Pulau Umang : 15-17 Agustus 2015

Prolog

Keinginan pergi ke pulau Umang yang terletak di dekat Ujung Kulon ini sebetulnya sudah diutarakan papa Diana sejak bertahun-tahun lalu. Hanya saja baru kesampaian kali ini. Perginya 3 hari 2 malam. Karena jarak ke Pulau Umang cukup jauh (5-6 jam perjalanan) jadi kalo semalam rasanya kok cape di jalan yah. Coba 2 malam saja deh, biar agak santai di sana. Pas ada long weekend, hari libur kemerdekaan RI, jadi Jeff ga perlu cuti.

Harga resort ini memang lumayan mahal. Hitungannya per orang, karena sudah include boat-makan pagi-siang-malam, persis paket2 resort pulau Seribu. Tapi memang jika semakin banyak orang dalam 1 kamar biayanya akan semakin murah. Makanya resort ini laku untuk gathering perusahaan atau outing, karena 1 kamar yang standar bed nya untuk 2 orang, bisa muat sampai 6 orang dengan adanya sofa bed dan extra bed.

Kami menggunakan 2 kamar untuk 4 orang, ceritanya sih biar nyaman. Dengan 1 kamar berdua itu, biaya untuk long weekend adalah sekitar 1,3 juta per orang per malam. Karena booking lebih dari sebulan sebelumnya, maka dapat diskon menjadi sekitar 1 juta per orang per malam. Dengan harga yang ga bisa dibilang murah ini, tentu kami berharap bisa mendapatkan fasilitas dan layanan yang “sesuai” dengan harga tersebut. Mari kita buktikan.

 

Day 1

Kami memulai perjalanan ke Umang dari Tangerang sekitar jam 7 pagi. Untuk menuju Umang, ada 2 alternatif keluar pintu tol yang ditawarkan. Yang pertama, keluar melalui pintu tol Serang Timur yang artinya kita akan melewati bagian tengah propinsi Banten dengan  melewati kota2 seperti Serang dan Pandeglang. Sedangkan yang kedua keluar melalui pintu tol Cilegon Barat dan menyusuri garis pantai Anyer, Carita hingga Labuan.

Oleh pihak resort, kami disarankan untuk memilih alternatif pertama dg pertimbangan jarak yang lebih dekat. OK deh, kami akan memilih alternatif pertama karena jarak yang lebih dekat, kami juga belum pernah melalui jalur ini. Biasanya, untuk berwisata ke pantai di barat propinsi Banten, kami akan memilih jalur Anyer hingga Carita.

Perjalanan di ruas tol Jakarta Merak, relatif lancar dan didukung jalan tol yang mulus. Walaupun kendaraan ramai karena long weekend, tidak ada kepadatan yang berarti. Hanya bertemu keramaian di rest area, tampaknya banyak wisatawan yang berlibur ke pantai Anyer dan Carita.

Perjalanan panjang mulai kami rasakan setelah keluar gerbang tol Serang Timur. Kami melintasi pinggiran kota Serang dan dilanjutkan menuju Pandeglang. Tidak ada penanda jalan menuju Umang. Tetapi jangan khawatir, lokasi resort Umang, searah dengan kawasan wisata Tanjung Lesung. Kami pernah ke sana tahun 2004 saat foto pre wedding. Bisa baca ceritanya di trip Tanjung Lesung (2004). Nah, ikuti saja petunjuk arah ke Tanjung Lesung, dijamin tidak akan tersesat.

Kondisinya jalan ini ternyata berbukit-bukit  naik turun namun relatif bagus. Di sepanjang jalan, ada saja ditemui SPBU maupun mini market yang bisa dijadikan tempat untuk istirahat. Ternyata pada saat kami pergi ini, tanggal 15 Agustus 2015, suasana kemeriahan menyambut perayaan kemerdekaan RI sudah dilakukan oleh banyak sekolah dan instasi pemerintah di jalur yang kami lewati.

Sepanjang jalan terdapat lomba gerak jalan ! Dan jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit.  Lebih dari 100 grup jika dijumlah-jumlah. Beberapa kali, kami harus antri bergiliran dengan kendaraan dari arah berlawanan karena perlombaan gerak jalan ini mengambil sebagian jalan raya. Lomba gerak jalan ini ada di beberapa titik sehingga menambah waktu tempuh kami ke Umang.

Menarik juga menyimak lomba gerak jalan ini. Seragamnya warna warni, ada gerakan/tarian yang harus mereka lakukan karena dinilai dewan juri. Yang hebat, ada lomba gerak jalan yang rute jalannya naik turun karena terletak di lokasi perbukitan. Lumayan buat hiburan supaya ga ngantuk.

sumurSetelah 4 jam berkendara, tibalah kami di pertigaan kawasan wisata Tanjung Lesung. Jarak dari sini ke Sumur, daerah terakhir untuk menyeberang ke Umang, sebenarnya tidak sampai 50 km. Tetapi ternyata kondisi jalanannya : berlubang, rusak, naik turun, ditambah perbaikan gorong2 di sisi kiri dan kanan jalan. Akhirnya setelah menempuh waktu total perjalanan  5,5 jam dengan jarak tempuh sekitar 200 km, tibalah kami di Sumur.

Dari sini, tampak dengan jelas pulau Umang di depan mata kami. Kendaraan para tamu dapat diparkir di tempat yang telah disediakan oleh Pulau Umang. Dijamin aman karena ada penjaganya. Di sini, para tamu bisa istirahat sejenak sebelum menyeberang ke pulau Umang.

Pantai di Sumur ini sebetulnya bagus loh… landai dan bersih. Mirip Pantai di Padang, tempat batu Malin Kundang. Bisa baca di trip Minangkabau (2013). Kalo mau dan sempat, bisa bermain dulu di pantai sini. Enak soalnya sepi.

pantai di Sumur, sebrang pulau Umang

pantai di Sumur, seberang pulau Umang

Karena long weekend, tamu yang datang banyak juga, termasuk beberapa grup besar dari perusahaan. Dari tempat parkir kendaraan, kami jalan sedikit ke arah dermaga kayu. Ada beberapa kapal boat dengan kapasitas yang berbeda2. Namun karena laut sangat surut, maka yang bisa digunakan hanya kapal boat kecil dan sesampai di Pulau Umang kami tidak tiba di dermaga utama, tetapi di dermaga cadangan yang bisa didekati oleh kapal. Perjalanan naik boat hanya 5 menit saja.

tiba2

Setelah check in, kami diantar ke kamar. Satu bungalow terdiri dari 2 kamar terpisah, namun di dalamnya ada connecting door. Resort ini tampilannya cukup baik, terlihat dari arsitektur dan material yang digunakan. Interior dan eksteriornya pun terkesan mewah. Kamar mandinya semi out door, mirip yang ada di Kampung Sampireun dan Lor In Belitung.

umang2

Sayang, fasilitas yang ada tidak standard di tiap kamarnya. Telephone hanya ada di salah satu kamar kami, begitu juga raket nyamuk dan semprotan nyamuk, tidak ada di semua kamar. Yang lebih parah, semua itu tidak berfungsi ! Telephone mati, sehingga jika ada keperluan, kami harus berjalan ke front office (yang tidak standby 24 jam karena sore hari mereka pulang ke darat dan baru datang lagi ke pulau menjelang tengah hari).

umang1Secara umum semuanya tampak kurang terawat dengan baik. Debu dimana-mana, dan kami juga mendengar ada rayap di bagian bawah, serta adanya serpihan kayu yang selalu jatuh ke sofa walau sudah dibersihkan. Hmmm…

AC di tempat tidur kami mengeluarkan hawa panas, jadi mirip heater, hehe.. Setelah complain, kemudian diganti kompressorrnya dan mendingan lah. Tidak panas, tapi juga tidak dingin. Jadi akhirnya sih tetap tidak digunakan karena tidak efektif. Water heater di kamar ortu kami tidak berfungsi. TV di kamar kami juga tidak berfungsi. Untung di kamar sebelah (kamar orangtua kami) TV nya menyala. Selain AC, semua complain yang lain tidak ada yang ditindaklanjuti.

