… Lanjutan Day 13
Ketika drive dari arah Scotland, kami juga menemui tanda perbatasan masuk England, walau pun cukup kecil. Di sini cuaca masih cerah. Namun mendekati York sudah mulai gerimis.
Akhirnya kami tiba di York. Di sini kami menginap di rumah warga lokal melalui Airbnb. Kami bisa parkir mobil dengan mudah di jalanan depan rumahnya. Di sini bebas parkir karena memang area perumahan yang agak jauh dari pusat kota. Saat kami datang, host nya sedang tidak ada di rumah. Jadi kuncinya kami ambil di Key Lock Box depan rumahnya, lalu kami masuk sendiri ke kamar kami sesuai instruksi dari sang host.
Setelah beres2, kami mau jalan2 ke pusat kota. Karena masih gerimis, kami pun bawa mobil kemudian parkir di Morisson Supermarket Foss Islands. Di situ bisa parkir gratis selama 2 jam. Jadi ceritanya parkir di situ dan kemudian jalan ke arah city wall yang lokasinya tidak jauh.
York juga memiliki City Wall sama seperti Xian, bisa baca trip kami China : 23-31 October 2015, namun ini temboknya kecil. Rata2 tingginya 4 meter dan lebar 1,8 meter. Ada beberapa gerbang benteng yang masih ada, salah satu yang terdekat dengan kami waktu itu Walmgate Bar. Kami coba naik ke atasnya, tapi ga berani lanjut karena hujan membuat jalanan di atas City Wall licin. Bisa terpeleset karena di sisi dalam benteng ga ada tembok atau pun pengaman, jadi bisa jatuh. Lagipula jalan nya cukup sempit. Di tengah hujan, basah dan dingin, kami pun memutuskan kembali ke Morrison Supermarket dan makan siang menjelang sore saja di situ.
Setelah makan, kami kembali ke rumah. Mandi kemudian menghangatkan badan. Ga enak memang jalan2 jika sedang hujan seperti ini. Kami pikir, besok pagi saja kembali ke city wall. Ramalan cuaca pun memang menyebutkan bahwa sore ini hujan, lalu besok pagi akan cerah sampai sekitar tengah hari, kemudian akan hujan lagi.
Malam hari masih hujan, jadi kami naik mobil untuk belanja dan cari makanan dekat rumah. Di kanan kiri jalan ada beberapa restaurant Chinese Food. Semuanya hanya melayani take-away, tidak bisa dine-in. Kami berhenti di salah satu restaurant, namanya “Crispy Duck“. Menunya cukup banyak, tapi kami pesan bebek panggang saja, sesuai nama resto nya. Bayarnya harus cash di sini.
Sambil kami menunggu pesanan jadi, ternyata orang2 datang silih berganti mengambil pesanan mereka. Oh, ternyata mereka sudah pesan sebelumnya lewat telpon dan datang tinggal ambil. Semuanya orang bule, warga lokal York. Kami pun membawa pesanan kami pulang untuk dimakan di rumah. Hangatkan nasi instan dan dimakan bersama dengan bebek panggang. Wah, porsinya banyak dan rasanya enak. Mantap !
Day 14 (8 June 2019)
Pagi ini kami sudah disediakan breakfast sederhana oleh sang host. Setelah sarapan, kami pun jalan kaki ke arah pusat kota dengan mengandalkan google map. Arah jalan ternyata menembus daerah pemukiman penduduk, jadi berbeda arahnya dengan jalur mobil kami kemarin.
Ternyata jalanan ini kemudin menjadi jalan setapak melewati padang rumput dan kemudian menyusuri sungai Ouse. Jauh juga nih jalan nya, sekitar 20 menit dari rumah sampai ke pusat kota York. Tapi menyenangkan sih suasana nya.
Tanda masuk pusat kota adalah kembali melewati York City Wall. Tapi kali ini dari gate yang berbeda dengan kemarin. Pusat kota York cukup compact, jadi seharian keliling sih bisa keubek semua harusnya. Tapi kami hanya punya waktu beberapa jam nih. Jadi jalan terus saja ke arah York Minster.
Banyak area yang mobil tidak bisa melintas, jadi cukup menyenangkan. Ada juga yang mobil masih bisa melintas, tapi jalanan nya relatif kecil dan sepi sih, jadi pejalan kaki bisa santai2 di sini. York Minster memang menjadi icon kota York, merupakan katedral Gothik yang sangat besar. Saking besarnya katedral dan jarak jalanan di sekitarnya kecil, maka kami tidak bisa mengambil gambar katedral ini secara utuh, pasti terpotong.
Tiket masuknya £11,5 per orang. Jika mau naik towernya jadi £16,5 per orang. Kami sih tidak masuk, cukup puas bisa lihat kemegahannya dari luar. Untuk info lebih detail bisa baca di www.yorkminster.org
Ada pemandangan kontras di depan York Minster, yaitu persiapan kelompok LGBT yang akan parade nanti jam 11 siang. Ada beberapa pedagang dengan gerobak mereka yang menjual berbagai keperluan parade seperti topi, bendera, dan pernak pernik berwarna pelangi. Demikian juga toko2 yang ada di York terlihat memasang poster/ spanduk dengan tema pelangi. Terlihat juga bus2 yang disiapkan untuk parade.
