Road Trip Cirebon-Solo-Semarang : 15-19 Oktober 2021 (part 2-Solo)

Tiba di Solo…

Menjelang tengah hari, kami keluar pintu tol Colomadu Solo karena mau berkunjung ke bekas pabrik gula Colomadu yang sekarang sudah menjadi museum https://www.detjolomadoe.com/ Tadinya kami mau makan siang dulu di sini, sayang cafenya baru buka sore hari dan tidak ada yang menjual makanan di sini. Jadilah kami ganjal dulu makan bekal di mobil.

Museum Colomadu

Tiket masuknya Rp.35.000,- per orang. Di sini kita bisa melihat sejarah berdirinya pabrik gula ini hingga menjadi museum. Ada mesin2 berukuran besar, cerita terkait pengolahan gula mulai dari tanaman tebu dan didukung dengan visualisasi digital. Jadi ada area yang bisa interaktif, hanya saja memang tidak banyak ya. Museumnya cukup bagus dan layak untuk dikunjungi, namun kembali lagi tergantung selera ya. Di sini Jeff sih suka sementara Diana kurang tertarik.

Dari situ, kami lanjut untuk check-in di hotel The Royal Surakarta Heritage-MGallery Collection. Ini adalah salah satu hotel bintang 5 yang ada di Solo, yang kami pilih karena nuansa tradisional nya. Cari yang tidak ada di Jakarta dong ya. Interiornya sangat luar biasa, seperti di gallery betulan deh. Baik di lobby hotel, lorong2 hotel, bahkan hingga kamarnya, penuh aksesoris bernuansa Jawa seperti wayang, boneka patung pengantin jawa, ukiran etnik, batik, dll. Kolam renangnya semi outdoor, jadi kalo hujan ga kehujanan, menarik sih walau ukurannya cukup kecil.

The Royal Surakarta Heritage

Harganya sangat murah untuk ukuran hotel bintang 5, hanya Rp.382.500,- kami pesan dari booking.com. Lokasi hotel ini sangat strategis di pusat kota, ke mana2 dekat. Jalanan di Solo itu kecil2 dan banyak satu arah (sama seperti di Bandung), termasuk di depan hotel ini jalanannya satu arah dan hotel ini adanya di sebelah kiri jalan. Setelah hotel ada patung pahlawan nasional asal Solo yaitu Slamet Riyadi, yang sekaligus menjadi nama jalan di depan hotel ini.

Kamar yang luas dan cantik

Kamarnya sendiri sangat luas dan dirancang dengan detail yang sangat cantik. Rasanya senang aja memandang hiasan2 yang ada di kamar, kacanya saja ada ukiran yang dihias lampu. Di kamar mandi pun diletakkan tanaman hijau, segar lihatnya. Tersedia bathtub dengan bath foam nya juga. Lengkap dan sangat nyaman. Nah, karena hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun Jefferson, maka kamar dikasi hiasan towel decoration berbentuk binatang (ada 2 binatang duduk manis di ranjang dan 1 monyet gelantungan) serta dikasi complimentary cake yang ukurannya cukup besar disertai coklat putih yang besar juga untuk tulisannya. Waaah, asiiik. Thank you Royal Surakarta Heritage !

Happy Birthday Jeff

Ternyata dong, ultah ini jadi lebih berkesan karena pak Joko Widodo meresmikan hotel ini di hari ultah Jeff tepat 12 tahun yang lalu. Waktu itu beliau menjabat sebagai walikota Surakarta, belum jadi presiden. Keren ya, bisa persis sama tanggalnya gitu.

Oke, karena sudah lapar, kami mau makan ke restoran yang sangat terkenal di Solo dan sebenarnya masih di jalan yang sama dengan hotel. Namun berhubung, jalannya satu arah, kami harus mengitari beberapa blok untuk sampai ke sana. Namanya rumah makan Adem Ayem http://ademayem.co.id/

Walaupun sudah lewat jam makan siang (hampir jam 3) ternyata yang makan masih sangat banyak. Walau tempatnya luas namun hanya ada beberapa meja yang kosong. Akhirnya kami pilih di pojokan, seperti biasa maunya yang ga dekat2 keramaian. Ruangannya tidak ber AC yah. Yang terkenal di sini ada menu gudeg dan ayam gorengnya. Banyak juga menu lain, baik lokal maupun chinese food. Untuk siang ini, kami memilih nasi gudeg istimewa dan nasi timlo. Semuanya ENAK !! Gudeg Solo lebih basah daripada gudeg Yogya dan kalo kami sih lebih cocok ini. Lebih mirip gudeg Banda di Bandung, hehe.. Minumnya jus Adem Ayem, gabungan dari 4 buah. Ini juga rasanya mantap !

Abis kenyang makan enak, kami mau jalan2 sebentar ke Solo Paragon http://solo-paragon.com/, salah satu mall besar di Solo. Lokasinya ga jauh juga walaupun harus muter2 karena banyak jalan searah. Isinya ya seperti mall pada umumnya di Jakarta sih. Ya sudah kami lanjut menikmati hotel saja, sayang menginap di hotel dan kamar yang bagus kalo jarang ditempati, hehe..

Saatnya berpikir mau makan malam apa. Beruntungnya, hotel kami menginap ini, sangat dekat dengan Galabo Solo, salah satu pusat kuliner malam terkenal di Solo. Cukup jalan kaki sekitar 100 meter atau jalan santai 5 menit. Lokasinya di halaman selatan Benteng Vredeburg. Galabo itu singkatan dari Gladag Langen Bongan, artinya pusat jajan yang terletak di Gladag. Dulu katanya ada sekitar 75 pedagang kuliner, tetapi setelah diseleksi tersisa 28 yang terpilih, beberapa di antaranya adalah legenda kuliner Solo. Mantap nih. Jam bukanya dari jam 5 sore hingga jam 5 dini hari keesokan harinya.

Makan enak di Galabo (kiri tengkleng kuah, kanan nasi liwet)

Kami tiba di sini sekitar jam 7 malam. Masih agak sepi dan mudah cari tempat duduk. Tapi begitu jam 8 malam pegunjung sudah ramai dan sudah kesulitan mendapatkan tempat duduk. Di sini alurnya adalah cari tempat duduk dulu, terus pesan makanan di kios yang dikehendaki, terus kasi tau orangnya di mana kita duduk. Kita ga dikasi papan penanda kios/nomor ya, jadi pelayan nya berdasarkan ingatan semata, haha.. Setelah itu kita duduk dan tunggu makanan datang, baru transaksi pembayaran di meja. Lebih baik siapkan uang pas karena kebanyakan mereka hanya antar makanan tanpa bawa uang kembalian. Agak merepotkan buat kami yang biasa makan rapi di food court Jakarta ya, tapi itulah yang berlaku di sini.

Semua menu makanan ada daftar harganya, jadi jelas dan ga pake nawar. Di sini kami awalnya makan Tengkleng bu Edi yang katanya tersohor sejak tahun 1971. Bahkan presiden kitapun, pak Jokowi jadi langganan. Ga usah susah2 cari ke pasar Klewer ya, di sini aja ada. Tengkleng itu olahan kambing, bisa dimasak kuah dan tidak, karena yang favorit yang kuah maka kami coba. Ternyata mirip gulai kambing ya ini rasanya, ada daging dan jeroannya. Enak ! Lalu kami juga pesan nasi liwet Yu Temu, enak juga ini dan murah harganya

Ronde kedua

Akhirnya kami penasaran coba makanan lain sekalian, dan hasilnya pesan Nasi jagung, tahu kemul, es buah dan wedang ronde. Wuih, semuanya enak dan murah. Kami senang sekali bisa ke Galabo, semua jenis makanan lengkap ada di satu tempat, harga terjangkau, rasa OK dan bisa mencoba berbagai jenis makanan, Kami berdua tidak sampai menghabiskan Rp.100.000,- untuk semua makanan2 yang kami pesan di atas. Luar biasa !

Day 3 – Solo

Seperti biasa, kami menginap di hotel tanpa pesan sarapan. Jadi untuk sarapan pagi ini, kami mau coba ayam goreng Widuran. Rekomendasi dari family kami nih. Lokasinya tidak jauh dari hotel kami, dekat dengan Orion (tempat oleh-oleh) dan tepat di seberangnya ada gereja besar. Di sini menunya ya ayam goreng. Yang lucu adalah harga nasi yang tertera di menu adalah per 1/2 porsi, bukan 1 porsi. Jadi pastikan saja mau pesan nasi 1 porsi atau 1/2 porsi. Ayam yang digunakan adalah ayam kampung. Ada kremesnya yang agak basah di awal karena baru digoreng, tapi lama2 jadi crispy.

Tempat ini jam 7 pagi sudah buka, jadi cocok untuk sarapan. Rasanya enak dan saat kami makan di hari Minggu pagi tempatnya sepi sekali. Hanya kami saja yang makan di tempat. Ada juga cabangnya di beberapa tempat di Solo, jadi mungkin sudah menyebar ya tamunya. Mereka juga bisa mengirim ayam goreng ini dalam bentuk frozen untuk pesanan luar kota.

Setelah kenyang, kami mau beli oleh2 berupa makanan di perusahaan Roti Orion (sesuai plang nama tokonya). Ini seperti Kartika Sari nya Bandung deh, tempat yang ramai sekali dikunjungi orang di Solo untuk beli oleh-oleh. Saat kami tiba, kami pikir gedungnya tinggi sekali, ternyata di situ untuk tempat parkir mobil. Tokonya sendiri relatif kecil dan lumayan berdesakan karena ruang geraknya sempit. Padahal jam belum menunjukkan pukul 9 pagi. Kebayang kalo makin siang sih mana mungkin jaga jarak. Salah satu favorit orang2 di sini adalah kue lapis Mandarijn dengan berbagai variasinya. Dus2 kue lapis ini diletakkan di rak, jadi bisa tinggal ambil. Tempat ini yang biasa jadi pusat kerumunan pengunjung.

Tempat Oleh-oleh khas Solo (Atas : Orion, Bawah : Pasar Klewer)

Setelah puas sarapan dan belanja makanan, saatnya ke salah satu tempat paling populer di Solo yaitu pasar Klewer. Untuk parkiran mobil, ada di beberapa tempat di sekitaran pasar, tinggal perhatikan tanda2nya. Sekali masuk mobil Rp.5.000,-. Awalnya kami kira pasar Klewer itu pasar tradisional atau pasar basah. Namun ternyata berupa gedung bertingkat dan juga ada basement (untuk menampung pedagang). Jadi kayak ITC gitu, isinya jualan berbagai batik (baju, celana, daster, tas, kain) juga oleh-oleh makanan ringan dan makanan untuk disantap di tempat. Saat kami datang jam 9 lebih, pasar belum sepenuhnya buka. Para pedagang masih menyiapkan dagangannya tapi sebagian sudah ada yang jualan juga sih.

Akhirnya kami kepincut dengan kaos bertuliskan Solo dengan motif batik yang bagus menurut kami. Sambil tawar menawar dan ngobrol dengan bapak yang menjualnya, ternyata kaos yang kami beli tsb didatangkan dari pasar Tanah Abang, Jakarta haha..

Selat Solo untuk makan siang

Sepulang dari pasar Klewer, kami ibadah online di hotel, sambil menunggu waktu late check out kami di jam 1 siang. Untuk makan siang, kami memilih pesan online Selat Solo mba Lies yang cukup terkenal. Enak ya sekarang, bisa delivery gini, jadi tinggal duduk manis di hotel dan makanan pun datang. Kami pesan Selat Galantin Kuah Segar dan Selat Bestik (tekstur dagingnya seperti potongan empal kecil-kecil). Keduanya enak dan segar karena kombinasi daging, sayur dan kuahnya !

Es krim tentrem – waffle ice cream

Setelah check-out hotel, mampir dulu ke New Es Krim Tentrem. Ini es krim legenda nya Solo, Sudah ada sejak tahun 1952. Lokasinya tepat di belokan yang terletak di antara persimpangan jalan Slamet Riyadi dan jalan Diponegoro. Di sini pilihan rasanya banyak sekali ya. Ada rasa buah-buahan dan ada juga yang unik, seperti rasa anggur, pisang, mangga, durian, jambu, melon, blueberry, mentos, bubble gum, tiramisu, green tea, taro, dsb. Kami pesan 1 Belgian Waffle Ice Cream (waffle dengan 3 scope ice cream aneka rasa) dan 1 tutti frutti. Waktu wafflenya datang, kami kaget karena ukuran scope ice cream nya sangat kecil. Jadi bukan ukuran scope es krim normal untuk cone gitu ya. Setengah atau sepertiganya lah kira-kira, haha… Dikasi air putih gratis, ini juga gelasnya mini banget, kaya gelas sloki gitu.

Amarelo Hotel, unik dengan lift kaca nya

Sekarang saatnya check-in hotel lagi. Dua malam di Solo, kami memang menginap di 2 hotel berbeda. Supaya ada pengalaman yang beda aja sih. Jadi untuk malam kedua kami menginap di Hotel Amarelo. Sebenarnya hotel ini satu jalan dengan Es Krim Tentrem, tetapi lagi-lagi karena banyak satu arahnya, harus memutar cukup jauh juga.

Hotel ini harganya Rp.173.700,- per malam tanpa breakfast, kami booking melalui tiket.com. Saat check in, kami dapat voucher diskon 50% untuk Sky Lounge Deal, makan di restoran mereka. Mereka punya 2 restoran, yang satu di lantai 2, yang satu lagi di paling atas sehingga disebut Sky Lounge & Bar with Terrace Roof Top. Keduanya punya area indoor dan outdoor.

Menariknya hotel ini punya 1 lift buat tamu hotel pas di tengah2 bangunan hotel dan seluruhnya dari kaca transparan. Selain itu, ada 1 lift barang di bagian belakang, yang bisa kita gunakan jika lift di tengah2 ini penuh atau antri.

Kamar mandi lega, ada resto rooftop dan banyak mural di dinding hotel yang menarik

Untuk fasilitas kamarnya standard, yang bikin kaget adalah luas kamar mandinya. Jadi bisa dibilang, ukuran kamar mandi adalah 1/3 luas keseluruhan dan luas kamar 2/3 nya. Besar banget kan itu. Bisa buat mandiin 3 anak sekaligus itu di bawah shower, tanpa mengganggu yang mau sikat gigi di wastafel atau pakai toilet.

Sebenarnya lokasi hotel ini ada di tengah2 pusat keramaian dan bisnis Singosaren. Ada Plaza Singosaren yang rupanya salah satu pusat penjualan handphone di Solo dan ada Batik Danar Hadi percis di depan hotel. Kami explore area ini dengan jalan kaki, tapi tidak banyak yang menarik untuk turis ya, lebih banyak untuk kebutuhan warga lokal. Kalo mau jalan agak jauh bisa sih sampe ke pasar klewer misalnya, tapi untuk seputaran hotel sih tidak ada jajanan atau tempat yang spesial kecuali es tentrem tadi di ujung jalan.

Atas : area sekitar Amarelo Hotel, Bawah : makan malam kami

Kembali ke hotel langsung cari kira-kira mau makan malam apa nih. Beli online saja ya seperti sebelumnya, akhirnya pesan sate buntel (ini sate kambing) pak Manto. Nah untuk sate buntelnya ini, pada awalnya kami pikir mahal sekali karena 1 porsi isinya hanya 3 tusuk padahal harganya Rp.70.000,-. Namun setelah datang, baru tahu kenapa harganya segitu. Ternyata sate buntel di sini tidak seperti sate buntel ukuran normal yang ada di Bali atau Jakarta. Yg ini ukurannya besar sekali. Jadi daging cincang yang dibulatkan di 2 tusuk sate sekaligus, bisa dilihat di foto ya perbandingan dengan jempol. Jadi buntelannya kira2 sebesar 3-4 jari orang dewasa. Wuidiiih…. dijamin kenyang dan uenak pake banget.

Kami juga pesan nasi campur babi (pastinya non halal) dari Sate Babi Ong dan ternyata isinya agak beda dengan nasi campur yang umum dijumpai di Jakarta. Hm, musti coba sendiri sih, yang pasti rasanya juga enak !

Day 4 – Hari terakhir di Solo, berangkat ke Dusun Semilir Semarang

Pagi ini kami pilih sarapan di Adem Ayem lagi, tapi kali ini mau coba ayam gorengnya. Kalo hari senin pagi ternyata sepi sekali resto ini. Jauh berbeda dari waktu hari Sabtu siang kami ke sini. Di sini pakai ayam negri, jadi empuk sekali bahkan mirip seperti rasa ayam tulang lunak ya. Kremesnya juga garing sekali. Beda rasa dan kremesnya dengan ayam goreng Widuran. Kembali ke selera ya, buat kami sih semuanya enak !

Sarapan ayam goreng di adem ayem

Selesai makan, kami mengurus 1 porsi gudeg kendil untuk kami kirimkan ke rumah kami sendiri di Tangerang. Soalnya kami masih akan 1 malam lagi menginap di Semarang, tidak tahan jika kami bawa sendiri pakai mobil. Jadi mereka bisa kirimkan secara frozen pakai paxel. Dikirim hari ini sampai besok. Gudegnya ditaro di kotak plastik, kemudian dibungkus lagi dengan tas spunbond.

Oke, sekarang saatnya nyetir lagi ke Dusun Semilir, ga jauh kok cuma sekitar 1 jam harusnya sampe.

Bersambung ke Road Trip part 3 – Dusun Semilir, Semarang

Kisah sebelumnya di Road trip part 1 – Cirebon

Advertisement
Categories: 2020-2024, ASIA, INDONESIA, Java, Jawa Tengah | Tags: , , , , , , , | 2 Comments

Post navigation

2 thoughts on “Road Trip Cirebon-Solo-Semarang : 15-19 Oktober 2021 (part 2-Solo)

  1. Indardjo

    Mantap, ini luar biasa pasangan yàng ngetrip rutin. Jadi salah satu pèngayaan hidup perkawinan selain berlibur. Semoga terus menjadi inspirasi bagi pasangan yang lain. Sebenarnya sy pas di solo sewaktu JD di solo tapi kan gak elok jika ditemui nanti malah acara asyiknya terganggu. Top markotop semoga trus bisa ngetrip lagi

    • Terima kasih pak Indardjo atas apresiasinya. Traveling bersama pasangan selalu membawa sukacita tersendiri dan membuat kami semakin saling mengerti. Senang bisa traveling di kota Solo yang tertata sangat rapi dan sejuk.

We love your feedback !

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a free website or blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: