan waktu berangkat, kali ini kami ketemu macet. Beberapa kali karena sedang ada konstruksi jalan, sekali karena ada domba gunung yang tertabrak di tengah jalan, sekali lagi dan ini yang paling parah adalah saat masuk ke Vancouver. Macet gara2 dari 4 jalur menjadi 1 jalur, bayangkan saja. Lebih parah dari macet Jakarta, tapi bedanya di sini rapi jalurnya. Mobil antri dengan tertib di jalur masing2, ga pindah2 jalur.
Tiba di area guesthouse kami, sempat agak bingung campur terpesona. Rupanya ini daerah perumahan mewah, mirip Lippo Karawaci atau Pondok Indah yang model rumahnya besar2 dengan kaca gitu. Asri banget. Ternyata benar, tempat kami menginap malam ini adalah salah satu rumah itu. Nama guest housenya “Go House”, pesannya melalui booking.com
Di halaman depan rumah ada pohon maple yang daunnya berwarna merah. Unik juga, padahal ini musim summer, bukan fall. Mobil diparkir di bagian belakang rumah. Rumah ini seperti rumah mewah biasa saja. Ada 3 kamar yang disewakan di lantai 2. Lantai 2 semuanya menggunakan karpet bulu. Tuan rumahnya juga tinggal di sini. Kamar kami sangat luas, ranjangnya empuk dan disediakan 2 botol air mineral loh, seperti hotel saja. Padahal di Canada air keran bisa diminum. Kamar mandinya sangat luas dan mewah dengan bath-tub dan 2 wastafel. Dapurnya pun luas dan bagus.
Sangat senang bisa tinggal di rumah seperti ini. Walau pun memang jika tanpa mobil pribadi, agak sulit menjangkau area ini. Kami kemudian jalan kaki di kompleks perumahan ini. Sekitar 5 menit jalan kaki, akan tiba di satu kompleks pertokoan/bisnis. Di situ ada tempat makan, supermarket, jual beli rumah, dsb. Kami cari makan nih, coba pizza saja deh. Belum makan pizza nih selama di Canada. Namanya Round Table Pizza, cukup besar dan menyolok di kompleks pertokoan ini.
Harga pizza sangat murah jika beli 1 loyang, cuma CAD.12 dapat 6-8 potong. Namun kami akan sulit menghabiskannya karena porsinya betul2 besar banget. Jadi kami hanya beli 2 slices saja dengan 2 rasa berbeda. Rasanya enak, kenyang nya pas. Hitungannya pun masih murah kok, untuk 1 slices harganya CAD.3
Malam ini kami membereskan semua koper karena besok pagi2 kami sudah harus mengembalikan mobil kami di airport.
Day 11 : Vancouver – Hong Kong
Sebelum ke airport, kami mampir dulu untuk mengisi bensin hingga full, sesuai perjanjian saat rental mobil. Bon bensin pengisian terakhir di hari pengembalian ini kami simpan untuk diserahkan saat pengembalian mobil. Harga bensin di Richmond termasuk mahal, sepertinya karena dekat airport. Untung saja kami tinggal mengisi sedikit karena kemarin sudah isi full tank di Hope.
Dari SPBU, perjalanan ke airport sangat lancar. Petunjuk arah ke arah airport sangat jelas. Malah semakin mendekati Vancouver Airport, jalur mobil untuk mengembalikan mobil sewaan dibuat khusus sehingga pasti dijamin tidak akan nyasar. Hanya 15 menit perjalanan dari Go House ke airport. Ternyata pengembalian mobil diarahkan ke area basement khusus parkiran mobil2 sewaan. Semua supplier mobil ada : Avis, Enterprise, Hertz, Alamo, dsb. Kami cari supplier kami “Dollar” yang area nya menjadi satu dengan Thrifty dan Hertz karena semua satu grup.
