Belitung : 12-15 Juni 2015 (part 2)

DAY 3 – Jelajah Pulau (Island Hopping)

Hari ini kami akan jelajah pulau-pulau kecil yang ada di Belitung. Semoga cuaca cerah hari ini, kalo hujan pasti ga enak banget dan menghambat perjalanan. Menuju Tanjung Kelayang untuk start nya, di situ sudah ada banyak kapal nelayan yang dipakai untuk island hopping. Wah, rame juga nih hari Minggu. Ga kebayang kalo kemarin Sabtu katanya lebih rame lagi.

Dimulai dari Pantai Tanjung Kelayang

Dimulai dari Pantai Tanjung Kelayang

Satu kapal biasanya bisa isi 10 orang, tapi kami cuma ber-4 karena tidak dicampur dengan rombongan lain. Kalo mau charter boat sendiri harganya Rp.500.000,- /hari. Kami sih sudah masuk paket.

boatNelayan ikan di sini rata2 sudah beralih fungsi jadi pembawa kapal untuk wisata, uangnya lebih jelas kali ya, hehe.. Nama awak kapal kami Erwin. Guide kami Egy ikutan juga dan sudah berkostum diving lengkap. Dia lebih keren dari kami lah pokoknya 🙂

Jika kita sewa mobil dan boat terpisah, maka saat jelajah pulau driver/guide nya ga akan ikutan naik kapal. Karena memang bukan bagian dia. Tapi kalo kita ikut paket tour, maka driver/guide nya akan ikut terus memandu jelajah pulau. Dia akan terangkan soal pulau2 yang dikunjungi, begitu juga standby saat snorkeling, siapa tau ada yang keasikan snorkeling dan bergerak terlalu jauh atau nyasar ke boat lain. jadi lebih safe ya, ada guard nya, hehe.. Dia bahkan bisa bantuin foto kita di bawah laut jika mau. Itu sih pengalaman kami sama Egy ya. Ga tau tour guide lain begitu ga, hehe..

Ada beberapa spot yang dikunjungi :

  1. Pulau Burung. Di sini pengunjung tidak bisa turun ke pulau, karena memang hanya berupa batu besar yang dipersepsikan berbentuk kepala Burung (Garuda). Foto2 saja dari atas kapal dengan background batu burung tersebut. Di sini paling sekitar 10 menit.

    pulau burung

    Pulau Burung

  1. Pulau Pasir. Berupa gundukan pasir putih di tengah laut. Jika air laut pasang, maka pulau ini akan ‘tenggelam’. Disini bisa foto2 dan berenang sekitar pulau. Airnya jernih. Tersedia 3 bintang laut yang diambil dari dasar laut dalam dan diletakkan di pantai ini. Jadilah para bintang laut ini ‘korban’ objek foto para wisatawan. Itu beneran bintang laut yang masih hidup walaupun terlihat tidak bereaksi. Kami sih ga tega ambilnya, jadi foto underwater saja ya. Kasian bintang lautnya kalo kelamaan ada di darat, kan habitatnya di dasar laut sebetulnya.
    "Bintang" nya Pulau Pasir

    “Bintang” nya Pulau Pasir

    Karena ‘dataran’ ini kecil banget dan dipenuhi oleh puluhan wisatawan, alhasil kami ga terlalu betah di sini. Too crowded. Cuma sekitar 15 menit, cabut yuuuk. Mending lamaan di tempat snorkeling, menghindari banyaknya wisatawan ini.

