Day 3
Perjalanan dari Pesona Bay ke kota Pangkalpinang sekitar 40 menit saja. Ditemani cuaca mendung dan gerimis, kami memasuki kota Pangkalpinang. Tujuan pertama kami adalah kuliner di Mie Lokut. Di sini menunya non halal semua ya. Kami makan Jam Mian (mie kering manis kaya yamien Bandung) dan Sui Mian (mie kuah). Semua pake tauge dan daging cincang babi. Masing2 harganya Rp. 20.000,- per porsi. Rasanya enak ! Kami dikasi juga kuah isi baso ikan, baso sapi dan seperti kekian, padahal ga pesan. Kirain sepaket sama mie, taunya bayar tersendiri dan harganya Rp.35.000,- malah lebih mahal daripada mienya. Jadi kalo misal kalian pesan mie dan memang ga mau baso kuahnya tolak aja ya.
Sehabis makan kami minta diantarkan driver ke tempat2 oleh2 yang cukup besar agar banyak pilihan dalam satu tempat. Kami kemudian diantar ke BTS alias Bangka Tradisional Snack yang ada di jalan A. Yani. Di sini ada banyak beragam pilihan kerupuk dan getas Bangka yang terkenal. Ada juga kopi, terasi Bangka, abon ikan, bumbu lempah instant, dan sirup jeruk kunci (yang didatangkan dari Belitung). Selain itu, ada juga souvenir gantungan kunci (berbahan karet maupun yang terbuat dari timah), t shirt, pajangan dan lain2.
Dari BTS, kami check-in dulu di Swiss-Belhotel yang lokasinya di tengah2 kota. Kami bisa langsung masuk kamar walaupun belum waktunya check-in. Great service ! Kamar kami terletak di lantai 8 dan dari jendela kamar kami, bisa melihat kolam renang hotel ini serta sebagian pemandangan kota Pangkalpinang. Di Pangkalpinang hanya ada 2 hotel bintang 4, yaitu Swiss-Belhotel (di pusat kota) dan Novotel (dekat bandara). Jadi jika mau jalan2 di kota, pilihannya ya nginep di Swiss-Belhotel.
Setelah istirahat sebentar, kami lanjut mengunjungi Museum Timah Indonesia. Masuknya gratis. Museum ini menggambarkan kehidupan masyarakat Bangka yang identik dengan penambangan timahnya yang terkenal turun temurun. Museum ini tidak terlalu besar, namun menarik untuk dikunjungi dan mempelajari sejarah tambang timah di Bangka
Dari Museum Timah, mari kita makan lagi. Kali ini tujuannya ke Mie Abot. Walaupun namanya kedai mie, namun di sini kami ga makan mie nya tapi makan lempah cukut atau lempah bakut (non halal). Masakannya berbeda dengan yang di Liong Ki Sungailiat. Kami sih lebih suka yang ini. Rasanya enak, daging nya banyak dan kuahnya lebih kental. Satu porsi ini cukup banget buat berdua. Waktu kami makan, tidak ada lagi yang makan, hanya kami berdua.
Tidak jauh dari situ, kami mampir ke Otak Otak Ase yang terkenal di Pangkalpinang dan memiliki beberapa cabang di kota ini. Menunya sedikit berbeda dengan yang di Afung Belinyu kemarin. Di sini model prasmanan, kita ambil sendiri apa yang kita mau, bayar dan terus duduk deh. Harganya Rp.3.000,- per pcs. Menunya : otak otak daging ikan, bakso ikan, bujan/talas, otak otak kulit, empek ikan/ udang/cumi. Ada saos terasi, tauco dan sambal juga seperti di Afung. Tapi rasanya beda banget ya. Menurut kami jauh lebih enak Afung Belinyu. Memang otak2 yang terkenal ya dari Belinyu sih.
Sore hari, kami istirahat di hotel lalu malam harinya kami lanjut wisata kuliner di kota ini. Memang di kota ini, banyak wisata kulinernya, baik yang buka pagi hari maupun sore ke malam hari, bahkan ada yang buka 24 jam. Pertama kami pergi ke Alun2 kota Pangkalpinang. Di sini sedang ada Food Milenial Festival. Jualan makanan UMKM model stand2 tenda gitu, jumlahnya puluhan. Ternyata lebih banyak makanan modernnya seperti korea dan western ketimbangan makananan lokalnya.
Ke Pangkalpinang tidak lengkap kalo tidak mencicipi martabak Bangka yang terkenal. Nah sama seperti kalo di Padang tidak ada rumah makan Padang, di Pangkalpinang tidak ada yang namanya martabak Bangka. Rekomendasi banyak orang adalah Martabak Acau 89 (foto kanan atas). Ada martabak manis dan martabak telor, tapi yang terkenal martabak manisnya. Kami beli bawa pulang, jadi untuk nanti makan di hotel.
Lanjut ke kedai kopi Tung Tau yang ada di jalan Toniwen. Menurut kami tempatnya lebih nyaman, menunya lebih lengkap dan beragam jika dibandingkan dengan yang di Sungailiat. Di sini kami pesan bubur ikan lengkap dengan 1 telur rebus utuh (foto kiri bawah) dan roti dengan es krim durian di atasnya (foto kanan bawah). Enak banget !
Oke, selesai petualangan kami hari ini dengan mobil sewaan. Sudah 3 hari bersama pak Ihsan driver kami. Besok kami akan jalan2 sendiri mengandalkan transportasi online di kota ini.
Day 4
Menu sarapan pagi di hotel ini cukup beragam dan lengkap. Baik tradisional seperti nasi liwet, lempah, minuman jamu hingga western. Standar hotel bintang 4 lah, jadi memuaskan.
Setelah sarapan dan kenyang, kami santai2 dahulu di kamar. Menjelang siang, barulah kami berjalan mencari lunch. Kali ini kami mau makan di restoran seafood Mr. Asui yang letaknya ternyata tidak jauh dari mie Abot kemarin. Sepi nih, hanya kami berdua yang makan. Kami pesan 1 porsi ikan tenggiri bakar bumbu dan cah kangkung.
Porsi ikannya besar ya, bisa untuk ber-4 kira2. Waktu disajikan atasnya ada daun panggang, jadi mirip bungkusnya otak otak (foto bawah kiri). Ketika dibuka baru terlihat bumbu nya (foto kanan bawah). Rasanya standar ya, jauh lebih enak Mr.Adox. Lalu jika hanya berdua sebaiknya tidak pesan ikan, karena jadi kebanyakan dan tidak habis. Harga juga relatif mahal menurut kami.
Setelah makan, kami naik grab car menuju Transmart Pangkalpinang. Perjalanan hanya sekitar 10 menit. Sama seperti Transmart di Jawa, Transmart di sini cukup lengkap dengan adanya tempat2 makan, supermarket, dept store serta area bermain di lantai paling atas.
Kembali ke hotel sore2 kami memutuskan untuk berenang di kolam renang hotel. Untuk handuk renangnya kami bisa minta ke receptionist. Nanti akan ada staf hotel yang akan mengantarkan ke area berenang. Kolam renangnya ukuran standard, dengan kedalaman 1,2 meter, jadi nyaman lah. Saat kami berenang angin kencang berhembus sehingga menimbulkan gelombang air di dalam kolam renang. Padahal sudah dikelilingi bangunan hotel ya, tapi tetap terasa anginnya kencang.
Menjelang malam, kami coba mie Koba. Jaraknya tidak sampai 1 km dari hotel, bisa jalan kaki. Di sini hanya ada 1 menu yaitu mie ikan yang disiram kuah kental. Jadi mirip lomie atau mie kangkung gitu. Harganya Rp. 17.000,- per porsi. Rasanya enak ! Saat pulang, kami mampir ke La Terrase, resto dengan bangunan rumah tua (klasik) yang berada di halaman hotel. Di sini kami memesan Lempah ayam kampung dan otak otak tahu. Lempahnya enak dan rasa kuahnya beda lagi dengan yang pernah kami makan, ini lebih mirip soto, kuahnya cair (foto kiri bawah). Otak-otak tahu itu ternyata adalah baso tahu kalo di Bandung, hehe..
Day 5
Ini pagi terakhir kami di Bangka sebelum kembali ke Jakarta. Nah, di Pangkalpinang ada menu bubur babi, biasanya orang sini mengenalnya sebagai Cufungmoi. Pagi2, kami sudah ke Bubur Asak karena dia hanya buka dari jam 6 hingga 9 pagi. Di sini, buburnya baru dibuat saat kita pesan. Ada 2 macam menu, yaitu bubur daging (foto kanan bawah) dan bubur darah (foto kanan atas). Yang terkenal bubur darahnya, Jeff suka sedangkan Diana ga suka.
Setelah makan bubur, kami kembali ke hotel dan lanjut dengan menu breakfast di hotel. Balik ke kamar, kami beres2 dan siap2 untuk check-out. Kami pergi ke bandara Depati Amir menggunakan taksi Blue Bird yang sudah kami pesan melalui receptionist kemarin sore. Taksi Blue Bird di Pangkalpinang tidak banyak, hanya sekitar 25 unit. Bahkan kami tidak pernah melihatnya selama di Pangkalpinang. Perjalanan ke bandara kurang lebih 20 menit karena sangat lancar. Di pesawat juga lancar, tidak ada turbulence, sampai di Jakarta tepat waktu.
Epilog
Liburan di Bangka menurut kami memang paling pas jika bisa 2 hari di pantai dan 2 hari kuliner di kota. Pantai2 di Bangka banyak yang pasir putih, bagus, tapi hampir semua tidak bisa berenang karena ombak besar dan batu-batuannya. Jika hendak berenang atau snorkeling memang lebih cocok ke Belitung ya.
Kulinernya sih Bangka jauh lebih beragam dan enak2 daripada Belitung. Yang unik, rata-rata hotel dan restoran menyediakan telur rebus utuh (butiran dengan kulit gitu). Ada yang disajikan langsung bersama makanan, ada yang ambil sendiri, atau ada yang berdasarkan permintaan/pesanan. Jadi misal bubur atau mie atau roti pakai telur, itu bukan telur ceplok ya, tapi telur rebus utuh, hehe..
Kami yang berkunjung saat liburan akhir tahun saja, merasakan jalanan, pantai dan restoran yang cukup sepi ya. Jadi kalo ga suka keramaian, cocok deh ke Bangka. Harga2 juga bersahabat. Di Pangkalpinang, jarak dari Swiss-belhotel ke tempat2 makan yang kami ceritakan terhitung dekat, mungkin sekitar 1-2 km. Kalo males jalan kaki, bisa naik grab car. Kami menggunakan grab car sekitar 5 kali di kota ini dan semua tarifnya sama yaitu Rp. 22.000,- per sekali jalan dengan jarak terjauh sekitar 3 km. Go car belum masuk ya di Bangka saat ini. Go food juga masih terbatas.
Oke, sekian cerita liburan akhir tahun kami. Sampai bertemu lagi di perjalanan berikutnya, di tahun yang baru !
Cerita sebelumnya di Bangka Part 1