Setelah parkir, mobil langsung didekati petugas Dollar. Dia hanya mengelilingi mobil bagian luar satu kali, kemudian lihat panel mobil dan selesai ! Ternyata dia ga minta bukti kami beli bensin karena dia melihat bahwa indikator bensin sudah menunjukkan full. Kami bingung, hanya gitu doang ? Terus kita tanya dia : kita ga perlu bayar atau sign dokumen ? Kata dia semua ok dan pembayaran sudah ditagihkan ke kartu kredit kita. Wah mudah sekali, ga sampe 5 menit sudah beres. Setelah itu petugas pergi mencek mobil lain yang memang pagi itu datang bertahap. Jadi kami ga perlu masuk lagi ke kantor penyewaan dan bisa langsung geret koper masuk terminal di sebrang basement itu.
Untuk check in counter Hong Kong Airlines sudah bisa menggunakan web check-in atau menggunakan mesin self-check-in di depan counter. Kami dibantu petugas menggunakan mesin self-check-in nya supaya bisa masuk antrian yang lebih kosong. Nah ada satu hal yang menarik perhatian kami. Buat yang biasa terbang, pasti tau dong kalo di sebelah counter check in, biasanya ada conveyor belt yang berfungsi sebagai timbangan sekaligus mentransport bagasi kita ke dalam terminal. Nah sekarang bayangkan bahwa di sini tidak ada conveyor belt. Ada bagian lantai yang merupakan timbangan di depan counter check-in (sehingga seringkali diinjak oleh penumpang). Setelah ditimbang, bagasi penumpang akan dinaikkan oleh porter2 yang masih muda ke atas kereta barang yang sudah dimodifikasi sehingga bisa memuat banyak koper. Jadi fungsi conveyor belt ini ternyata masih dilakukan oleh tenaga manusia ! Wow, bandara internasional loh ini.
*) update : Ternyata teman Diana (Sherly) yang juga check-in di Vancouver Airport pada waktu berdekatan memiliki pengalaman berbeda. Dia justru melakukan self-check-in dan self-bag-drop dimana tag pada koper akan terbaca by system lalu mengarahkan koper ke jalur conveyor belt yang tepat sesuai maskapai dan tujuan. Jadi justru canggih banget sistem conveyor belt nya. Sepertinya mirip dengan cara bag-drop kami saat check-in SQ di Changi. Ternyata system ini baru digunakan di Vancouver Airport bulan May 2018. Mengapa pengalaman kami berbeda ? Apakah karena dia check-in JAL dan kami check-in Hong Kong Airlines ? Atau karena memang baru sebagian airport yang dipasang sistem conveyor belt baru ini ? Entahlah 😉
Saat mau masuk imigrasi, Diana terkena random checking dan diminta ke pinggir sementara Jeff jalan terus mengikuti jalur antrian. Begitu Diana selesai, petugas mengarahkan Diana lewat fast lane yang kosong. Rupanya mereka seperti memberi kompensasi atas waktu yang terbuang gara2 Diana harus nungguin petugas mencek tas nya. Jadinya justru Diana langsung sampai di depan imigrasi, sementara Jeff masih jauh di belakang mengantri jalur standar yang panjang banget. Selain itu, beberapa penumpang yang terlihat membawa anak2 kecil, juga dipersilakan lewat fast lane. Bagus juga sistemnya, Diana yang tadinya kesal karena kena random checking jadi tertawa senang karena ga usah antri imigrasi seperti Jeff.
Di dalam airport, ada banyak tempat makan dan toko2 souvenir. Yang tidak biasa adalah adanya akuarium raksasa yang memperlihatkan aneka ikan dan berbagai biota laut lainnya seperti bintang laut, terumbu karang, dsb. Semuanya warna warni cakep banget. Kami makan siang di restoran church’s chicken yang lambangnya sama persis dengan texas fried chicken di Indonesia. Ternyata memang sama menu dan rasanya, cuma beda nama saja.
Hong Kong Airport
Tiba di Hong Kong, salah satu koper kami bagian atasnya pecah. Jadi gimana nih ? Duuh, ada2 aja nih. Padahal masih lanjut besok mesti ke Singapore baru sampai Jakarta besok menjelang tengah malam.
Bersambung ke part 6 : Finished
Kisah sebelumnya di part 4 : Columbia Icefield