China : 23-31 October 2015 (part 1)

Prolog

Kali ini kami mau pergi ke China. Dulu sudah pernah mampir ke Shenzhen, tapi kayanya belum berasa China yang sesungguhnya 🙂 Jadi kali ini mau ke icon nya China. Apa aja tuh ? Beijing, Xian dan Guilin-Yangshuo. Belum ke China katanya kalo belum ke Forbidden City dan Great wall yang sangat legendaris. Xian dipilih karena ada Terracota Warrior yang merupakan impian Jeff sejak lama. Lalu Guilin-Yangshuo dipilih Diana karena kotanya yang cantik dan pemandangan alam yang mempesona.

Wah, rutenya jauh2 dan tidak umum. Utara, Barat, Selatan. Ga papa lah, kami mau mengikuti impian kami saja. Tahap pertama tentunya cari waktu. Kapan ya mau perginya ? Karena belum pernah mengalami musim gugur, maka kami mau perginya di bulan Oktober saja. Tinggal cari tiket murahnya nih.  Tapi hati-hati ya, awal Oktober itu ada National Day, seperti musim lebaran nya masyarakat China, semua orang liburan dan pulang kampung. Semua harga transport bakal melonjak dan penuh sesak di tempat-tempat wisata. Jadi kami memilih akhir Oktober, untuk menghindari semua keramaian itu. Sudah pernah kok mengunjungi Shenzhen dulu pas National Day. Bisa baca di trip kami ke Shenzhen tahun 2008.

Berkat Promo Air Asia, kami mendapatkan tiket murah dari Jakarta ke Kuala Lumpur dan Kuala Lumpur ke Guilin. Untuk Jakarta-KL kami dapat yang harga 0 rupiah, tapi ditambah fuel surcharge, tambahan bagasi 20 kg dan processing fee (pembayaran kartu kredit), harganya jadi Rp.514.000 untuk berdua. Sementara untuk KL-Guilin, totalnya MYR.449 (setara 1,5 juta) berdua. Belinya harus 2 rute, karena belum ada tiket untuk rute langsung Jakarta-Guilin.

Rencana perjalanan kami adalah Guilin-Xian-Beijing. Tiket pergi sudah dapat. Sekarang tiket pulangnya. Untuk tiket pulang dari Beijing kami terpaksa membeli Air Asia di harga 3000 yuan (setara 6 juta) berdua, karena hendak pulang di hari Minggu. Kalo mau lebih murah bisa sih, pulang hari Senin. Tapi karena jatah cuti sudah habis ya ga bisa. Untuk tiket pulang kami hanya membeli 1 rute langsung Beijing-Jakarta, tetapi nanti ada transit di KL.

Tiket pp Jakarta-China sudah di tangan. Sekarang untuk rute domestic kita harus bergerilya lagi. Guilin ke Xian kami naik flight dan bisa mendapatkan harga sangat murah yaitu 740 yuan berdua dengan maskapai China Eastern. Padahal harga normalnya 800-an yuan per orang. Horeee… bisa berhemat ! Karena bukan budget airlines, itu sudah termasuk bagasi 20 kg per orang dan minuman selama perjalanan. Mantap !

Beli tiket untuk pesawat lokal China ternyata tidak mudah. Hanya bisa melalui www.english.ctrip.com ! Itupun tidak semua kartu kredit diterima. Kami sih ga masalah karena pakai HSBC card, ya..kan Hongkong Shanghai Bank jadi diakui sama China. Tapi orang lain yang coba pakai card dari bank America dan card dari bank Indonesia pada ga bisa tuh bayar di website ctrip.

Kena biaya admin sedikit sih di ctrip, tapi ga masalah daripada ga bisa beli sama sekali. Kami sempat coba book di website resmi China Eastern, tetapi tidak bisa. Soalnya kami harus memasukkan no telpon lokal China, padahal kami kan ga punya. Lalu melalui www.chinatraveldepot.com pun sudah booking mulus, eh bagian bayar ga bisa. Katanya data error, aneh.

Selanjutnya kami harus booking bullet train Xian-Beijing. Ya, kami mau naik high speed train saja. Waktu di Jepang kan ngerasain Shinkansen cuma 15 menit. Kali ini mau ngerasain yang lebih lama. Xian-Beijing bisa ditempuh pakai bullet train sekitar 4,5 jam. Untuk booking kami kembali menggunakan ctrip. Harganya 570 yuan per orang untuk bangku kelas 2. Harganya sama sih sama pesawat. Tapi seperti trip kami di Europe 2012, jika bisa naik train kami akan pilih train daripada pesawat. Karena pesawat walau cepat, tapi ada waktu terbuang untuk perjalanan ke bandara (biasanya di luar kota) dan waktu chek-in sebelum berangkat harus dialokasikan sekitar 3 jam. Belum lagi ada barang2 yang tidak bisa masuk kabin. Ribet deh. Pemandangan train pun pastinya lebih menarik daripada pesawat.

Oke, sudah siap berangkat !

Day 1 : Menghabiskan waktu di Airport

Kami berangkat malam hari dari Jakarta ke Kuala Lumpur menggunakan Air Asia. Ternyata ada delay sekitar 1,5 jam dan kami diberi makan malam ringan sebagai kompensasi. Lumayan lah. Sampai KLIA2 sudah lewat tengah malam. Karena membeli tiket 2 rute dan ada bagasi, maka kami harus keluar dulu melewati imigrasi Malaysia, mengambil koper dan nanti check-in kembali serta melewati imigrasi lagi untuk penerbangan ke Guilin. Di imigrasi Malaysia, kita tidak perlu mengisi kartu apa pun, cukup menempelkan jari pada mesin scan mereka untuk verifikasi data.

Wah, KLIA2 sudah jauh berbeda tampilannya dengan LCCT jaman dulu kami ke Kuala Lumpur. Terakhir kami transit di LCCT adalah waktu pulang dari Trip Aussie tahun 2010. Secara umum KLIA tetap jauh lebih bagus dan lebih lengkap daripada KLIA2. Jadi kalo transit lama di KLIA2, bisa coba main-main ke KLIA dengan menggunakan train atau bus. Di KLIA2 sudah ada Jennifer, adik Jeff yang menunggu kami. Dia berangkat dari Bandung ke KL dan akan bersama kami pergi ke Guilin-Yangshuo. Sesudah itu dia akan kembali lagi ke Bandung, sementara kami lanjut ke XIan.

Di KLIA2 semua penumpang Air Asia dapat melakukan self check-in di mesin yang banyak tersedia. Kami pun melakukannya dan langsung mendapatkan boarding pass. Jennifer yang tidak membawa bagasi dapat langsung melewati imigrasi dan masuk ke airport bagian dalam. Sedangkan kami harus ke counter dulu untuk drop bagasi.

Untuk perjalanan ini sebaiknya membawa botol minum kosong dari rumah. Begitu tiba di KLIA2 akan ada tempat mengisi air minum. Gunakan baik-baik. Karena setelah imigrasi dan ambil bagasi, tidak ada lagi air minum gratis. Harus beli di minimarket. Restoran yang ada di bagian check-in tidak sama dengan restoran yang ada di bagian dalam airport (area gate keberangkatan). Jadi kalo mau ke Starbucks, Marry brown atau Bumbu Desa (ya, restoran Indonesia), silakan nikmati dulu sebelum lewat imigrasi dan  masuk ke gate keberangkatan.

Di dalam KLIA2 tidak banyak yang bisa dilakukan, apalagi antara tengah malam hingga dini hari. Kebanyakan toko2, restoran seperti Popeye’s, Burger King, Chicken Rice shop, dan lainnya tidak buka. Yang buka 24 jam kami lihat hanya Mc.Donald. Jadi kami hanya bisa ngobrol, tidur dan menunggu jadwal keberangkatan kami ke Guilin pada dini hari.

Bersambung ke China trip part-2 : Guilin

Advertisement
Categories: 2015-2019, ASIA, China | Tags: , , , | 2 Comments

Post navigation

2 thoughts on “China : 23-31 October 2015 (part 1)

  1. yeni

    sis, kalau kami jam 15.00 tiba di klia2 , dan pesawat ke wuhan jam 18:00 apakah sempat? thanks

    • Kalo pesawat tiba on time, tidak nunggu bagasi keluar alias bawaan hanya tas cabin, mustinya sempat. Tapi kalo pake delay dan nunggu bagasi keluar… yaa.. tergantung nasib dech 😉 Kami sih ga pernah mepet2 kalo transit, resiko ketinggalan pesawat itu akan mengacaukan seluruh acara dan juga menguras uang untuk beli tiket baru. Maunya hemat nanti malah tekor.

We love your feedback !

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: