Hari ini kami tiba di Ketchikan yang menyebut dirinya sebagai “The Salmon Capital of The World”. Suhu di Ketchikan sekitar 8 derajat celcius dan cuaca diramalkan cerah. Sunrise pk.05.30 am dan sunset pk.08.01 pm. Jam di sini masih mengikuti jam Alaska, yaitu mundur 1 jam dari kota Seattle. Tiba jam 7 am dan punya waktu sampai maksimal pk.12.45 pm harus sudah balik di kapal. Jadi cuma sekitar 5 jam lebih di sini. Apalagi kami tibanya di port khusus NCL yang terletak di luar kota Ketchikan.
Dari port, kami melewati ruangan besar seperti bekas gudang yang isinya cafe dan penjualan souvenir. Keluar gedung tersebut, kami naik shuttle sekitar 15 menit ke pusat kota. Gratis dan banyak tersedia, tapi artinya waktu kami ga banyak untuk menjelajah Ketchikan.
Pk.7.00 am kami tiba di port kedua yaitu kota Skagway. Suhu di Skagway sekitar 7 derajat celcius dan cuaca diramalkan cloudy. Sunrise pk.05.37 am dan sunset pk.08.25 pm. Jam Skagway sama dengan Juneau, jadi mengikuti jam Alaska yaitu mundur 1 jam dari kota Seattle. Di kota ini kita punya waktu sampai pk.7.45 pm, sebelum harus naik lagi ke kapal. Jadi ini kota yang paling lama waktu berlabuhnya di sepanjang perjalanan cruise kami, seharian !
Skagway adalah kota kecil dengan jumlah penduduk tidak sampai 1.000 jiwa. Ketika cruise kami berlabuh, tentu saja kota ini mendadak menjadi ramai oleh ribuan tamu cruise. Di kota ini tidak banyak yang bisa dilihat karena benar2 kecil. Hanya ada rumah penduduk, toko2 souvenir, 1 bank dll. Jalan2 di kotanya ga sampe 1 jam pasti beres. Jadi sangat disarankan untuk ambil tour/excursion ke luar kota Skagway nya deh.
Pk.1.30 pm kami tiba di port pertama yaitu kota Juneau. Akhirnya bisa menyentuh daratan juga nih setelah sekian lama berlayar. Juneau merupakan ibu kota negara bagian Alaska, USA. Jangan bayangkan Juneau seperti kota besar dengan gedung tinggi ya. Ini Alaska, penduduknya sedikit, kotanya kecil dan dikelilingi pegunungan yang saat ini masih diliputi salju.
Suhu di Juneau sekitar 2-5 derajat celcius dan cuaca diramalkan cloudy. Sunrise pk.05.40 am dan sunset pk.08.15 pm. Jam di Juneau mundur 1 jam dari kota Seattle atau waktu di lautan kemarin. Informasi ini semua ada di booklet ya, jadi sudah memudahkan penumpang untuk adjust jam dan memperkirakan kostum yang mau dipakai. Di kota ini kita punya waktu sampai pk.10.30 pm, sebelum harus naik lagi ke kapal. Lumayan lama juga sih. Makanya untuk Juneau ini kami beli shore excursion dari kapal saja biar ga ribet. Ada 2 excursion yang kami pilih di Juneau ini : Goldbelt tram dan Mendenhall Glacier, yang tiketnya pas pertama sampai kamar di kapal sudah ada di atas ranjang itu.
Akhirnya tiba juga hari di mana kami akan berpetualang ke Alaska, salah satu negara bagian USA yang spektakuler pemandangan alamnya. Untuk tanggal liburan kami, hanya ada 1 cruise yang akan berlayar ke sana yaitu NCL Bliss. Cruise lain umumnya baru berlayar sekitar bukan Mei. NCL Bliss adalah salah satu cruise terbesar yang dimiliki oleh NCL dan didesain terutama untuk tujuan Alaska. Untuk naik cruise, kami berangkat dari Pier 66, tidak jauh dari Pike Place Market yang kami kunjungi kemarin.
Proses check-in dilakukan melalui apps dari jauh-jauh hari sebelumnya. Para penumpang diminta untuk mengisi rencana jam check-in. Check-in bisa dimulai dari jam 10.00 sampai jam 15.00 untuk keberangkatan kapal jam 17.00. Yang penuh duluan terisi adalah jadwal check-in yang paling awal. Rupanya penumpang ingin cepat2 naik kapal, supaya bisa segera menikmati fasilitas kapal. Setelah dipilih, nanti akan ada tag berwarna yang harus ditempelkan di koper atau tas bawaan kami. Warna tag tergantung jam check-in.
Selama di kapal, kami dapat jatah wifi gratis terbatas 150 menit per orang. Ini aksesnya juga dari apps. Nanti bisa ketauan sudah terpakai berapa banyak dan sisa berapa banyak jatah wifinya. Kami irit2 deh ini pakainya, gantian antara Jeff dan Diana untuk berkomunikasi dengan keluarga.
ITINERARY CRUISE
1. Seattle – 15 April
Di Pier 66 sudah ada tempat drop off khusus. Jadi mobil bisa menurunkan penumpang dan kopernya di situ. Nanti koper bisa langsung diletakkan di tempat drop bagasi, di situ juga banyak petugas yang siap membantu. Nantinya koper akan dikirim langsung ke kamar.
Kali ini kami ke Seattle dalam rangka hendak pergi ke Alaska menggunakan cruise. Nah, cruisenya berangkat dan pulang dari port di kota Seattle-USA. Pas juga ada family Diana yang tinggal di Edmonds, kota kecil suburb nya Seattle. Jadi bisa sekalian temu kangen sama mereka. Dari Jakarta naik JAL transit dulu di Narita, bisa baca di postingan ini pengalamannya.
Day 1 : 13 April 2023 (Cherry Blossom – University of Washington)
Tiba di Seattle Tacoma International Airport, kami sudah dijemput oleh family Diana. Kami akan menginap di rumah mereka 2 malam, sebelum pergi cruise. Perjalanan ke rumah sangat lancar. Kami melalui highway, namun tidak sebesar dan seramai seperti saat kami traveling di California tahun lalu USA part 1 – Los Angeles (California) : 23-25 April 2022
Ini pengalaman pertama kami naik maskapai JAL dari Negeri Matahari Terbit. Pesawat berangkat dari Soekarno Hatta jam 06.35 pagi dan mendarat di Narita Jepang jam 16.20 waktu setempat, Jepang itu beda waktunya 2 jam lebih dulu dibandingkan Jakarta. Kemudian dari Narita dijadwalkan berangkat lagi jam 18.05 dan tiba di Seattle Tacoma International jam 11.00 waktu setempat. Seattle itu beda waktunyanya 14 jam di belakang Jakarta.
Jadi kami berangkat dari Jakarta tgl 13 April 2023 pagi dan tiba di Seattle di tanggal 13 April 2023 siang. Seru ya, seperti dekat jaraknya, padahal waktu tempuh perjalanan dari Jakarta ke Seattle itu total sekitar 17 jam naik pesawat, di luar waktu transit.
Kami naik pesawat Boeing 787-8 dengan kombinasi seat penumpang 2-4-2. Jadi cocok buat kami yang pergi berdua dan cari seat yang berdua aja. Spacenya lumayan luas di dalam pesawat termasuk untuk sandaran kakinya. Untuk toilet, hanya terletak di tengah2. Tidak ada toilet di bagian paling belakang sebagaimana pesawat lain pada umumnya.
Pesawat JAL dengan digital window. Kelihatan beda2 kan warna window nya antar penumpang ?
Yang menarik adalah untuk membuka tutup jendela tidak lagi manual dengan tambahan penutup, tapi menggunakan sistem digital. Jadi ada tombol pengatur yang bisa dipencet di bawah jendela. Kita bisa mengatur tingkat terang-gelap nya. Jika gelap jadi seperti kaca riben, tidak silau dan masih bisa kelihatan pemandangan di luar jendela. Jika mau take off dan landing, maka jendela akan diatur secara otomatis oleh sistem pusat untuk kondisi paling terang. Ga perlu lagi pramugarinya sibuk mengingatkan penumpang untuk buka jendela. Mantap!
Setelah perjalanan kami road trip di Western USA (2022) yang sangat menyenangkan, kami pun ingin lanjut jalan2 lagi di Amerika tapi di bagian yang lain lagi. Mumpung Visa USA masih berlaku dan pandemi COVID sudah ga terasa di USA. Kali ini kami mau ke tempat yang lebih jauh dan dingin di bulan April, yaitu Seattle dan Alaska. Di Seattle ada family Diana jadi akan menginap di sana dan untuk Alaska kami akan ikut cruise.
Perjalanan kali ini cukup unik. Kepentingannya bukan untuk liburan dan bukan untuk bisnis. Yang pergi juga cuma Diana sendiri di hari kerja biasa. Nah, supaya ga penasaran, silakan dibaca sampai selesai ya.
Kota tujuan kali ini adalah Ponorogo, kota kecil di dekat Madiun. Dari Jakarta, kita bisa naik kereta sampai Madiun saja, belum bisa sampai ke Ponorogo. Pilihan kereta eksekutif ada 3 : Gajayana, Brawijaya dan Bima. Waktu keberangkatan dan ketibaan hampir sama semua, cuma selisih masing-masing 1 jam saja. Berangkat dari Gambir sore/malam hari dan tiba tengah malam/subuh. Diana pilih Gajayana yang paling cepat perjalanannya dan jam tiba nya paling mendingan. Berangkat pk.18.40 dan tiba pk.03.20 pagi. Yang lain tibanya lebih awal, jam 1 dan jam 2 pagi, duuh.. lebih parah rasanya.
Ini pengajuan Visa Canada kami yang kedua kalinya sejak kami menikah. Sebetulnya ini juga terpaksa sih, karena tujuan kami bukan ke Canada melainkan Alaska Cruise dari USA. Tetapi karena itinerary cruisenya “melewati” wilayah Canada, jadi walau kami bisa saja tidak turun di port Canada tapi tetap saja untuk naik Cruise nya kami harus punya visa Canada. Well, ya sudah lah, mau gimana lagi.
Untuk pengajuan visa Canada yang pertama kali adalah di tahun 2018, waktu itu memang tujuannya mau ke Canada. Selengkapnya bisa dibaca di sini. Nah, setelah pandemi COVID banyak perubahan terkait cara mengurus Visa Canada. Jadi kami coba bagikan pengalaman kami yang sekarang ya.
A. Lama & Alur Proses Peninjauan Aplikasi Visa
Dahulu, proses dari submit form sampai visa tertempel di paspor termasuk sangat cepat, tidak sampai 1 minggu beres. Nah, sekarang proses dari submit sampai visa jadi bisa sampai 2 bulan ! Beda banget ya. Alurnya pun sekarang lebih ribet, karena mesti beberapa tahapan.
Perjalanan kami ke Ciwidey kali ini adalah untuk merayakan hari ulang tahun kami berdua di bulan Oktober. Tahun lalu, kami pernah menginap juga di Ranca Upas, Ciwidey (2021). Hawa yang dingin dan penginapan yang menyatu dengan alam memang menjadi daya tarik untuk area Ciwidey ini. Karena masih dalam era COVID, walau sudah melandai, namun kami masih tetap berusaha memilih tempat menginap yang private. Jadinya kami memilih 1 malam di Glamping (Glamour Camping) Legok Kondang dan1 malam di Glamping Lakeside Rancabali.
Harga untuk glamping di Ciwidey ini tergolong mahal menurut kami, karena menjual nuansa tenda tapi harga setara hotel bintang 4 atau 5. Untuk Glamping Legok Kondang, kami ambil Luna Tent di harga 3,5 juta per malam. Sementara untuk Glamping Lakeside Rancabali kami ambil Lakeside Tent di harga 1,5 juta per malam. Mari kita coba, seperti apakah rasanya menginap di glamping mahal ini ?