Hari ini, kami mau pergi melihat binatang komodo di Pulau Komodo, salah satu highlight yang tidak boleh dilewatkan saat berwisata ke Labuan Bajo. Soalnya habitat asli si komodo di seluruh dunia, ya hanya di sini. Komodo menjadi kadal terbesar di dunia yang masih hidup hingga sekarang.
Atas : sunrise pagi hari di Labuan Bajo Bawah : desa Komodo
Jumlah komodo yang ada di Labuan Bajo diperkirakan 3.000 – 3.500 ekor. Habitat mereka hidup dan tersebar di beberapa pulau seperti pulau Komodo, pulau Rinca, pulau Padar, pulau Motang, dan pulau Kode. Tapi populasi terbanyak dan yang sering menjadi objek wisata adalah di pulau Komodo dan pulau Rinca.
Untuk perjalanan kami bersama Andalusia-2 hari ini, ada 14 peserta yang ikut serta : 4 orang Indonesia (termasuk kami berdua), 2 orang Italia, 2 orang Luxembourg dan 6 orang Malaysia. Untuk crew kapal ada 8 orang yang terdiri dari kapten kapal, tour guide, ahli mesin, tukang masak dan dokumentasi. Untuk yang dokumentasi akan membantu dokumentasi kita baik melalui kamera, drone maupun kamera bawah air. Nanti semua hasil dokumentasinya akan dimasukkan dalam google drive dan dishare dalam wa group peserta yang sudah dibuat sebelumnya. Nama tour guide kami yang akan menginformasikan seluruh aktivitas selama pelayaran ini bernama Erik.
Dalam rangka merayakan ulang tahun pernikahan kami yang ke-21, kami memilih Labuan Bajo di Manggarai Barat, propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai destinasi kali ini. Keindahan Labuan Bajo sudah kami dengar dari teman2 maupun keluarga kami yang sudah pernah ke sana. Selain keindahan alam yang mempesona, di Labuan Bajo juga terdapat Taman Nasional Komodo, yang merupakan habitat binatang reptil tertua dunia yang masih hidup dan hanya ada satu2nya di dunia, yaitu di Labuan Bajo ini.
Untuk bisa menikmati pesona alam Labuan Bajo, kami memutuskan memanfaatkan Kamis 29 Mei 2025 sebagai hari libur nasional untuk terbang ke Labuan Bajo. Saat ini, untuk menampung animo wisatawan lokal dan mancanegara, sudah ada bandar udara Komodo, satu2nya bandar udara di Labuan Bajo. Bandar udara ini, melayani penerbangan langsung dari berbagai kota di Indonesia maupun mancanegara seperti : Jakarta, Surabaya, Denpasar, Kuala Lumpur Malaysia dan Singapore
Catatan : per 31 Juli 2025 rute penerbangan Singapore – Labuan Bajo ditutup menyusul ditutupnya maskapai JetStar Asia yang melayani rute ini
Untuk melihat komodo dan menjelajah pulau-pulau cantik di Labuan Bajo ada 2 pilihan. Satu hari dengan menggunakan speed boat atau 3 hari menginap di atas kapal phinisi. Kami pernah menginap di kapal saat berwisata ke Halong Bay Vietnam Desember 2019 (part 3 – Halong Bay). Karena pengalaman tersebut menyenangkan, maka kami memilih menginap di kapal juga untuk Labuan Bajo ini.
Malam ini Diana dan beberapa teman mau cari es krim terkenal di Reykjavik, namanya Valdis. Lokasinya sekitar 2 km dari tempat kami menginap di Guesthouse 101 (akomodasi yg sama saat malam pertama kali datang ke Iceland). Jalan kaki sekitar 20-30 menit lah. Ternyata pas malam ini turun salju, makin lama makin deras. Lumayan nih, jalan jauh menyusuri sisi Reykjavik yang berbeda lagi, mengandalkan google maps, ditemani hujan salju. Akhirnya tercapai juga makan es krim yg dingin di tengah dinginnya malam ini. Memang ini hanya untuk orang2 yang senang cari masalah, haha..
Setelah makan es krim, kami sempat jajan hot dog juga di perjalanan balik. Ini jajanan yg cukup terkenal juga di Iceland, jadi must try. Kami juga melewati kantor perdana menteri Iceland yang berwarna putih, sangat sederhana dan tanpa penjagaan. jadi kita bisa foto2 di depannya dengan bebas.
Jalan2 cari snack di Reykjavik saat malam bersalju
Setelah sarapan pagi, kami langsung check out dan dijemput oleh driver dan lokal guide kami selama ada di Fes. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Royal Palace of Fes. Istana ini merupakan salah satu dari beberapa istana di seantero Morocco yang masih secara aktif dihuni oleh raja Morocco dan keluarganya. Jadi kami hanya bisa berfoto2 di depan istana serta alun2 di depannya.
Ini late post setahun lebih ya teman2, haha.. Baru sempat ditulis sekarang, tapi ga papa.. karena menurut kami tempat ini cukup menarik untuk diceritakan.
Day 1
Hari ini kami mau staycation di pulau Macan yang masuk dalam kepulauan Seribu. Sebelumnya kami pernah menginap di pulau Sepa Pulau Sepa : 15-16 August 2009 yang juga masuk dalam kawasan kepulauan Seribu. Atau pulau lain di luar kepulauan seribu yang pernah kami kunjungi adalah Pulau Umang : 15-17 Agustus 2015 yang berlokasi di propinsi Banten.
Kami kontak langsung ke pengelolanya. Pulau Macan mengklaim dirinya sebagai Eco Lodge, jadi sangat mengedepankan suasana alam baik di kamar maupun lingkungan pulaunya. Kami tertarik karena kamarnya model cottage natural dan bisa langsung nyemplung ke laut dari teras cottage seperti di Maldives. Bisa cek pengalaman kami menginap di Maldives (2015).
Pulau Macan
Sama seperti ke pulau Sepa, kami berkumpul di dermaga Marina, Ancol untuk bersama2 dengan pengunjung lain naik boat menuju pulau Macan. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2,5 jam (walaupun di webnya mereka menulis 90 menit). Jauuuh, tapi memang ini yg bikin air lautnya jadi bening banget di sekitar pulau Macan. Lokasinya lebih jauh dari Sepa yang cukup ditempuh 1,5 jam dari dermaga Marina.
Akhirnya tiba juga hari di mana kami akan berpetualang ke Alaska, salah satu negara bagian USA yang spektakuler pemandangan alamnya. Untuk tanggal liburan kami, hanya ada 1 cruise yang akan berlayar ke sana yaitu NCL Bliss. Cruise lain umumnya baru berlayar sekitar bukan Mei. NCL Bliss adalah salah satu cruise terbesar yang dimiliki oleh NCL dan didesain terutama untuk tujuan Alaska. Untuk naik cruise, kami berangkat dari Pier 66, tidak jauh dari Pike Place Market yang kami kunjungi kemarin.
Proses check-in dilakukan melalui apps dari jauh-jauh hari sebelumnya. Para penumpang diminta untuk mengisi rencana jam check-in. Check-in bisa dimulai dari jam 10.00 sampai jam 15.00 untuk keberangkatan kapal jam 17.00. Yang penuh duluan terisi adalah jadwal check-in yang paling awal. Rupanya penumpang ingin cepat2 naik kapal, supaya bisa segera menikmati fasilitas kapal. Setelah dipilih, nanti akan ada tag berwarna yang harus ditempelkan di koper atau tas bawaan kami. Warna tag tergantung jam check-in.
Selama di kapal, kami dapat jatah wifi gratis terbatas 150 menit per orang. Ini aksesnya juga dari apps. Nanti bisa ketauan sudah terpakai berapa banyak dan sisa berapa banyak jatah wifinya. Kami irit2 deh ini pakainya, gantian antara Jeff dan Diana untuk berkomunikasi dengan keluarga.
ITINERARY CRUISE
1. Seattle – 15 April
Di Pier 66 sudah ada tempat drop off khusus. Jadi mobil bisa menurunkan penumpang dan kopernya di situ. Nanti koper bisa langsung diletakkan di tempat drop bagasi, di situ juga banyak petugas yang siap membantu. Nantinya koper akan dikirim langsung ke kamar.
Kali ini kami ingin liburan akhir tahun yang santai saja di dalam negeri, pilihan jatuh pada Pulau Bangka. Tetangganya, Pulau Belitung, memang lebih terkenal sebagai tempat wisata. Tapi kami sudah pernah trip ke Belitung (2015) bersama keluarga Diana. Sekarang giliran ke Bangka karena Jeff belum pernah. Diana sendiri pernah ke sini udah lama waktu tahun 1996 dan kesannya positif (makanan enak, pantai bagus).
Oke, kami dapat tiket Garuda di harga 2 juta untuk pp/orang. Kode bandaranya Pangkalpinang ya, kalo Tanjung Pandan itu kode bandaranya Belitung, jangan salah. Nama bandaranya sendiri di Bangka ini Depati Amir. Karena Garuda tidak tiap hari ada rute Jakarta-Pangkalpinang dan hanya ada di pagi hari, makanya mesti atur2 itinerary. Jadilah kami pergi tgl.26 Des pagi dan pulang tgl.30 Des pagi. Walau kelihatannya lama 5 hari, tapi efektif jalan2 nya hanya 3,5 hari sebetulnya.
Perjalanan dengan Garuda Indonesia untuk liburan ke Bangka
Di California, ada jalanan menyusuri laut mulai dari San Francisco ke San Diego yang namanya Highway #1. Nah, jalur ini dikenal dengan nama Pacific Coast Highway (PCH), merupakan one of the most famous scenic drives in the world. PCH ini juga masuk dalam list National Scenic Byway yang dirilis oleh dept perhubungan USA.
Jadi jika kita mengunjungi California, usahakan menjalani rute ini ya, bisa drive seperti kami atau naik bus. Lalu boleh dari jalur mana saja, San Francisco ke bawah atau Los Angeles/San Diego ke atas, pemandangan nya sama saja. Jika seperti kami, rutenya dari San Francisco ke bawah, maka lautnya ada di sebelah kanan jalan. Jika hendak stop lebih mudah karena tinggal minggir saja (posisi mobil kan di sebelah kanan jalan). Juga pemandangan ke laut dari mobil tidak terhalang, jadi lebih menguntungkan sih rute ini.
Masalahnya, jika kita mengikuti jalur PCH ini secara murni, maka perjalanan menyetir akan jadi sangat lama. Padahal kami cuma punya waktu 2 hari untuk menyusuri PCH dari SF sampai LA, dengan menginap di Monterey. Jadinya kami kombinasi saja antara PCH dan jalur yang lebih to the point ya. Untuk hari ini, kami akan langsung drive ke Santa Cruz, baru menyusur PCH sampai Monterey. Jika menyusur PCH ke Santa Cruz bakal jauh dan lama soalnya.
Selama kami di San Francisco, kami memutuskan tidak nyetir sendiri ke downtown. Ini nasihat dari banyak orang terhadap kami, hehe.. Alasannya antara lain : kontur jalan yang kurang bersahabat (naik turun cukup curam), banyak persimpangan tanpa lampu merah yang bikin bingung, cari parkir susah, lalu yang terutama lagi banyak kasus pecahin kaca mobil untuk ambil barang2 di dalamnya. Oke, jadilah mobil kami parkir di depan rumah host airbnb dengan kondisi dalam mobil kosong, tidak ada barang yang ditinggalkan di dalamnya.
Jalanan yang naik turun/curam dan rentan pemecahan kaca mobil
Artinya untuk menjelajah SF kami perlu menggunakan public transport. Untuk memudahkan, kami download Muni Mobile dan beli Muni Pass melalui apps itu. Untuk hari ini kami aktivasi 1 day pass (tanpa cable car) seharga USD.5/org. Besok baru aktivasi 1 day passport, ini yang sudah termasuk cable car, harganya USD.13/org.