Great Britain, UK : 25 May-10 June 2019 (part 1-London)

Before Day 1 (25 May 2019)

Foto2 di Terminal 3 Soetta dan di Suvarnabhumi (kanan bawah).

Kami berangkat menggunakan Thai Airways dari terminal 3 Soetta pukul 19.00. Ada musik / lagu Thailand sesaat sebelum pesawat berangkat dan sesudah pesawat mendarat. Pramugara dan pramugarinya menggunakan pakaian tradisional Thailand.

Sampai di bandara Suvarnabhumi-Bangkok jam 22.30 untuk transit dan ganti pesawat Thai juga tujuan London. Bandaranya sangat sederhana, namun harus antri hampir 1 jam untuk melewati x-ray. Ini untuk transit ya, jadi tidak lewat imigrasi. Baru kali ini untuk x-ray, bukan cuma koper dan jacket, tapi semua sepatu pun harus dilepas dan masuk x-ray. Power bank seperti biasa harus dikeluarkan juga dari tas. Pantas saja lama jadinya.

Selesai pemeriksaan x-ray, hanya ada 2 toko duty free (tidak terlalu besar) dan 1 kios kecil. Selebihnya adalah gate2 keberangkatan. Bener2 “nothing to do” nih di sini. Cuma bisa foto dengan 1 pagoda emas di sini. That’s it. Nunggu sekitar 1 jam lebih di sini betul2 membosankan, paling internet/chat dengan menggunakan wifi gratis.

Day 1 (26 May 2019 : Hampton Court, Westminster Abbey)

Jam 00.55 dini hari kami berangkat direct ke London dengan menggunakan pesawat Airbus A380 yang 2 tingkat itu loh. Favorit Jeff nih karena pesawat terbesar di dunia. Pertama kali naik pesawat type ini dengan maskapai SQ rute Tokyo-Singapore.

Pelayanan Thai Airways overall ok. Makanannya enak. Entertainment juga oke. Hanya saja tidak ada amenities. Yang kami pernah alami biasanya untuk rute jarak jauh, penumpang mendapatkan : tutup mata, ear plug, sikat gigi+pasta gigi dan sandal untuk di pesawat. Di toilet pesawat nya pun tidak ada lotion, adanya parfum.

Tiba di London

Kami mendarat pk.07.20 di terminal 2 Heathrow, terminal ini disebut juga The Queen’s Terminal karena diresmikan oleh Ratu Inggris. Waktu memasuki antrian imigrasi ada beberapa jalur. Ada yang buat citizen dan foreigner. Yang foreigner ternyata dipecah lagi. Yang masuk negara2 tertentu seperti negara2 di Eropa, America, Singapore, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, dsb bisa lewat jalur terpisah dengan mesin. Sementara Indonesia, Thailand, India, dan lain2 harus antri di jalur umum yang lebih lambat. Bayangkan saja, untuk jalur umum ini petugas imigasinya hanya 1 untuk melayani mungkin sekitar 200 org yang sedang antri. Kebayang ?! Mungkin karena ini hari Minggu pagi, jadi belum pada standby petugasnya.

arrive Heathrow, reception hostel

Dengan antrian luar biasa panjang, kami antri hampir satu jam. Sekitar jam 08.15 pagi, barulah petugasnya bertambah menjadi sekitar 6 orang. Lalu keluarga atau rombongan yang pergi bersama bisa langsung menghadap petugas imigrasi secara bersamaan, jadi tidak perlu 1-1. Antrian pun lebih cepat bergerak maju.

Lazimnya International airport di negara maju, Heathrow pun terhubung dengan jalur underground ke pusat kota London. Kami turun ke basement, membeli oyster card senilai £20 per orang, yang terdiri dari £5 sebagai deposit dan selebihnya dapat digunakan untuk berbagai public transport di London. Jika kurang nanti bisa di top-up. Sudah siap dengan oyster card, ternyata kami mendapatkan kejutan bahwa jalur ke pusat kota London dengan underground ditutup. Katanya ada service rutin dan hal itu memang sudah direncanakan. Tapi kan hampir semua penumpang yang adalah turis ini tidak tahu. Jadilah semua orang harus naik bis yang sudah disediakan sebagai pengganti underground yang tidak beroperasi. Gratis, tapi antrian nya mengular.

Bis berhenti di Hammersmith dan semua penumpang bisa melanjutkan perjalanan menggunakan underground (tube). Kami pun lanjut naik tube dan turun di Bourough station untuk taro bagasi di hostel. Hostel kami selama di London namanya Dover Castle Hostel. Dari Borough station jalan kaki sekitar 5 menit. Lokasi ini sangat strategis, bisa juga jalan kaki ke London Bridge sekitar 10 menit.

Di receptionist, kami tanya lokasi beli sim card untuk handphone. Ternyata dia lalu mengeluarkan bermacam2 sim card seperti Vodafone, Lebara dan lain2. Kami disuruh pilih sendiri mau yang mana. Waktu tanya harganya berapa, dijawab gratis. Wow ! Tapi memang belum ada pulsanya, jadi kami harus isi pulsa sendiri. Oke, ga masalah.. ambil dulu aja yang gratisan ini. Nanti kita cari tau gimana cara isi pulsanya.

Dover Castle Hostel, baik dari bentuk maupun susunan lantainya sangat mirip dengan Cambie Hostel Gastown di Vancouver, Canada – tempat kami menginap tahun 2018. Bisa baca trip Canada (2018).  Di bagian bawah ada semacam bar, lebih kecil dan sederhana daripada Cambie. Bar ini kalo pagi jadi tempat breakfast para tamu, sedangkan kalo malam dipakai untuk tempat nongkrong. Bedanya kalo di Dover ini breakfast nya gratis. Kalo di Cambie harus bayar walaupun ada harga khusus untuk penghuni hostel.

Menuju Hampton Court

Tujuan pertama kami hari ini adalah Hampton Court Palace. Untuk mencapainya, harus menggunakan train. Tidak ada jalur tube sampai sana. Lokasinya memang ada di zona 6, cukup jauh dari pusat kota, lebih dekat ke Heathorw malah. Untuk area2 yang jauh dari pusat kota London, kebanyakan dilayani dengan jalur rail/train yang harganya lebih mahal daripada tube. Jadi kami naik Tube sampe Clapham North (over ground alias di atas tanah). Kemudian ganti naik National Rail dari Clapham Junction ke Hampton Court.

Untuk atraksi2 wisata di London harganya cukup fantastis. Mahal banget maksudnya. Karena itu kami memilih menggunakan promo 2-for-1 alias beli tiket wisata seharga 1 orang dan dapat gratis masuk untuk orang kedua. Syaratnya adalah menunjukkan tiket kereta yang digunakan untuk menuju tempat wisata tersebut. Sangat banyak atraksi wisata yang berpartisipasi dalam promo 2-for-1 ini. Selengkapnya bisa dibaca di https://www.daysoutguide.co.uk/2for1-london

Tiket kereta yang dibeli haruslah berupa tiket fisik warna orange yang ada logo national rail nya. Jadi walaupun bisa naik train dengan menggunakan oyster card dan harganya lebih murah daripada beli tiket train secara fisik, namun itu tidak bisa berlaku untuk promo 2for1. Hitungan kami, naik train+promo ini tetap lebih murah daripada kombinasi lainnya (termasuk london travel pass). Nanti, tiket train di tempat tujuan jangan dimasukkan ke mesin pintu keluar, tapi ditunjukkan ke petugas agar dia membukakan pintu dan tiket kita tidak tertelan mesin. Bilang saja mau simpan tiketnya untuk promo 2for1, petugasnya paham kok. Nanti tiket train ini perlu ditunjukkan pada saat beli tiket Hampton Court Palace.

Hampton Court

Free audio guide, acara dgn kostum penghuni palace jaman dulu

Tiket masuk Hampton Court Palace harganya £26,1 per orang. Karena kami pakai promo, jadinya harga segitu untuk 2 orang. Hampton Court Palace dulunya adalah tempat tinggal salah satu raja Inggris yang terkenal yaitu Henry VIII. Di area ini ada : tempat tinggal Henry VIII dan keluarganya (ada kamar tidur, kamar mandi, dapur dll), Gardens, Maze, Magic Garden. Untuk lebih lengkapnya bisa cek di www.hrp.org.uk

Tempat ini sangat mengagumkan dan areanya juga luas. Butuh waktu lama untuk bisa mengeksplor tempat ini. Ada ruang tempat pajangan senjata memenuhi dinding. Keren banget, ratusan senapan, pedang, tombak, dsb nya disusun menjadi bentuk2 dekorasi seni yang indah. Dinding dan langit2 istana pun dihias dengan indah.

Tempat ini cocok juga untuk wisata keluarga karena banyak aktivitas yang bisa dinikmati oleh anak2. Saat kami datang, sedang ada acara pertemuan dengan raja. Artinya ada org yang berperan sebagai raja Henry, lalu anak2 bebas bertanya apa saja kepada raja lalu nanti raja akan menjawabnya. Misalnya apa makanan favoritnya, apa hobby nya, dsb. Seru yah. Sangat interaktif. Dengan audio guide, kami jadi mendapat banyak informasi mengenai tiap area/ruangan di tempat ini daripada hanya sekedar lewat saja.

Bagian luar dari istana ini juga sangat luas dan kereeen ! Jika mau menjelajah semuanya, butuh waktu seharian penuh deh. Kami menghabiskan waktu sekitar 3-4 jam di sini. Itu pun terpaksa dihentikan karena sudah gerimis dan waktu terbatas. Puas banget sih tapinya menjelajah istana ini. Sangat menarik. Namun karena lokasinya jauh dari pusat kota (hampir sejam perjalanan), maka perlu diperhitungkan juga alokasi waktunya.

Taman cantik dan luas di Hampton Court

Tadinya kami masih mau mengunjungi Tower of London sebelum kebaktian di Westminster Abbey. Namun sepertinya waktu tidak keburu, jadi kami tunda ke Tower of London nya. Dari Hampton Court, kami kembali ke hostel untuk masuk kamar dan istirahat sejenak. Sekalian juga mencari informasi bagaimana mengisi pulsa sim card vodafone yang tadi pagi didapatkan dari receptionist. Ternyata mudah, tinggal konek ke credit card, isi £10 dan langsung mendapatkan data 3 GB, 250 menit telpon dan unlimited sms. Berlaku selama 30 hari ke depan. Lebih dari cukup untuk kami. Bisa juga sih isi pulsa di minimarket seperti Tesco, dsb.

Westminster Abbey

Westminster Abbey

Dari hostel kami ke tengah kota mengarah ke Westminster Abbey. Sempat jalan2 sebentar di area gedung Parlemen yang menjadi salah satu ciri khas kota London. Memang sedang banyak steger dalam rangka renovasi. Westminster Abbey terletak di sebrang depan Gedung Parlemen ini. Tanggal 29 April 2011, gereja inilah yang menjadi tempat pemberkatan pernikahan pangeran William dan Kate Middleton. Untuk masuk gereja ini ada 2 cara. Pertama adalah dengan membayar £21-23 per org. Cara kedua adalah dengan mengikuti acara gereja (kebaktian atau even song) yang ada setiap sore hari dan gratis. Jadwal lengkapnya bisa lihat di https://www.westminster-abbey.org/visit-us

Kami memilih cara kedua, sekaligus juga memang mau ibadah hari Minggu. Jam 18.30 kami mengikuti Evening Service dan ternyata hanya berlangsung selama 30 menit saja. Wow, express yah, sangat efisien. Ini gereja Kristen ya, jadi walau penampakan dari luar seperti katedral katolik, tetapi ibadahnya tidak. Sebelum dan sesudah ibadah kita bisa saja berjalan2 menikmati indahnya interior gereja. Namun tidak diperkenankan mengambil foto dan tidak bisa menjelajah ke bagian lain dari tempat ibadah. Berbeda dengan cara membayar yang lebih leluasa untuk mengeksplorasi. Kalo kami sih cukup melihat bagian dalam tempat ibadahnya saja, sudah puas, gratis juga.

Kami masih jalan2 di area Gedung Parlemen sambil mengambil foto Big Ben yang terkenal itu. Sayangnya Big Ben sedang dalam tahap renovasi hingga tahun 2021. Benar2 tertutup terpal dan steger sehingga tidak bisa dilihat sama sekali. Kami juga baru tahu bahwa nama lain Big Ben adalah Elizabeth Tower.

Big Ben under cover & London Eye

Lanjut berjalan menyeberangi Westminster Bridge, satu dari sekian banyak jembatan yang membelah sungai Thames, sungai paling terkenal di London. Walaupun sudah jam 7 malam, tapi langit masih terang benderang dan begitu banyak turis yang lalu lalang. Terlihat  London Eye, salah satu ferris wheel tertinggi di dunia. Walaupun tiketnya terbilang mahal, kami lihat antriannya cukup panjang. Kami sih tidak naik.

Di London, banyak sekali gerai Pret A Manger. Semacam snack shop yang berpusat di London dan memiliki 450 toko di 9 negara. Menunya cukup simple, bisa take away dan dine-in. Ada sandwich, baquet, coklat, kopi dll. Di sini kami mencoba coklat batangan dengan sea salt alias garam. Lucu juga sih rasanya, lama2 jadi enak dan nagih nih. Hot snack nya juga lumayan mengenyangkan dengan harga sekitar £.3

Kami terus menyeberangi Jubilee Bridge dan kemudian naik tube pulang ke area hostel. Ceritanya mampir ke Borough Market dulu mau cari makan malam, tapi saat kami tiba, sudah tutup. Jam 5 sore ternyata tutupnya. Ada beberapa restoran dan club di sekitarnya masih buka dan penuh dengan pengunjung. Akhirnya kami makan di KFC saja deh dekat situ. Sambil menunggu menu kami siap, kami melihat bahwa ternyata di sinipun ada semacam “ojek online” yang antri dan mengambilkan orderan makanan. Haha.. sudah mendunia rupanya model2 go food gitu ya.

Borough Market

Pulang ke hostel, baru kami bisa agak menjelajah hostel. Resepsionis ada di basement. Bar/tempat breakfast ada di lantai dasar. Area dapur ada di lantai 1. Kamar kami di lantai 2. Kamar kami kapasitas 6 orang, berupa 3 bunkbed. Kami tidur atas bawah (1 bunkbed). Lalu ada 2 pasangan lagi yang juga masing2 tidur di 1 bunkbed.

Di London, nomor lantai dibuat mencerminkan kondisi sebenarnya. Lantai dasar disebut ground floor. Lantai 1 artinya 1 tingkat di atas lantai dasar. Sedangkan basement disebut lantai -1, lantai -2, dst. Tergantung berapa tingkat di bawah tanahnya. Sangat praktis dan mudah dipahami.

 

Day 2 (27 May 2019 : Greenwich, Tower of London, St.Paul)

Kami terbangun jam 4 subuh. Haha.. Maklum, masih jetlag dan jam 4 pagi itu matahari sudah bersinar masuk ke kamar dari jendela. Akhir bulan May itu sedang peralihan spring ke summer. Di London, matahari mulai terbit jam 4 pagi dan hari gelap baru jam 9.30 malam. Karena sudah ga bisa tidur lagi, maka kami pun santai2 dulu baca whatsapp, mandi, beres2, dsb. Sekitar jam 5 lebih, kami bikin sarapan mandiri dulu saja di dapur hostel, supaya bisa jalan2 keluyuran dulu ke sekitar hostel. Kalo sarapan yang dari hostel baru ada nanti jam 8 pagi. Keburu lapar, hehe..

Bikin nasi goreng di dapur

Di London, nasi sangat mudah didapatkan. Tinggal beli nasi instan berupa pouch (lihat gambar) di minimarket. Harganya ga sampai £.1 untuk porsi 2 orang. Bisa pilih macam2 jenis nasi : jasmine rice (mirip nasi putih biasa), egg fried rice (agak coklat campur telur tapi ga ada rasa), basmati rice (bulirnya panjang kurus dan kering-seperti nasi India), whole grain rice (brown rice), dsb. Cara masaknya cukup disobek sedikit bungkusnya, masukkan di microwave sekitar 1,5-2 menit, siap disantap ! Murah, mudah, dan kenyang. Karena nasi gorengnya tidak ada rasa, maka kami tambahkan abon yang kami bawa dari Indonesia. Sedap !

Dover Castle Hostel, Borough Station & our bed

Sekitar jam 6 pagi, kami sudah keluar hostel. Udaranya dingin, sekitar 12 derajat. Lalu lintas sepi, karena walau hari Senin, ternyata hari ini adalah hari libur nasional (Bank Holiday). Baru keliatan jelas nih, eksterior dari Dover Castle Hostel. Menarik juga memang, seperti castle.

Jalan2 pagi : area London Bridge Station. Terlihat The Shard di kejauhan.

Kami jalan2 melewati Borouh Market lagi, terus menuju London Bridge Station. Terlihat “The Shard” di kejauhan, tower tinggi berbentuk kerucut dari kaca, modern dan baru. Dari situ lanjut sedikit lagi, sampailah di London Bridge. Jembatan ini jaraknya sekitar 15 menit jalan kaki dari hostel.

London Bridge : Melihat Tower Bridge

Dari London Bridge inilah, kita bisa melihat Tower Bridge yang menjadi salah satu icon kota London. Lumayan juga nih jalan2 pagi harinya. Kami kembali ke hostel pun masih jam 7.30 pagi. Breakfast gratis sebetulnya disedikan jam 8 pagi, tapi jam 7.30 ini ternyata pub tempat sarapan sudah dibuka dan sudah siap breakfastnya. Bagus juga nih, masih belum ada orang. Jadi leluasa foto2 dan pilih tempat duduk.

Sarapan nya cukup lengkap untuk ukuran hostel : roti tawar, roti gandum, butter, aneka selai (strawberry, orange, blackberry), cereal jagung, cereal coco crunch, susu putih, dan buah apel. Minumnya ada teh, kopi, orange juice, apple juice, dan air putih. Ada toaster juga buat panggang roti. Sangat cukup buat kami.

Sarapan gratis di hostel

Pagi ini, kami mau jalan2 ke Royal Observatory Greenwich. Pusat waktu dunia (GMT 0) dan Titik Nol untuk Meridian Line (Garis Bujur) – garis khayal yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Makanya tempat ini penting sekali untuk dikunjungi. Untuk mendapatkan promo 2 For 1, lagi2 kami harus naik train walaupun untuk menuju Greenwich ini sebetulnya bisa menggunakan underground/tube atau pun boat.

Dari London Bridge Station kami beli tiket train menuju Greenwich. Namun ternyata pagi ini, train ke Greenwich hanya sampai New Cross Station karena ada pekerjaan konstruksi. Sampai di New Cross Station, kami turun dan bertanya kepada petugas bagaimana caranya menuju Greenwich. Ternyata kami diantar ke luar station menuju halte bis dekat situ untuk menunggu bis pengganti kereta. Ada 2 tipe bis yang lewat halte tersebut, bis reguler rute biasa dan bis khusus pengganti kereta. Beberapa kali kami sempat menunjukkan karcis kami dan tanya ke supir bis reguler, dan diminta untuk menunggu bis khusus yang nanti akan datang. Cukup lama menunggu, sekitar 20 menit, barulah bis khusus itu datang. 

Jalan melewati Greenwich Market

Greenwich

Bis menurunkan kami di Greenwich Station. Tempat seharusnya kereta dari London Bridge berhenti. Dekat station ada toko Poundstretcher, menjual barang2 dengan harga di bawah £1. Lumayan murah nih, belanja2 dikit lah. Dari situ kami jalan kaki ke arah Royal Observatory Greenwich, melewati Greenwich Market – tapi nanti siang saja mampirnya pas pulang. 

Maritime Museum, Greenwich Park, Royal Observatory

Kami sampai pertama di National Maritime Museum, jalan lagi sampai Greenwich Park yang luas banget. Nah.. ternyata Observatory nya masih jauh ada di atas bukit. Di area situ ada juga The Queen’s House. Jadi ternyata banyak tempat2 wisata yang bisa dikunjungi. Fokus dulu ke tujuan utama ya, Observatory Greenwich. Untuk bisa masuk ke situ, harga tiketnya per orang adalah £16. Tapi karena menggunakan promo 2 For 1 jadi cukup bayar segitu untuk 2 orang. Sangat menghemat ! Kami pun mendapat pinjaman audio guide secara free untuk memahami apa saja yang bisa dilihat di Royal Observatory ini.

Prime Meridian Line @ Greenwich

Salah satu tempat yang menjadi perhatian dan menjadi ajang foto adalah Prime Meridian Line. Garis ini artinya dimulainya perhitungan 0° untuk garis bujur dunia. Garis ini membagi dunia sebelah Barat dan sebelah Timur. Ada nama2 ibukota negara di dunia, termasuk Jakarta, dan disebutkan koordinat nya 106º 45’ E (Bujur Timur). Jadi tulisannya ada di sebelah timur (kanan) dari garis. Greenwich sendiri koordinatnya 00º 00’ E dan 00º 00’ W. Jadi tulisannya ada di sebelah kanan dan kiri garis. Ya iyalah… kan memang garis di Greenwich ini menjadi pusatnya.

Orang2 berfoto di Prime Meridian Line

Suka pakai GPS di handphone kan ? Nah, GPS itu menggunakan koordinat lokasi berupa garis lintang dan bujur ini. Garis untuk berfoto ini tidaklah panjang. Jadi harus bertoleransi dengan pengunjung lain dan bergantian saat berfoto.

Museum di Greenwich

Selain Prime Meridian Line ini, Greenwich juga merupakan titik nol dari GMT (Greenwich Mean Time) atau GMT 0. Artinya pusat dari pengukuran waktu dunia. Waktu di Jakarta termasuk GMT+7, artinya lebih cepat 7 jam dari waktu Greenwich. Sedangkan Bali termasuk GMT +8, makanya lebih cepat 1 jam dari Jakarta. Beijing juga GMT +8, jadi waktunya sama dengan Bali.

Oleh karena itu di tempat ini ada museum yang menceritakan bagaimana sejarah menentukan “waktu” dan “koordinat lokasi” dari jaman dahulu hingga akhirnya diputuskan Greenwich menjadi pusatnya. Jadi jaman dulu itu jika orang ingin menentukan jam/waktu di negaranya, dia harus datang ke Greenwich untuk menyamakan dan menghitung perbedaan waktunya. Wow banget ya.

Menara jam Big Ben di London menjadi pusat waktu yang dianggap paling tepat dan menjadi rujukan GMT 0. Mekanisme di dalam Big Ben ini (berbentuk replika mini) pun ditunjukkan di museum dan ternyata rumit loh. Karena memang istilahnya jam ini ga boleh terlambat, ga boleh lebih cepat dan ga boleh sampai mati. Sayang saat ini Big Ben sedang dalam renovasi, mungkin perlu istirahat ya dia, sudah terlalu lelah selama ini ga pernah istirahat 😉

Ada juga Astronomy Centre, bisa tau sejarah para ilmuwan dahulu terkait ilmu perbintangan dan waktu. Info lengkap bisa lihat di www.rmg.co.uk

Dari Royal Observatory, kami langsung menuju Greenwich Market. Ga sempat ke tempat2 wisata lain karena waktu sudah siang. Di sini menjual barang2 kerajinan tangan dan makanan sejenis food street. Kami pergi ke bagian makanan dan memilih Fish and Chips. Harganya £7. Ini Fish & Chips pertama kami di London, hehe.

Greenwich Market : lunch Fish & Chips

Selanjutnya kami mau ke Tower of London, salah satu highlight di London. Tempat wisata ini termasuk kategori Historical Royal Palaces, sama dengan Hampton Court Palace yang kami kunjungi kemarin. Dari Greenwich kami naik train hingga ke London Bridge Station. Tiket train nya tidak dimasukkan ke gate, tetapi ditunjukkan ke petugas di station supaya nanti bisa dipakai untuk promo 2For1 masuk Tower of London. Dari London Bridge kami berjalan kaki menyusuri sungai Thames hingga Tower of London.

Menuju Tower of London

Tower of London

Harga tiket masuk Tower of London adalah £30.3 per orang. Mahal banget ya ! Untung saja pakai promo 2For1, jadi cukup bayar segitu untuk kami berdua. Kalo engga wuiiih… ludes deh duitnya. Tower of London menjadi salah satu tempat kunjungan utama turis. Jadi sangat ramai sekali di sini termasuk grup2 tour. Ada 3 fungsi yang ditunjukkan oleh Tower ini, yaitu Fortress, Palace, dan Prison. Masing2 memiliki tempat atraksinya sendiri.

Crown Jewels

Salah satu atraksi utama di sini yang membedakan dengan tempat lain adalah Crown Jewels. Exhibition dari crown/mahkota ratu Inggris dan keluarganya, baik yang sudah tidak dipakai maupun yang masih dipakai hingga hari ini untuk acara2 kenegaraan. Untuk melihatnya, kami harus antri puanjaaaaang banget selama 1,5 jam. Mulai dari antri di luar gedung yang mengular, sampai masuk gedungnya pun masih terus antri.

Sepanjang antrian dalam gedung, ada banyak gambar dan kisah tentang kehidupan kerajaan Inggris. Koleksi Crown diletakkan di penghujung Gedung ini. Memang luar biasa koleksi crown yang ditampilkan. Dihiasi mutiara, diamond dan batu2 mulia lainnya yang pastinya mahal banget. Koleksinya berada di dalam kotak kaca. Pengunjung bisa melihatnya dengan elevator berjalan, baik di kanan dan kiri. Jika kurang puas, masih bisa balik arah dan kembali ke elevator. Di sini tidak boleh memotret dan mengambil video.

Setelah keluar dari Crown Jewels, kami menyusuri Battlements, di mana kami berjalan di atas tembok benteng yang mengelilingi Tower of London. Benteng ini merupakan banteng pertahanan yang telah melindungi Tower of London selama berabad2 dengan banyak kisahnya. Keren nih. 

Untuk yang bagian Prison, kami hanya sempat mengunjungi Torture at the Tower. Walaupun masuk ke penjara tempo dulu, rupanya malah menarik banyak turis. Antri hampir 30 menit di sini untuk kemudian disuguhkan suasana penjara dengan aneka penyiksaan dan kehidupan tawanan nya di masa lampau. Seru juga sih, menarik untuk memahami kondisi yang pernah terjadi di sini.

Kami ga bisa masuk ke semua atraksi yang ada karena keterbatasan waktu kami dan antrian yang ada. Areanya pun ternyata luas untuk dijelajahi. Jadi cukup deh. Sudah puas dan sangat menikmati tempat wisata yang terkenal ini. 

St. Paul Cathedral

St. Paul’s Cathedral

Kemudian kami lanjut ke St. Paul’s Cathedral, sebuah gereja Anglikan di London. Untuk turis yang hendak masuk, sebenarnya harus bayar. Namun kami memilih yang gratis, yaitu dengan cara hadir di acara Choral Evensong jam 5 sore. Agak buru2 nih, sudah lumayan telat pas kami datang, tapi tetap boleh masuk sih.

Acaranya hampir 1 jam berupa kebaktian mini dengan banyak nyanyian dan paduan suara. Biarpun bukan kebaktian umum tapi ternyata durasinya lebih lama daripada kebaktian umum di Westminster Abbey nih, ga nyangka.

St. Paul’s Cathedral pernah menjadi tempat pemberkatan pernikahan pangeran Charles dan alm. Lady Diana. Juga tempat acara ulang tahun ke 80 dan 90 Ratu Elizabeth II. Tempat ini secara interior jauuuuh lebih bagus dan lebih megah daripada Westminster Abbey. Keren banget deh. Secara eksterior, dari jauh sangat mudah dikenali dengan kubahnya yang khas. Namun jika dari dekat, agak susah memfoto kubah yang ada di atas itu.

Di sebrang St. Paul’s Cathedral sebenarnya ada City of London Information Centre, tempat di mana kami seharusnya mengambil tiket National Trust pass. Namun ternyata sudah tutup jam 17, ya sudah besok2 lagi mampirnya deh.

Malam ini kami dinner di hostel saja, bikin mie instan yang dibawa dari Indonesia, hehe.. Udah cape seharian jalan2, rasanya enaaak banget makan mie kuah hangat. Karena tadi pagi bangun nya subuh, maka walau hari belum gelap. kami sudah cukup ngantuk. Jam 9-10 malam kami sudah terlelap. Zzzzz….

 

Bersambung ke Part 2 : London & Windsor

Tulisan sebelumnya bisa dibaca di Great Britain, UK : 25 May-10 June 2019 (Persiapan)

Categories: 2015-2019, England, EUROPE | Tags: , , , , , , , | Leave a comment

Post navigation

We love your feedback !

Create a free website or blog at WordPress.com.