    Pulau Pasir

    Pulau Pasir

  1. Lokasi snorkeling terletak tidak jauh dari pantai Lengkuas. Bisa kelihatan Mercusuar pulau Lengkuas dari sini. Kapal membuang jangkar di sini dan silakan para penumpangnya terjun ke laut untuk snorkeling. spot snorkelNah, kami sangat menikmati snorkeling di sini. Selain tidak terlalu ramai (rupanya ga semua wisatawan mau snorkeling), underwater nya memang bagus. uw6Terumbu karangnya sangat indah, sehingga banyak ikan2 karang yang bersembunyi di situ. Langsung lihat foto2 underwaternya saja ya.
Birdnose wrasse fish (ikan yang bermoncong itu)

Birdnose wrasse fish (ikan yang bermoncong itu)

Jenis ikan memang tidak sebanyak di Maldives (lihat fotonya di Maldives trip) dan jenisnya berbeda. Tapi di sini lah kami melihat ubur2 atau jelly fish hidup untuk yang pertama kalinya. Kereeeen ! Cuma susah difoto nih, karena kan transparan. Lagipula ubur2 ini jika dipegang dapat menyebabkan kita gatal2, jadi harus jaga jarak yah.

Yang transparan itu jelly fish (ubur2)

Jelly fish (ubur2) & bulu babi

Di sini lah kami baru bisa menikmati keindahan laut Belitung. Coba lihat ikannya macam2 jenis yah. Karena cuaca cerah, maka visibility di dalam laut jadi bagus. Snorkeling pun jadi sangat menyenangkan karena laut terlihat jernih.

uw4

Ada lagi nih jenis yang lain. Cuma memang kalo mau lihat beragam jenis ikan itu harus agak menyepi karena banyak ikan yang bersembunyi di dasar dekat terumbu karang.

Ikan belang2 ini yang banyak banget

Ikan belang2 ini yang banyak banget di permukaan

Akhirnya setelah tangan pada keriput dan melihat jam sudah siang, terpaksa harus disudahi snorkeling nya. Total waktu snorkeling sekitar 1,5 jam, hahaha…

kanan bawah : Kima raksasa (kerang laut yang langka)

kanan bawah : Kima raksasa (kerang laut yang langka)

  1. Pulau Lengkuas. Pulau yang betul2 pulau jika dibandingkan dengan 2 spot pertama tadi. Objek utamanya adalah mercu suar setinggi 18 lantai. Di dekat mercusuar ada juga penangkaran penyu. Banyak sekali anak penyu nya di situ.

lengkuas

Cuci kaki dulu ya sebelum masuk mercu suar, ada baskom air yang sudah disediakan. Tiket masuknya Rp. 5.000 /orang. Hanya orang berhati teguh yang mau naik ke atas, hehe.. Tapi ga rugi kok. Di tiap lantainya, kita bisa berhenti untuk beristirahat karena memang ada anjungan dan jendela sehingga kita bisa melihat pemandangan di luar mercu suar.

View dari mercusuar

View dari mercusuar

Yang naik mercusuar hanya kami saja, papa-mama menunggu di pantai sambil ditemani guide. Oke deh. Yang mau santai di pantai ini bisa sambil minum kelapa muda juga.

Sampai di atas :)

Sampai di atas 🙂

Untuk paket, kami ada jatah minum kelapa muda hari ini. Terserah, mau diambil di pulau Lengkuas atau pulau Kepayang sambil lunch nanti. Kalo papa-mama ambil di sini. Kami nanti saja di Kepayang.

Kami menikmati jendela di tiap lantai yang menghadap ke arah berbeda2. Jadi kami bisa mendapatkan pemandangan laut yang berbeda2. Keren ! Apalagi sudah sampai di puncaknya. Wow..speechless. Total waktu untuk naik-turun mercusuar paling sekitar 20 menit. Di bagian atas juga ga bisa lama2, karena sempit dan harus gantian juga kan dengan pengunjung lain.

Sayang, tangganya sudah berkarat dan untuk anak tangganya ada yang sudah hilang. Jadilah para pengunjung harus hati2 ya, ada step dimana kita harus melangkah 1-2 anak tangga karena ada anak tangga yang hilang tadi.

Untuk pengunjung usia 40 tahun ke bawah rasanya wajib deh naik ke atas. Ga sulit kok, santai aja. Nah, kalo usia 40-60 tahun, coba dipertimbangkan saja.. kalo merasa kuat ya oke, kalo engga ya sudah. Kalo di atas usia 60 tahun (seperti papa-mama) sebaiknya ga usah deh. Bukan naiknya yang susah, tapi turunnya yang bahaya. Apalagi dengan anak tangga yang hilang, jadi repot deh nanti kalo jatuh atau keplitek.

