South Africa (9 – 18 April 2024) part 2 : George – Knysna – Oudtshoorn

Day 5 : Johannesburg – George – Knysna

Hari ini kami harus bangun subuh karena jam 5 pagi kami harus berangkat ke O.R Tambo Intrernational Airport. Oleh sebab itu, kami tidak bisa menikmati buffet breakfast di hotel. Pihak hotel menyediakan take away breakfast dalam paper bag yang kami bawa dan bisa dimakan di jalan.

Kami naik penerbangan domestik selama 2 jam menuju kota George. Maskapai yang digunakan adalah Fly Safair. Pesawatnya penuh penumpang. Seperti dari Jakarta ke Denpasar. George Airport merupakan airport kecil di pinggiran kota George. Di luar George Airport, sudah menunggu lokal guide dan driver bis yang baru.

Atas : Fly Safair, kiri bawah : George Airport,
kanan bawah : kota George

Kami melewati pusat kota George yang sangat cantik dan tertata rapi layaknya kota2 kecil di Eropa. Dari George kami melanjutkan perjalanan ke Knysna selama 1,5 jam. Rute perjalanan dari George ke Knysna menyusuri garis pantai yang termasuk dalam Garden Route. Garden Route sendiri merupakan jalanan yang membentang sepanjang 124 mil dari kota Mossel Bay ke Storms River. Perjalanan ini mengingatkan kami saat menyusuri Pacific Coast Highway 2022 di USA.

Perjalanan menyusuri garis pantai dari George ke Knysna sangatlah menyenangkan karena terlihat ombak lautan yang besar. Kami diturunkan di The Waterfront Knysna Quays. Di sinilah pusat keramaian para turis. Di bagian depan, ada toko2 souvenir, perhiasan, kerajinan tangan dan lain2.

The Waterfront Knysna Quay

Di bagian dalam, terdapat restoran2 yang menghadap Knysna Lagoon. Inilah kenapa Knysna juga punya julukan sebagai Lagoon City. Di sini terdapat quay atau dermaga sandar untuk yacht maupun kapal2 pesiar lainnya. Situasinya mirip seperti waktu kami jalan2 di Lonsdale Quay Market di Vancouver, Clarke Quay Singapore maupun Circular Quay Sydney

Lunch di Drydock

Kami makan siang di Drydock, salah satu restoran yang ada di sini. Banyak menu makanannya yang merupakan olahan seafood seperti oyster, tuna croquettes, calamari mussels dan lainnya. Makanan2nya enak apalagi sambil makan diiringi oleh pria yang bermain saxophone.

Premier Hotel Knysna

Kami akan menginap selama 2 malam di Premier Hotel Knysna. Di sini modelnya terdiri dari beberapa gedung yang terpisah lokasinya. Tiap gedung terdiri dari beberapa kamar. Kami mendapat kamar di lantai dasar. Kami bisa membuka pintu belakang kamar kami dan langsung jalan2 di pinggiran Knysna Lagoon.

Sore hari ini, kami mau cruise mengelilingi Knysna Lagoon. Highlightnya adalah Knysna Head yang terletak di ujung lagoon ini. Knysna Head merupakan pertemuan dari air tawar Knysna Lagoon dengan air laut.

Knysna Lagoon View
Kanan bawah : Knysna Head

Untuk mengelilingi Knysna Lagoon ini, sebenarnya dijadwalkan untuk naik kapal John Benn yang warna coklat seperti gambar di kiri atas. Namun saat kami mau naik, ternyata kapalnya sedang dalam pemeliharaan sehingga tidak dapat digunakan. Akhirnya kami naik Paddle Cruiser di sebelahnya yang berwarna putih. Menurut kami sih lebih bagus yg putih ini. Di bagian dalam kapal, terdapat tempat para penumpang untuk bersantai sambil makan dan minum berbayar yang bisa dipilih.

Cruise keliling Knysna Lagoon

Perjalanan di atas cruise ini memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Kami bisa menikmati suasana di dalam maupun luar cruise. Kalo di luar cruise tentu saja jauh lebih berangin. Cuaca sangat cerah. Beberapa kali cruise kami ‘disalip’ oleh yacht yang ukurannya lebih kecil sehingga dapat berkecepatan tinggi. Setelah setengah perjalanan, kami mendekati Knysna Head. Cruise menjaga jarak aman agar tidak masuk dalam pusaran pertemuan air Knysna Lagoon dan laut.

Malam ini, kami menutup hari dengan dinner di Sirocco yang letaknya lebih dekat ke hotel ketimbang ke The Waterfront Knysna Quay. Kami harus tidur cukup malam ini, karena besok akan menempuh perjalanan jauh dan seharian.

Day 6 : Knysna – Oudtshoorn – Knysna

Setelah sarapan, kami akan menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam menuju area Outdshoorn. Outdshoorn masuk dalam jalur Garden Route. Yang menjadi wisata unggulan di area ini adalah gua, peternakan burung unta dan pemandangan alam.

Pagi ini kami mau berkunjung ke Cango Caves yang masuk dalam area Oudtshoorn ini. Cuaca mendung dan ada gerimis sepanjang jalan. Untungnya mendekat pinggiran kota George, cuaca kembali cerah. Sepanjang perjalanan, kami melewati kota2 kecil yang cantik dan tertata rapi seperti di Australia. Di kanan kiri, banyak juga peternakan burung unta yang banyak dibudidayakan di area ini.

Cango Caves

Untuk masuk Cango Caves ini, ada jadwal jam masuknya, tidak bisa masuk semaunya. Nanti kami akan gabung dengan pengunjung lain dan dipimpin oleh seorang guide lokal. Sambil menunggu, banyak hal yang bisa dilihat di area gedung visitornya, seperti toko souvenir dan juga area yang memberikan visualisasi ttg terbentuknya Cango Caves ini.

Tibalah saat kami masuk ke dalam guanya. Kami bersama puluhan pengunjung lainnya masuk ke dalam gua yang dipimpin oleh seorang guide lokal. Bagian dalam gua ternyata cukup gelap. Nanti ada saat di mana kami akan berhenti di spot2 tertentu. Nanti guidenya akan menyalakan lampu yang ada dalam gua dan kemudian menerangkan bagian gua tersebut. Ada beberapa bagian dalam gua ini yang diberikan nama tertentu karena diasosiasikan dengan orang atau benda.

Staglamit dan Staklatit di dalam Cango Caves

Nah jangan bandingkan kayak wisata gua di China seperti waktu kami ke Red Flute Cave di Guilin China 2015 atau gua2 lainnya yang semarak oleh warna warni lampu.

Dari Cango Caves, kami diajak untuk mengunjungi salah satu peternakan burung unta. Namanya Safari Ostrich Farm. Di dalamnya ada toko souvenir yang menjual telur burung unta yang sudah dilukis, bulu burung unta dan lain2.

Kiri bawah : olahan daging burung unta dengan saus apricot,
Kanan atas : burung unta jantan Zimbabwe,
Kanan bawah : traktor modifikasi untuk pengunjung

Sebelum jalan2 keliling peternakan, kami dijamu makan siang dengan menu utama tentu saja daging olahan dari burung unta. Tekstur dagingnya mirip dengan tekstur daging sapi. Makan daging burung unta ini lebih enak jika dicocol dengan apricot sauce yang sudah disediakan.

Selesai makan siang yang enak, kami diajak keliling peternakan burung unta. Sebelumnya kami membeli makanan untuk burung unta agar nanti bisa kasi makan mereka ya. Kami naik mobil modifikasi yang bagian kepalanya merupakan traktor dan ditambah gerbong untuk mengangkut para pengunjung. Di dalam mobil ini, sudah ada 1 guide yang akan memberikan penjelasan mengenai apa saja yang ada di dalam peternakan burung unta ini.

Atas : memberi makan burung unta
bawah : burung unta caplok topi Diana

Masuk ke dalam peternakan burung unta, mobil kami sudah diikuti dan dikelilingi oleh para burung unta ini. Burung unta ini ternyata terdiri dari beberapa jenis. Ada dari Kenya, Zimbabwe, Afrika Selatan dan juga yang berwarna putih. Antara jantan dan betina juga bisa dibedakan dari warna bulu. Misalnya kalo burung unta Zimbabwe, yang jantan berbulu hitam sedangkan betinanya berwarna abu2. Burung unta Afrika Selatan ternyata memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan yang lainnya.

Kiri : telur burung unta yang sudah mati, masih tebal dan tidak retak saat diinjak,
kanan atas : aneka spesies burung unta,
kanan bawah : telur burung unta yang dilukis dan dijual sebagai souvenir khas Afrika Selatan

Di bagian akhir tour, ditunjukkan bagian tubuh burung unta di mana otak burung unta sangat kecil, lebih kecil dari ukuran bola matanya. Telur burung unta biasanya dijadikan souvenir di mana kulit telurnya diwarnai atau dilukis. Souvenir telur burung unta, ada di banyak toko souvenir termasuk di airport Cape Town

Pemandangan alam Oudtshoorn yang spektakuler

Perjalanan pulang dari Oudtshoorn kembali ke Knysna melewati area pertanian dan landscape pegunungan yang sangat luas serta sambung menyambung. Hal ini mengingatkan kami akan perjalanan ke Western Canada 2018.

Sore hari kami kembali ke Knysna untuk makan malam dan istirahat. Pemandangan sore ini sangat indah, seperti foto-foto di bawah ini.

Jetty di belakang kamar kami yang menghadap Knysna Lagoon
Sunset di Knysna Lagoon belakang hotel

Besok pagi kami akan melakukan perjalanan jauh ke kota Cape Town, salah satu highlight di tour kami ini.
Bye kota Knysna yang cantik..

Cerita sebelumnya ada di South Africa part 1

Bersambung di South Africa part 3

Categories: 2020-2024, AFRICA, South Africa | Tags: , , , , , , , , , , | 4 Comments

Post navigation

4 thoughts on “South Africa (9 – 18 April 2024) part 2 : George – Knysna – Oudtshoorn

  1. laura

    Alo, mau nanya untuk persiapan ke SA, perlu vaksin apa saja ? apakah perlu pil Malaria ? thank you

    • Kami tidak perlu vaksin apa pun. Mungkin perlu cek destinasinya, karena di beberapa bagian South Africa betul masih ada Malaria.

  2. Pingback: South Africa (9 – 18 April 2024) part 3 : Mossel Bay – Cape Town | Pasangan Traveling

  3. Pemandangan yang cantik, nikmati percutian anda.

We love your feedback !

Blog at WordPress.com.