Sore ini kami mengeksplore pulau dulu. Biasanya kami mencari area pantai yang bisa dipakai untuk bermain dan berenang/snorkeling. Sayang yang kami lihat adalah pantai berbatu karang, penuh tumpukan coral mati (yang membuat kaki sakit jika berjalan) ditambah sampah daun kering dan sampah lainnya (plastik, bungkus rokok, dsb). Tamu lain sih kami lihat paling foto2 di atas karang atau main2 air di laut. Ya, kalo dibayarin perusahaan sih ga masalah. Kalo bayar sendiri jadi nyesel abis.

Sebagai resort pulau, betul-betul mengecewakan sih ketika justru tidak bisa menikmati pantainya. Mending ke pulau seribu aja deh. Bisa baca pengalaman kami di Pulau Sepa (2009). Kami sempat juga melihat “icon” pulau Umang, yaitu bangunan bentuk kubah yang ada di belakang kolam renang. Terlihat tidak terawat. Sebetulnya ada juga (bekas) Jacuzzi yang besar di sini. Sayang sekarang cuma jadi tempat duduk yang berdebu.

umang3

Akhirnya kami berleha2 saja di depan kamar sambil menunggu waktu makan malam. Hawanya enak, angin sepoi-sepoi, ga panas. Papa dan mama sempat berfoto dengan sunset yang ada di sore hari ini. Lumayan lah buat hiburan.

sunset1Makan malam jadwalnya jam 19.00-21.00. Tempat makan grup perusahaan dan keluarga seperti kami dipisah. Jam 18.30 kami sudah tiba di tempat makan. Ternyata makanan sudah siap, jadi kami bisa langsung makan. Temanya western, ada cream sup, kentang, ikan bumbu panir, ayam, spaghetti, dsb. Rasanya ok. Minuman hanya ada air putih dan ambil sendiri dari dispenser. Buah-buahan paling cepat habisnya. Jam 19.30 rasanya hampir semua menu sudah habis. Kasian juga yang datang agak malam, sudah kehabisan deh. Manajemen nya kurang bagus nih. Mirip pengalaman kami saat menginap di Hotel Salak Bogor, siapa cepat dia dapat. Kacau.

Setelah makan malam, tidak banyak yang bisa dilakukan. Paling hiburannya menikmati debur ombak di pantai. Kami kembali ke kamar dan nonton TV bareng2 di kamar sebelah. Kualitas gambarnya tidak bagus, tapi lumayan daripada ga ada. Di sini nyamuknya banyak dan ganas. Jadi siapkan saja lotion anti nyamuk jika ke sini.

 

Day 2

Kami bangun pagi2 berharap bisa liat sunrise, tapi ternyata tidak kelihatan karena awan tebal. Ya sudah, jalan2 santai sambil menunggu jam sarapan. Walau jam sarapan jam 7, tapi jam 6.30 saat kami tiba sarapan sudah tersedia. Menunya lumayan lah, ada nasi goreng dengan lauknya seperti sosis, kentang, ayam, dsb. Ada juga bubur dan roti.

Sesudah sarapan, kami kembali ke kamar untuk mengambil peralatan snorkeling kami. Ya, hari ini acaranya snorkeling ke pulau Oar, yang letaknya di seberang pulau Umang. Kami sudah mendaftar kemarin di counter. Menurut info petugas kemarin, jadwal boat adalah jam 9 pagi. Ternyata, petugas hari ini bilang kami sebetulnya sudah bisa berangkat dari jam 8. Sayang, tidak ada yang menginformasikan hal tersebut kepada kami. Ya iyalah, wong telpon di kamar aja mati. Gimana mau komunikasi coba ?! Kacau sekali memang pengaturan boat untuk ke Oar ini, terutama pada saat resort full dengan group.

ikan oarDi dermaga, sudah berkumpul puluhan tamu yang menunggu di bawah terik matahari sambil berdiri, semua untuk ke pulau Oar. Mayoritas dari grup perusahaan. Karena kami hanya berempat, maka kami diprioritaskan untuk berangkat terlebih dahulu. Boat yang terbatas (daya tampung sekitar 10 orang) dengan waktu tempuh Umang-Oar 10 menit sekali jalan, membuat resort sebetulnya kewalahan untuk menyeberangkan puluhan orang dalam waktu yang bersamaan. Harusnya dibuat jadwal yang jelas sehingga tidak bertumpukan seperti ini.

Di pulau Oar, baru bisa ketemu pantai putih bersih yang landai untuk bermain dan lautnya pun bisa untuk berenang. Ada tempat penyewaan alat snorkeling termasuk pelampungnya. Tetapi jumlahnya sangat tidak memadai jika dibandingkan dengan jumlah tamu yang berkunjung.

Alhasil, yang grup perusahaan banyak yang tidak kebagian, jadi harus bergantian menggunakan alat snorkeling dan pelampung. Kami bawa alat snorkeling sendiri, jadi tidak masalah. Oya, untuk naik boat ke Oar dikenakan biaya 50 ribu/orang untuk sekali pp. Sementara jika sewa alat snorkeling kena biaya 75 ribu/orang.

Kami efektif baru snorkeling jam 9.30. Suasana snorkeling sangat ramai karena lokasinya dekat pantai. Banyak yang pakai alat snorkeling dan pelampung, tapi tidak snorkeling, hanya foto2 saja. Kami berusaha menjauhi keramaian. Di sini coral yang bagus mesti agak jauh ke kanan dari dermaga. Kalau dekat dermaga coralnya sudah pada mati. Coralnya lumayan warna warni, ada yang biru juga.

Soft coral di Oar

Soft coral di Oar

Jenis ikannya tidak terlalu banyak, ada butterfly fish, wrasse, belang2, dsb. Kalau ragamnya, mirip di Belitung, tapi lebih banyak di Belitung. Tapi di sini ada beberapa jenis ikan yang sama dengan yang kami jumpai di Maldives, yang tidak ada di Belitung. Coba bandingkan saja foto ikan-ikannya dengan yang ada di trip Maldives (2014) dan trip Belitung (2015)

ikan1

Cukup menarik sih buat yang belum pernah snorkeling. Tapi kalo tujuannya untuk snorkeling, ya.. tergolong oke saja sih, ga sampe istimewa walau ga jelek juga.

fish

Kami dipanggil-panggil orangtua kami karena ternyata kapal terakhir dari pulau Oar menuju pulau Umang sebelum makan siang, adalah jam 11.30. Padahal kami diinformasikan sebelumnya jam 12.00. Lagi-lagi masalah komunikasi dan manajemen jadwal kapal yang buruk ! Suka-suka banget sih ini resort memperlakukan tamunya. Haduuh…

Pulau Oar

Pulau Oar yang punya pantai putih bersih

Jadilah kami kehilangan waktu 30 menit yang kami rencanakan untuk bersantai di pantai sambil minum kelapa muda dan foto2. Sebeeeel banget !! Makanya ga ada foto kami kan di Oar ini. Papa sama mama saja yang sempat sedikit foto2 karena tadi papa sudah berhenti snorkeling jam 11.

Snorkeling dengan durasi 1,5 jam (2 jam potong istirahat 30 menit di pertengahan) menurut kami sih betul2 ga puas. Karena itu juga kan ga langsung bisa menemukan coral yang bagus dan ikan2 yang lucu, mesti dicari2 dulu keberadaannya. Apalagi dengan banyak nya orang yang nyemplung di lokasi yang sama, otomatis ikan2nya pada lari lah… keberisikan ! Kami pun butuh waktu untuk berenang menjauh dari keramaian itu.

Setelah tiba di Umang dan membersihkan diri (karena di Oar tidak ada air bersih), kami melanjutkan hari dengan makan siang. Mulai muncul menu sea food dengan adanya udang goreng dan cumi. Rasanya sih oke, apalagi lapar baru snorkeling dan lari2, jadinya kami makan dengan lahap.

Karena cuaca panas dan tidak ada yang bisa dilakukan di outdoor , kami memutuskan untuk bersantai2 siang hari di kamar saja sambil mengobrol banyak hal. Menjelang sore, barulah kami jalan-jalan kembali mengelilingi pulau. Sudah banyak tamu baru yang siang tadi datang dari daratan. Baru kali ini kami bingung bagaimana cara menghabiskan waktu di pulau. Tidak bisa leyeh2 di pantai, tidak bisa jalan kaki di atas pasir yang halus dan bersih, tidak bisa berenang/snorkeling.

pantai2

Ya, paling bisa melihat pemandangan laut saja dari beranda kamar sama foto2 di dermaga, di karang, di pantai, dimana aja yang bisa difoto. Sore ini giliran kami yang foto-foto dengan sunset yang tampak di kejauhan seperti bulan.

sunset2

Makan malam hari ini cukup istimewa. Seperti biasa, kami ambil makanan secara prasmanan. Pas kami sedang makan, ternyata pegawai resort membawakan menu tambahan ke meja setiap tamu. Yaitu cumi saos padang, ikan bakar, ayam goreng, dan udang goreng. Wow, luar biasa ! Mungkin karena kemarin ada tamu yang tidak kebagian makanan (yang datang belakangan). Jadi kali ini menu tertentu dibawakan ke meja tamu supaya semua kebagian. Kami pun kekenyangan dan tidak sanggup untuk menghabiskan semua menu tambahan tadi. Pesta besar deh !

 

Day 3

Hari ini adalah hari perayaan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-70. Salam merdeka !

Hiasan bendera merah putih di pulau Umang kelihatannya sudah bertahun-tahun bertengger tanpa pernah dilepas dan dibersihkan, sudah dekil semua. Yang berbeda adalah adanya upacara bendera yang dilakukan oleh karyawan hotel. Tapi ini juga kami hanya mendengar sayup-sayup saat berjalan dari tempat makan menuju ke kamar.

Makan pagi dengan menu yang hampir sama dengan sarapan kemarin. Selesai makan, kami keliling pulau sambil foto2 dengan spot2 yang kami anggap menarik di sekitar pulau.

foto berdua

Dibantu papa dan mama sebagai fotografer, hehe.. Ceritanya foto post-wedding, ga mau kalah sama yang pre-wedding 🙂

berdua

Kembali ke kamar, kami berkemas2 untuk persiapan check out siang nanti. Sambil menunggu waktu makan siang, kami nonton TV bareng2 lagi. Ga ada aktivitas lain nih. Nonton acara detik2 peringatan hari kemerdekaan RI ke-70 di Istana Merdeka, Jakarta. Ini pertama kalinya presiden Jokowi menjadi inspektur upacara.

Bye Umang...

Bye Umang…

Jam 11.30 barang2 kami diangkut ke front office oleh petugas hotel yang sudah duduk-duduk menunggu di area depan kamar kami. Setelah mengisi form complain (ga tau dibaca apa engga), membayar tambahan biaya boat untuk ke pulau Oar kemarin, dan makan siang, kami bergegas ke dermaga untuk naik boat dan kembali ke daratan. Udah pengen cepet-cepet pulang nih. Dua malam tidur ga nyenyak karena AC yang ga berfungsi maksimal.

Untuk perjalanan pulang, kami memilih jalur pantai Carita Anyer. Tidak melewati Pandeglang seperti hari pertama dengan pertimbangan jalurnya mendatar, sehingga diharapkan waktu tempuhnya lebih cepat dibandingkan dengan jalur Pandeglang yang berbukit2.

Sama seperti saat datang, perjalanan dari Umang ke pertigaan Tanjung Lesung terasa jauh dan melelahkan karena kondisi jalan yang membuat kami harus berhati2. Belum lagi melewati beberapa keramaian warga, baik terkait kegiatan ekonomi maupun peringatan kemerdekaan RI. Selepas pertigaan Tanjung Lesung, perjalanan relatif lebih lancar.

sunset3Mendekati daerah Anyer, kami terjebak dalam antrian panjang kendaraan yang menuju kota Cilegon. Kami berpikir ini adalah antrian kendaraan wisatawan yang akan kembali ke Jakarta.

Karena hari sudah sore, kami mampir dulu ke hotel Patra Jasa untuk istirahat dan makan sejenak. Hotel Patra Jasa, adalah hotel milik Pertamina yang sudah berdiri sejak tahun 1975. Kami sudah beberapa kali mampir ke sini untuk makan di restorannya yang terletak menjorok di atas laut.

Buat yang belum pernah ke Hotel Patra Jasa Anyer, sangat direkomendasikan untuk dicoba. Selain makanan yang enak, pantai yang landai untuk berenang, menyaksikan laut dan sunset di sini sangatlah indah.   

Dari sini, kami masih sempat merasakan antrian panjang kendaraan. Ternyata sumber kemacetan terletak di kota Anyer. Sekarang kota Anyer tumbuh menjadi kota yang ramai. Di kanan kiri jalan banyak sekali toko dan rumah makan. Selepas Anyer, perjalanan ke Cilegon lebih lancar dan tanpa macet.

Setelah melewati kawasan industri Cilegon, jalanan bercabang dua. Lurus tandanya ke kota Cilegon, sementara yang belok kanan tidak ada petunjuk jalannya. Kalaupun ada, tidak bisa kami lihat saat itu karena minimnya lampu penerangan jalan. Ternyata, jalan ini bisa langsung menuju pintu tol Cilegon Timur.

Kami menduga, jalanan ini adalah by pass yang baru selesai dibangun. Tidak ada lampu penerangan jalan sama sekali. Kondisi jalan naik turun dan panjang sekali jaraknya. Rasanya lama sekali menyelesaikan jalan ini. Kami ikut konvoi kendaraan yang ada karena suasana gelap dan tidak tahu ada di mana.

Akhirnya, kami tiba di pintu tol Cilegon Timur untuk masuk ke ruas tol Jakarta Merak. Rasanya senang sekali bisa berada di jalan tol yang terang. Walaupun tiba di rumah sudah malam, tapi buat kami :

Horeee…  Home Sweet Home !!

 

Epilog

pantaiHal positif dari Pulau Umang adalah pulau konservasi alam (yang seharusnya sangat cantik), makanan yang enak serta pemandangan yang menarik karena ada pohon di tengah laut. Untuk pantai dan snorkeling, Pulau Umang sangat mengandalkan Pulau Oar yang tidak berpenghuni.

Untuk hal yang negatif sudah kami tuliskan di Trip Advisor secara lebih jelas, bersama dengan banyak komentar senada di sana. http://www.tripadvisor.com/Hotel_Review-g608499-d649929-Reviews-Pulau_Umang_Resort_Spa-Serang_Banten_Province_Java.html#REVIEWS

Sedih sekali sebetulnya melihat resort ini. Resort mewah yang tidak dirawat dan petugas yang ramah tapi tidak memiliki skill untuk manajemen hotel serta hospitality industry. Kami belum pernah loh memberikan rating 1 (dari 1-5) untuk sebuah resort/hotel. Paling jelek 3. Tapi yang ini keterlaluan sih menurut kami.

Jika dikaitkan dengan harga, sudah jelas fasilitas resort ini tidak semewah harganya. Perjalanan yang sangat panjang dan kurang nyaman untuk menuju ke Umang juga perlu menjadi bahan pertimbangan. Mungkin lebih baik menuju Tanjung Lesung, yang jalanan nya sudah lebih baik dan resortnya pun lebih berkembang.

 

Advertisement
Categories: 2015-2019, ASIA, Banten, INDONESIA, Java | Tags: , , , , , , , | 3 Comments

Post navigation

3 thoughts on “Pulau Umang : 15-17 Agustus 2015

  1. Mohammad Taufik

    kalo boleh tau abis berapa yaaa ke umang?

  2. Widihh foto-foto nya bikin ngiler… berapa duit ya untuk ke pulau umang? pingin banget ke sono..

We love your feedback !

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a free website or blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: