Great Britain, UK : 25 May-10 June 2019 (part 4-Cotswolds & North Yorkshire)

Day 8 (2 June 2019 : Cotswolds)

Cotswolds adalah wilayah yang termasuk dalam area AONB (Area Of Outstanding Natural Beauty). Tuh kan, dari namanya saja sudah ketauan bahwa tempat kali ini bakal menakjubkan. Terletak di area perbukitan di barat daya dan tengah Inggris. Wilayah Cotswolds mencakup area Gloucestershire dan Oxfordshire, tetapi juga meluas ke bagian WiltshireSomersetWorcestershire, dan Warwickshire. Lebih lengkapnya bisa baca di www.cotswolds.com

Menuju Cotswolds

Karena luasnya wilayah Cotswolds, maka kami harus memilih beberapa tempat saja yang terkenal dengan desa cantik khas pemandangan desa Inggris. Mau merasakan suasana di jaman cerita Lima Sekawan (ternyata buku bahasa Inggrisnya berjudul The Famous Five) dan buku2 cerita anak karangan Enid Blyton jaman kami kecil. Hayoo… siapa yang seangkatan kami ?! Hehe…  Untuk kali ini, kami lebih banyak pasang foto saja ya. Ga usah cerita banyak2. Beberapa foto juga kami tampilkan lebih besar karena merupakan “highlight of the trip” bagi kami dan supaya lebih bisa dinikmati keindahannya. Enjoy !

Castle Combe

Ini desa pertama yang kami kunjungi. Di beberapa referensi disebut sebagai The Prettiest Village in England. Jalanan ke sana sangat kecil, lihat saja di gambar. Seperti jalan aspal 1 arah di tengah hutan gitu. Seru sih. Tidak ada petunjuk jalan, jadi betul2 mengandalkan google maps saja.

Castle Combe

Desa nya betul2 cantik sekali, sepi sekali, nyaris tidak ada orang yang kami temui, kecuali 1-2 turis yang sudah lebih dahulu tiba. Tidak jelas juga penduduknya di mana nih. Sebagian rumah ada yang sudah jadi guest house.

Kami parkir mobil di pinggir jalan agak luar desa,dekat jembatan, dan berjalan kaki menyusuri desa ini. Hanya ada 1 jalan utama beraspal dan semua rumah batu coklat berjajar di kanan dan kiri jalan. Bisa duduk2 dekat jembatan dan sungai kecil untuk menikmati pemandangan asri ini.

Ada gereja kecil di sini. Namanya St Andrew’s Church Kami masuk dan di dalamnya ada tempat souvenir seperti kartu pos, magnet, gantungan kunci, dll tapi tidak ada orang/petugas sama sekali di situ. Jadi silakan yang mau bisa ambil dan memasukkan uang sejumlah harga tertera di kotak persembahan yang ada di situ. Wow, menarik sekali caranya. Memang di sini tidak ada toko souvenir sih. Biasakan berbuat jujur ya teman2 sesama traveler.. Tuhan Maha Mengetahui.

Kami jatuh cinta dengan desa yang satu ini. Mungkin juga karena tidak banyak turis yang datang, jadi betul-betul bisa merasakan suasana lokal. Maklum, desa ini terpencil dan jalan masuknya saja tadi kecil. Tidak mungkin bus wisata bisa masuk sini. Oya, Castle di sini hanya nama desa saja ya, ga ada kastil nya, jadi jangan dicariin, hehe..

Castle Combe pernah dijadikan tempat syuting beberapa film seperti Stardust (2008), The Wolfman (2009), War Horse (2010) dari Stephen Spielberg hingga film Dr Doolittle

Bibury

Desa yang ini jauh lebih ramai. Banyak bis wisata besar yang parkir di dekat cafe merangkap peternakan ikan trout. Namun spot utamanya hanya deretan rumah-rumah di 1 lokasi yang harus dicapai dengan jalan kaki menyebrangi sungai melalui jembatan. Ada kantor pos yang di dalamnya juga menjual hot snack. Jadi memang desa ini lebih “hidup” daripada Castle Combe.

Banyak mobil2 sudah parkir paralel di pinggir jalan, untung kami masih dapat space kosong. Setelah kami parkir, cukup banyak turis yang kesulitan mencari tempat parkir. Makin siang makin ramai. Sampai ada beberapa mobil sudah cuek saja parkir di tempat yang ada garis kuningnya, yang aturannya dilarang berhenti apalagi parkir.

Banyaknya rombongan turis yang datang kemudian membuat kami sulit bisa menikmati keasrian dan keheningan tempat ini dalam waktu lama. Apalagi pas banyak turis Asia yang tipikal suka berfoto2 dan banyak ngobrol/teriak, sehingga agak menguasai seluruh objek wisata yang cuma sedikit di sini.

Bourton on the Water

Kalo di Castle Combe kami bisa parkir di mana saja dan bebas waktu. Di Bibury parkir pinggir jalan, lebih ramai parkirnya tapi tetap bebas waktu. Nah, di Bourton-on-the-Water sudah ada tempat parkir khusus dan dibatasi hanya 1,5 jam. Desa ini jauh lebih ramai lagi daripada Bibury. Lebih banyak lagi rombongan turis naik bus besar. Sudah seperti kota wisata kecil. Bahkan kami sempat berpapasan dengan rombongan tour dari Indonesia.

Bourton-on-the-Water

Kami sangat suka dengan tempat ini. Very lovely ! Ada sungai lebar dan jernih di tengah desanya dengan taman yang asri di kanan kiri nya. Banyak jalan kecil yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Di sekitarnya berjejer rumah khas Inggris yang kebanyakan sudah beralih fungsi menjadi toko souvenir dan cafe.

Selama kami di sini, gerimis terus menemani. Mulai dari gerimis kecil sekali yang bisa kami abaikan, sampai gerimis yang lumayan membuat kami menggunakan tudung kepala, sampai akhirnya gerimis deras yang memaksa kami membuka payung.

Lunch @ Bourton on the water

Akhirnya kami memutuskan makan siang saja dulu di The Chestnut Tree sekalian menunggu hujan reda. Cari menu yang khas lokal yuuk. Kami pesan Cotswolds Rarebit, yang ternyata roti panggang dengan topping double gloucester cheese, bacon bits, dan worcester sauce. Selain itu juga pesan Jacket Potatoes with cheese, berupa baked potatoes yang dibelah dan diisi dengan keju melimpah plus salad. Enak banget laaah.. apalagi dingin2 begini.

Stow on the Wold

Di sini susah sekali cari parkir di pusat kotanya, penuh. Sepertinya bayar juga. Jadi kami parkir mobil agak jauh ke pinggiran dekat perumahan warga, lalu jalan kaki ke pusat kotanya. Bisa disebut kota kecil karena cukup ramai, banyak mobil lalu lalang dan terlihat banyak warga lokal beraktivitas.

Pintu St. Edward’s church yang unik !

Pusat kotanya kecil, dengan banyak toko dan ada gereja juga. Kami masuk ke pekarangan samping St. Edward’s church dan melihat ada pintu masuk gereja yang menyatu dengan batang pohon besar. Keren banget ! Jadi seperti pintu untuk masuk ke dalam batang pohon. Katanya sih ini yang menjadi inspirasi dari “Doors of Durin” di film The Lord of the Rings.

Dari sini kami sempat mengisi bensin dalam perjalanan menuju desa selanjutnya. Perjalanan antar desa Cotswolds ini ga jauh ya, karena desa2 nya berdekatan. Paling cuma 10-20 menit gitu antar desa nya. Jadi memang kalo bawa mobil sangat praktis, bisa menjelajah banyak tempat dalam 1 hari.

Moreton in Marsh

Kota kecil yang agak mirip dengan Stow on the Wold. Ramai juga, karena di sini ada stasiun kereta yang bisa terhubung dengan London. Buat yang ga punya mobil bisa naik kereta ke sini. Kami ga lama di sini, cuma keliling sebentar saja.

Bourton on The Hill

Yang ini sebetulnya tidak ada di perencanaan kami. Jadi kami menemukan ini kebetulan saat perjalanan menuju Chipping Campden. Pas lagi hujan dan jalanan menanjak, kok kanan kiri cakep amat nih view nya. Langsung saja cari tempat untuk parkir, ketemu di Horse and Groom, hotel merangkap cafe.

Bourton-on-the-Hill

Kami langsung jatuh cinta juga sama desa ini. Ga kalah menawan dari sepupunya Bourton-on-the-Water. Kalo tadi adanya di sekitar sungai, yang ini adanya di bukit. Sesuai namanya lah. Selama kami di sini, kami tidak bertemu banyak orang. Hanya mobil2 yang berseliweran di jalan utama. Kami puas berfoto2, tapi di sepanjang jalan utama saja. Tidak masuk ke dalam2nya.

Rumahnya di sini asri banget, ada bunga2 dan daun2 hijau di tembok rumahnya. Deretan rumah dengan dinding coklat dan atap abu-abu ini memang menawan.

Ini enaknya kalo drive sendiri. Bisa mampir dan berhenti kapan saja kita mau ketika melihat view yang cakep. Walau agak gerimis ga papa deh, tetep aja bisa menikmati sambil foto2. Kan pakai jacket nya yang waterproof dan ada tudung nya, hehe.. Di Inggris memang suka begini cuacanya, gerimis2 kecil ga tentu.

Chipping Campden

Nah, ini juga desa favorit yang direkomendasikan oleh banyak orang dan sudah bisa disebut kota kecil juga menurut kami. Mendekati Chipping Campden, kami langsung parkir begitu ada parking lot yang kosong di area perumahan yang cantik2 rumahnya. Dari situ kami jalan kaki ke pusat keramaian.

Di pusat kota ada banyak turis. Berjejer toko2 dan bangunan tua lainnya yang bertembok coklat khas jaman dulu. Ada juga traditional market di tempat seperti alun2 kota, yang diisi oleh penjual bulu domba dan sapi beraneka ukuran dan jenis. Ada yang sudah jadi seperti hiasan dinding atau karpet, ada yang masih belum diolah.

Di sini kami masih ditemani gerimis kecil, tapi ya sudah terbiasa dari tadi. Selain kotanya, kami juga bisa jalan2 ke area perumahan penduduk. Rumahnya bagus2 dan keren menurut kami, terlihat gaya kuno dan otentik nya.

Di area tempat kami parkir mobil, rumahnya lucu. Atapnya seperti menyatu/menempel dengan rumah. Unik dan sangat menarik !

Area perumahan tempat kami parkir mobil

Kami akan menginap di sini 1 malam. Harga penginapan di sini termasuk sangat mahal, jadi kami memilih yang berada di pinggirannya. Ada desa lebih kecil lagi, mungkin seperti RT di sini karena hanya terdiri dari 10-20 rumah saja, namanya Hidcote Boyce. Jaraknya drive 5-10 menit lah dari Chipping Campden. Nah, kami menginap menggunakan airbnb di situ.

Hidcote Garden

Karena baru bisa check-in di rumah airbnb tersebut jam 5 sore, maka masih ada waktu sekitar 1 jam yang bisa dipakai untuk jalan2. Chipping Campden sudah selesai dieskplor. Coba cari2 ada tempat wisata apa ya dekat sini.

Rumah di Hidcote Garden

Akhirnya kami ke Hidcote Garden saja. Letaknya tidak jauh dari Hidcote Boyce tempat nanti kami menginap. Yang terpenting, kami bisa masuk gratis karena garden ini milik National Trust. Parkirannya luas dan juga gratis. Harga tiket masuk seharusnya £13,5 per orang. Namun kami bisa masuk hanya dengan menunjukkan National Trust Pass kami. Asik betul !

Garden ini di-design oleh Lawrence  Johnston, seorang designer taman antara tahun 1907-1938. Jadinya memang bagus banget taman nya. Di tahun 1948 Hidcote Garden diserahkan kepada National Trust agar dapat tetap dipelihara.

Garden nya cukup luas dan dibagi dalam beberapa section. Kami yang tadinya hanya mengisi waktu kosong, malah jadi keasikan menikmati tempat ini.

Puas banget main ke sini. Sangat ga rugi deh punya National Trust Pass. Bagian belakang taman ini berbatasan dengan peternakan domba. Jadi kami bisa memandangi domba2 merumput dari jarak cukup dekat.

Lebih lengkapnya bisa lihat di www.nationaltrust.org.uk/hidcote

Kami akhirnya baru keluar saat taman tutup dan masuk ke rumah Airbnb jam 5.30 pm. Yang punya sepasang suami istri, suaminya orang Inggris dan istrinya orang Bulgaria. Ada tante dari istrinya yang membantu mengelola bisnis Airbnb mereka. Anaknya ada 5 tapi tersebar ke mana2 di seluruh dunia. Yang tinggal bersama mereka hanyalah anak perempuan yang terkecil.

Rumah airbnb Hidcote Boyce

Sang suami ternyata pernah berkunjung ke Jakarta, Palembang dan Makasar terkait dengan pekerjaannya di jaman dahulu. Jadilah kami mengobrol banyak dengannya di dapur mereka yang besar. Dari dapur, kami bisa melihat halaman belakang rumah yang besar sekali. Ayah sang suami, dulunya memang petani sehingga punya lahan untuk bercocok tanam. Besok pagi deh kami main2 ke halaman rumahnya.

Kamar kami sendiri sangat cantik. Dari jendela kamar, kami bisa melihat gerombolan domba yang sedang merumput milik tetangga mereka. Asik ya tinggal di area farm begini. Jauh dari keramaian, tidak ada sekolah yang dekat, bahkan kata mereka bus umum hanya datang 1 minggu sekali. Astaga ! Makanya mereka semua harus punya mobil untuk kemana2.

Malam ini kami tidur dengan sangat nyaman setelah lelah seharian ngider2 ke berbagai desa. Good Night !

Day 9 (3 June 2019 : Cotswolds, Charlecote Park)

Pagi2 saat kami bangun, host kami ternyata sudah tidak ada. Yang suami pergi belanja, yang istri pergi bekerja. Ya, memang ini hari kerja. Anaknya juga sudah pergi sekolah. Yang tinggal hanyalah tantenya, yang ternyata sedang menyiapkan breakfast buat kami. Sambil menunggu breakfast, kami jalan2 dulu ke halaman belakang rumah. Memang luas banget, ada alat permainan anak2, lahan perkebunan, traktor, bahkan peternakan ayam. Mereka jualan asparagus dan telur loh di depan rumah.

Breakfast yang disiapkan, ternyata luar biasa mewah menurut ukuran kami. Baik dari jumlah dan macam makanannya, maupun dari peralatan makan cantik yang terbuat dari porceline. Betul2 merasakan English Breakfast. Ada telur rebus, roti panggang hangat dalam keranjang, croissant, salami, daging ham, keju, selai, buah2an potong, cereal, youghurt, milk, jus apel, English tea dan fresh coffee. Semuanya enak dan habis kami santap !

Lovely English Breakfast

Stratford upon Avon

Kami mulai perjalanan hari ini dengan mengunjungi desa Costwolds lainnya, yaitu Stratford-upon-Avon. Ini adalah desa tempat kelahiran Shakespeare, salah satu sastrawan yang pasti kita semua tahu. Di sini lebih modern, jadi bisa disebut kota kecil. Tidak ada rumah2 unik berdinding coklat seperti kemarin.

Kota kecil ini cukup ramai oleh turis. Cari parkir pun agak susah. Kami akhirnya harus parkir berbayar dan memilih 1 jam saja di sini. Sepanjang jalan ada kantor pos, cafe/restoran, dan banyak toko2 souvenir. Yang menjadi highlight untuk orang2 ramai berfoto adalah rumah yang dijadikan cagar budaya, yang diyakini sebagai tempat kelahiran Shakespeare.

Kiri bawah : Rumah Shakespeare

Hari ini jadwalnya agak longgar, jadi kami cari2 tempat wisata milik National Trust (supaya gratis masuk) yang terletak di rute perjalanan kami, yaitu dari Cotswolds ke North Yorkshire. Kemarin pas baca2 buku National Trust, tertarik dengan Charlecote Park. Jadi kami menuju ke sana.

Charlecote Park

Harga tiket masuknya £10 per orang, namun kami gratis seperti biasa karena ada kartu pass nya. Charlecote Park sudah ada hampir 900 tahun yang dimulai dari Charlecote dan the Lucy Family. Tamannya luas, lebih luas daripada Hidcote Park.

Deer @ the park

Dari gerbang masuk menuju ke bangunan utama tempat tinggal, kami ketemu banyak rusa di taman. Lagi santai2 berjemur dan makan rumput. Lucu2. Kalo didekatin mereka cenderung kabur, jadi liatin aja ya sambil jaga jarak.

Kita bisa lihat kehidupan bangsawan jaman dulu. Ada rumah utama, ada juga bangunan2 penunjangnya : dapur (yang masih aktif, ada yang masak waktu kami datang), ruang laundry dan bahkan garasi buat kereta kuda. Lihat lengkapnya di www.nationaltrust.org.uk/charlecote-park

Rumah utamanya sendiri cukup mewah, dengan taman belakang yang cantik. Ada banyak juga furniture dari Asia terlihat di rumah ini. Dari Charlecote Park, kami lanjut perjalanan selama 4 jam menuju Harrogate tempat kami menginap nanti malam. Di tengah perjalanan, kami sempat melihat petunjuk ke arah Nottingham, tempat Robin Hood.

Karena perjalanan cukup jauh, kami mampir di rest area untuk istirahat sambil makan siang. Dari beberapa pilihan tempat makan, kami pilih fish & chips (lagi). Kali ini merk Harry Ramsden yang di tulisannya adalah “the famous fish & chips”. Sudah ada sejak tahun 1928. Wow. Kami pilih yang porsi besar, ternyata 1 ikan cod utuh, jadi kenyang banget untuk makan berdua.

Tempat bermalam

Sore hari kami tiba di Chequers Inn, satu2nya akomodasi model hotel yang kami pesan dalam trip UK kali ini. Kenapa pilih di sini ? Karena hotel ini sangat dekat dengan Fountains Abbey, tempat wisata yang akan kami kunjungi besok. Kamar kami di lantai 2, ada balkon nya. Jadi bisa duduk2 menikmati sup panas dan teh hangat sambil bersantai di balkon. Maklum, biar pun matahari bersinar terik, tapi suhu sih lumayan dingin. Sekitar 12 derajat lah.

 

Day 10 (4 June 2019 : Fountains Abbey, Edinburgh-Scotland)

Pagi ini, kami jalan2 ke sekitar area hotel. Ternyata di arah belakang terdapat parkiran caravan dan mobil van. Selain itu juga karena ini daerah farm, jadi ada ayam dan sapi. Baru kali ini bisa bertatapan dengan sapi demikian dekat. Senang sekali bisa menikmati kehidupan peternakan seperti ini. Jauh dari keramaian kota, jauh dari mana2 bahkan tepatnya. Betul2 refreshing !

Jam 09.45 kami pergi ke Fountains Abbey dan Studley Royal.  Lokasinya di Ripon, North Yorkshire. Dari hotel kami paling drive 10 menit deh. Tiket masuk orang dewasa adalah £16 per orang dan lagi2 karena kami punya kartu National Trust jadi gratis deh www.nationaltrust.org.uk/fountainsabbey

Fountains Abbey

Ini adalah nama biara (abbey) yang terletak di area Fountains. Jadi Fountains itu nama area dan tidak ada hubungannya dengan air mancur (fountain) ya. Merupakan reruntuhan biara ordo Cisterian yang terbesar yang ada di daerah UK

Reruntuhan biara ini kisahnya dimulai dari tahun 1132 dan berakhir di tahun 1539, pada saat pemerintahan Henry VIII. Biara ini pada masanya menjadi biara yang paling terkenal dan paling sukses dari segi ekonomi. Pada saat berkunjung ke sini, reruntuhan biara yang bisa kita lihat adalah dinding biara tanpa jendela dan tanpa atap. Menurut kisahnya memang pada saat-saat terakhirnya, jendela2 dan atap biara semuanya diambil dan yang ditinggalkan hanyalah dinding biaranya.

Beberapa bagian yang paling menarik dan menonjol antara lain : Huby’s Tower, Chapel of the Nine Altars, Guesthouses. Kalo mau lihat sejarah lengkapnya, ada di Porter’s Lodge. Di sini bisa mengetahui sejarah dan kehidupan biara pada masa itu. Bisa juga berfoto dengan jubah biarawan.

Studley Royal Water Garden

Ini taman bagus banget sekaligus luas banget yang bisa dibilang taman belakangnya biara tadi. Ada sungai dan danau nya. Kami sudah ga sanggup jalan kaki mengeksplornya. Jadi kami duduk di atas bukit kecil menghadap danau. Kami makan snack sambil ditemani bebek coklat-hitam yang setia di kaki kami minta jatah makan, hehe..

Dari ujung taman ini untuk kembali ke tempat parkir ternyata harus memutar jalan kaki melewati Deer Park. Kalo mau arah balik lagi juga bisa, tapi malah lebih jauh. Lumayan gempor nih, karena jalanannya menanjak. Kami sempat melihat ada St Mary’s Church di Deer Park ini, namun tidak mampir.

St. Mary’s church, lunch steak & black sheep ale pie

Setelah jalan kaki sekitar 20 menit, sampai juga di gerbang awal masuk, dekat tempat parkir. Makan dulu deh. Pesan menu utamanya yang bernama cukup aneh, yaitu Steak and Black Sheep ale pie. Ini makanan khas North Yorkshire loh. Sempat bingung ini sebetulnya makanan apa, steak atau pie coba ? Lalu hubungannya apa sama domba hitam ? Haha.. keluarnya ternyata seperti goulash atau semur daging (lihat di gambar). Jadi potongan daging sapi (steak) berkuah coklat kemerahan trus di atasnya ditutup sama potongan pastry renyah (pie). Rasanya enaaaaak !

Makan enak dan kenyang, semangat untuk melanjutkan perjalanan ke Edinburgh. Perkiraan 5 jam drive, jadi akan tiba di Edinburgh sekitar jam 6 sore. Let’s go !

Bersambung ke Part 5 : Edinburgh-Scotland

Kisah sebelumnya bisa dibaca di Part 3 : Stonehenge, Bath & Cardiff-Wales

Categories: 2015-2019, England, EUROPE | Tags: , , , , , , , , , | 1 Comment

Post navigation

One thought on “Great Britain, UK : 25 May-10 June 2019 (part 4-Cotswolds & North Yorkshire)

  1. Sheridan Adauto

    There’s certainly a lot to know about this subject. I love all the points you’ve made.

We love your feedback !

Create a free website or blog at WordPress.com.