Dari York Minster, kami lanjut jalan2 santai menyusur jalan2 kecil yang penuh toko dan cafe. Eeh… ketemu Shambles Market yang terkenal di York ini. Ada sekitar 85 stall dengan aneka barang mulai dari topi, tanaman, bunga, makanan, dll. Buka dari jam 7 pagi hingga 5 sore setiap harinya sepanjang tahun kecuali hari Natal, tahun baru dan Boxing Day http://www.shamblesmarket.com
Kami tidak bisa berlama-lama karena cuaca mulai mendung dan perjalanan ke rumah masih jauh. Betul saja, walau sudah agak buru2 pulang, kami tetap terkena guyuran hujan, sesuai ramalan cuaca. Makin lama hujannya makin deras dan angin nya pun kencang. Kali ini kami benar2 basah kuyup, walaupun sudah pakai payung dan jas hujan.
Tiba di rumah, kami segera ganti baju dan beres2 untuk check-out. Memang rencananya siang ini akan lanjut naik mobil ke Egham, untuk kembali menginap di rumah family Diana. Perjalanan harusnya sekitar 4 jam, tapi karena kami pakai berhenti di rest area dan pakai nyasar, jadilah baru sampai setelah 5,5 jam.
Hari ini bertepatan dengan hari ultahnya family Diana tersebut. Oleh karena itu, malam ini sudah janjian untuk dinner bersama di restoran khas Inggris yang terletak di Old Windsor. Sudah booking untuk 5 orang, jam 7 malam. Restoran nya penuh banget, kalo ga booking sepertinya akan susah dapat tempat. Makanan nya enak, porsinya besar, ada salad all you can eat nya, dan harganya juga ga semahal di London. Yang menarik adalah pemandangan depan restoran, view nya cantik banget. Silakan lihat sendiri fotonya, masih terang padahal itu diambil jam 8.30 malam setelah selesai makan dan mau pulang.
Trip Great Britain-UK kami pun ditutup dengan sangat berkesan. Besok sudah waktunya mengakhiri liburan dan kembali ke Indonesia nih.
Day 15 (9 june 2019)
Minggu pagi2 kami sudah drive ke Heathrow untuk mengembalikan mobil kami ke tempat rental car. Sempat nyasar, masuk ke airport Heathrow nya dan merasakan mahalnya bayar parkir di situ walau cuma numpang lewat. Mau tau harga parkir di Heathrow ? £4,2 per 30 menit, sekitar 72 ribu cuma buat lewat doang, gile ya. Akhirnya kami bisa menemukan jalan yang benar dan mengembalikan mobil ke tempat yang sama saat kami mengambil mobil waktu itu. Dari situ kami pun diantar ke Heathrow menggunakan shuttle.
Di Heathrow, untuk turis yang keluar dari Inggris, tidak ada proses imigrasi lagi. Cukup scan paspor di gate saja. Ada juga pemeriksaan X-Ray yang cukup ketat. Kami lihat banyak penumpang yang hand carry nya disuruh bongkar. Kami sih aman.
Di terminal ini ada beberapa toko besar, baik souvenir, duty free, fashion dan beberapa minimarket. Pesawat kami berangkat jam 12.30 tetapi info berangkat dari gate berapa baru diinfokan jam 11.20. Mungkin karena saking banyaknya frekuensi naik turun pesawat sehingga info gate diberitahukan sekitar 1 jam sebelumnya.
Pesawat Thai Airways berangkat dari London tepat waktu dan transit di Bangkok sebelum kemudian menuju Jakarta. Kali ini waktu transit di Bangkok tidak terlalu lama, jadi tidak terlalu bosan.
10 June 2019
Siang ini kami tiba kembali dengan selamat di Indonesia. Langsung merasakan cuaca yang panasnya lebih dari 30 derajat, setelah selama di Great Britain, cuaca nya berkisar 15-18 derajat. Welcome home !
Epilog
Tips khusus untuk London sudah dituliskan di akhir trip London. Sedangkan untuk catatan Edinburgh dituliskan di akhir trip Edinburgh.
Namun secara umum ada beberapa catatan dari Great Britain trip kali ini :
- Tidak usah kuatir dengan makanan di Great Britain. Sangat mudah menemukan nasi instan, berbagai makanan Asia lainnya, bahkan buah-buahan tropis pun ada. Rasanya juga cukup cocok dibandingkan makanan di negara Eropa lainnya. Harga tidak terlalu mahal jika bisa memanfaatkan promo di supermarket. Minum tinggal tap water, gratis.
- Kami menemukan di beberapa tempat / restoran, jika ada pilihan antara dine-in dan take away, selalu lebih mahal yang dine-in. Jadi kalo mau menghemat pilih yang take away saja. Ini agak berbeda dengan saat kami di Scandinavia maupun di beberapa tempat di Indonesia, dimana harga take away lebih mahal karena dianggap menambah packaging wadah makanan.
- Yorkshire terkenal dengan teh nya, jadi silakan dicoba. Apalagi di Inggris, tradisi minum teh itu masih sangat kuat. Kami sangat menikmati teh2 yang disediakan di hostel dan host airbnb, semuanya yorkshire tea, memang enak teh nya.
- Transportasi di Great Britain perlu mendapat perhatian. Tidak semua tempat terjangkau public transport. Jika membawa mobil pribadi, parkir nya pun tidak mudah dan tidak murah.
- Penggunaan credit card sudah sangat umum di Great Britain. Jadi kami lebih mengandalkan ini daripada uang cash, lebih praktis. Namun uang koin tetap dibutuhkan untuk bayar bus dan bayar parkir.
Sampai jumpa lagi di trip berikutnya ya…
Baca kisah sebelumnya di : part 5 Edinburgh trip