Prolog
Kali ini cerita perjalanan nya agak berbeda dibandingkan penulisan yang biasa kami lakukan. Jika biasanya kami menulis sesuai kronologis perjalanan seperti baca buku cerita gitu.. kali ini kami akan menuliskan review tempat-tempat yang dikunjungi saja. Hal ini karena perjalanan kali ini agak mix antara pekerjaan dan liburan dan perayaan wedding anniversary kami. Lalu juga kami pergi bersama dengan Jennifer (adik dari Jeff) dengan rute perjalanan yang kadang berbeda. Sehingga kami hendak memasukkan semua informasi yang kami dapatkan, baik itu kami jalani sendiri maupun berdasarkan informasi dari Jennifer yang menjalani nya, jadi lengkap.
TRANSPORTASI JAKARTA-BALI (PP)
Kami memutuskan untuk menggunakan pesawat demi efisiensi waktu. Pilihan jatuh pada Citilink dengan pembelian melalui Traveloka. Harga promo kami beli di kisaran Rp.500.000 per orang untuk pergi dan Rp.400.000 per orang untuk pulangnya. Sangat murah ya menurut kami dibandingkan harga tiket pesawat normal ke Bali. Di masa pandemi ini kelihatannya baik maskapai dan OTA (Online Travel Agent) banyak melakukan penurunan harga besar2an. Resikonya adalah kita harus fleksibel terhadap jadwal karena banyak kemungkinan jadwal pesawat kita di re-schedule/re-time, bahkan sampai berkali2.
Apakah ada penerapan physical distancing di pesawat ? Jujur tidak ada. Saat kami berangkat pergi, pesawat terisi sekitar 80%, cukup penuh dan padat. Saat kami pulang, pesawat terisi sekitar 60%, jadi ada bagian2 pesawat yang kosong dan jika mau bisa minta pindah seat ke pramugari. Apakah ada penjualan makanan dan minuman di pesawat ? Tetap ada. Namun begitu, sebaiknya kita tidak makan/minum ya selama di pesawat, jangan buka maskernya.
Yang berbeda dan kami rasa sangat baik adalah aturan keluar dari pesawat. Biasanya saat landing, para penumpang akan bergegas berdiri, mengambil bagasi di atas kursi dan berdesakan berdiri di sepanjang koridor. Di masa pandemi ini, semua penumpang diharuskan tetap duduk di kursi masing2. Nanti petugas akan menyebutkan nomor kursinya, berurutan dari nomor kursi paling kecil (misalnya no kursi 1-10), barulah yang nomor kursinya disebut boleh berdiri, ambil bagasi dan jalan keluar dari pesawat. Yang belum disebut ya mesti tetap duduk dengan sabar. Bagus nih, jadi lebih teratur dan nyaman juga menurut kami.
Syarat Perjalanan di Masa Pandemi
Ini kali pertama kami naik pesawat sejak pandemi COVID yang masuk Indonesia sejak tahun lalu. Untuk bisa melakukan perjalanan naik pesawat di masa pandemi ini, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
- Upload EHAC. Dowload dari playstore di hp, lalu isi. Nanti di bandara kedatangan tinggal tunjukkan barcode untuk discan oleh petugas.
- Hasil pemeriksaan Swab PCR/Antigen harus negatif. Bisa juga menggunakan GeNose jika di bandara kota tersebut tersedia. Sampai saat ini, Soekarno Hatta belum menyediakan GeNose tapi di Ngurah Rai Bali sudah ada Ge-Nose. Jadi saat berangkat kami harus periksa swab antigen sendiri. Bisa gunakan app OTA untuk mendapatkan harga murah pemeriksaan swab antigen ini. Saat kembali dari Bali, kami gunakan GeNose di bandara Ngurah Rai.
- Hasil Swab PCR/Antigen bisa dihubungkan juga ke EHAC, silakan ditanyakan pada petugas di tempat pemeriksaan Swab PCR/Antigen.
- Saat tiba di airport, lakukan validasi dokumen kesehatan dahulu, baru kemudian check-in dengan menunjukkan dokumen kesehatan yang sudah tervalidasi.
- Selama di airport dan pesawat selalu gunakan masker dengan posisi yang benar, lakukan prokes dengan ketat.

Hadiahnya dapat sunrise yang keren banget di Bandara Soekarno Hatta.
Pengalaman Swab Rapid Antigen
Kami melakukan Swab Rapid Antigen ini di RS Islam Asshobirin, Jl. Raya Serpong, Tangerang Selatan, 1 hari sebelum terbang. Beli voucher nya melalui Traveloka seharga Rp.80.000 per orang. Murah ya. Jika Jeff dan Jennifer sudah pernah merasakan pemeriksaan antigen, Diana belum pernah sama sekali nih. Jadi ini pengalaman pemeriksaan antigen pertama Diana. Perlu keberanian extra demi bisa pergi ke Bali nih, tapi akhirnya berlangsung dengan sukses. Prosesnya sangat cepat dan tidak terasa sakit sama sekali ! Hasil keluar dalam waktu sekitar 10 menit, dengan hasilnya semua negatif/non reaktif.
Pengalaman GeNose
Kami melakukan tes GeNose di Bandara Ngurah Rai, 4,5 jam sebelum keberangkatan pesawat. Sebetulnya bisa dilakukan 1×24 jam sebelum keberangkatan. Tapi karena kepraktisan, maklum kami terakhir itu stay di Ubud dan jauh untuk ke bandara, maka kami lakukan beberapa jam sebelumnya. Syaratnya adalah tidak boleh makan, minum maupun merokok dalam waktu 30 menit sebelum pemeriksaan. Daftar dengan menunjukkan tiket pesawat, lalu akan diajarkan cara melakukan tes GeNose, mulai dari membuka kantong, cara meniupnya sampai cara menutup kantong.
Tes dilakukan dalam bilik individual tanpa harus melepas masker, jadi selipkan saja alat tiup kantong nya ke balik masker. Sangat aman. Di balik bilik tersebut sudah ada petugas yang berjaga dan memeriksa hasil udara yang kita tiup. Hasil keluar dalam waktu 10 menit. Setelah beres GeNose dan semua dinyatakan negatif/non reaktif, maka kami memanfaatkan waktu untuk jalan2 ke luar airport. Waktu 3 jam sangat cukup untuk bisa jalan2 ke pantai atau ke tempat oleh2.
Tempat2 yang kami kunjungi di Bali secara umum terdiri dari 3 area. Sehingga review tempat2 yang kami kunjungi pun kami bagi berdasarkan area tersebut ya. Silakan klik di masing2 area untuk membaca detailnya.
AREA KUTA, BADUNG
Area Kuta ini sangat luas, mencakup Kuta Utara (Pantai Kuta, Seminyak, Canggu, Legian) dan Kuta Selatan (Nusa Dua, Jimbaran, Pantai Pandawa, Pantai Dreamland). Ada bonus tanah lot juga di postingan wisata pantai area Kuta ini, walaupun lokasinya di Tabanan bukan di Kuta. Di sini ada akomodasi villa mewah khusus couple, lengkap dengan private pool dan private jacuzzi.
Untuk akomodasi, kuliner dan wisata area ini silakan klik Bali : May 2021 (Akomodasi Seminyak & Kuliner di Seminyak, Kuta, Nusa Dua) serta Bali : May 2021 (Wisata Pantai Seminyak, Kuta, Nusa Dua, Pandawa + Tanah Lot)
AREA SANUR, DENPASAR
Diana sudah pernah ke Sanur saat gathering kantor Diana tahun 2019. Tapi Jeff dan Jennifer belum pernah. Karena itu kali ini kami pergi lagi ke Sanur untuk menikmati sunrise atau matahari terbit di Bali. Makan seafood paling enak, puas dengan harga terjangkau ya di Sanur ini. Wisata pantainya juga unik banget, karena saat sore hari air laut surut sekali dan kita bisa berjalan2 sampai ke tengah laut melewati batu2an dan rumput2an.
Untuk akomodasi dan kuliner area ini silakan klik Bali : May 2021 (Akomodasi & Kuliner Sanur, Denpasar)
AREA UBUD, GIANYAR
Kami belum pernah ke area Ubud, paling jauh terakhir hanya sampai ke Bali Safari Gianyar saja. Jadi kali ini kami mau menikmati Ubud yang terkenal dengan keindahan alam dan sawahnya. Ada juga cerita keseruan kami menikmati sungai Ayung dengan rafting. Untuk Bali Safari, sekarang giliran Jennifer yang pergi ke sana. Di Ubud kami sempat menginap di Westin Resort & Spa, dimana kami bisa belajar aqua yoga dan pakai kostum baju Bali. Kami juga menginap di Nyuh Ubud, villa dengan private pool dan berfoto pre-wedding anniversary dengan nuansa floating breakfast. Mantap !
Untuk akomodasi, wisata dan kuliner area ini silakan klik Bali : May 2021 (Akomodasi, Kuliner & Wisata Ubud, Gianyar)
TRANSPORTASI DI BALI
Untuk transportasi Bali saat pandemi ini, pilihan rental mobil menjadi sangat mudah dan murah. Dari OTA (Online Travel Agent), kami bisa mendapatkan harga sewa mobil tipe avanza/xenia dengan driver hanya di kisaran Rp.80.000 sampai Rp.100.000 per hari (12 jam). Harga itu perlu ditambah biaya bensin, namun dengan jalanan Bali yang sangat sepi saat ini pengeluaran bensin menjadi sangat murah, hanya sekitar 50 ribu untuk putar2 area Kuta atau sekitar 70 ribu untuk putar2 sampai area Ubud. Ada tambahan lagi untuk biaya makan driver sebesar 50 ribu per hari (traveloka) atau 75 ribu per hari (tiket.com). Ditambah lagi dengan biaya parkir, tol dan tips, total per hari maksimal Rp.300.000 deh, sudah puas jalan2 keliling Bali seharian. Bahkan untuk airport transfer atau taxi online, biayanya bisa lebih mahal daripada rental car. Jadi silakan dipertimbangkan saja sesuai itinerary perjalanan nya.
Pada saat memilih vendor, pastikan kebijakan2 nya yang biasanya berbeda2 antar vendor. Misalnya untuk Moovby Bali, perjalanan ke Tegalalang-Gianyar dianggap perjalanan luar kota sehingga harus membayar biaya tambahan yang cukup mahal, sementara untuk Dewata Sedana Trans Bali perjalanan di Gianyar area (termasuk Tegalalang) masih termasuk dalam kota sehingga tidak ada biaya tambahan. Jayamahe juga salah satu vendor yang bagus respon nya dan bisa menjadi alternatif pilihan rental mobil selama di Bali.
Pengemudi taxi Blue Bird dan taxi online pun saat ini akan menawarkan untuk penyewaan mobil dengan harga nego, karena imbas dari pandemi betul2 memukul pariwisata Bali. Mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan penumpang, sehingga jika memang kita cocok dengan driver nya, tidak ada salahnya untuk bernegosiasi langsung untuk kebutuhan perjalanan selama di Bali. Bahkan saat kami menyewa mobil melalui Moovby Bali, ternyata yang menjemput kami adalah driver grab dengan mobil milik driver tersebut. Artinya pihak vendor hanya murni sebagai marketing dan penentu kebijakan saja.
EPILOG
Kondisi Bali saat ini betul2 memprihatinkan, sangat sepi, kami betul2 sedih melihatnya. Tidak ada lagi gambaran Bali yang ramai dengan turis asing dan hingar bingar kehidupan malamnya. Tidak ada kemacetan, semua jalanan sepi, bahkan jam 7 malam sudah terlihat gelap dan hampir tidak ada kegiatan. Banyak toko, hotel, tempat makan, juga tempat wisata yang tutup. Pastikan saja sebelum keberangkatan, apakah tempat yang dituju tersebut buka atau tidak. Kami sempat merencanakan ke Dreamland melalui Klapa Beach Club namun tidak jadi karena tutup sementara. Lalu GWK juga tutup. Resto banyak yang sudah tutup jam 7 malam. Hotel dan Villa tidak semua menyediakan breakfast atau pun makan siang/malam, banyak fasilitas dan service yang juga tidak difungsikan seperti yoga, gym dan spa.
Oleh karena itu, Bali saat ini betul2 hanya mengandalkan wisatawan domestik, terutama dari kota2 besar. Pilihan mereka adalah tutup atau banting harga. Jadi yuk, teman2 yang memang ingin berwisata dalam kondisi pandemi ini, bisa memilih Bali sebagai tujuan liburannya. Ini adalah saat yang tepat karena situasi yang sepi, nyaman untuk mengambil foto dimana2, serasa punya private beach deh, kemana2 lancar tidak macet, dan harga2 pun menjadi sangat murah. Mau berhemat dengan memilih akomodasi seharga 100 ribu per malam dengan fasilitas kamar yang luas dan baik ada. Mau bersantai menikmati akomodasi lux yang tadinya seharga belasan atau puluhan juta per malam jadi hanya sekitar 800 ribu-1 juta juga ada. Tidak dianjurkan memang untuk lansia atau pun teman2 yang rentan kondisi kesehatannya. Selama di Bali pun jangan lupa tetap menggunakan masker dan mematuhi prokes ya supaya kita semua tetap terjaga kesehatannya.
STAY SAFE, STAY HEALTHY !
Wah murah sekali paket liburan nya rekomended banget nih