Hati2, ada anak tangga yang sudah copot

Hati2, ada anak tangga yang sudah copot

Rata2 wisatawan yang sewa boat (tidak ambil paket tour) akan bawa nasi box dan makan lesehan di sini. Jadi di pulau ini banyak sekali pengunjung yang piknik buka bekal di pantai.

  1. Pulau Babi/Haji/Gede/Kepayang. Kenapa bisa ada 4 nama ? Awalnya memang ada yang berternak babi di sini, makanya dinamakan pulau Babi. Setelah ternak babinya musnah semua, namanya jadi pulau Haji. Terus disebut juga pulau Gede karena luasnya yang memang paling besar di antara pulau2 sekitarnya. Kalo nama Kepayang, ga jelas ceritanya ha..ha..
Pulau Kepayang

Pulau Kepayang

Di pulau ini ada tempat makan yang besar dan teduh. Ada area bbq di bagian belakang. Nah, yang mau makan di sini harus bawa sendiri bahannya dari darat, karena di sini ga jual makanan. Paling hanya jual pop-mie dan minuman.

Pemandangan saat lunch

Pemandangan saat lunch

Makan siang kami sudah dibawa dari RM Lili tempat kami makan siang di hari pertama. Yang mentah hanya ikannya saja. Yang lain makanan matang. Jadi ikannya baru dibakar oleh awak perahu kami, Erwin, di tempat ini. Banyak juga awak perahu lain yang bbq di sini, seru juga lihat proses bakar ikan, udang, cumi bareng2 begitu.

Lunch time :)

Lunch time 🙂

Makan siang kali ini puas banget. Ada bbq ikan 2 rasa, gangan, udang, sayur kangkung dan genjer. Sambil makan enak, mata juga bisa melihat pemandangan pantai dan laut yang spektakuler. Kami pun menikmati kelapa muda jatah kami di sini. Mantap !

Kelihatannya yang makan di sini adalah tamu2 yang menggunakan paket wisata/tour. Karena memang sudah disiapkan semuanya. Di tempat makan ini juga boleh ambil teh-kopi sepuasnya.

Ada jalan menembus hutan untuk sampai di sisi pulau yang lain. Selesai makan, kami menelusuri jalan ini. Egy mengantarkan kami supaya ga nyasar katanya, padahal sih ga mungkin nyasar ya… cuma 1 jalan kok.

Sisi lain Pulau Kepayang

Sisi lain Pulau Kepayang

Ternyata di sisi pulau yang ini, ada model tempat makan lagi, ada dive shop dan ada juga perahu yang berlabuhnya di sana. Bedanya, di sisi pulau yang ini ada batu besar dan pantainya lebih kecil daripada yang tadi tempat kami makan. Ada juga penangkaran penyu di sini.

Kembali ke tempat perahu kami berlabuh, tempat makan sudah sepi, tidak ada wisatawan lagi karena memang sudah hampir sore. Sekitar jam 14.30. Boleh lah bersantai sejenak ya…

kepayang 4

  1. Pulau Batu Berlayar. Ini pulau terakhir yang kami kunjungi. Bersyukur banget sama Tuhan yang sudah berkenan memberikan cuaca cerah hari ini. Gelombang laut cenderung tenang sehingga perjalanan lancar.
    Erwin dan penampakan pulau Batu Berlayar

    Erwin awak kapal dan penampakan pulau Batu Berlayar

    Pulau ini kecil dan penuh dengan batu2 besar yang jadi target foto2. Mirip seperti pantai Laskar Pelangi yah, cuma memang suasana nya beda karena kita ada di tengah2 laut. Ada 1 batu yang mirip layar kapal, makanya pulau ini dinamakan Pulau Batu Berlayar. Buat kami lebih mirip stonehenge di inggris itu, jadi batu2 berdiri mengelilingi pulaunya.

batu 2

Lumayan nih buat objek foto2 memang. Bisa main2 di antara bebatuan. Tapi selain itu berenang di area ini juga menyenangkan. Airnya seperti biasa jernih, jadinya segar deh panas2 berendam di laut.

batu 4

Di sini bisa pose naik2 batu, bahkan kalo berani silakan berpose seperti yang dilakukan Egy berikut ini. Serasa jagoan kungfu yah 🙂

Egy, our guide yang keren & jago break-dance

Mr.Egy, our guide yang keren & jago break-dance

Ada juga nih 2 ekor bintang laut seperti yang tadi di pulau pasir. Kami pose dulu deh dengan mereka. Ketemu juga bintang laut yang masih muda, warnanya hampir sama dengan pasir.

batu bintang

Di sini pun jika sudah penuh wisatawan tentu jadi kurang nyaman karena pulaunya kecil.

batu 3

Tiba kembali di Tanjung Kelayang sekitar pukul 3 lebih. Bayar tips dulu ke tukang perahu untuk tenaga dia bakar ikan di pulau sebesar 50 ribu. Lanjut deh pulang ke hotel dengan cukup lelah dan kaki basah berpasir 🙂

Sore ini istirahatnya lama di hotel. Jadi sempat jalan2 sebentar, tapi ga bisa dapat sunset kali ini karena berawan. Bagusan kemarin sih. Sambil santai sore2 di area outdoornya hotel, sambil Jeff menikmati juga kopi Kong Djie yang dijual di situ. Salah satu kopi khas Belitung nih, sampai kerjasama buka gerai di hotel. Harganya 20 ribu, mahal juga ya… hm.. namanya juga beli di hotel.

Yummy dinner

Yummy dinner

Makan malam di Dynasty, restoran Chinese food terbesar di Belitung yang punya hall besar untuk acara2, terpisah dari tempat makan yang untuk tamu biasa. Pada saat kami datang, ternyata sedang ada resepsi pernikahan orang Tionghoa Belitung, seru juga. Kami makan di bagian samping gedung resepsi dengan tamu2 biasa yang lain. Makanannya bisa lihat sendiri di foto. Ada ketam/kepiting isi, makanan khas Belitung juga, enaaak banget ! Kali ini disediakan juga buah potong sebagai penutup.

Suasana makannya agak kepanasan karena AC mati. Waktu kami minta AC dinyalakan, orang restorannya bilang tidak bisa karena PLNnya mati dan genset nya tidak kuat. Yah, problem klasik di Belitung.

Oya tambahan info, di Belitung kebiasaan anak mudanya kumpul2 itu 2x seminggu, malam minggu (sabtu malam) dan malam kamis (rabu malam). Katanya kelamaan nunggunya kalo cuma 1x seminggu, astaga.. asik amat !

 

DAY 4 – Danau Biru Kaolin

Ini hari terakhir kami di Belitung, jadi mau cobain makan yamien babi Nyong Choi yang katanya enak itu. Ini tidak termasuk dalam paket ya karena memang tidak halal, tapi Egy siap mengantar. Mie ini buka pk.07.30 pagi dan tutup begitu habis. Kabarnya sih cepat habisnya, bisa jam 9 atau jam 10, hanya Tuhan yang tau deh pokoknya. Jadi daripada kehabisan, mendingan kami pagi2 aja datang ke sini. Janjian sama Egy untuk dijemput jam 7.30 pagi di hotel.

Yamien Nyong Choi / A Choi

Yamien Nyong Choi / A Choi

Pagi2 jam 6.30 kami breakfast dulu di hotel, makan seperlunya saja. Lalu jam 7.30 berangkat ke tempat mie Nyong Choi. Letaknya tidak jauh dari mie Atep. Penampakan dan rasa mie nya mirip yamien asin di Bandung ditambah semangkok baso seafood kuah. Enak sih, sama seperti di Bandung, hehe.. Harganya 25 ribu rupiah. Porsinya jauh lebih banyak daripada mie Atep, jadi sesuai lah harganya. Kami makan seporsi berdua, karena tadi kan sudah breakfast juga di hotel.

Papa dan mama tidak ikut, jadi kami bungkuskan saja buat nanti makan siang mereka. Jika dibawa pulang, maka yamien akan dibungkus dengan daun simpor dan baso seafoodnya langsung dicampur di situ, tanpa kuah. Di sini juga jual air jeruk biasa (jeruknya lebih besar) dan air jeruk kunci (jeruknya kecil2). Harganya 5 ribu segelas. Kalo teh gratis, semua tempat makan di Belitung sepertinya begitu, mirip di Bandung kan.

Selesai makan yamien, kami mampir dulu di Ancolnya Belitung. Pantai Tanjung Pendam yang ada di sebrang hotel Grand Hatika. Memang mirip Ancol. Di kompleks itu ada banyak tempat makan, toko, tempat seni, dsb. Bukanya mulai siang/sore hari dan ramai saat malam hari. Karena kami pagi2 mampirnya, jadi semua masih tutup, hanya ada beberapa orang jogging di situ.

View hotel pagi hari. Kanan bawah : Ancolnya Belitung

View hotel pagi hari. Kanan bawah : Ancolnya Belitung

Pantai Tanjung Pendam yang terletak di area ini sampai ke belakang hotel Aston memang kurang bagus untuk bermain pasir dan tidak bisa untuk berenang. Kabarnya ada lokasi lumpur hisap sehingga berbahaya dan sudah beberapa kali menelan korban jiwa bagi yang nekad. Pagi ini seperti biasa lautnya sangat surut sehingga yang terbentang di depan kami lebih seperti daratan pasir yang luas dengan genangan air di beberapa titik.

Balik ke hotel, kami masih sempat melihat2 sekitar hotel. Kali ini dari kolam renang ada pemandangan menarik, kapal yang terdampar di daratan pasir. Menarik juga. Nanti sore pastilah daratan ini sudah dipenuhi lagi oleh air laut.

Jadi jika mau berenang di hotel Aston ini, memang bagusnya ya sore hari ketika air laut sudah pasang dan bisa terlihat dari kolam renang. Ditambah kemungkinan adanya bonus sunset, asik deh. Sayang kolam renangnya kecil sekali. Kami lebih suka kolam renang Mercure yang di Padang, lebih besar, menghadap sunset dan sensasi edgeless nya benar2 terasa karena tidak ada pagar pembatas seperti di sini. Foto2nya bisa lihat di Minangkabau trip yah.

Jam 9.30 kami check-out dari hotel. Egy mengantar kami ke Rumah Adat Belitung, yaitu rumah panggung yang terdiri dari 3 ruangan display. Isinya sederhana sekali.

adatAda deretan foto2 jadul berisi awal orang2 Belanda memulai kehidupan mereka di Belitung. Mereka membuka sekolah, membuka usaha tambang dan lain2. Ada juga foto suku2 asli Belitung. Semuanya hitam putih dan hasil repro. Menurut stafnya, yang aslinya semua ada di Belanda. Ada juga pelaminan pernikahan adat Belitung lengkap dengan seserahan pada saat prosesi pernikahan.

Papa sempat berpose dengan gerobak dorong, topi dan tas dari bambu yang ditampilkan sebagai display, namanya liu-liu.

Karena memang bukan museum, maka kesannya berbeda sekali dengan waktu kami mengunjungi Museum Minangkabau di Padang yang sangat lengkap. Kami sempat menuliskan di buku tamu agar ditambah koleksi sehingga makin menarik buat para wisatawan.

Tempat terakhir yang kami kunjungi sebelum ke bandara adalah Danau Biru Kaolin. Danau ini masih aktif ditambang, bekas galian tambang menyisakan danau dengan air warna biru yang mempesona.

kaolin

Tidak heran kalau tempat ini menjadi objek foto untuk para wisatawan baik sebelum ke bandara maupun baru datang ke Belitung karena letaknya yang memang tidak jauh dari bandara.

Keren abis !

Keren abis !

Ini adalah objek wisata yang terakhir kami kunjungi. Selamat tinggal Belitung… sampai berjumpa lagi..

 

EPILOG

Untuk berlibur 4 hari 3 malam, dengan 3 malam di hotel berbintang, mobil, boat, makan lengkap, kami mengeluarkan 2,4 juta/pax. Harga yang terbilang murah dengan rombongan kami yang hanya 4 orang.

Secara umum Belitung adalah destinasi wisata yang sangat potensial. Baik dari segi keindahan alam dan juga kulinernya. Sangat child friendly karena lautnya yang sangat tenang seperti danau. Jadi ga akan kuatir terseret ombak. Pasir pantainya juga putih bersih, jadi nyaman untuk bermain anak. Hanya saja memang tidak ada angkutan umum maupun taxi yang beredar. Hanya ada 6 buah taxi di seluruh Belitung yang bisa dipesan untuk perjalanan bandara – hotel. Jadi alternatifnya memang harus rental mobil sih.

Bagi yang ingin berwisata kuliner, sebaiknya menyewa mobil dan alokasikan 1 hari penuh untuk kuliner sehingga lebih puas untuk mencoba berbagai makanan khas Belitung. Menginaplah di pusat kota Tanjung Pandan, misalnya Grand Hatika karena sangat mudah mencari jajanan. Aston juga disarankan bagi yang ingin menikmati view laut dari kolam renang.

Bagi yang ingin menikmati keindahan alam, sisihkan waktu minimal 1 hari penuh untuk jelajah pulau dan 1 hari penuh untuk menikmati pantai Tanjung Tinggi. Tentu sebaiknya menginap di Lor-In yang berada di dekat pantai2 dan pulau2 tersebut. Hotel Lor-in sangat direkomendasikan bagi pecinta pantai/laut dan kurang direkomendasikan bagi pecinta kuliner, hehe.. di sekitar Lor-in memang masih sulit mencari tempat makan karena lokasinya yang jauh dari pusat kota.

Bye Belitung..

Bye Belitung..

Sedangkan Belitung Timur lebih kepada penggemar Laskar Pelangi, Andrea Hirata, Ahok, atau penikmat sastra yang suka membaca. Di luar itu ga terlalu rekomen untuk ke Belitung Timur, selain jauh dan butuh waktu seharian penuh untuk mengeksplorasinya, tempat wisata alam dan kulinernya kalah dengan Belitung Barat. Tapi jika waktunya senggang dan penasaran dengan Belitung Timur ya boleh2 aja sih.

Di Belitung hanya ada 3 provider komunikasi : Indosat, Telkomsel dan XL. Di luar itu bakal no signal dan tidak bisa digunakan. Contohnya Diana yang menggunakan “tri” untuk blackberry nya terpaksa mengandalkan wifi hotel deh.

Beberapa Saran :

  • Waktu minimal untuk liburan ke Belitung adalah 4 hari jika ingin mengunjungi Belitung Timur dan 3 hari jika hanya ingin bermain di Belitung Barat. Ingin menjelajah semua (Barat dan Timur) dalam waktu 3 hari terlalu ambisius, yang ada hanyalah terburu2 di setiap spot dan kurang enjoy.
  • Belitung memiliki hewan langka yang namanya Tarsius di area Batu Mentas. Jika tertarik, singgahlah ke sana dalam perjalanan pulang dari Belitung Timur.
  • Usahakan hari untuk island hopping bukanlah weekend (Sabtu/Minggu) karena akan sangat ramai. Bila terpaksa harus memilih antara Sabtu atau Minggu, pilihlah hari Minggu.
  • Jika mau mencicipi mie Atep dan mie babi Nyong Choi, sebaiknya gunakan waktu pagi hari begitu tiba di Belitung sarapan mie Nyong Choi (karena hanya buka pagi hari) dan sore/malam hari ke mie Atep (karena buka sampai malam).
  • Jika menginap di Lor-in, usahakan sore harinya tidak bersamaan dengan makan pisang goreng di Bukit Berahu. Nanti jadi double makan pisang goreng dalam waktu hanya berkisar 1-2 jam seperti kami, hehe..
  • Lebih baik sekalian ambil paket tour private dengan itinerary yang fleksibel, daripada sewa mobil+sewa boat+urus makan sendiri. Harganya sama saja. Malah lebih nyaman karena bisa menikmati fresh seafood di pulau Kepayang dan bukan lesehan makan nasi box di pulau Lengkuas. Jika sewa mobil, kebanyakan akan mampir di tempat2 makan seperti pengalaman kami di Minangkabau dulu. Seru sih kalo waktunya banyak, kalo waktu mepet jadi buang waktu.
  • Jika hendak pergi berkelompok, carilah teman jalan yang “sepaham”. Akan repot jika saat jelajah pulau yang satu mau snorkeling dalam waktu lama (seperti kami), yang satu maunya foto2 di pulau dalam waktu lama. Atau saat di museum kata, yang satu penggemar sastra yang mau baca tulisan2 di dinding, yang lainnya ga suka baca jadi 10 menit foto2 di museum sudah pengen cabut. Nanti semua jadi ga puas.

Oke, liburan sudah berakhir dengan hati puas dan senang. Thanks buat Pak Edi dari Belitung Paradise yang sudah mengatur semuanya dan Egy yang sudah menemani kami selama di Belitung. Luar biasa deh Egy ini, masih muda tapi wawasan dan attitude nya betul2 jempolan. Sangat sangat customer oriented dan servicenya excellent !

Semoga pariwisata Belitung tambah maju dan banyak anak dari pelosok negri yang mengharumkan nama bangsa ke seluruh penjuru dunia seperti Andrea Hirata.

Kami pun mohon doa restu atas proses penulisan buku kami yang sedang dalam proses editing oleh pihak Gramedia. Akan ada lebih dari 20 destinasi dalam buku tersebut dan Belitung trip adalah trip terakhir yang akan masuk di buku tersebut. Semoga dapat keluar dalam waktu dekat dan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk merayakan kebersamaan dengan orang-orang tercinta melalui traveling ke berbagai destinasi cantik yang Tuhan telah ciptakan di dunia ini ! Amin.

 

Baca kisah sebelumnya di Belitung trip part 1

 

 

Advertisement
Categories: 2015-2019, ASIA, INDONESIA, Sumatera | Tags: , , , , , , , , , | 6 Comments

Post navigation

6 thoughts on “Belitung : 12-15 Juni 2015 (part 2)

  1. Mela Keizer

    Dear Pak Jeff & Ibu Diana, thx buat artikelnya! saya jadi semakin tertarik untuk pergi ke Belitung 🙂 mungkin saya terlambat tapi apakah pak jeff/ibu diana masih punya contact person bp Eddy dan eggy? saya ingin menanyakan paket liburannya juga kebetulan orang tua saya berdomilisi di Tangerang dan saya rencananya akan mengunjungi beliau Oktober nanti sekalian liburan di Indonesia. satu lagi kira2 mahal gak ya harga paket spt yg kalian ambil hehehe.. terimakasih sebelum dan sesudahnya. cheers, mela

    • Silakan buka saja website nya Belitung Paradise. Untuk biaya semua sudah dituliskan di dalam blog, coba dibaca lagi lebih detil. Selamat menikmati Belitung 😉

  2. Martha

    Mohon informasi nya,nama travel agent yang dipakai apa?saya berencana liburan ke belitong akhir tahun ini. Trima kasih

    • Lah, di dalam postingan jelas kok beberapa kali nama travel nya dicantumkan. Mulai dari persiapan di part 1 sampai ucapan terima kasih di part 2. Coba dibaca lagi lebih detil.

  3. dany

    asik ceritanya, terimakasih buat informasinya, bisa jadi inspirasi ke belitung nih….

    • Sip. Kami rekomendasikan Belitung deh ! Sampai sekarang jadi salah satu destinasi favorit kami di Indonesia.

Leave a Reply to Mela Keizer Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Blog at WordPress.com.

%d bloggers like this: