China : 23-31 October 2015 (part 6)

Day 10 : pulang ke Indonesia

Pesawat Air Asia kami mendarat dengan mulus jam 08.55 waktu Kuala Lumpur di KLIA2. Karena sudah lelah, kami memutuskan untuk tidak banyak melakukan aktivitas di sini. Kami sarapan dahulu di Chicken Rice shop. Enak dan porsinya banyak, kenyang deh ! Kemudian jalan2 ke beberapa toko souvenir dan minimarket untuk menghabiskan sisa ringgit yang kami punya.

Karena waktu tunggunya lama sebetulnya pengen keluar bandara, main2 ke kota KL. Tapi karena pesawat kami rutenya Beijing-Jakarta (bukan Beijing-KL dan KL-Jakarta), maka bagasi sudah langsung ke Jakarta dan kami tidak perlu keluar imigrasi lagi di KL. Jadi sudah malas keluar bandara lagi deh.

Pukul 14.55 pesawat Air Asia berangkat dari KL dan tiba di Jakarta pukul 16.00. Berakhirlah petualangan kami kali ini membawa kenangan indah petualangan di China. Home Sweet Home !

 

Epilog

Untuk perjalanan kami ke 3 kota China selama 10 hari, kami mengeluarkan sekitar 22 juta. Sudah termasuk semua tiket, hotel, makan, cruise, nonton show, paket wisata, dsb. Apabila mau berhemat, keluarkan Li Cruise dari itinerary, jangan minta pick-up services dari hotel (pakai bus saja) dan pergilah ke Great Wall Badaling, bukan Mutianyu. Maka budget bisa ditekan di bawah 10 juta per orangnya.

img_5703Secara umum perjalanan kami kali ini relative santai tapi tetap padat. Sehingga efektif tapi tetap bisa menikmati. Baru kali ini kami bepergian dengan tambahan Jennifer dan tante Caroline. Dengan pergi ber-3 atau ber-4, memang naik taxi merupakan pilihan yang cukup oke. Ketika makan pun bisa saling sharing, jadi mencicipi banyak menu. Di sisi lain, speed menjadi berkurang karena harus ada toleransi menunggu. Maklum kami biasanya high speed, hehe.. sementara yang lain mungkin tidak biasa.

Kami juga suka mengapresiasi keindahan dan hal positif yang kami jumpa di perjalanan. Nah, jika berkelompok, maka mau ga mau kadang pembicaraan mengarah ke hal lain atau sibuk ngobrol. Yang ada malah kurang menikmati situasi di sekitar ya. Kalo berdua kita bisa menikmati suasana sepi di sekitar kita dengan lebih mesra, hehe..

Kesimpulannya, walau teman seperjalanan kami kali ini oke, kami tetap lebih suka pergi berdua. Lebih privat dan bisa suka2 kami. Kalo mau lama di satu tempat atau mau buru2, semuanya bisa diatur dengan lebih leluasa secara spontan. Ga perlu minta persetujuan pihak lain dan ga ada waktu terbuang percuma. Pembagian tugas di antara kami juga sudah berjalan baik. Misal ketika sampai di tempat tujuan yang baru, Diana akan langsung melihat peta dan Jeff akan melihat papan petunjuk. Jadi kalo ada tambahan rombongan biasanya malah jadi bingung/bengong liat kami udah berlarian/berpencaran ketika tiba di satu tempat baru. Bingung mau ikut siapa, haha..

 

Tips Bahasa China

Untuk traveling mandiri ke China padahal tidak bisa bahasa China tidak masalah kok. Kami juga tidak bisa bahasa China, nyatanya survive tuh. Pake bahasa isyarat dan bahasa tubuh selalu tokcer. Bisa juga gunakan kertas dan tulis. Mereka lebih paham tertulis loh (kami lakukan di starbucks dan station kereta). Saat ke restoran, mintalah English menu. Biasanya mereka punya yang bergambar atau yang berbahasa Inggris. Jika mereka menyilangkan 2 telunjuk, membentuk  seperti tanda tambah, artinya 10 yuan (lambang tulisan 10 dalam bahasa China).

Berikut ini beberapa kosa kata bahasa China yang sebaiknya dipahami untuk memperlancar perjalanan anda. Penulisan kata China di sini adalah sesuai lafal yang harus diucapkan, bukan sesuai penulisan resmi bahasa China.

Ni hao                   : hallo                   –> dibalas : ni hao

Sie sie                   : terima kasih     (e spt ember)

Mi fan                   : nasi putih

Mien                     : bakmie               (e spt ember)

I ke                         : Satu (buah/porsi, e spt empat) –> biasanya pas mau beli makanan/barang

Liang ke                : Dua (buah/porsi, e spt empat) –> biasanya pas mau beli makanan/barang

Ce ke                     : ini                         (e spt empat)

Na ke                     : itu                          (e spt empat)

Yin ni                    : Indonesia

Yin tu ni si ya      : Indonesia

Mei you                 : ga ada                  (e spt ember)

Pu yau                   : ga mau

 

Tips Wisata di China

  • Brosur wisata di China tidak selengkap dan sebanyak kalo kita ke Singapore. Di airport, nyaris tidak ada brosur. Kalaupun ada, kebanyakan dalam bahasa China. Di tempat wisata kadang ada di loket beli tiket, tapi harus kita yang minta. Ada juga yang harus bayar seperti di Forbidden City atau Summer Palace. Jika butuh, coba saja cari di internet.
  • Hampir semua tempat wisata di China harus bayar dengan harga yang ga murah, jadi perhitungkan baik-baik mau ke mana saja.
  • China itu besar, termasuk lokasi wisatanya. Biasanya butuh waktu cukup lama untuk bisa menikmati 1 tempat wisata secara keseluruhan. Selain itu juga butuh stamina yang baik, terutama kaki untuk berjalan jauh. Jadi, prioritaskan mana tempat yang mau dinikmati, mana yang mau sambil lewat saja.
  • Jika mau membeli paket wisata dari hotel atau internet, coba banding2kan dulu harganya dan fasilitasnya, lalu coba tawar. Biasanya sih ada peluang untuk harga diturunkan. Ingat saja, jika memilih paket yang pakai shopping, maka waktu di tempat wisata akan sangat sedikit.
  • Toilet umum di China tidak perlu bayar seperti di Eropa. Di station subway/metro agak sulit menemukan toilet. Jadi silakan cari di tempat wisata atau restoran fast food. Sepanjang pengalaman kami, toilet di tempat wisata lebih bersih daripada toilet umum di jalanan.
  • Bawa masker buat ‘jaga-jaga’. Pertama polusi udara (contoh di Beijing), kedua kalo ke toilet umum, he..he..

 

Tips Makanan-Minuman

  • Air keran di China tidak bisa diminum. Jadi bawalah botol kosong. Jika di hotel menyediakan dispenser air minum, maka tinggal isi botol. Jika tidak, belilah air mineral bentuk jerigen isi 4 liter, taro di hotel, tinggal diisikan ke botol yang biasa kita bawa2. Lebih murah.
  • Biaya makanan lokal 1 porsi di Guilin sekitar 5-10 yuan, di Yangshuo sekitar 10-30 yuan, di Xian sekitar 10-20 yuan dan di Beijing sekitar 10-30 yuan. Sedangkan untuk fast food banyak terdapat Mc.Donald dan KFC, dimana KFC nya lebih banyak menyediakan menu burger daripada ayam. Rata2 fastfood harganya lebih mahal daripada makanan lokal.
  • Tidak mudah mencari makanan halal di China. Sosis yang banyak dijajakan itu non halal. Jika penjual mengatakan isinya “meat” bisa jadi itu maksudnya daging babi. Cara mudah, cari saja daging ayam atau ikan. DI Yangshuo, menu andalan nya adalah ikan. Di Beijing menu andalan nya adalah sayap ayam dan bebek.
  • Rata2 restoran bagus di China menyediakan 1 set alat makan (piring, mangkok, sendok sup, dan cup minum teh) dengan terbungkus plastic wrap. Silakan dibuka sendiri dan digunakan langsung.
  • Ada restoran yang mengenakan tarif tambahan jika kita meminta tambahan piring kosong atau minta dibungkus. Jadi silakan ditanyakan dulu sebelumnya.
  • Bisa bawa sendok plastik atau sumpit sendiri dari Indonesia jika khawatir dengan kebersihan alat makan di China.
  • Biasanya bubur di China itu ga ada rasanya dan nasi gorengnya kering, kurang enak. Jadi lebih baik pesan menu mie yang biasanya cukup enak di China. Atau sekalian beli buah2an saja di supermarket atau penjual buah di pinggir jalan.

 

Tips Akomodasi

  • Rata2 akomodasi hotel di China tidak terlalu mahal. Jadi pilihlah yang lokasinya cukup strategis agar tidak membuang banyak waktu untuk mencapai pusat kota atau tempat wisata. Pilihlah juga yang petugasnya bisa berbahasa Inggris, itu akan sangat membantu. Coba saja email dahulu hotel ybs, dari situ kita bisa melihat responnya.
  • Akomodasi yang kami gunakan di Guilin, Yangshuo dan Xian sangat kami rekomendasikan. Murah dan bagus. Sedangkan untuk yang di Beijing, standar saja. Buat kami sih oke, toh cuma buat tidur. Tapi bagi yang bukan backpacker, tidak biasa berpetualang mencari lokasi hotel, takut area gelap atau yang pergi bersama keluarga, tidak terlalu dianjurkan sih.
  • Menginap di area hutong-hutong Beijing, bisa jadi pilihan yang menarik karena kita bisa melihat aktivitas keseharian warga lokal Beijing, termasuk aktivitas bisnis di dalamnya. Tapi harap maklum kalo daerahnya terkesan kumuh.

 

Tips Transportasi

  • Di China banyak motor tidak menyalakan lampu di malam hari dan mesin motornya tidak bunyi, jadi berhati2 lah.
  • Naik subway di Beijing lebih tertib dan antri daripada di Xian. Semakin besar kotanya, perilaku mengemudi nya juga lebih baik.
  • Moda transportasi terbaik di Beijing dari segi harga dan waktu adalah naik subway. Untuk Xian bisa kombinasi antara metro dan bus. Di Guilin dan Yangshuo hanya ada bus, itu pun cukup penuh sesak dan lama. Jadi bisa naik taxi atau jalan kaki saja.
  • Untuk Guilin ke Yangshuo, selain naik cruise bisa juga naik bis. Guilin ke Xian alternatif yang oke hanya naik pesawat lokal. Sedangkan Xian ke Beijing selain high speed train bisa juga naik kereta malam atau naik pesawat.

 

Yang Unik dari China

China itu secara teknologi cukup canggih. Subway nya saja keren, mesin beli tiket nya ada bahasa Inggris. Tapi kelakukan orang2nya memang masih jauh dari peradaban modern dan sopan santun. Di kota besar seperti Beijing lebih lumayan, terutama anak2 mudanya sudah lebih santun. Tapi selebihnya parah. Menyerobot antrian, mendesak semaunya saat sedang padat, lalu lintas juga semaunya (ini kaya di Jakarta sih), dsb. Banyak juga pengemis berkeliaran di jalan, subway, dsb.

Yang paling parah memang masalah toilet, terutama yang perempuan. Untuk yang pria sih tidak terlalu banyak keluhan. Biasanya mereka tidak melakukan “flush” karena terkadang tombol “flush” itu memang tidak berfungi. Entah penghematan air atau memang kebiasaan. Tidak ada air untuk membasuh dan jarang ada toilet paper. Umumnya menggunakan wc jongkok. Terkadang pintu toilet tidak bisa ditutup dengan baik atau bahkan tidak berpintu. Bersih bukan berarti bebas bau pesing. Masker dan tisue basah yang wangi menjadi andalan agar tidak muntah. Jadi, berani terima tantangan toilet di China ? Hahaha..

Saat pedagang menawarkan barang nya, cobalah untuk diam, jangan menawar dahulu. Biarkan sampai dia menurunkan sendiri harga dagangannya. Cobalah untuk melihat2 barang serupa di tempat lain untuk bisa tau perbandingan harganya. Mau tau kenapa ? Ketika di great wall, Jeff ingin membeli magnet. Lalu pedagang menawarkan harga 30 yuan / pcs. Karena kami sudah tau di Guilin bisa dapat 10 yuan / 3 pcs, maka kami anggap mahal. Walau menunjukkan muka berminat, tapi kami berjalan terus. Pedagang pun menurunkan harga menjadi 20 yuan, lalu 10 yuan. Setelah itu dia berhenti di angka 10 yuan.

Oke, setelah itu kami baru memutar badan dan menawar jadi 10 yuan / 2 pcs. Menurut kami wajarlah ada perbedaan harga antara di night market Guilin dan Great wall Beijing, di lokasi wisata kan pasti lebih mahal. Akhirnya dikasih. Jadi 5 yuan per magnet. Tapi tau ngga, ketika ada bule lewat, pedagang menawarkan magnet itu dengan harga 100 yuan / pcs. Gileeee…. Itu sih mau ditawar berapa coba ? Ga bakalan kan kita berani nawar sampe 5 yuan. Pokoknya kalo belanja barang di China sih musti pinter2. Pedagangnya gila2an ngasi harga, ga rasional !

Oke… sampai berjumpa di destinasi selanjutnya ya !

 

Baca Kisah sebelumnya di China trip part 5 : Beijing

Advertisement
Categories: 2015-2019, ASIA, China | Tags: , , , , | 2 Comments

Post navigation

2 thoughts on “China : 23-31 October 2015 (part 6)

  1. lenny

    lengkap sekali infonya. Thanks a lot ya….

  2. Ayupramesti

    Mantaaaaaapp

We love your feedback !

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a free website or blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: