Hari ini, kami mau pergi melihat binatang komodo di Pulau Komodo, salah satu highlight yang tidak boleh dilewatkan saat berwisata ke Labuan Bajo. Soalnya habitat asli si komodo di seluruh dunia, ya hanya di sini. Komodo menjadi kadal terbesar di dunia yang masih hidup hingga sekarang.
Atas : sunrise pagi hari di Labuan Bajo Bawah : desa Komodo
Jumlah komodo yang ada di Labuan Bajo diperkirakan 3.000 – 3.500 ekor. Habitat mereka hidup dan tersebar di beberapa pulau seperti pulau Komodo, pulau Rinca, pulau Padar, pulau Motang, dan pulau Kode. Tapi populasi terbanyak dan yang sering menjadi objek wisata adalah di pulau Komodo dan pulau Rinca.
Untuk perjalanan kami bersama Andalusia-2 hari ini, ada 14 peserta yang ikut serta : 4 orang Indonesia (termasuk kami berdua), 2 orang Italia, 2 orang Luxembourg dan 6 orang Malaysia. Untuk crew kapal ada 8 orang yang terdiri dari kapten kapal, tour guide, ahli mesin, tukang masak dan dokumentasi. Untuk yang dokumentasi akan membantu dokumentasi kita baik melalui kamera, drone maupun kamera bawah air. Nanti semua hasil dokumentasinya akan dimasukkan dalam google drive dan dishare dalam wa group peserta yang sudah dibuat sebelumnya. Nama tour guide kami yang akan menginformasikan seluruh aktivitas selama pelayaran ini bernama Erik.
Setelah berjerih lelah mendaki gunung glacier, kami menuju Jokullsarlon. Stop dulu buat makan di jejeran food truck yang menjual macam2 makanan. Salah satu yang terkenal dan menjadi tujuan kami namanya Heimahumar. Ini food truck yang menjual local langoustine alias lobster versi Norway. Langoustine ini lebih langka dari lobster dan bentuknya lebih kecil dari lobster biasa, tapi rasanya manis dan enak seperti lobster biasa.
Langoustine Roll & Langoustine Soup
Menu favoritnya adalah langoustine soup (sup lobster) dan langoustine roll (hot dog tapi bukan pakai sosis melainkan suwiran daging lobster). Silakan dipilih sesuai selera. Diana pesan yang soup, karena sudah dingin2an setengah hari kan, pengennya makan yang hangat2. Tidak salah pilih, ini soup nya enaaaaak banget ! Daging nya ga pelit dan selain sup tetap dikasi roti juga sebagai karbohidrat nya.
Ini late post setahun lebih ya teman2, haha.. Baru sempat ditulis sekarang, tapi ga papa.. karena menurut kami tempat ini cukup menarik untuk diceritakan.
Day 1
Hari ini kami mau staycation di pulau Macan yang masuk dalam kepulauan Seribu. Sebelumnya kami pernah menginap di pulau Sepa Pulau Sepa : 15-16 August 2009 yang juga masuk dalam kawasan kepulauan Seribu. Atau pulau lain di luar kepulauan seribu yang pernah kami kunjungi adalah Pulau Umang : 15-17 Agustus 2015 yang berlokasi di propinsi Banten.
Kami kontak langsung ke pengelolanya. Pulau Macan mengklaim dirinya sebagai Eco Lodge, jadi sangat mengedepankan suasana alam baik di kamar maupun lingkungan pulaunya. Kami tertarik karena kamarnya model cottage natural dan bisa langsung nyemplung ke laut dari teras cottage seperti di Maldives. Bisa cek pengalaman kami menginap di Maldives (2015).
Pulau Macan
Sama seperti ke pulau Sepa, kami berkumpul di dermaga Marina, Ancol untuk bersama2 dengan pengunjung lain naik boat menuju pulau Macan. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2,5 jam (walaupun di webnya mereka menulis 90 menit). Jauuuh, tapi memang ini yg bikin air lautnya jadi bening banget di sekitar pulau Macan. Lokasinya lebih jauh dari Sepa yang cukup ditempuh 1,5 jam dari dermaga Marina.
Kali ini kami ingin liburan akhir tahun yang santai saja di dalam negeri, pilihan jatuh pada Pulau Bangka. Tetangganya, Pulau Belitung, memang lebih terkenal sebagai tempat wisata. Tapi kami sudah pernah trip ke Belitung (2015) bersama keluarga Diana. Sekarang giliran ke Bangka karena Jeff belum pernah. Diana sendiri pernah ke sini udah lama waktu tahun 1996 dan kesannya positif (makanan enak, pantai bagus).
Oke, kami dapat tiket Garuda di harga 2 juta untuk pp/orang. Kode bandaranya Pangkalpinang ya, kalo Tanjung Pandan itu kode bandaranya Belitung, jangan salah. Nama bandaranya sendiri di Bangka ini Depati Amir. Karena Garuda tidak tiap hari ada rute Jakarta-Pangkalpinang dan hanya ada di pagi hari, makanya mesti atur2 itinerary. Jadilah kami pergi tgl.26 Des pagi dan pulang tgl.30 Des pagi. Walau kelihatannya lama 5 hari, tapi efektif jalan2 nya hanya 3,5 hari sebetulnya.
Perjalanan dengan Garuda Indonesia untuk liburan ke Bangka
Hari terakhir bisa beraktivitas nih di LA, sebelum besok kami harus terbang kembali ke Indonesia. Sebetulnya dalam jadwal kami hanya ada 1 agenda hari ini, yaitu Warner Bros Studio di pagi hari dan sengaja lebihnya dikosongkan untuk belanja2 atau jalan2 santai. Tapi ternyata jadi penuh nih ditambah Griffith Observatory karena waktu pertama ngider di LA itu Griffith sempat penuh banget ga bisa parkir, jadinya kami mau coba di hari ini. Lalu juga tambah Santa Monica, karena kemarin ga sempat waktunya mampir ke sana pas perjalanan nyusur Pacific Coast Highway.
Catatan : Ada baiknya memang alokasi 1-2 hari kosong di akhir perjalanan jika memungkinkan untuk jaga2 jika ada rencana yang gagal di awal dan mau dicoba kembali di akhir perjalanan.
Warner Bros Studio
Yang pertama, kami mau ke Warner Bros, salah satu produsen film dan TV series terkenal di dunia. Lokasinya ada di Burbank, California. Kami mau ikut Warner Bros Studio Tournya. Tinggal buka https://www.wbstudiotour.com/ dan bisa pilih jenis tour dan jam yang diinginkan. Kami sudah booking ini dari sebelum berangkat ke USA.
Di California, ada jalanan menyusuri laut mulai dari San Francisco ke San Diego yang namanya Highway #1. Nah, jalur ini dikenal dengan nama Pacific Coast Highway (PCH), merupakan one of the most famous scenic drives in the world. PCH ini juga masuk dalam list National Scenic Byway yang dirilis oleh dept perhubungan USA.
Jadi jika kita mengunjungi California, usahakan menjalani rute ini ya, bisa drive seperti kami atau naik bus. Lalu boleh dari jalur mana saja, San Francisco ke bawah atau Los Angeles/San Diego ke atas, pemandangan nya sama saja. Jika seperti kami, rutenya dari San Francisco ke bawah, maka lautnya ada di sebelah kanan jalan. Jika hendak stop lebih mudah karena tinggal minggir saja (posisi mobil kan di sebelah kanan jalan). Juga pemandangan ke laut dari mobil tidak terhalang, jadi lebih menguntungkan sih rute ini.
Masalahnya, jika kita mengikuti jalur PCH ini secara murni, maka perjalanan menyetir akan jadi sangat lama. Padahal kami cuma punya waktu 2 hari untuk menyusuri PCH dari SF sampai LA, dengan menginap di Monterey. Jadinya kami kombinasi saja antara PCH dan jalur yang lebih to the point ya. Untuk hari ini, kami akan langsung drive ke Santa Cruz, baru menyusur PCH sampai Monterey. Jika menyusur PCH ke Santa Cruz bakal jauh dan lama soalnya.
Kali ini cerita perjalanan nya agak berbeda dibandingkan penulisan yang biasa kami lakukan. Jika biasanya kami menulis sesuai kronologis perjalanan seperti baca buku cerita gitu.. kali ini kami akan menuliskan review tempat-tempat yang dikunjungi saja. Hal ini karena perjalanan kali ini agak mix antara pekerjaan dan liburan dan perayaan wedding anniversary kami. Lalu juga kami pergi bersama dengan Jennifer (adik dari Jeff) dengan rute perjalanan yang kadang berbeda. Sehingga kami hendak memasukkan semua informasi yang kami dapatkan, baik itu kami jalani sendiri maupun berdasarkan informasi dari Jennifer yang menjalani nya, jadi lengkap.
TRANSPORTASI JAKARTA-BALI (PP)
Kami memutuskan untuk menggunakan pesawat demi efisiensi waktu. Pilihan jatuh pada Citilink dengan pembelian melalui Traveloka. Harga promo kami beli di kisaran Rp.500.000 per orang untuk pergi dan Rp.400.000 per orang untuk pulangnya. Sangat murah ya menurut kami dibandingkan harga tiket pesawat normal ke Bali. Di masa pandemi ini kelihatannya baik maskapai dan OTA (Online Travel Agent) banyak melakukan penurunan harga besar2an. Resikonya adalah kita harus fleksibel terhadap jadwal karena banyak kemungkinan jadwal pesawat kita di re-schedule/re-time, bahkan sampai berkali2.
Diana pernah menginap di Sanur saat acara Gathering Tim Kayross Psikologi Utama tahun 2019. Jadi bisa baca2 postingannya juga sebagai referensi. Tulisan pada postingan kali ini juga ada beberapa yang kami kaitkan dengan pengalaman tahun 2019 tersebut.
Akomodasi
Inna Bali Beach Resort, Sanur (Inna Group, hotel bintang 3)
Di pantai Sanur, ada 4 hotel yang berada dalam naungan Inna group dan merupakan hotel2 lama dan besar yang berada di tepi pantai Sanur. Yang 1 terletak di pantai Sindhu, sementara 3 lainnya sambung menyambung di area pantai matahari terbit. Ketiga hotel itu adalah Grand Inna Beach Hotel, Inna Bali Beach Resort & Inna Bali Garden Resort. Saat ini, yang dioperasikan hanya Inna Bali Beach dengan menggunakan lobby Inna Bali Garden. Semuanya demi efisiensi karena imbas pandemi. Jadi walau pun bookingnya hotel Grand Inna, nantinya akan dipindahkan menginap di Inna Bali Beach. Namun fasilitas kolam renang dari ke-3 hotel tersebut bisa digunakan semua.
Lobby yang open air dan cottage dengan teras bersantai
Pantai ini dapat ditempuh jalan kaki dari akomodasi kami di Batu Belig. Sebetulnya bisa melihat sunset di pantai ini, namun karena waktu yang terbatas, kami mengunjungi pantai ini di pagi hari. Pantainya luas dan sepi, natural sekali. Ada beberapa orang yang jogging di pantai. Ada juga yang memancing dengan duduk di tepi pantai, unik sekali. Kami tanya, memangnya bisa dapat ikan dengan memancing di pinggiran laut seperti itu ? Katanya bisa dan banyak. Keren juga berarti untuk snorkeling nih harusnya, hehe..