Prolog
Perjalanan ke Singapore kali ini sebetulnya hanya trip pendahuluan sebelum naik Costa Victoria Cruise. Iya, karena naik cruise nya dari Singapore, maka sekalian sajalah main dahulu di Singapore nya. Tiket pp naik Jetstar dapat harga Rp.1.500.000 per org. Oke lah untuk perjalanan akhir tahun.
Bingung juga mau ngapain di Singapore kali ini, karena kami sudah beberapa kali ke Singapore. Rasanya sudah ngubek2 banyak tempat gratisan. Kalo tempat2 bayar memang kami kurang tertarik, hehe.. Jadinya kali ini santai saja lah, menikmati kota tanpa terlalu fokus pada destinasi. Untuk menginap, kami diundang teman lama Diana yang sudah menetap di Singapore. Rumahnya dekat airport, di daerah Tampines.
Day 1
Setelah kebaktian Natal, kami pun berangkat ke airport naik bis Damri. Tarifnya masih sama seperti kami dulu, yaitu Rp. 40.000,- per orang dan sudah termasuk asuransi Jasa Raharja. Kali ini bis Damri ini hanya berisi 3 orang penumpang (termasuk kami berdua). Sepi banget ya. Perjalanan ke airport ditempuh dalam waktu 40 menit karena jalanan sangat lancar.
Ada sedikit keterlambatan pada saat terbang, namun seperti biasa Jetstar bisa tiba tepat waktu di terminal 1 Changi. Hebat ! Di luar terminal, kami sudah dijemput oleh Hanny, teman Diana yang sudah lama tinggal di Singapore. Suaminya juga ikut menjemput. Mereka kuatir kami kesulitan mencapai rumah mereka, makanya sampai dijemput segala.
Untuk mencapai rumah mereka, kita harus naik bis. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit dan diiringi hujan ! Bis berhenti tepat di depan apartemen mereka. Di Tampines banyak rumah susun / apartemen milik pemerintah yang bisa dihuni oleh penduduk Singapore maupun pendatang dengan status PR (permanent resident).
Setelah menaruh koper di rumah mereka, kami lanjut ditemani jalan2 ke IKEA Tampines. Hanya perlu 10 menit naik bis. Asyik banget, dekat. Di Singapore, ada 2 IKEA. Yang satu lagi, namanya IKEA Alexandra, lebih dekat pusat kota. Tujuan kami ke IKEA mau makan meat balls yang non halal, hehe..
Begitu masuk restorannya, kami sempat kaget melihat banyak sekali orang makan dan banyak yang masih antri padahal ini sudah jam 9 malam. Sebentar lagi tutup. Belum lagi banyak sampah berserakan baik di meja dan di lantai. Jauh lebih rapi restoran IKEA yang di Tangerang nih.
Di Singapore, kalo makan di food court termasuk IKEA, kita harus cari tempat duduk dulu, baru pesan makanan berhubung sulit mencari kursi kosong. Kami pesan meatball yang isi 15 sepiring. Lalu Hanny juga pesan chicken wing yang katanya laku keras di IKEA Singapore untuk kita makan sharing. Pas mau bayar, ternyata kami ditraktir nih sama Hanny, duuh.. makasih banyak ya. Ada hal yang menarik nih. Di sini, ada bagian halal dan non halal. Jadi buat yang mau menu meat balls halal, silakan pesan makanan di counter makanan halal.
Day 2
Hari ini Hanny dan suaminya berangkat kerja seperti biasa. Jadi kami mulai jalan ke area sekitar apartment. Cari sarapan dulu ya, ke food court yang ada di kompleks sebelah. Pilihan makanannya lumayan beragam, ada beberapa warga lokal yang juga sedang santai sarapan atau ngopi.
Kami memilih roast duck rice seharga SGD.4 dan pork rice SGD.3,5. Cukup murah dengan porsi yang banyak. Selesai makan, kami pergi jalan kaki menuju MRT Tampines. Jaraknya sekitar 2 km, 30 menit jalan santai. Di sebelah MRT station ada 2 mall besar yaitu Tampines Mall dan Tampines 1 Mall. Tapi sekarang sih belum buka, masih pagi.
Oke, Kami mau jalan2 ke Chinese Garden. Perjalanannya cukup jauh, sekitar 40 menit naik MRT. Dari Chinese Garden MRT Station langsung terhubung dengan jalan setapak menuju ke taman nya. Ga perlu bayar tiket masuk, jadi gratis. Buat yang ingin bersepeda, ada sepeda yang berjajar di dekat taman. Tidak ada petugas yang menjaga. Jadi cukup scan QR Code yang ada di sepeda, nanti tagihannya akan langsung terhubung dengan account/card sang penyewa.
Ternyata di lokasi ini ada 2 garden. Kalo ke kiri kita menuju Japanese Garden, kalo ke kanan baru ke Chinese Garden. Kami masuk dari East Garden (tepat di seberang MRT station), sedangkan main gate nya sendiri ada di West. Untuk masuk ke Japanese Garden, kami harus melewati jembatan warna putih yang cukup panjang dan mencolok.
Kalau berjalan ke arah Chinese Garden, kita akan tiba di Garden of Abundance, yang isinya patung-patung dari 12 shio binatang yang ada dalam tradisi China. Menarik.
Dalam perjalanan menyusuri sungai yang ada di dalam taman, kami melihat ada sekitar 3 reptile spt biawak / komodo mini, namanya “monitor lizard”. Cukup besar juga ukurannya. Lagi berenang di sungai. Taman di sini cukup asri dan banyak bangunan khas China dimana kita bisa duduk2 santai.
Tibalah kami di Live Turtle and Turtoise Museum. Ternyata ada perbedaan antara turtle (penyu) yang lebih banyak hidup di air, dan turtoise (kura-kura) yang hidup di darat. Kalo di Indonesia kita suka menyebutnya tertukar2 yah. Tiket masuknya SGD.5 per orang. Di sini kami menemui beragam jenis dan ukuran penyu serta kura2. Sebagian ada di dalam kandang atau akuarium. Sebagian lagi berkeliaran bebas di taman. Hati2 yang kecil bisa terinjak atau yang besar dianggap patung, padahal hidup. Haha…
Di sini kami menemukan beragam penyu dan kura2 yang tidak pernah kami ketahui atau jumpai sebelumnya. Ada yang buas/berbahaya, ada juga yang jinak. Kalo mau kasih makan boleh loh, beli saja harganya SGD.1. Tentu yang boleh dikasi makan hanya yang jinak.
Asalnya dari berbagai negara dan benua. Jadi kita bisa melihat beragam kekayaan fauna di sini. Usianya pun beragam, ada yang sudah berusia 200 tahun loh. Wow !

Ini jenis yang moncongnya spt moncong babi (pig nose) dan jenis yang tempurungnya lunak (asian soft shelled)
Tempat ini sangat menarik dan layak untuk dikunjungi. Menambah pengetahuan, karena kami belum pernah menemukan ada kebun binatang khusus kura2 dan penyu spt ini.
Selain yg hidup, di tempat ini juga ada ratusan pajangan kura2 dan penyu dalam aneka bentuk, material dan ukuran. Tapi hanya untuk dipamerkan saja, tidak dijual.
Setelah keliling2 Chinese Garden, kami lanjut ke Clarke Quay. Ada mal Central, mirip ITC yah dalamnya, kios2 gitu, hehe.. Sudah lama juga kami ga ke daerah ini. Sudah banyak sekali tempat makan. Tapi kali ini kami mau makan di restoran India yang bernama Annalakshmi. Lokasinya tidak jauh dari Clarke Quay, tapi agak sedikit sulit ditemukan karena bukan di jalan umum atau jalan besar.
Restorannya tertutup rapat dari depan, tidak ada jendela yang bisa membuat orang melihat ke dalam. Restoran ini memiliki konsep : makan sepuasnya, bayar serelanya. Wow banget kan ?! Makanya kami mau coba. Tapi ingat, di sini makanan nya vegetarian dan khas India.
Walaupun konsepnya makan sepuasnya, kami dilayani dengan sangat baik di sini. Seperti di restoran bagus, dituangkan air minum juga. Kita bisa minta kopi, teh, juice atau minuman lain yang mereka miliki. Makanan nya prasmanan, silakan ambil sendiri. Makan makanan India yang otentik seperti ini, cukup menantang indera pengecap kita.
Pengunjungnya mayoritas orang India, ya iyalah. Tapi ada juga kok bule atau orang Chinese makan di sini. Banyak patung, lukisan, maupun hiasan dinding lainnya yang hampir semuanya dijual. Saat kami makan, makanan yang habis tidak diisi kembali karena sudah mau tutup. Jadi ga kebagian buah semangka deh, hiks. Untuk bayar memang terserah, berapa saja diterima. Tapi untuk rombongan 10 orang ke atas, mereka menetapkan harga minimal SGD.15 per orang. Kami sih akhirnya bayar SGD.10 untuk berdua.
Setelah makan siang di Annalakshmi dan jalan2 di Clarke Quay, kami menuju Orchad Road, area turis paling terkenal di Singapore. Penuh dengan mall di kanan kiri jalannya. Di trotoar Orchard Road, kami menemukan vending machine. Ternyata vending machine itu untuk membuat juice jeruk. Cukup merogoh SGD.3 per cup, kita bisa melihat proses pembuatan juice mulai dari jeruk Sunkist segar yang diperas hingga masuk ke dalam cup hingga di-seal. Mesinnya transparan. Keren. Rasanya juga segar sekali, dingin dan manis.
Hiasan di Orhard Road saat akhir tahun memang selalu meriah dan cantik. Bagi yang belum pernah, silakan menikmati atraksi lampu dan berbagai ornamen natal di sini ya. Untuk makan malam, kami pilih di food court Tampines Mall. Kami makan fish soup dan mencoba makanan khas Filipina. Seru juga rasanya, enak ! Pulang kembali ke apartment dengan menggunakan bus. Istirahat dulu ya !
Day 3
Tibalah hari kami akan cruise ! Di Singapore, ada 2 sea port untuk cruise yaitu Harbourfront (tempat ferry terminal juga) dan Marina Bay. Dulu tahun 2006, kami ke Singapore dari Batam naik ferry dan tibanya di Harbourfront ini. Bisa baca di trip Singapore (2006). Sekarang juga kapal Costa Victoria kami berlabuhnya di Harbourfront.
Waktu keberangkatan cruise adalah jam 22.00. Namun waktu check in bagasi dimulai dari jam 10.00 hingga 21.00. Jadi kami berangkat dari Tampines jam 9.30 pagi dan tiba di Harbourfront jam 10.30. Lokasi Changi/Tampines dengan Harbourfront ini ujung ke ujung. Jadi butuh waktu cukup lama, namun sangat mudah dengan naik MRT.
Tiba di gedung terminal Harbourfront, sudah ada petunjuk untuk tempat check-in bagasi Costa Victoria di lantai dasar. Kami menyerahkan 2 koper kecil kami kepada staff di situ. Kemudian kami diberikan kartu yang ada angkanya. Nah angka tersebut menunjukkan jam berapa kami bisa masuk kapal. Kami kebagian check-in kapal jam 17.15. Artinya punya waktu 5 jam untuk jalan2 dulu nih.
Oke, kami jalan2 di Vivo City mall dulu deh. Mall ini memang menyatu dengan MRT dan Harbourfront. Lunch dulu di Texas Fried Chicken. Setelah makan, kami jalan kaki ke Sentosa Island. Dulu kami pernah mencoba naik monorail dan cable car untuk masuk ke Sentosa Island. Sekarang coba jalur jalan kakinya aah. Perjalanan menyusuri perairan membuat kami bisa melihat kapal Costa kami yang sudah ada di situ dan sedang merapat ke dermaga.
Kebetulan pas Desember ini, tiket masuk Sentosa Island melalui jembatan pejalan kaki yang SGD.1 itu digratiskan. Jadi seperti jalan2 biasa saja nih, ga bayar sama sekali.
Di sentosa island, kami hanya melihat2 saja karena memang tidak rencana main atau pun masuk ke tempat wisata berbayarnya. Di tempat casino banyak sekali turis dari China yang terlihat dengan pemandunya. Di area makan, toko dan depan Universal Studio banyak sekali orang Indonesia. Terdengar dari bahasa yang digunakan, haha..
Memang sekarang sedang musim liburan. Jadi suasana di Sentosa ramai sekali. Kami sempat duduk2 santai dan menghabiskan waktu mengelilingi Sentosa. Banyak atraksi baru nih yang mungkin kapan2 bisa dicoba.
Jam 4 sore kami pun berjalan kembali ke arah terminal Harbourfront. Sudah ramai sekali sekarang di terminal, banyak penumpang Costa yang sudah datang dan menunggu waktu check-in. Kami pun duduk menunggu di tempat yang sudah padat tersebut. Pas lagi iseng2 jalan keliling, ternyata sebelum jam 17.00 itu sudah banyak penumpang yang check-in. Loh, padahal setau kami jam 5 itu baru check-in yang nomor urut 1 dan 2. Tapi ini yang nomor 4 pun sudah pada check-in. Wah, rupanya memang dimajukan ya oleh petugas. Asik juga nih.. langsung ikut masuk saja ah kalo begitu, kami kan nomor 3.
Proses check-in berjalan lancar karena penumpang masih sedikit dan meja check-in nya cukup banyak. Habis check-in, kami melewati imigrasi dan berjalan menuju lorong untuk masuk ke kapal. Oke.. sampai di sini cerita kami di Singapore. Karena dengan melewati imigrasi, kami sudah dianggap keluar dari Singapore.
Selanjutnya untuk pengalaman di cruise bisa di baca di “Costa Victoria Cruise : 27-30 Desember 2017”